Anda di halaman 1dari 7

Hama pada karet > Penggerek : Kutu Perisai (Aspidiotus

Penggerek : Kutu Putih (Pseudococcus sp.)


destructor)

Dampak : Dapat menyebabkan kerusakan Dampak : Menyerang daun, jika kurang


pada tanaman karet tersebut, seperti pada plasma akan menghambat suatu
bagian pengakaran menyebabkan rapuh, pertumbuhan. Ditemukan pada daun,
mereka menyerang semua bagian tanaman, tangkai, bunga, kelopak, dan buah kelapa.
terutama pucuk, yang dapat menyebabkan Hama ini merusak dengan cara mengisap
daun menjadi kerdil, keriput, dan bahkan cairan daun, yang dapat menyebabkan
layu. Serangan kutu putih dapat kerusakan pada tanaman kelapa sawit.
menghambat pertumbuhan tanaman karet Selain itu, kutu perisai juga dapat
dan berpotensi menyebabkan kematian ditemukan pada pelepah daun, yang
dalam intensitas yang tinggi merupakan salah satu bagian yang rentan
terhadap serangan mereka
Pengelolaan : Upaya pengendalian kutu
putih pada tanaman karet meliputi Pengelolaan : Bila hanya beberapa anak
penggunaan agen hayati, insektisida, dan daun yang terserang, cukup dengan
praktik budidaya yang tepat. Selain itu, membuang anak daun tersebut, bila
waspadai juga serangan hama kutu putih seluruhnya sebaiknya pelepah dipangkas
Paracoccus marginatus, yang merupakan dan dibakar. Kutu-kutu ini sulit
hama pendatang baru di beberapa daerah, dikendalikan dengan insektisida karena
termasuk Bali tubuhnya ditutupi oleh lilin padat
berbentuk perisai. Penggunaan musuh
Hama pada kelapa sawit alami seperti Chilocorus politus sangat
> Penggerek : Belalang Pedang (Sexava efektif mengandalikan kutu perisai.
Coreacea) > Penggerek : Setothosea asigna / Setora
Stomata – fotosintesis nitens

Dampak : Merusak daun dan pelepah Dampak : Setora nitens adalah jenis ulat
daun pada tanaman kelapa sawit. Serangan api yang biasa menyerang kelapa sawit.
belalang Sexava pada daun kelapa dapat Mereka merusak daun kelapa sawit dengan
menyebabkan kerusakan hingga 40%, cara memakan jaringan daun, yang dapat
yang dapat mengakibatkan kerugian hasil mengakibatkan kerugian pada tanaman
saat panen sebesar 60% kelapa sawit. Serangan ulat api dapat
menyebabkan kerusakan pada daun kelapa
Pengelolaan : sawit, yang pada akhirnya dapat
1. Pengelolaan telur dengan penglolahan mempengaruhi pertumbuhan dan
tanah, dengn bercocok tanam atau produktivitas tanaman kelapa sawit.
pemberian insektisida ke dalam tanah Pengelolaan : Dengan cara sanitasi untuk
2. Pengelolaan secara hayati dengan menghilangkan nya yaitu dengan
memanfaatkan parasit telur leefmansia melakukan pembersihan di perkebunan,
bicolor dan tetrastichus sp memerlukan sumber daya air yang banyak,
membutuhkan dana yang besar. Bisa
3. Apabila parasit tifak mampu lagi dilakukan dengan cara penyemprotan
menekan peningkatan populasi, dapat pestisida secara menyeluruh.
dilakukan injeksi batang dengan pestisida
Hama pada tebu tanaman, penuruan kualitas dan produksi pada
kelapa.
Penggerek Pucuk Putih (Schirpophaga
nivellaintacta) Pengelolaan: Membersihkan semua tempat
yang diduga menjadi tempat
Dampak : Penggerek Pucuk Putih dapat perkembangbiakan hama. Membakar tanaman
menyebabkan kerusakan pada tanaman yang mati akibat serangan hama. Penggunaan
tebu yang mengurangi produksi gula. jamur Metarhizium anisopliae
membuat lubang atau terowongan di dalam
batang tebu saat mereka makan. Ini dapat
menyebabkan kerusakan struktural pada
tanaman dan melemahkan batang
Pengelolaan: Pemanfaatan musuh alami
parasit telur Telenomus sp
Penggerek Batang Bergaris Tebu (Chilo
sacchariphagus)

Dampak : Larva penggerek batang bergaris


membuat terowongan atau galeri di dalam
batang tanaman tebu saat mereka makan.
Ini dapat menyebabkan kerusakan
struktural pada batang tanaman.
Mengurangi produksi gula dan
produktivitas tanaman.
Pengelolaan: Pemanfaatan parasitoid telur
Telenomus sp, Trichogrammasp, parasitoid
larva Apanteles sp, dan parasitoid pupa
Xanthopimplasp.
Hama kelapa
Kumbang Janur Kelapa Brontispa
longissima
Dampak : Kerusakan Daun Kumbang janur
kelapa umumnya merusak daun kelapa dengan
cara menggali lubang-lubang kecil dan
memakan jaringan daun, penuruan
produktivitas tanaman.
Pengelolaan 1.Cara mekanis dengan mengerat
sedalam-dalamnya pucuk yang
terseranghama.2.Pemanfaatan parasit larva
Tetrastichus brontispae.
Kumbang Nyiur Oryctes rhinoceros
Dampak : Kumbang nyiur biasanya merusak
batang dan akar tanaman kelapa dengan cara
menggali lubang-lubang besar. Ini dapat
menyebabkan kerusakan struktural pada
Hama pada kopi : 2. Membersihkan pertanaman dari semut
rangrang karena serangan kutu akan sangat
1. Penggerek Buah Kopi (Hypotthenemus
merugikan apabila semut rangrang
hampei)
dibiarkan hidup.
Telur – Larva – Pupa – Dewasa
Hama pada kakao :
Dampak : kerusakan pada buah kopi
karena hama dewasa bertelur di buah kopi 1. Penggerek Buah Kakao
yang masih muda. Penurunan kualitas biji (Conopomorpha cramerella)
kopi. Penurunan produksi. Kerusakan Telur – Larva – Pupa – Imago
tanaman muda. Kerugian ekonomi.
Dampak : Kerusakan pada buah kakao.
Pengelolaan: Penurunan kualitas biji kakao. Kehilangan
hasil produksi. Nilai ekonomi menurun.
1. Memanfaatkan musuh alami
seperti parasitoid Heterospilus coffeicola, Pengelolaan:

jamur Cordyceps javanica, Hama ini dapat dikendalikan dengan


predator Dindymus rubiginosus. sanitasi, pemangkasan, membenam kulit
buah, memanen satu minggu sekali,
2. Memodifikasi lingkungan seperti kondomisasi, serta dengan cara
mengurangi naungan dan melakukan hayati/biologi seperti
pemangkasan. Trichogramma sp, cecopet.
3. Mengusahakan supaya selama 2. Kepik Pengisap Buah Kakao
jangka waktu tertentu tidak terdapat (Helopeltis sp)
buah kopi, baik di pohon ataupun Dampak : Penyedotan sari tumbuhan.
di tanah. Dengan demikian kumbang Hama pembawa penyakit virus. Penyebab
kerusakan pada bunga dan buah.
betina tidak mempunyai buah kopi untuk Penurunan kualitas biji kakao. Nilai
makanan atau untuk tempat berkembang ekonomi menurun.
biak. Hal tersebut dapat diusahakan antara
lain melalui rampasan, lelesan, petik Pengelolaan:
bubuk. 1. Pemangkasan
2. Pemanfaatan musuh alami seperti
2. Kutu Hijau (Coccus viridis) parasitoid Telenomus sp, jamur Beauveria
Dampak : Penyedot nutrisi dari tanaman bassiana,
kopi dengan menusukkan stilet mereka ke pemangsa cecopet, belalang sembah, dan
dalam pembuluh tanaman untuk laba-laba.
mengakses sari tumbuhan. Penyebeb
kerusakan pada daun. Gangguan pada Hama pada teh :
kualitas biji kopi. 1. Tungau Jingga (Tenuipelpus
Pengelolaan: obovatus)
Dampak : Penyedotan sari tumbuhan.
1. Secara alami dengan memanfaatkan Kerusakan pada daun. Penurunan kualitas
predator Coccinella sp, parasitoid daun teh.
Coccophagus sp, jamur Cephalosporium
sp. Pengelolaan:
1.Penggunaan tanaman pelindung Dampak : disebabkan oleh sugarcane
yang dapat mengurangi perkembangbiakan mosaic potyvirus (SCMV). Penyebab
hama. Stunting dan Deformitas Tanaman.
Kerusakan pada Akar dan Batang:
2.Pengelolaan dengan insektisida
selektif dan efektif. Penanganan :
2. Ulat penggulung daun melintang Rice Yellow Dwarf (RYD) Phytoplasma
(Homona coffearia) Group
Dampak : Menggulung daun. Penyedotan Sama kayak yang atas
sari tumbuhan. Penurunan kualitas daun
teh. Banyak daun teh yang tergulung.
Penyakit pada kopi
Pengelolaan dilakukan secara mekanik
yakni dengan pemetikan daun teh yang Coffee Leaf Rust (Hemileia vastatrix)
menggulung dan melakukan sortasi
terhadap daun-daun teh sewaktu Dampak : disebabkan oleh jamur
penimbangan. Semua daun teh Hemileia vastatrix. Jamur penyebab
terserangdimusnahkan dengan berbagai penyakit ini menyerang daun tanaman,
cara diantaranya pembakaran. menyebabkan bercak-bercak coklat pada
permukaan daun (spora). Penurunan
Penyakit pada tebu produksi pada kopi
Red Rot Disease (Colletotrichum Pengelolaan : pengelolaan penyakit dapat
falcatum) melibatkan penggunaan bahan alami
seperti ekstrak teh hitam dan pemilihan
Dampak : jamur Colletotrichum falcatum
varietas kopi yang tahan terhadap penyakit
Penyakit Vaskular, Colletotrichum
tersebut
falcatum menyerang sistem vaskular
tanaman tebu, terutama pembuluh yang Coffee Berry
membawa air dan nutrisi. Hal ini dapat Disease(Colletotrichumkahawae)
menghambat pergerakan air dan nutrisi.
Dampak : disebabkan oleh jamur
Grassy Shoot (Albino) Colletotrichum kahawae. Serangan CBD
dapat menyebabkan kerusakan pada buah
Dampak : disebabkan oleh sugarcane
dan daun tanaman kopi. esi kecil yang
mosaic potyvirus (SCMV). Penyebab
kemudian membesar dan berwarna gelap
Stunting dan Deformitas Tanaman, Grassy
pada buah kopi, serta pembentukan massa
Shoot Disease dapat menyebabkan
spora
stunting (pertumbuhan terhambat) pada
tanaman tebu. Tanaman yang terinfeksi Pengelolaan : penggunaan fungisida juga
biasanya memiliki daun-daun yang kecil, dapat menjadi salah satu langkah
kaku, dan terdeformasi. Kerusakan pada pengendalian, namun perlu diterapkan
akar dan batang. dengan hati-hati. Penanaman benih yang
bagus.
Penanganan : Pengendalian kutu daun.
Pembakaran terhadap tanaman yang Penyakit pada kakao
terinfeksi.
Vascular Streak
Sugarcane Grassy Shoot Disease Dieback(Oncobasidiumtheobromae/C.
(SCGS) theobromae)
Dampak : disebabkan oleh jamur mendeteksi keberadaan virus pada benih
Oncobasidium theobromae. VSD dapat dan tanaman lada.
menyebabkan kerusakan pada pembuluh
tanaman kakao. munculnya garis-garis Penyakit pada teh
atau jalur berwarna gelap pada batang dan Blister Blight (Exobasidiumvexans)
cabang tanaman
Dampak : disebabkan oleh jamur
Pengelolaan : Trichoderma sp. dapat Exobasidium vexans. Blister Blight
digunakan untuk mengendalikan menyebabkan pembentukan blister atau
pertumbuhan jamur Oncobasidium gelembung pada daun teh. Gelembung
theobromae . tersebut kemudian berubah warna menjadi
Black Pod Rot-StemCanker cokelat dan dapat mengering (hawar).
(Phytophthora palmivora) Pengelolaan : raktik budidaya seperti
Dampak : disebabkan oleh jamur pemangkasan pohon pelindung pada
Phytophthora palmivora. Busuk pada ketinggian tertentu di atas permukaan
buah, luka pada batang yang bewarna tanah dapat membantu dalam pengelolaan
gelap, penyakit ini.mengurangi penggunaan
kimia
Pengelolaan : Trichoderma sp. dapat
digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan jamur Phytophthora
palmivora yang menyebabkan penyakit
ini.pemupukan kalium
Penyakit pada tembakau : Penyakit pada Karet

Tobacco Mosaic Virus (TMV) > White Root Rot (Rigidiporus


Lignosus)
Dampak : Gejala utama TMV pada
tembakau adalah mosaik pada daun, yang Dampak : Penyakit yang dapat merusak
ditandai oleh pola bergelombang atau tanaman karet dengan menyebabkan
bercak-bercak yang berbeda warna, seperti kematian pada tanaman sehingga produksi
kuning dan hijau. Kerdil dan pucat. karet menurun. Penyakit ini disebabkan
oleh jamur Rhizoctonia solani yang
Pengelolaan : Pemberian pupuk daun cair tumbuh di dalam tanah dan menyerang
dapat membantu mengurangi intensitas akar tanaman karet. Dampak dari penyakit
serangan TMV pada tanaman tembakau ini adalah kerusakan pada sistem
Penyakit pada lada perakaran tanaman karet, sehingga
tanaman menjadi lemah dan mudah
CMV dan PYMoV terserang oleh hama dan penyakit lainnya.
Dampak : Salah satu gejala utama CMV Penglolaan : Untuk mengendalikan
pada lada adalah mosaik pada daun. Daun penyakit White Root Rot pada tanaman
yang terinfeksi dapat menunjukkan pola karet, dapat dilakukan dengan
warna yang tidak normal, seperti bercak- menggunakan metode pengendalian hayati,
bercak kuning, hijau, dan putih. Penurunan seperti penggunaan jamur antagonis
produksi. PYMoV dapat ditularkan Trichoderma sp. dan Penicillium sp yang
melalui vektor Ferrisia virgata, stek, dapat menghambat pertumbuhan jamur
penyambungan, dan biji. penyebab penyakit. Bisa juga
menggunakan fungisida untuk
Pengelolaan : Teknik deteksi seperti membunuhnya dan juga dengan
ELISA dan PCR dapat digunakan untuk penglolahan tanah
> Pink Disease ‘Jamur Upas’ (Corticum Pengelolaan : Pengendalian penyakit ini
Salmonicolor) perlu dilakukan secara intensif dan
terpadu, termasuk penggunaan agen
Dampak : Penyakit ini disebabkan oleh pengendalian hayati seperti Trichoderma
jamur Corticium salmonicolor dan sp. SBJ8 dalam bentuk biofungisida
menyerang batang dan cabang tanaman Ganofend.
karet. Gejala serangan penyakit ini antara
lain terlihat pada percabangan atau pada > Leaf Spot (Neopestalotiopsis
bagian bawah percabangan dan/atau saprophytica)
ranting. Penyakit ini dapat menyebabkan
kerugian yang signifikan, dan Dampak : Dapat menyebabkan kerusakan
pengendaliannya menjadi penting untuk pada tanaman karet. Gejala penyakit ini
meminimalkan dampak negatifnya. umumnya berupa bercak pada daun karet,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan
Pengelolaan : Penggunaan bakteri gugur daun. Dampak penyakit ini pada
antagonis (Pseudomonas sp.) sebagai karet antara lain adalah penurunan luas
pengendalian biologi. Selain itu,
daun dan produksi tanaman karet.
penggunaan biofungisida dan aplikasi
Pengaruh penyakit ini terhadap kondisi
ekstrak daun cengkeh juga telah diuji
untuk mengendalikan penyakit ini. fisiologis tanaman karet juga telah diteliti,
Pengendalian penyakit ini perlu dilakukan menunjukkan adanya pengaruh negatif
secara intensif dan terpadu untuk terhadap pertumbuhan dan kesehatan
meminimalkan kerugian yang tanaman karet
ditimbulkannya.
Pengelolaan : Bisa menggunakan
> Salb (M. Ulei) fungsida untuk membunuh jamur.
Pengelolaan penyakit Leaf Spot pada
Dampak : Penyakit Salb dapat
mengakibatkan kematian tanaman karet, kelapa sawit yang terkena perlu dilakukan
terutama pada daun muda (layu, keriting, secara terencana dan melibatkan berbagai
kehitaman lalu gugur) pendekatan, termasuk pengendalian
biologis, pengendalian kimia, dan
Penglolaan : Perlu dilakukan secara pelatihan penangkarina.
intensif dan terpadu, termasuk penggunaan
klon tahan SALB, pengendalian secara
kimiawi dengan fungisida, dan pelatihan
penangkarina tentang penyakit ini. Selain
itu, perlu dilakukan pengelolaan gulma
pada kelapa sawit untuk mengurangi risiko
serangan penyakit ini
> Palm Oil, Basal Steam Rot
(Ganoderma Boninense)
Dampak : Penyakit ini dapat
menyebabkan kerusakan parah pada
batang kelapa sawit, yang pada akhirnya
dapat mengakibatkan kematian tanaman
dan menurunnya produksi kelapa sawit.
Biasanya terjadi pada tanaman yang sudah
tua. Kerusakan pada batang hingga akar
dan menyerang keseluruh bagian tanaman

Anda mungkin juga menyukai