BHINEKA
4. Jendela
1. Tiang Umumnya rumah Limas dibangun dengan
Rumah Limas dibangun memakai tiang-tiang jendela-jendela yang berukuran besar.
3. Lantai, Pintu, Pagar, dan Dinding
dari kayu Ulin atau kayu Unglen yang terkenal Setiap kekijing, memiliki 2 buah jendela di
Untuk bagian lantai, pintu, pagar, serta dinding
kuat dan tahan air. kanan dan di kiri.
dibuat dari kayu Trembesi tanpa menggunakan
paku, di mana kayu Trembesi ini dikenal punya
kelebihan dalam hal ekonomi dan ekologi.
Sementara, untuk bagian kerangkanya,
didirikan memakai kayu Seru, yang merupakan
kayu yang langka dan dalam kepercayaan
warga setempat kayu ini dilarang untuk
dilangkahi maupun diinjak.
Di tiap-tiap rumah, khususnya bagian pintu dan
2. Tangga dinding, yang menunjukkan kekentalan adat 5. Atap
Rumah Limas dibangun memakai tiang-tiang dan nilai-nilai tradisi yang dijunjung warga Bagian atap rumah Limas dilengkapi dengan
dari kayu Ulin atau kayu Unglen yang terkenal setempat. ornamen simbar atau tanduk, yang sekaligus
kuat dan tahan air. dipakai sebagai penangkal petir.
TATA RUANG
Tata ruang dari rumah adat ini relatif simetris dan terdiri dari
tiga pembagian zona, public, semi-private,
private dan service. Rumah adat ini terdiri dari empat bagian :
1. Depan
Bagian depan terhubung dengan tangga dan pada bagian ini
digunakan sebagai teras.
2. Tengah
Bagian tengah merupakan bagian tertinggi di Rumah Limas.
Bagian tengah difungsikan sebagai kamar pengantin dan
diperuntukkan untuk tetuo (orang tua).
3. Belakang
Bagian belakang rumah ini, pawon dipisah oleh sebuah
jembatan yang dikenal dengan nama garang, ruanagan
belakang ini umumnya digunakan untuk aktivitas keseharian
perempuan. Selain itu, ruang ini juga berfungsi sebagai ruang
serbaguna dan dapur.
Kemudian, berdasarkan dari arah pembangunannya, rumah ini terbagi menjadi dua jenis :
4. Bawah
1. Matoari Edop:
Bagian bawah, merupakan kolong yang juga digunakan sebagai Pada bagian Rumah Limas yang menghadap ke arah timur, Makna dari pembangunan ini berdasarkan
tempat penyimpanan. dari arah terbit matahari, yang dimana melambangkan awal mula kehidupan manusia.
Rumah Limas dibangun dengan jendela yang berukuran besar, 2. Matoari Mati:
serta pada setiap ruang kekijing terdapat sepasang jendela. Sebaliknya pada Matoari Mati, sebutan ini adalah untuk bagian rumah yang menghadap ke arah barat.
Makna pembangunan ini didasarkan pada arah terbenamnya matahari dan melambangkan akhir dari
kehidupan manusia.
FILOSOFI KEKIJING
Rumah adat Limas di Palembang, memiliki beberapa macam ruang berundak yang
sudah diatur dalam filosofi Kekijing.
Dalam filosofi Kekijing ini, ada 5 tingkat ruangan yang sudah diatur menurut
karakteristik penghuninya, yakni jenis kelamin, usia, pangkat, bakat, dan martabat.
1. Pagar Trenggalung
Kekijing tingkat satu ini adalah bagian rumah yang digunakan untuk menerima tamu
apabila pemilik rumah sedang memiliki hajatan.
2. Jogan Rumah
Kekijing tingkat kedua ini adalah bagian rumah yang hanya diperuntukkan bagi
pemiliknya yang berjenis kelamin pria saja.
3. Kekijing Tingkat Tiga
Kekijing tingkat tiga ini adalah ruangan yang lebih privasi daripada ruangan yang
sebelumnya, sebab ruangan ini dibatasi aksesnya memakai penyekat.
4. Kekijing Tingkat Empat
Selanjutnya, kekijing tingkat empat ini cuma bisa dipakai oleh mereka yang memiliki
hubungan darah, kerabat dekat, dan dihormati oleh pemilik rumah, misalnya datuk,
dapunto, dan orang yang lebih tua.
5. Gegajah
Ruangan ini adalah kekijing urutan ke-5 atau yang paling tinggi tingkatannya dan
paling luas areanya dibandingkan yang lain.
Area ini cuma boleh dimasuki oleh mereka yang memiliki kedudukan sangat tinggi
dan dihormati dalam keluarga dan masyarakat.
Uniknya, dalam ruangan tersebut juga ada amben atau undakan lantai, yang dipakai
untuk melaksanakan musyawarah bersama antar penghuni gegajah.
Apabila pesta perkawinan sedang didakan oleh pemilik rumah, kamar pengantin di
ruangan ini juga bisa digunakan.
KESIMPULAN
Rumah Limas adalah rumah tradisional yang berbentuk limas dan
bertingkat dengan gaya panggung. Rumah Adat Limas ini berasal
dari Sumatera Selatan khususnya di daerah Palembang. Rumah
Adat Limas memiliki luas mencapai 400 hingga 1000 meter
persegi ini memiliki fungsi tersendiri dan pada setiap lantainya
menunjukkan tingkat kedudukan anggota keluarga yang
menempati rumah ini. Rumah adat ini dibangun menggunakan
tiga jenis material kayu; tiang atau pondasi dari rumah ini
menggunakan kayu ulin atau uglen ; pintu, pagar, dan lantai
rumah ini terbuat dari kayu tembesu ; kerangka dari rumah ini
menggunakan kayu seru, namun dikarenakan oleh kepercayaan
Suku Palembang, yang dimana kayu seru tidak boleh diinjak,
maka kayu seru tidak digunakan sebagai peyangga. Tata ruang
dari rumah adat ini relatif simetris dan terdiri dari tiga pembagian
zona, public, semi-private, private dan service. Rumah limas
memiliki sejumlah filosofi terkait tingkat rumah, ada filosofi
kekijing, ruangan diatur berdasar penghuni. Motif dan
Kebudayaan Pada rumah ini dipengaruhi oleh nilai-nilai agama
Islam, kebudayaan Melayu, serta kebudayaan Cina.