Anda di halaman 1dari 1

Tanaman Kopi

Fase yang menyerang buah kopi adalah larva dari Penggerek Buah. Hama ini cenderung menyukai tanaman kopi
yang rimbun dengan intensitas cahaya yang rendah. Gejala serangan yang ditunjukkan oleh hama ini pada saat imago
adalah dengan masuk ke buah kopi melalui diskus kemudian ke endosperm, serangan kepada buah-buah muda hanya
untuk keperluan makan bagi imago yang akan menyebabkan buah gugur dan busuk. Serangan pada saat buah
mengeras selain menggerek dan memakan biji kopi, bubuk buah juga berkembang biak didalam biji tersebut.
Akhirnya biji kopi menjadi berlubang-lubang, cacat dan busuk
Bubuk buah kopi merupakan kumbang kecil berwarna gelap hampir hitam. Daur hidupnya menunjukkan
keragaman yang cukup besar tergantung daerah dimana BBK hidup. Stadia imago betina 67 hari, jumlah telur yang
dihasilkan 37 butir. Stadia telur 5 hari, stadia larva 10-26 hari, stadia prepupa 2 hari, stadia pupa 5-11 hari, stadia
prakawin 2-3 hari, stadia praoviposisi 4-14 hari, sehingga dalam satu generasi 25-35 hari.
Cara penegendalian :

Pengendalian secara biologi memanfaatkan musuh alami dari H.hampei yaitu cendawan B. bassiana. Aplikasi
dilakukan sekitar bulan Desember-Januari-Februari. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengendalian ini berupa
Alat semprot (KSTT), Ember (10-20 liter), Drum (200 liter), Saringan (dari kain atau nilon), Kayu pengaduk, Air
bersih sesuai kebutuhan, Biakan cendawan B. bassiana. Dosis yang digunakan untuk per hektar adalah 1,5-2 kg
cendawan B. bassiana dan 200 liter air. Alat semprot menggunakan Knapsack tekanan tinggi (Maspion) atau Mist
Blower, alat harus bersih dari bahan pestisida sebelumnya.
Pembuatan larutan semprot dilakukan di luar tangki dengan wadah ember, larutan dibuat dengan 2 kg B.
bassiana yang dilarutkan dengan 10 liter air. Larutan harus diremas-remas didalam air sampai hancur untuk
menghindari penyumpatan pada nozzle semprot. Disiapkan juga drum dengan kapasitas 200 liter, diisi air ±50 liter
lalu larutan B. bassiana yang telah dibuat sebelumnya dicampurkan sambil diaduk agar tercampur rata lalu
ditambahkan air sampai 200 liter sambil terus diaduk.
Penyemprotan diusahakan dilakukan pada jam 05.00-10.00 atau jam 14.30-18.00, waktu terbaik adalah sore
hari karena hama bubuk buah melakukan penerbangan di sore hari. Dalam satu tahun, aplikasi menggunakan B.
bassiana dilakukan 1-2 hari dengan sasaran semprot diutamakan dompolan kopi

Hama Bubuk Buah Kopi

Kutu Putih termasuk dalam family Pseudococcidae, hama ini terdapat pada tanaman kopi, jeruk dll. Searangga ini
termasuk polfag (pemakan segala tanaman) dan tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis.
Kutu Putih terutama menyerang buah dan bunga kopi, tetapi pada saat populasi tinggi dapat menyerang pucuk
tanaman, daun dan buah muda yang terserang akan mengering dan gugur. Buah-buah yang sudah dewasa dan masak,
tidak gugur tetapi akan mengalami hambatan pertumbuhan sehingga berkerut dan masak sebelum waktunya.
Hilangnya produksi akibat dari serangan P. citri dapat mencapai 90%, yaitu disebabkan karena mengeringnya tunas
bunga, bunga, pengguguran buah muda, penyusutan buah kopi yang matang dan penurunan kualitas buah
Cara pengendalian :

Pengendalian secara kimia ditujukan sebagai tindakan pelengkap dan pengendalian hama bubuk buah kopi
saat populasi bubuk buah di kebun relatif tinggi (intensitas serangan di daerah sumber ≥10%). Pelaksanaan
pengendalian kimia dilakukan seawal mungkin saat buah kopi mulai mengeras (demegan), dilakukan secara selektif,
baik pada pohon atau areal yang menjadi sumber hama. Aplikasi dilakukan satu kali. Bila serangan masih tinggi dapat
dilakukan penyemprotan ulangan dengan catatan buah masih muda (PTP Nusantara XII, 2013)
Insektisida yang digunakan adalah insektisida berbahan aktif Metidation 40 EC karena bersifat penetrasi.
Dosis yang digunakan 0,25 liter atau dengan konsentrasi 0,2%. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat
Knapsack Sprayer Tekanan Tinggi (KSTT) diarahkan hanya pada dompolan buah.
Pengendalian secara kimia juga dilakukan dengan trapping dengan menggunakan botol air mineral bekas yang
dimodifikasi untuk menjadi perangkap hama yang didalamnya sudah diberi larutan untuk menarik hama dengan
formulasi yang telah umum digunakan yaiutu dengan campuran etanol dan methanol dengan perbandingan 1:1.
Larutan formulasi ini dimasukkan kedalam wadah plastik kecil lalu digantung ditengah botol lalu diberi lubang kecil
agar larutan dapat menguap dan menarik hama. Pada bagian bawah botol juga diberi larutan deterjen yang bertujuan
unuk mencegah hama keluar lagi, hama yang sudah terperangkapakanmasuk dan jatuh kedalam larutan deterjen
tersebut. Dalam 1 Ha, trap yang diberikan berkisar antara 30-35 buah trap. Untuk larutan etanol dan methanol per
Kutu Dompolan Putih trap diberi 10ml, Pergantian larutan trap dilakukan setiap satu minggu sekali.

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
2021

Anda mungkin juga menyukai