Anda di halaman 1dari 41

BUKU SAKU

PESTISIDA
NABATI
UNTUK PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TEH

BALAI PERLINDUNGAN PERKEBUNAN


2021
Kata Pengantar

Serangan hama dan penyakit seringkali menjadi

faktor penghambat dalam menjalankan proses

budidaya tanaman teh. Gangguan hama dan

penyakit ini dapat menurunkan hasil produksi hingga

menyebabkan tanaman mati.

Pada umumnya petani menggunakan pestisida

kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit

karena lebih praktis dan cepat menunjukkan hasil.

Namun penggunaan pestisida kimia secara tidak

bijaksana dapat menyebabkan berbagai dampak

merugikan bagi kesehatan lingkungan dan manusia.

Pestisida nabati merupakan salah alternatif

pengendalian yang lebih ramah lingkungan dengan

memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di alam.

Kehadiran buku saku ini diharapkan mampu

memberikan pengetahuan bagi petani mengenai

pestisida nabati serta cara pembuatannya sehingga

mampu menerapkan penggunaannya di lapangan.

Bandung, September 2021

Penyusun

1
Daftar Isi

1 PENDAHULUAN

2 HAMA DAN PENYAKIT PADA


TANAMAN TEH

9 PESTISIDA NABATI

14 JENIS-JENIS TANAMAN


PENGENDALI HAMA DAN


PENYAKIT

38 DAFTAR PUSTAKA

i
1
Hama dan Penyakit
pada
Tanaman Teh

2
A. Hama pada Tanaman Teh

1.Kepik Penghisap Daun Teh


(Helopeltis spp.)

Kepik penghisap daun teh

merusak tanaman dengan cara

menusuk dan menghisap cairan

tanaman. Bekas tusukan tersebut

akan menimbulkan bercak-

bercak yang tidak teratur pada

daun. Bercak tersebut akan

berubah menjadi coklat

kehitaman yang mengakibatkan

daun menjadi kering dan

mengeriting.

Gejala Serangan

3
2.Wereng Penghisap Daun Teh
(Empoasca sp.)

Wereng ini menyerang tanaman

pucuk teh dengan cara

menghisap cairan daunnya.

Pinggiran daun atau pucuk yang

terserang akan tampak berkerut,

melengkung ke bawah, berwarna

pucat dan akhirnya menguning

Serangan yang meluas akan

menyebabkan daun teh

berwarna merah dan mengering

seperti terbakar (hopperburn).

Gejala Serangan

4
Ada 3 jenis ulat penggulung

3. Ulat daun yang menjadi OPT teh

Penggulung Daun berdasarkan cara ulat

membuat gulungan pada

daun tanaman. Jenis ulat

tersebut antara lain:

a. Caloptilia theivora
(menggulung daun dari

ujung ke arah bawah dalam)

b. Cydia leukostoma
(menggulung beberapa

pucuk daun)

c. Homona coffearia
Gejala serangan ulat
(menyerang tanaman teh
Caloptilia theivora

dengan cara menggulung

daun memanjang dari tepi

daun ke tengah)

Gejala serangan ulat Gejala serangan ulat

Cydia leukostoma Homona coffearia

5
4. Ulat Api

Ulat api yang menyerang tanaman teh adalah Setora nitens,

Parasa lepida, Darna spp., dan Thosea spp. Ulat ini disebut

ulat api karena jika bulunya mengenai kulit akan

menyebabkan rasa panas yang luar biasa. Ulat ini termasuk

ke dalam ulat yang rakus, karena memakan semua jenis

tanaman.

5. Ulat Jengkal
(Hyposidra talaca)

kinder

Ulat menyerang tunas baru dan daun muda. Daun teh yang

terserang tampak seperti hasil gigitan khas, yaitu bergerigi

atau berlubang-lubang pada daun. Pada serangan berat,

tanaman menjadi tidak berdaun sama sekali, dan hanya

ranting-ranting saja yang tertinggal.

6
B. Penyakit pada Tanaman Teh

1.Cacar Daun Teh


Penyakit cacar daun teh

disebabkan oleh jamur

Exobasidium vexans. Gejala

awal terlihat bintik-bintik kecil

tembus cahaya yang menonjol ke

bawah. Gejala lanjut, pusat

bercak berwarna coklat tua, mati

dan daun berlubang.Penyakit ini

juga menyerang jaringan

muda/tunas dan cabang.

Gejala Serangan

7
Gejala penyakit ini ditandai

2. Penyakit Jamur dengan akar yang diselimuti

jamur dan membusuk.


Akar Gejala lanjut menyebabkan

daun kering dan rontok.

Beberapa penyakit jamur

akar pada tanaman teh

diantaranya

- Jamur Akar Merah


(Ganoderma

pseudoferreum)

- Jamur Akar Merah bata


(Poria hypolateritia)

- Jamur Akar Hitam


(Rosellinia arcuta)

- Jamur Akar Putih


(Rigidoporus lignosus)

8
2
pestisida nabati

9
Apa itu
Pestisida Nabati?
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan

dasarnya berasal dari tumbuhan yang

mengandung senyawa kimia yang dapat

digunakan untuk mengendalikan hama dan

penyakit. Untuk membuat pestisida nabati

diperlukan bahan – bahan berupa bagian dari

tanaman yang dapat ditemukan di sekitar tempat

tinggal, misalnya daun, biji, buah, akar, dan

lainnya.

Pestisida nabati yang dianggap sebagai

pestisida ramah lingkungan, karena bersifat

mudah terurai di alam. Beberapa keunggulan

pestisida nabati diantaranya:

1. Memiliki efek/pengaruh yang cepat

2. Lebih aman bagi manusia dan hewan

3. Tidak meracuni tanaman

4. Mudah dibuat oleh petani

5. Lebih murah karena

bahan baku pembuatannya

mudah ditemukan

10
Cara Pembuatan
Pestisida Nabati

Dalam mempersiapkan pestisida nabati terdapat

beberapa cara pengolahan, baik secara

sederhana, maupun dengan fasilitas laboratorium.

Beberapa cara pembuatan pestisida nabati

diantaranya:

1. Pengepresan
Cara ini dilakukan untuk menghasilkan minyak dari

tumbuhan. Biasanya bahan tanaman yang dipres

adalah yang mengandung cairan seperti minyak,

misalnya biji mimba (Azadirachta indica)

2. Penumbukan
Cara ini dilakukan untuk

memperoleh pestisida nabati dari

berbagai bagian tumbuhan. Proses

penumbukan akan membuat

senyawa kimia yang ada

pada tanaman dapat lebih mudah

diperoleh dalam jumlah banyak.

11

3. Pengabuan
Cara ini dilakukan untuk menghasilkan abu yang

digunakan untuk mengendalikan hama, khususnya

hama gudang. Tanaman yang digunakan

biasanya mengandung aroma yang menyengat

ataupun mengandung bahan yang dapat

menimbulkan iritasi, misalnya abu pembakaran

serai wangi yang mengandung kadar silika yang

tinggi, sehingga dapat mematikan serangga

karena menyebabkan pengeluaran cairan tubuh

yang terus menerus.

4. Ekstraksi
Teknik ekstraksi dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu ekstraksi sederhana dengan pelarut air

dan pelarut kimia. Ektraksi dengan air dilakukan

untuk mendapatkan sediaan pestisida yang

biasanya langsung digunakan sesaat setelah

selesai proses pembuatan karena tidak akan

bertahan lama apabila disimpan. Sementara itu

ekstraksi dengan bantuan pelarut kimia seperti

alkohol, heksan, aceton, dan pelarut lainnya

biasanya diikuti dengan proses evaporasi

sehingga dapat bertahan lebih lama (6-12 bulan).

12
4. Penyulingan
Cara ini dilakukan untuk mendapatkan minyak

atsiri (Essential oil). Penyulingan dilakukan dengan

cara memasukan bagian tanaman yang akan

disuling ke dalam ketel penyuling, kemudian

dikukus ataupun direbus dan uapnya dialirkan

melalui kondensor pendingin, sehingga terjadi

kondensasi (uap jadi air). Cairan yang dihasilkan

dari proses tersebut kemudian dipisahkan antara

air dan minyak. Contoh dalam proses ini adalah

penyulingan daun cengkeh (Syzygium

aromaticum), dan serai wangi (Cymbopogon

nardus).

Cara Kerja
Pestisida Nabati

Beberapa cara kerja pestisida nabati dalam

mengendalikan hama dan penyakit diantaranya

mengganggu sistem saraf, merusak keseimbangan

hormon, menurunkan nafsu makan serangga,

menghambat peletakan telur, menghambat

perkembangan serangga, serta berperan sebagai

penolak (repellent).

13
3
jenis-jenis
tanaman
pengendali hama
dan penyakit

14
1. Mimba (Azadirachta indica)

Tanaman ini mempunyai nama yang beragam

di Indonesia. Di Jawa Barat, tanaman mimba

seringkali disebut dengan mindi. Tanaman ini

memiliki akar tunggang dengan karakteristik

batang yaitu kulit batang yang tebal dan

teksturnya agak kasar. Mimba termasuk tanaman

berdaun majemuk dengan tulang daun menyirip.

Bunga mimba berwarna putih sedangkan buahnya

berwarna hijau muda.

Biji mimba banyak mengandung Azadirachtin.

Zat tersebut sangat efektif sebagai insektisida

nabati dalam mengendalikan berbagai jenis hama

yang menyerang tanaman.

15
Senyawa Aktif
Azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin

Bagian yang dimanfaatkan


Daun dan biji

Cara Kerja
Berperan sebagai penolak, anti makan, serta

menghambat perkembangan serangga

OPT Sasaran
Kepik penghisap daun teh (Helopeltis spp.),

wereng pengisap daun teh (Empoasca sp.), hama

ulat, penyakit akar, cacar daun teh

Cara Membuat
a. Ekstrak biji mimba
Bahan: - 50 g biji mimba
- 1 liter air

Cara membuat:
Kupas biji mimba lalu tumbuk hingga halus.

Rendam biji mimba yang telah hancur di dalam

air sebanyak 1 liter dan diamkan selama 24 jam.

Setelah 24 jam, saring larutan tersebut kemudian

aplikasikan pada tanaman yang terserang.

16
b. Ekstrak daun mimba
Bahan: - 200 gram daun mimba
- 1 liter air

- 1 ml deterjen

Cara membuat:
Potong-potong daun mimba kemudian rendam ke

dalam 1 liter air. Diamkan rendaman tersebut

selama 24 jam. Setelah 24 jam, saring larutan

hingga terpisah dari ampasnya. Kemudian

tambahkan deterjen lalu aduk hingga rata.

Larutan pestisida dari daun mimba siap

diaplikasikan pada tanaman yang terserang

Cara Aplikasi
Pestisida nabati mimba untuk mengendalikan

hama diaplikasikan dengan cara disemprotkan

pada seluruh bagian tanamanyang terserang.

Sementara itu, aplikasi pestisida nabati mimba

dengan cara menyiramkan larutan di sekitar

perakaran tanaman dapat dijadikan upaya

pencegahan penyakit akar pada tanaman teh.

17
2. Sirsak (Annona muricata L.)

Tanaman sirsak merupakan salah satu tanaman

buah yang sangat populer di berbagai kalangan

masyarakat. Selain bermanfaat bagi kesehatan

manusia, tanaman sirsak juga dapat

dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.

Secara morfologi, tanaman sirsak memiliki daun

berbentuk bulat telur dengan ujung lancip. Daun

tanaman sirsak ini memiliki bau yang menyengat.

Bunga tanaman sirsak merupakan bunga tunggal

dengan warna kuning keputihan. Buahnya

berwarna hijau dengan bagian dalam buah

bertekstur lembek, berwarna putih dan memiliki

biji berwarna kehitaman. Jumlah biji yang sangat

bervariasi yaitu dapat mecapai 20-70 butir biji

per buahnya.

18
Senyawa Aktif
Annonain, asimisin, bulatacin

Bagian yang dimanfaatkan


Daun dan biji

Cara Kerja
Menghambat nafsu makan serangga serta

memiliki cara kerja racun perut dan racun kontak.

OPT Sasaran
Kepik penghisap daun teh (Helopeltis spp.), cacar

daun teh

Cara Membuat
a. Ekstrak biji sirsak
Bahan: - 50 g biji sirsak
- 1 liter air

Cara membuat:
Keringkan biji sirsak lalu tumbuk hingga halus.

Rendam biji sirsak yang telah berupa tepung di

dalam air sebanyak 1 liter dan diamkan selama 24

jam. Setelah 24 jam, saring larutan tersebut

kemudian aplikasikan pada tanaman yang

terserang.
19
b. Ekstrak daun sirsak
Bahan: - 20 lembar daun sirsak
- 1 liter air

- 1 ml deterjen/sabun

Cara membuat:
Potong-potong daun sirsak kemudian rendam ke

dalam 1 liter air. Diamkan rendaman tersebut

selama 24 jam. Setelah 24 jam, saring larutan

hingga terpisah dari ampasnya. Kemudian

tambahkan deterjen atau sabun lalu aduk hingga

rata. Larutan pestisida dari daun sirsak siap

diaplikasikan pada tanaman yang terserang

Cara Aplikasi
Cara aplikasi pestisida nabati sirsak ini dilakukan

dengan cara disemprotkan pada bagian tanaman

yang terserang. Sebelum diaplikasikan, larutan

pestisida nabati dari daun sirsak perlu dilarutkan

kembali dengan air. 1 liter pestisida dapat

dicampur dengan 10 liter air kemudian aduk rata

dan siap diaplikasikan.

20
3. Kipait (Tithonia diversifolia)

Kipait disebut juga bunga bulan atau paitan

adalah sejenis tumbuhan yang berbentuk seperti

bunga matahari yang kelopaknya berwarna

kuning dan inti bunga berwarna jingga. Bunga ini

disebut juga sebagai Mexican sunflower atau

bunga matahari Meksiko karena berasal dari

Meksiko dan menyebar ke negara-negara tropika

basah dan subtropika di Amerika Selatan, Asia,

dan Afrika.

Kipait sering ditemukan di semak pinggir jalan,

lereng-lereng tebing atau sebagai gulma di

sekitar lahan pertanian. Tumbuhan ini dapat

tumbuh baik pada dataran sedang hingga

dataran tinggi karena memiliki daya adaptasi

yang cukup baik.

21
Senyawa Aktif
tagitin dan hispidulin

Bagian yang dimanfaatkan


Daun

Cara Kerja
Menghambat perkembangan serangga hama

OPT Sasaran
Kepik penghisap daun teh (Helopeltis spp.),

wereng pengisap daun teh (Empoasca sp.), hama

ulat, cacar daun teh

Cara Membuat
Bahan: - 50 gram daun kipait
- 1 liter air

Cara membuat:
Tumbuk daun kipait kemudian rendam dalam 1

liter air selama 24 jam. Setelah 24 jam, saring

larutan pestisida hingga terpisah dari ampasnya.

Larutan pestisida nabati dari daun kipait siap

untuk diaplikasikan dengan cara disemprot ke

seluruh bagian tanaman yang terserang.

22
4. Suren (Toona sureni)

Pohon suren tergolong pohon besar dengan

bentuk batang lurus bisa mencapai tinggi 40-60

meter. Pohon suren memiliki karakter khusus

seperti harum yang khas apabila bagian daun

atau buah diremas serta pada saat batang dilukai

atau ditebang. Suren merupakan jenis pohon

intoleran yaitu suatu jenis pohon yang tidak

mampu bertahan dibawah naungan.

Pohon suren dapat dimanfaatkan hasil kayu

maupun non kayunya. Kulit batang dan buah suren

dapat disuling hingga menghasilkan minyak

essensial. Sementara itu daunnya diketahui

memiliki daya racun yang dapat mengendalikan

berbagai hama dan penyakit yang menyerang

tanaman.

23
Senyawa Aktif
Surenon, surenin, dan surenolakton

Bagian yang dimanfaatkan


Daun

Cara Kerja
Menurunkan nafsu makan serta mengganggu

perkembangan serangga

OPT Sasaran
Kepik penghisap daun teh (Helopeltis spp.) dan

wereng pengisap daun teh (Empoasca sp.)

Cara Membuat
Bahan: - 50 gram daun suren
- 1 liter air

Cara membuat:
Tumbuk daun suren kemudian rendam dalam 1

liter air selama 24 jam. Setelah 24 jam, saring

larutan pestisida hingga terpisah dari ampasnya.

Larutan pestisida nabati dari daun suren siap

untuk diaplikasikan dengan cara disemprot ke

seluruh bagian tanaman yang terserang.

24
5. Babadotan (Ageratum conyzoides)

Menurut asal usulnya, babadotan berasal dari

wilayah Amerika, atau lebih tepatnya adalah di

Negara Brazil. Sesuai dengan karakter tempat

habitat aslinya, maka bandotan dapat tumbuh

dan berkembang biak sangat mudah seperti di

wilayah tropis hingga subtropis. Babadotan dapat

tumbuh subur pada ketinggian 1 – 2100 m dpl.

Bandotan termasuk kedalam herba menahun

dengan tinggi 10-120 cm. Batangnya tegak

dengan dan memiliki daun tunggal dengan ujung

yang runcing. Babadotan memiliki bunga majemuk

yang menyatu menjadi karangan. Mahkota

bunganya berbentuk lonceng berwarna putih atau

ungu.

25
Senyawa Aktif
Saponin, flavonoid, eugenol dan minyak atsiri

Bagian yang dimanfaatkan


Daun

Cara Kerja
Berperansebagai penolak serta menghambat

perkembangan serangga

OPT Sasaran
Dapat digunakan untuk mengendalikan hama

secara umum

Cara Membuat
Bahan: - 1/2 kg daun babadotan
- 1 liter air

- 1 gram deterjen/sabun

Cara membuat:
Potong-potong daun babadotan kemudian

rendam dalam 1 liter air selama 24 jam. Setelah

24 jam, saring larutan pestisida, tambahkan

deterjen dan aduk rata. Pestisida nabati

babadotan siap diaplikasikan dengan cara

disemprot.
26
6. Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih merupakan tanaman semusim

dengan tinggi 50-60 cm. Akar yang ada dalam

bawang putih, letaknya berada pada dasar umbi

atau pangkal umbi yang bentuknya seperti

cakram. Dalam 1 umbi bisa terdiri dari 8-20 siung

bawang putih yang mana keseluruhan suing ini

dibungkus oleh selaput tipis berwarna putih

sekitar 3-5 selaput.

Batang bawang putih merupakan batang semu

yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang

sifatnya tipis namun kuat. Daun bawang putih

merupakan daun tunggal yang berbentuk mirip

seperti pita yang memanjang ke bagian atas.

Bunganya tersusun secara majemuk dengan

mahkota bunga berwarna putih.

27
Senyawa Aktif
Tanin, minyak atsiri, alisin dan enzim alinase

Bagian yang dimanfaatkan


Seluruh bagian tanaman

Cara Kerja
Berperan sebagai penolak hama

OPT Sasaran
Berbagai jenis hama ulat

Cara Membuat
a. Ekstrak air bawang putih
Bahan: - 2 siung bawang putih
- 1 liter air

- 1 gram deterjen/sabun

Cara membuat:
Hancurkan bawang putih kemudian rendam

dalam air selama 24 jam. Setelah 24 jam, saring

air rendaman dan tambahkan deterjen atau

sabun lalu aduk rata.

28
b. Ekstrak minyak bawang putih
Bahan: - 100 gram bawang putih
- 1/2 liter air

- 2 sendok makan minyak goreng

- 10 ml deterjen

Cara membuat:
Hancurkan bawang putih lalu rendam dalam

minyak goreng selama 24 jam. Setelah 24 jam,

tambahkan 1/2 liter air dan dterjen kemudian

aduk hingga rata. Saring larutan tersebut hingga

terpisah dari ampasnya.

Cara Aplikasi
a. Ekstrak air bawang putih
Campurkan larutan pestisida nabati dan air

dengan perbandingan 1:9. Kocok dahulu sebelum

digunakan. Larutan tersebut diaplikasikan dengan

cara disemprotkan pada bagian tanaman yag

terserang.

b. Ekstrak minyak bawang putih


Tambahkan 10 liter air kedalam larutan pestisida

nabati yang telah disaring. Aduk hingga rata lalu

semportkan ke bagian tanaman yang terserang.

29
7. Brotowali (Tinospora rumphii)

Brotowali atau dikenal juga sebagai batrawali

merupakan jenis tumbuhan merambat yang biasa

hidup subur di tempat yang memiliki iklim tropis.

Brotowali merupakan tanaman perdu yang

tumbuh dengan cara merambat dan memiliki akar

tunggang. Batang brotowali memiliki kandungan

air dan sifatnya lunak tapi rasanya sangat pahit.

Batang ini tingginya bisa mencapai ukuran 2,5 m.

Brotowali memiliki daun tunggal berbentuk

seperti jantung. Bunga brotowali termasuk bunga

tandan yang letaknya menggantung berwarna

hijau muda atau putih kehijauan. Brotowali

memiliki buah yang letaknya ada di tandan dan

berkumpul menjadi satu berwarna merah muda.

30
Senyawa Aktif
Pikroretin, kokulin, kolumbin, dan berberin

Bagian yang dimanfaatkan


Batang

Cara Kerja
Menurunkan nafsu makan serta menghambat

perkembangan serangga

OPT Sasaran
Berbagai jenis hama ulat

Cara Membuat
Bahan: - 200 gram batang brotowali
- 1 liter air

Cara membuat:
Potong-potong batang brotowali kemudian

rendam dalam air selama 24 jam. Setelah 24

jam, saring air rendaman dan siap diaplikasikan

dengan cara disemprotkan pada tanaman yang

terserang.

31
8. Cabai merah (Capsicum annuum)

Tanaman cabai merupakan salah satu

komoditas sayuran dan banyak dibudidayakan

oleh para petani di Indonesia. Selain memiliki nilai

jual yang cukup tinggi, cabai memiliki beberapa

manfaat bagi kesehatan manusia salah satunya

yakni zat capcaisin yang berfungsi untuk

mengendalikan penyakit kanker.

Cabai merupakan tumbuhan perdu dengan

batang tidak berkayu. Buah cabai memiliki bentuk

yang beragam yakni ada yang bulat serta bulat

memanjang dengan ujung runcing. Warna buah

tanaman cabai tergantung dari jenis varietasnya.

Untuk buah yang masih muda tidak terlalu berasa

pedas namun ketika buah sudah tua memiliki rasa

yang sangat pedas dan menyengat.

32
Senyawa Aktif
Capcaisin, kapsantin, dan kapsarubin

Bagian yang dimanfaatkan


Buah dan biji

Cara Kerja
Berperan sebagai penolak hama

OPT Sasaran
Kepik penghisap daun teh (Helopeltis spp.),

wereng pengisap daun teh (Empoasca sp.), dan

hama ulat

Cara Membuat
Bahan: - 1 sendok teh bubuk cabai
- 1 siung bawang putih

- 1 siung bawang merah

- 1 liter air

- 1 sendok teh deterjen/sabun

Cara membuat:
Hancurkan bawang merah dan bawang putih ,

tambahkan bubuk cabai dan 1 liter air kemudian

diamkan selama 1 jam. Saring larutan kemudian

tambahkan deterjen dan siap diaplikasikan.

33
9. Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya merupakan tanaman berasal dari genus

Carica. Pepaya berasal dari Meksiko Selatan,

namun saat ini pepaya sudah menyebar luas serta

banyak ditanam diseluruh daerah tropis untuk

dimanfaatkan buah, daun, bunga, dan juga

batangnya. Tanaman pepaya memiliki daerah

cabang yang cukup sedikit dan dapat tumbuh

sampai ketinggian 10 meter.

Bentuk daun pepaya menyirip lima berwarna

hijau tua. Bentuk buahnya bulat panjang dengan

bagian pangkal meruncing. Warna buah papaya

yaitu hijau tua pada saat muda serta hijau

bahkan sampai kuning ketika sudah matang.

34
Senyawa Aktif
Papain (enzim albuminose) atau alkaloid carpine

Bagian yang dimanfaatkan


Daun

Cara Kerja
Berperan sebagai penolak hama

OPT Sasaran
Berbagai jenis ulat

Cara Membuat
Bahan: - 100 gram daun pepaya
- 1 liter air

Cara membuat:
Tumbuk daun pepaya lalu rendam dalam 1 liter air

selama 2 hari. Setelah 2 hari, saring air

rendaman. Pestisida nabati dari daun pepaya

siap digunakan dengan cara disemprotkan pada

seluruh bagian tanaman yang terserang.

35
10. Kenikir (Tagetes erecta L.)

Kenikir adalah jenis tumbuhan yang berasal dari

anggota asteraceae yang memiliki bunga dengan

warna kuning dan ungu. Di Indonesia, kenikir lebih

banyak ditanam di Jawa dengan dataran yang

rendah hingga pegunungan. Kenikir biasanya

ditanam di sekitar rumah dan dijadikan sebagai

salah satu jenis tanaman hias.

Pucuk daun kenikir yang masih muda juga bisa

dimanfaatkan untuk sayuran, dimakan mentah-

mentah sebagai lalap mapun direbus. Selain

dikonsumsi, kenikir dapat dijadikan pestisida

nabati karena memiliki kandungan kimia yang

dapat mengendalikan hama.

36
Senyawa Aktif
Thiophen

Bagian yang dimanfaatkan


Bunga, daun, batang, dan akar

Cara Kerja
Berperan sebagai penolak hama

OPT Sasaran
Berbagai jenis ulat

Cara Membuat
Bahan: - 1 kg daun kenikir
- 1 liter air panas

Cara membuat:
Tumbuk daun kenikir lalu rendam dalam 1 liter air

panas selama 24 jam. Setelah 24 jam, saring air

rendaman hingga terpisah dari ampasnya.

Pestisida nabati dari daun kenikir siap digunakan

dengan cara disemprotkan pada seluruh bagian

tanaman yang terserang.

37
Daftar Pustaka

Astuti Y dan Fajar H. 2013. Buku Pedoman Pengenalan


dan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) Tanaman Teh, Pala dan
Cengkeh. Direktorat Perlindungan Perkebunan.
Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. 2012.


Pembuatan Pestisida Nabati untuk Pengendalian
OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Lampung.

Balai Sertifikasi Pengawasan Mutu Benih dan Proteksi


Tanaman Kehutanan dan Perkebunan. 2015.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Teh
(Camelia sinensis L). Dinas Kehutanan dan
Perkebunan. Yogyakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2012.


Pestisida Nabati. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor

38

Anda mungkin juga menyukai