Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS DAYA TAMPUNG BEBAN

PENCEMARAN AIR SUNGAI BUOL DI


KABUPATEN BUOL

MIMI MARIANI
NIM : 702521010
Latar DAS Buol
DAS Prioritas 1
Belakang Perlu penanganan pada aspek
pemanfaatan dan pengelolaannya
secara terpadu telah mengalami penurunan
fungsi lingkungan. Hal ini
ditunjukkan dari berbagai
permasalahan air dan tanah
seperti air keruh; berwarna;
kelangkaan air saat musim
kemarau; serta banjir dan
longsor saat musim hujan.

Kabupaten Buol
Bagian utara Provinsi Sulawesi Tengah,
120° 50' 32.17" - 122° 11' 43.96" BT
0° 40' 32.50" sampai 1° 18' 45.93" LU
Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

1. Menurunnya Kualitas Air Sungai Sehingga


berkurangnya
aktivitas manusia limbah domestik pencemaran
sumber air bersih
2. Terjadinnya Bencana Banjir dan Longsor
3. Ekosistem Air Rusak dikarenakan Limbah menurunnya kualitas air sungai
4. Terjadinya kerusakan sekitar Wilayah Kondisi air sungai tidak bisa diketahui sebelum
Sungai
melihat fluktuasi pencemar pada air sungai
5. Laju kekritisan lahan di sungai buol yang
menyebabkan intensitaserosi dan
sedimentasi meningkat setiap tahunnya.

1. Bagaimana kualitas air Sungai Buol di Kabupaten Buol?


Rumusan Masalah 2. Bagaimana status mutu air Sungai Buol di Kabupaten Buol
berdasarkan perntukkannya?
3. Bagaimana daya tampung terhadap beban pencemaran Sungai
Buol di Kabupaten Buol?
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kondisi kualitas air Sungai Buol
2. Menganalisis status mutu air Sungai Buol berdasarkan
peruntukkannya.
3. Menganalisis daya tampung beban pencemaran air Sungai
Buol.

Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang segmentasi sungai berdasarkan
mutu sungai dan beban pencemarannya dukungan dalam hal
pengendalian kualitas air sungai.
2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi terkait kualitas air di Sungai Buol
kepada Instansi terkait, serta diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai daya dukung daerah aliran sungai.
KAJIAN TEORI • karakteristik morfologi yang berbelok-belok (meandering) hampir di sepanjang
ruas sungai khususnya pada bagian hilir.
Sungai Buol • Sudut bagian dalam belokan bervariasi mulai dari belokan (bagian dalam) ringan
bersudut sekitar 1700 sampai belokan berat bersudut sekitar 350.
• Dari beberapa kasus banjir yang terjadi belakangan ini, luapan dan genangan
justru sering terjadi di belokan sungai, yang disertai dengan proses penggerusan
pada sisi luar belokan.

kegiatan industri yang membuang limbah ke badan air,


Pencemaran Air Sungai pencemaran air yang disebabkan oleh sampah berasal dari
rumah tangga yang dapat mencemari sungai dan menyebabkan
banjir
penurunan pada kualitas air hingga pada tingkat tertentu
sehingga melebihi baku mutu dan tidak dapat digunakan dalam
aktivitas tertentu
Dampak dari adanya pencemaran air dapat menyebabkan terganggunya ekosistem dalam
perairan baik pada tumbuhan maupun hewan

Limbah Domestik,
Sumber Pencemar Limbah Industri,
Limbah Pertanian
Baku Mutu PP 22 Tahun 2021 Kelas II Parameter Air Sungai

1. Suhu
2. TSS
Daya Tampung Beban Pencemar 3. TDS
4. Kekeruhan
nilai yang menggambarkan kemampuan dari sumber air untuk 5. pH,
menerima suatu beban pencemaran dari berbagai sumber 6. BOD,
pencemar tanpa menjadikan sumber air ikut tercemar 7. COD
8. DO
9. Phosfat
Penetapan mutu air serta arah kebijakan pengendalian 10. Nitrat
pencemaran air 11. Nitrit
(Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 01 Tahun 2010) 12. Amoniak
13. Sulfida
14. Khlorin
15. Minyak dan lemak
16. Deterjen sebagai MBAS
17. Fenol
18. Total Coliform.
Aktivitas Domestik, Industri dan Pertanian
KERANGKA BERPIKIR
Analisis Daya Tampung Sungai Buol

Data Primer Data Skunder

•Data Kecepatan sungai di tiap titik segmen •Profil Sungai Buol dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buol
•Data hidrolik sungai yaitu kedalaman, panjang, dan lebar.
•Titik sumber pencemar yg terdapat pada area industri dan titik asal
menyebar yang terdapat pada area pemukiman, perkebunan dan
pertanian.
•Data kualitas air berdasarkan uji laboratorium

Analisis Data
•Analisa Kualitas Air Sungai Buol
•Analisis Beban Pencemaran Sungai Buol
•Analisa Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Buol

Rekomendasi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Buol


METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian di Sungai Buol


dan akan dibagi menjadi 8
segmentasi

Bulan Juni- Oktober 2022.


SEGMEN 1
SEGMEN 3 SEGMEN 4
SEGMEN 5 SEGMEN 6
SEGMEN 7 SEGMEN 8
Metode dan Desain Penelitian
Populasi Karakteristik yang berhubungan dengan kualitas air Sungai Buol.

Wilayah populasi yang akan dikaji meliputi seluruh badan air


Sungai Buol dengan Panjang 60,3 Km.

Sampel

Metode sampling dalam penelitian


ini adalah metode purposive
sampling (sampel bertujuan).

Kriteria lokasi sampling air Sungai Buol


ditetapkan berdasarkan karakteristik
sumber pencemaran yaitu sumber
pencemar limbah pertanian, sumber
pencemar limbah domestik dan sumber
pencemar limbah industri.
Variabel Penelitian

Parameter TSS, pH, BOD, COD, DO, Phosfat, Nitrat, Nitrit,


Kualitas air Sungai Buol. Amoniak, Sulfida, Khlorin, Minyak dan lemak, Deterjen sebagai
MBAS, Fenol, dan Total Coliform.

kondisi kualitas air yang diukur berdasarkan parameter-


parameter tertentu yang dinyatakan dalam suatu nilai indeks
Status mutu air Sungai Buol pencemaran

Daya tampung pencemaran air Sungai Buol Daya tampung beban pencemaran air adalah
kemampuan air pada suatu sumber air,
untuk menerima masukan beban pencemaran
tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi
tercemar.
Tehnik Pengumpulan Data

Pengambilan sampel air menggunakan Standar


Nasional Indonesia (SNI) 6989.57:2008 tentang Air
Pengukuran langsung
Data kualitas air Sungai Buol dan Air Limbah – Bagian 57 (Metode Pengambilan
Contoh Air Permukaan)
No Parameter Satuan Metode
1 Suhu O
C SNI 06-6989.11:2019
pengujian di laboratorium 2
3
TDS
TSS
mg/l
mg/l
SNI 06-6989.27:2019
SNI 6989.3:2019
4 Kekeruhan NTU SNI 6989.25:2005
5 Ph   SNI 6989.11:2019
6 DO mg/l SNI 06-6989.14:2004
7 BOD mg/l SNI 6989.72:2009 /
SNI 06-6989.14:2004

Data laju aliran air Sungai Buol 8


9
COD
Nitrit
mg/l
mg/l
SNI 06-6989.73:2019
SNI 06-6989.9:2004
10 Nitrat mg/l SNI 06-6989.79:2011
11 Amoniak mg/l SNI 6989.30:2005
• Pengukuran langsung di lokasi titik sampel. 12 Fosfat mg/l SNI 06-6989.31:2005
13 Sulfida mg/l SNI 6989.75:2009
14 Deterjen sebagai MBAS, mg/l SNI 06-6989.51-:2005
15 Klorine mg/l Reagen Kit
16 Minyak dan lemak, mg/l SNI 6989.10:2005
17 Fenol mg/l SNI 06-6989.21:2004
Curren meter 18 Total Coliform mg/l MPN
Teknik Analisis Data

Identifikasi kualitas air Sungai Buol dilakukan


Analisa Kualitas Air Sungai dengan menggunakan indeks pencemaran

Status Mutu Air Sungai


Dimana :
Pij = Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j)
Lij = konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan
dalam baku mutu peruntukan air (j)
Ci = konsentrasi parameter kualitas air hasil analisa
(Ci/Lij) M = nilai Ci/Lij maksimum
(Ci/Lij) R = nilai Ci/Lij rata-rata hasil
Analisa Beban Pencemaran Sungai Buol

Metode yang digunakan dalam Perhitungan beban pencemaran


mengukur debit air yaitu metode
current meter.
BPS = (Cs)j x Qs x f
Q =VxA
Keterangan :
Keterangan : BPS = Beban Pencemaran Sungai (kg/hari)
Q = Debit Aliran (m3/detik) (Cs)j = Kadar sebenarnya unsur pencemar (mg/liter)
V = Kecepatan rata-rata (m/detik) Qs = Debit air sungai (L/detik)
A = Luas penampang basah (m2) f = Faktor konversi
Analisa Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Buol

PP No. 22 Tahun 2021 Daya Tampung

baku mutu kelas II

DTBP = beban pencemar sesuai baku mutu – beban pencemar


terukur

• Daya tampung bernilai positif (+) maka obyek masih mampu menampung
beban pencemaran yang masuk,
• Daya tampung bernilai negatif (-), maka obyek sudah tidak mampu
menerima beban pencemaran
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Periode Pengambilan Sampel
Segmen Titik Koordinat Periode

1 2 3

1 1˚9’102” LU - 121˚26’252’ BT 17 Juni 2022 05 Juli 2022 1 September 2022


11.23 WITA 13.28 WITA 10.27 WITA
2 1˚8’824” LU - 121˚26’126’ BT 17 Juni 2022 05 Juli 2022 2 September 2022
14.21 WITA 13.02 WITA 11.02 WITA
3 1˚7’008” LU - 121˚25’109’ BT 17 Juni 2022 05 Juli 2022 1 September 2022
10.42 WITA 11.41 WITA 09.36 WITA
4 1˚5’688” LU - 121˚23’625’ BT 17 Juni 2022 05 Juli 2022 2 September 2022
10.09 WITA 11.00 WITA 10.53 WITA
5 1˚4’217” LU - 121˚20’179” BT 16 Juni 2022 05 Juli 2022 2 September 2022
16.45 WITA 09.38 WITA 10.02 WITA
6 1˚3’958” LU - 121˚16’908” BT 16 Juni 2022 06 Juli 2022 31 Agustus 2022
11.22 WITA 09.30 WITA 09.48 WITA
7 1˚1’867” LU - 121˚16’421” BT 16 Juni 2022 06 Juli 2022 31 Agustus 2022
12.39 WITA 10.21 WITA 11.32 WITA
8 0˚585457” LU - 121˚15’134” BT 16 Juni 2022 06 Juli 2022 31 Agustus 2022
13.40 WITA 11.00 WITA 12.34 WITA
Pengambilan sampel
Pengujian di Laboratorium
Sampel yang di awetkan
Periode 1
Periode 2
Periode 3
TDS Pengukuran TDS dilakukan secara Gravimetri.
Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2021.
11,000.00
standar mutu air kelas II yaitu 1.000 mg/
10,000.00

9,000.00
Segmen 1 5.325 mg/l
8,000.00
Segmen 2 3.242 mg/l-11.620 mg/l
7,000.00

6,000.00
Segmen 1 pada periode 1 mengalami TDS yang
5,000.00 tinggi pada karenakan terdapat meningkat
4,000.00 kontaminan yang berasal dari saluran-saluran
3,000.00 limbah rumah tangga atau industri yang bermuara
2,000.00 ke sungai
1,000.00

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
Segmen 2 bersifat air payau dimana kandungan
garamnya tinggi.
TSS Pengukuran TSS dilakukan secara Gravimetri.
Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2021.
800.00

700.00
standar mutu air kelas II yaitu 50 mg/l
600.00

500.00

400.00 Pengambilan pada musim Penghujan


300.00
Periode 1 dlakukan pada saat intensitas
200.00
hujan tinggi
100.00

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
TSS merupakan pasir halus dan lumpur
800.00
maupun jasad renik, terdiri dari padatan yang
KEKERUHAN600.00
700.00
disebabkan dari adanya erosi tanah yang
terbawa ke perairan
500.00

400.00

300.00

200.00

100.00

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
Pengukuran pH dilakukan secara Langsung
pH Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2021.
standar mutu air kelas II yaitu 7-9
10.00

9.00

8.00
Rata –rata tiap segmen 6,90 -8,10,
7.00

6.00
Parameter pH salah satu asal pemantauan kualitas air,
5.00 perubahan pH pada perairan akan mensugesti perubahan
4.00
serta kegiatan biologis. Bila kisaran pH 6,5 – 8,5
pertumbuhan organisme perairan bisa berlangsung
3.00
dengan baik
2.00

1.00

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2021.
BOD standar mutu air kelas II DO

BOD yang rendah pada segmen menandakan bahwa


baiknya proses dekomposisi asal bahan organik yg
dioksidasi oleh mikroba
9.00

4.00 8.00

7.00
3.50
6.00
3.00
5.00

2.50 4.00

3.00
2.00
2.00

1.50 1.00

-
1.00 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8

0.50

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
COD Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2021.
standar mutu air kelas II yaitu 25 mg/l
S-1 Periode 1 dan S-2 periode 1 dan
2 COD TIDAK TERUKUR 50

45

Segmen 1 merupakan bagian hilir dari 40

sungai buol sehingga kadar COD 35


tinggi, hal ini terjadi karena adanya
30
Limbah domestik
25

aktivitas Rumah Tanggaa 20


disekitar bantaran sungai dimana
15
limbah – limbahnya eksklusif di
buang ke sungai tanpa adanya 10

pengelolaan 5

0
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
NO3 – N (Nitrat) NH3 – N (Amonia)
10.00

0.25
9.00

8.00
0.20
7.00

6.00
0.15
5.00

4.00
0.10

3.00

2.00 0.05

1.00

- -
1 2 3 4 5 6 7 8 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8

Pada Keadaan ini, diharapkan upaya menekan beban toksisitas amonia, dengan meningkatkan oksidasi sebagai
akibatnya proses nitrifikasi bisa berlangsung sempurna. Proses nitrifikasi sendiri adalah proses membarui
amonia sebagai nitrit atau nitrat. di proses ini hal yg paling diperlukan artinya kandungan oksigen terlarut (DO)
yang relatif, sebagai akibatnya mikroba pengurai dapat bekerja dengan optimal
NO2-N Nitrit merupakan bentuk peralihan antara
amonia serta nitrat, yang pembentukannya
1.00
0.95
sangatlah ditentukan oleh kandungan DO di
0.90 perairan. eksistensi nitrit menggambarkan
0.85
0.80
berlangsungnya proses biologis degradasi
0.75 bahan organik yang dikondisikan di perairan
0.70
0.65
khusunya yang memiliki kadar oksigen terlarut
0.60 yg sangat rendah
0.55
0.50
0.45
0.40 Pada konsentrasi DO yang tinggi,
0.35
0.30
pembentukan nitrit akan berlangsung
0.25 lebih cepat. Konsentrasi nitrit di perairan
0.20
0.15
yg mengandung DO lebih besar
0.10 cenderung membentuk zenit grafik
0.05
-0.00
konsentrasi Nitrit yang lebih tinggi,
-0.05 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
seperti yang terlihat di bagian tengah
sungai di segmen 6. korelasi ini akan
ditunjukkan pada grafik
KLORIN
0.50 • kandungan Klorin melebihi baku mutu,
0.45
kemungkinan besar berasal dari aktifitas
pemupukan dan penggunaan pestisida yang
0.40 dilakukan di bagian hulu atau perkebunan
0.35
sawit, sehingga ketika hujan, pupuk dan racun
pestisida
0.30

• dampak terhadap kesehatan masyarakat


0.25
seperti gatal atau iritasi kulit,“
0.20

• Senyawa desinfektan bagi limbah cair industry


0.15
sebelum di buang ke sungai
0.10

0.05

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
DETERGEN
segmen 1 kandungan detergen rendah
0.80 karena di bagian hilir sungai buol masih
Banyak mangrove
0.70

0.60 Limbah deterjen tidak mengalami pemecahan


0.50
saturasi, sehingga ABS (Alkyl Benzene Sulfonat)
yang ialah salah satu kandungan berasal deterjen
0.40 masih pada bentuk konsentrasi kompleks yg
0.30
kemudian terikat menggunakan bahan organik yang
ada pada akar mangrove sebagai akibatnya menjadi
0.20 molekul kompleks yg lebih berat serta mengendap di
0.10
dasar perairan.

-
1 2 3 4 5 6 7 8
Sulfida
1.00

0.90

0.80

0.70
Sulfida dihasilkan dari pembusukan bahan-bahan
0.60 organic yg mengandung belerang oleh bakteri anaerob,
0.50
sulfida juga didapatkan dari proses reduksi anaerob sulfat
oleh mikroorganisme, Senyawa ini mampu dari berasal
0.40 pelapukan material organik yg terjadi pada waktu hujan,
0.30
limbah industri, domestik serta pertanian.

0.20

0.10

S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8


-
0.14 FENO
0.12
L Pembusukan berasal bahan organik mirip kayu, bambu, maupun
daun yg terdapat pada Sungai Buol.

Selain itu, banyaknya residu pakan ternak dan pupuk organik yg


0.10 kemudian terakumulasi di sungai pula turut menaikkan kadar
Fenol dalam air sungai.

0.08

0.06

0.04

0.02

-
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8
STATUS MUTU

DAYA TAMPUNG
SEGMEN 1 (Hilir)
Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 5,41

Total Coliform; 1.45 total fosfat; 0.31 DO; 2.44 Suhu ; 1.05 TDS; 8.99
Fenol, 26.60 TSS; 14.98

Kekeruhan; 31.02
Melebihi Daya Tampung Sulfida ;
1. TDS = 476,02 Ton/hari 30.72

2. TSS =69,95 Ton/Hari


3. Kekeruhan = 259,67 ton/hari pH; 0.42
BOD;
4. COD = 84,36 Kg/hari MBAS; COD;
3.30
0.59 5.84
5. NO2 –N = 2,52 kg/hari Chlorine bebas; 22.13 NO3-N; 0.31 NH3-N; 0.24 NO2-N; 5.66

6. Klorin = 58,76 kg/hari


7. Sulfida = 10,35 Kg/hari
8. Fenol = 21,69 Kg/Hari
Kondisi parameter yang melebihi kapasitas muara sungai , akan menyebabkan sejumlah partikel
tersuspensi akan mengalami perpindahan ke wilayah pesisir dan laut utamanya pada puncak musim
SEGMEN 2 (Anak Sungai)
Status Mutu “TERCEMAR RINGAN” Nilai IP 4,09

Total Coliform; 1.12 total fosfat; 0.29 DO; 2.56


Fenol; TDS; 31.50
14.16
Sulfida ; 18.90
TSS; 5.11

MBAS; 6.52
Kekeruhan; 35.42
Chlorine
bebas;
20.28 NO3-N;
0.36
Melebihi Daya Tampung NH3-N; 0.56
1. TDS = 4.386,23 Ton/hari NO2-N; 5.46 COD; 2.42 BOD; 1.66 pH; 0.73

2. TSS =3,4 Ton/Hari


3. Kekeruhan = 284,55 ton/hari
4. NO2 –N = 17,91 kg/hari
5. Klorin = 454,72 kg/hari
6. Surfaktan = 989,37 kg/hari
7. Sulfida = 46,85 Kg/hari
8. Fenol = 48,23 Kg/Hari
SEGMEN
3Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 5,25

Total Coliform; 1.15 total fosfat; 0.54 DO; 2.13 TDS; 0.67
Fenol; TSS, 25.49
22.83

Kekeruhan;
30.01
Sulfida ; 33.49
Melebihi Daya Tampung
1. TSS = 876,85 Ton/Hari Chlorine bebas; 25.08
2. Kekeruhan = 1.069,96 ton/hari pH; 0.21
BOD; 2.43
3. COD = 24,19 Kg/hari MBAS; 3.92 COD; 8.32
NO2-N;
4. NO2 –N = 102,46 kg/hari NO3-N; 0.40 NH3-N; 1.43 10.36

5. Klorin = 446,64 kg/hari


6. Detergen = 206,24 kg/hari
7. Sulfida = 81,45 Kg/hari
8. Fenol = 39,41 Kg/Hari
SEGMEN
4Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 8,08
Nilai IP Tertinggi dari segmen yang lain

Jarak dengan Pabrik Kelapa Sawit 8,36 Km


Jarak Bandara 1,55 km

Total Coliform; 0.88 total fosfat; 0.70 DO; 2.15 Suhu ; 3.15 TDS; 0.60
Fenol, 22.83 TSS; 23.19

Kekeruhan; 22.89
Melebihi Daya Tampung Sulfida ; 52.80
1. TSS = 890,71 Ton/Hari
2. Kekeruhan = 842, 70 ton/hari
pH; 0.63
3. COD = 13,18 Ton/hari COD; 7.13
BOD; 1.66
4. NO2 –N = 215,39 kg/hari
5. Klorin = 529,49 kg/hari NO2-N; 11.83
NH3-N; 1.64
6. Detergen = 211,80 kg/hari NO3-N; 0.51
MBAS; 3.07
7. Sulfida = 2.480,54 Kg/hari Chlorine bebas; 23.45

8. Fenol = 39,41 Kg/Hari


SEGMEN 5
Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 7,37

Total Coliform; 0.91 total fosfat; 0.50 DO; 1.13 Suhu ; 2.62 TDS; 0.45
Fenol; 21.24 TSS; 16.50

Kekeruhan; 19.49

pH; 0.94
BOD; 3.10

COD; 7.42

Melebihi Daya Tampung Sulfida ; 48.43

1. TSS = 374,80 Ton/Hari NO2-N; 7.12

2. Kekeruhan = 450,60 ton/hari NH3-N; 1.62


NO3-N; 0.29

3. COD = 19,01 Ton/hari MBAS; 4.92


Chlorine bebas; 20.67

4. NO2 –N = 49,97 kg/hari


5. Klorin = 372,68 kg/hari
6. Detergen = 367,60 kg/hari
7. Sulfida = 782,63 Kg/hari
8. Fenol = 50,82 Kg/Hari
SEGMEN
6
Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 7,73

Total Coliform; 1.45 total fosfat; 0.76 DO; 1.65 Suhu ; 3.67 TDS; 0.81
Fenol; 21.24 TSS; 21.82
Kekeruhan;
12.43
pH; 0.73
BOD; 2.20
COD; 3.72

Sulfida ; 49.08 NO2-N; 20.27


Melebihi Daya Tampung
1. TSS = 211,38 Ton/Hari NH3-N; 0.76
2. Kekeruhan = 87,21 ton/hari MBAS; 0.54 NO3-N; 0.33

3. COD = 19,01 Ton/hari Chlorine bebas; 23.84


4. NO2 –N = 238,51kg/hari
5. Klorin = 127,38 kg/hari
6. Detergen = 367,60 kg/hari
7. Sulfida = 235,87 Kg/hari
8. Fenol = 13,18 Kg/Hari
SEGMEN 7
Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 7,39

Total Coliform; 0.86 total fosfat; 0.32 DO; 0.99 Suhu ; 1.57 TDS; 0.69 Kekeruh
an;
Fenol; 21.24 TSS; 10.07 11.46
pH; 0.94
BOD;
2.31
COD; 4.88

NO2-N; 13.62

Sulfida ; 48.75
Melebihi Daya Tampung NH3-N;
0.24

1. TSS = 588,42 Ton/Hari NO3-N;


0.19

2. Kekeruhan = 793,34 ton/hari Chlorine


bebas;
MBAS; 1.04 21.26
3. COD = 8,55 Ton/hari
4. NO2 –N = 784,59 kg/hari
5. Klorin = 1.146,71 kg/hari
6. Detergen = 126,74 kg/hari
7. Sulfida = 2.999,55 Kg/hari
8. Fenol = 181,06 Kg/Hari
SEGMEN 8
Status Mutu “CEMAR SEDANG” Nilai IP 7,79

Total Coliform; 0.91total fosfat; 0.50 DO; 0.97 Suhu ; 1.05 TDS; 1.06 TSS; 7.10
Kekeru
Fenol; 21.24 han;
9.21
pH;
1.36 NH3-
BOD; N; 0.46
2.35 NO3-
COD;N; 0.31
2.73
NO2-N; 6.17
Chlorine bebas; 23.07

Melebihi Daya Tampung Sulfida ; 51.47

1. TSS = 1.011,43 Ton/Hari MBAS;


2. Kekeruhan = 1.169,34 ton/hari 0.51

3. NO2 –N = 343,19 kg/hari


4. Klorin = 7.254,41kg/hari
5. Sulfida = 27.120,32 Kg/hari
6. Fenol = 837,05 Kg/Hari
STATUS MUTU
DAYA TAMPUNG
SIMPULAN
 Kualitas air di Sungai Buol berdasarkan terdapat Parameter yang sudah diatas Baku
mutu di semua segmennya yaitu TSS dan Kekeruhan ini dikarenakan terjadinya
proses sedimentasi di sekitar sungai, untuk Parameter Klorin,Fenol, Sulfida,dan COD
ditimbulkan oleh adanya pembusukan berasal bahan organik dan juga adanya
kegiatan pertanian dan perkebunan akibat Penggunan pupuk. Nitrit di sungai Buol
juga mengalami peningkatan karena terjadinya proses biologis.
 Status mutu air yang di tentukan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP).
Pada setiap segmen status mutu berada pada kondisi “Cemar Sedang”. Kecuali
Segmen 2 “ Tercemar Ringan”.
 Parameter TSS, Kekeruhan, COD, NO2 –N, Klorin, Detergen, Sulfida, Fenol telah
melebihi daya tampung beban pencemaran pada semua segmen di sungai buol.
SARAN
• Melakukan pemantauan rutin dan penambahan titik pengamblan sampel untuk mengetahui
lebih detail mengenai sumber pencemar di tiap daerah.
• Pada parameter perlu diadakannya penambahan lebih banyak salah satunya ditambah
parameter Logam, sehingga dapat diketahui perbandingan IP pada jumlah parameter yang
berbeda.  
• Perlu dikelolanya air limbah rumah tangga sebelum di alirkan ke sungai dengan membuat IPAL
Komunal dan perlu di buatkan WC umum karena di Sebagian bantaran sungai belum memiliki
WC yang sesuai standar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai