Anda di halaman 1dari 28

SOLAR

Oleh :

ISTRI PURWANTI

1
ASSALAAMU ‘ALAIKUM
WARAKHMATULLAAHI WABAROKAATUH

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

2
SILABI
1. Pengertian
2. Macam macam
3. Sifat sifat

3
Pengertian SOLAR

Adalah : campuran kompleks


hidrokarbon C15 - C20, dengan titik didih
antara 260 – 315 ° C, yang dihasilkan
dari proses pengolahan minyak (distilasi
atmosfir, Hydrocracker) dan harus
memenuhi persyaratan sebagai bahan
bakar motor diesel putaran tinggi diatas
1000 rpm
Manfaat solar

Beberapa batasan sifat-sifat minyak solar, baik


sifat fisika maupun sifat kimia yang harus
dipenuhi dalam penggunaannya:

 Mesin mudah dinyalakan dalam keadaan dingin


 Tidak menimbulkan ketukan
 Mempunyai kemampuan sempurna
 Mempunyai komposisi kimia yang tidak
menyebabkan pembentukan kerak
 Tidak menimbulkan pencemaran udara.

5
Agar dapat memenuhi beberapa sifat diatas dan dapat
memberi jaminan mutu bagi pelanggan khususnya
dalam hal keselamatan dan kenyamanan, minyak
solar secara cepat dapat dilihat dari sifat / spesifikasi.

Sifat-sifat minyak solar meliputi :


Sifat umum
Sifat mutu pembakaran
Sifat penguapan
Sifat pengkaratan
Sifat kebersihan
Sifat kemudahan mengalir
Sifat keselamatan

6
Sifat umum minyak solar sesuai spesifikasi,
ditunjukkan pada pengujian :

 Spesifik Gravity 60/60 °F, ASTM D - 1298


 Density, ASTM D – 1298

7
Sifat mutu pembakaran ( Ignitioquality )

 Minyak solar dapat memberikan kerja


mesin yang baik, apabila dapat
menghasilkan pembakaran sempurna
dalam ruang bakar

8
Ketukan ( knocking )
Ketukan dalam mesin diesel terjadi akibat
keterlambatan terbakarnya bahan bakar didalam ruang
bakar., hali ini disebabkan terjadinya akumulasi bahan
bakar didalam ruang bakar, dan begitu terbakar maka
akan terjadi ledakan secara berturut-turut.
Jarak waktu antara bahan bakar diinjeksikan ke ruang
bakar ( silinder ) sampai saat terbakar, disebut : waktu
tunda ( delay period ), dinyatakan dalam menit.
Waktu tunda ditunjukkan oleh besar kecilnya angka setana
( cetane number ).

Sifat mutu pembakaran minyak solar sesuai


spesifikasi, ditunjukkan pada pengujian :
 Cetane Index, ASTM D - 976
 Cetane Number, ASTM D – 613
9
Sifat penguapan minyak solar sesuai
spesifikasi, ditunjukkan pada
pengujian :

 Distilasi, ASTM D – 86
 Flash point, ASTM D – 93

10
Senyawa-senyawa sulfur dalam minyak solar yang
korosif dapat berupa :
hidrogen sulfida
merkaptan
tiofena

Sifat pengkaratan minyak solar sesuai spesifikasi,


ditunjukkan pada pengujian :
 Kandungan sulfur, ASTM D – 1266
 Copper yang terkandung, ASTM D – 130
 Asam kuat yang terkandung, ASTM D – 974
 Jumlah asam yang terkandung, ASTM D – 974

11
Sifat kebersihan berhubungan dengan ada / tidaknya
kotoran yang terdapat dalam minyak solar, kotoran
dalam solar akan berpengaruh terhadap mutu, karena
dapat mengakibatkan kegagalan dalam suatu operasi
dan merusak mesin.
Kotoran itu dapat berupa : air, lumpur, atau endapan
atau sisa pembakaran yang berupa, abu dan carbon.

Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi,


ditunjukkan pada pengujian
 Warna solar, ASTM D - 1500
 Kandungan air, ASTM D – 96
 CCR, ASTM D – 189
 Kandungan abu, ASTM D – 482
 Endapan / zat sisa, ASTM D – 473
12
Sifat keselamatan minyak solar meliputi
keselamatan didalam pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaan.
Minyak solar harus memiliki salah satu sifat
keselamatan, yaitu : minyak solar tidak terbakar
akibat loncatan api.

Sifat keselamatan minyak solar sesuai


spesifikasi, ditunjukkan pada pengujian :
 Flash point, ASTM D – 93

13
Sifat kemudahan mengalir minyak solar berhubungan dengan kekentalan
( viskositas ).
Viskositas kinetik adalah : tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya
berat. Bahan yang mempunyai viskositas kecil menunjukkan bahwa bahan
tersebut mudah mengalir , sebaliknya bahan yang mempunyai viskositas
tinggi sulit mengalir.
Viskositas minyak solar erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada
pemonpaan, kemudahan menguap untuk pengkabutan dan mampu
melumasi fuel pmp plungers.
Penggunaan bahan bakar dengan viskositas rendah dapat menyebabkan
keausan pada bagian-bagian pompa bahan bakar. Apabila bahan bakar
mempunyai viskositas tinggi, berarti sulit mengalir sehingga kerja pompa
dan kerja injektor menjadi berat.

 
Sifat kemudahan mengalir minyak solar sesuai spesifikasi,
ditunjukkan pada pengujian :
 Viskositas Kinematik, ASTM D – 445
 Pour point, ASTM D – 97
14
Spesific Gravity ( Relative density ) adalah
perbandingan massa sejumlah volume zat
pada suhu tertentu terhadap massa air dengan
volume yang sama pada suhu yang sama.

Densitas
Density berpengaruh terhadap penyimpanan,
penanganan dan pembakaran.
pengertian: berat cairan per unit volume

15
Pengujian Color ASTM, ASTM D – 1500

Warna dan kejernihan dari minyak Solar


adalah suatu kontrol pabrik dan suatu ciri
mutu yang penting karena warna paling
mudah teramati oleh pemakai produk

16
Pengujian Angka Setana, ASTM D – 613

Angka setana ( cetane number ) merupakan suatu ukuran unjuk


kerja penyalaan bahan bakar minyak diesel, yang diperoleh
dengan membandingkan terhadap bahan bakar acuan ( reference
fuels ) didalam mesin uji yang telah distandarisasi.
Angka setana adalah ukuran karakteristik pembakaran dari bahan
bakar diesel dalam mesin pembakaran kompresi.

Kelambatan penyalaan ( delay ignition ) adalh periode waktu


dinyatakan dalam derajad sudut putaran gardan antara bahan
bakar mulai diinjeksikan dan bahan bakar mulai menyala

Waktu injeksi adalah waktu awal dalam satu siklus pembakaran


diukur dalam derajad putaran gardan dimana bahan bakar
diinjeksikan ke dalam ruang bakar.

17
Pengujian Calculated Cetane Index,
ASTM D – 976

Calculated Cetane Index ( CCI ) adalah cara untuk


memprediksi nilai angka setana minyak solar
dengan menggunakan suatu rumus, yang
dilakukan apabila tidak didapatkan pengujian
dengan menggunakan mesin

05/21/23 Designed by Kuntjojo, AKBID Pamenang, Pare 18


Pengujian Viskositas Kinematik,
ASTM D – 445
Viskositas kinematik adalah suatu ukuran dari besarnya
tahanan atau perlawanan suatu bahan cair untuk mengalir
karena gaya berat atau dapat dikatakan bahwa viskositas
adalah ukuran dari besarnya tahanan geser didalamnya.

19
Pengujian Pour Point , ASTM D – 97
Pour point ( titik tuang ) adalah suhu terendah
dimana minyak tersebut masih dapat mengalir
karena beratnya sendiri pada kondisi pengujian

20
Pengujian Kandungan Sulfur, ASTM
D – 1552
Senyawa sulfur dalam minyak bumi dan
produknya, antara lain : hidrogen sulfida ( H2S ),
mercaptan ( RSH ), sulfida ( RSR ), disulfida
( RSSR ), siklo sulfida ( CH2)2S, alkil sulfat ( R2SO4
), asam sulfonat ( RSO2OH ), sulfoksida ( RSOR ),
sulfona ( RSO2R ), tiofena ( C4H4S ) dan
benzotiofena ( C8H6S ).

21
Pengujian CCR ( 10 % vol. Bottom )

Residu karbon conradson (CCR) adalah residu


yang terbentuk dari penguapan dan degradasi
panas dari suatu bahan bakar yang mengandung
karbon.

22
Pengujian Kandungan air, ASTM D – 95

Kandungan air di dalam minyak Solar dapat


mengganggu operasi motor dan menimbulkan
korosi

Pengujian Sedimen cara Ekstraksi, ASTM D- 473

Terdapatnya sedimen dalam bahan bakar minyak


dikhawatirkan akan menyumbat saringan bahan
bakar

23
Pengujian Ash Content, ASTM D - 482
Kandungan abu yang terdapat di dalam minyak Solar
dapat memberikan informasi apakah bahan bakar
layak atau tidak untuk digunakan

Pengujian Copper Strips, ASTM D – 130


Sifat korosif mogas disebabkan oleh sulfur bebas dan
senyawa sulfur reaktif ( merkaptan dan hidrogen
sulfida )

24
Pengujian Angka Netralisasi, ASTM D – 974
Angka asam adalah sejumlah basa yang dinyatakan dalam
miligram kalium hidroksida per gram contoh yang digunakan untuk
titrasi contoh sampai titik ekuivalen.

Pengujian Titik Nyala PMcc, ASTM D – 93

Titik nyala suatu bahan bakar minyak adalah suhu terendah


terkoreksi pada tekanan barometer 101,3 kPa ( 760 mmHg )
dimana minyak akan timbul nyala api dalam sekejap mata, apabila
pada permukaan minyak tersebut didekatkan suatu api kecil.

25
Pengujian Distilasi, ASTM D – 86
Sifat distilasi memberikan gambaran tentang
kecepatan penguapan (volatility) suatu bahan
bakar minyak.

26
Pengertian-pengertian yang penting dalam suatu distilasi
adalah :

 Initial Boiling point ( IBP ) adalah : pembacaan thermometer


pada saat tetesan kondensat pertama jatuh yang terlihat pada
ujung tabung kondensat.
 Persen evaporated adalah : jumlah persen antara cairan yang
diperoleh dan persen yang hilang.
 Persen recovered adalah : persen maksimum yang diperoleh
dari suatu distilasi, terbaca pada tabung ( gelas ukur )
penampung destilat.
 End point atau Final Boiling Point ( FBP ) adalah pembacaan
suhu maksimum selama distilasi berlangsung, hal ini terjadi
setelah cairan dalam tabung distilasi teruapkan semua.

27
TERIMA KASIH
WASSALAAMU ‘ALAIKUM
WARAKHMATULLAAHI WABAROKAATUH

28

Anda mungkin juga menyukai