Oleh :
ISTRI PURWANTI
1
ASSALAAMU ‘ALAIKUM
WARAKHMATULLAAHI WABAROKAATUH
BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM
2
SILABI
1. Pengertian
2. Macam macam
3. Sifat sifat
3
Pengertian SOLAR
5
Agar dapat memenuhi beberapa sifat diatas dan dapat
memberi jaminan mutu bagi pelanggan khususnya
dalam hal keselamatan dan kenyamanan, minyak
solar secara cepat dapat dilihat dari sifat / spesifikasi.
6
Sifat umum minyak solar sesuai spesifikasi,
ditunjukkan pada pengujian :
7
Sifat mutu pembakaran ( Ignitioquality )
8
Ketukan ( knocking )
Ketukan dalam mesin diesel terjadi akibat
keterlambatan terbakarnya bahan bakar didalam ruang
bakar., hali ini disebabkan terjadinya akumulasi bahan
bakar didalam ruang bakar, dan begitu terbakar maka
akan terjadi ledakan secara berturut-turut.
Jarak waktu antara bahan bakar diinjeksikan ke ruang
bakar ( silinder ) sampai saat terbakar, disebut : waktu
tunda ( delay period ), dinyatakan dalam menit.
Waktu tunda ditunjukkan oleh besar kecilnya angka setana
( cetane number ).
Distilasi, ASTM D – 86
Flash point, ASTM D – 93
10
Senyawa-senyawa sulfur dalam minyak solar yang
korosif dapat berupa :
hidrogen sulfida
merkaptan
tiofena
11
Sifat kebersihan berhubungan dengan ada / tidaknya
kotoran yang terdapat dalam minyak solar, kotoran
dalam solar akan berpengaruh terhadap mutu, karena
dapat mengakibatkan kegagalan dalam suatu operasi
dan merusak mesin.
Kotoran itu dapat berupa : air, lumpur, atau endapan
atau sisa pembakaran yang berupa, abu dan carbon.
13
Sifat kemudahan mengalir minyak solar berhubungan dengan kekentalan
( viskositas ).
Viskositas kinetik adalah : tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya
berat. Bahan yang mempunyai viskositas kecil menunjukkan bahwa bahan
tersebut mudah mengalir , sebaliknya bahan yang mempunyai viskositas
tinggi sulit mengalir.
Viskositas minyak solar erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada
pemonpaan, kemudahan menguap untuk pengkabutan dan mampu
melumasi fuel pmp plungers.
Penggunaan bahan bakar dengan viskositas rendah dapat menyebabkan
keausan pada bagian-bagian pompa bahan bakar. Apabila bahan bakar
mempunyai viskositas tinggi, berarti sulit mengalir sehingga kerja pompa
dan kerja injektor menjadi berat.
Sifat kemudahan mengalir minyak solar sesuai spesifikasi,
ditunjukkan pada pengujian :
Viskositas Kinematik, ASTM D – 445
Pour point, ASTM D – 97
14
Spesific Gravity ( Relative density ) adalah
perbandingan massa sejumlah volume zat
pada suhu tertentu terhadap massa air dengan
volume yang sama pada suhu yang sama.
Densitas
Density berpengaruh terhadap penyimpanan,
penanganan dan pembakaran.
pengertian: berat cairan per unit volume
15
Pengujian Color ASTM, ASTM D – 1500
16
Pengujian Angka Setana, ASTM D – 613
17
Pengujian Calculated Cetane Index,
ASTM D – 976
19
Pengujian Pour Point , ASTM D – 97
Pour point ( titik tuang ) adalah suhu terendah
dimana minyak tersebut masih dapat mengalir
karena beratnya sendiri pada kondisi pengujian
20
Pengujian Kandungan Sulfur, ASTM
D – 1552
Senyawa sulfur dalam minyak bumi dan
produknya, antara lain : hidrogen sulfida ( H2S ),
mercaptan ( RSH ), sulfida ( RSR ), disulfida
( RSSR ), siklo sulfida ( CH2)2S, alkil sulfat ( R2SO4
), asam sulfonat ( RSO2OH ), sulfoksida ( RSOR ),
sulfona ( RSO2R ), tiofena ( C4H4S ) dan
benzotiofena ( C8H6S ).
21
Pengujian CCR ( 10 % vol. Bottom )
22
Pengujian Kandungan air, ASTM D – 95
23
Pengujian Ash Content, ASTM D - 482
Kandungan abu yang terdapat di dalam minyak Solar
dapat memberikan informasi apakah bahan bakar
layak atau tidak untuk digunakan
24
Pengujian Angka Netralisasi, ASTM D – 974
Angka asam adalah sejumlah basa yang dinyatakan dalam
miligram kalium hidroksida per gram contoh yang digunakan untuk
titrasi contoh sampai titik ekuivalen.
25
Pengujian Distilasi, ASTM D – 86
Sifat distilasi memberikan gambaran tentang
kecepatan penguapan (volatility) suatu bahan
bakar minyak.
26
Pengertian-pengertian yang penting dalam suatu distilasi
adalah :
27
TERIMA KASIH
WASSALAAMU ‘ALAIKUM
WARAKHMATULLAAHI WABAROKAATUH
28