Pasien Laki-laki 41 tahun alih rawat dari bagian Bedah dengan post amputasi digiti II regio
manus Pasien dialih rawat karena keluhan sesak napas yang makin memberat.
Keluhan batuk , dahak (+) warna kekuningan, demam (-), keringat malam hari (-).
2 bulan SMRS, pasien opname di bagian Kardiologi dengan diagnosis ALI estremitas inferior
bilateral, ext superior sin Ruth 1. Pasien dilakukan arteriografi:, dengan hasil ALI rutherford
IIA extremitas inferior dekstra dan ALI rutherford IIB ext inferior sinistra diberikan terapi
PIAT dengan Alteplase
1 bulan SMRS pasien mengalami perburukan pada extremitas inferior menjadi kehitaman
dikonsulkan ke Bedah amputasi above knee ext inferior sinistra, below knee ext inf
dekstra. Selama perawatan pasien juga mengeluhkan batuk dicurigai TB paru, tetapi dengan
BTA -/-/- observasi dengan Ab broad spektrum.
Pasien pulang dengan cilostazol 1x50 mg dan aspilet 1x80 mg
Riw. TB 4 tahun yang lalu (dikatakan tuntas pengobatan OAT selama 6 bulan)
Riw. Alergi disangkal
Pemeriksaan Fisik
St.lokalis reg.colli dextra teraba 3 nodul ukuran ±2x1,5 cm, mobile, nyeri tekan (-)
Pulmo vesikuler ↑/↑, RBK +/-
St.lokalis reg.manus D : post amputatum digiti II, tempak nekrotik phalanx distal digit III
14/10/19 19/10/19 11/11/19 17/11/19 14/12/19 20/12/19 22/12/19 24/12/19 26/12/19
Hb
AL
AE
9,7
11,64
3,60
9,5
10,31
3,62
LABORATORIUM
9,7
12,26
3,65
10,4
12,61
3,93
9,6
12,67
3,62
9,8
13,04
3,62
11,2
11,66
4,02
16.72
18 Desember 2019
BTA Sputum Negatif
Gen Xpert Sputum MTB Not detected
PA jaringan manus
• MIKROSKOPIS
Sediaan menunjukkan :
A. Jaringan kulit, pada dermis didapatkan hiperkeratosis orthokeratosis tipe basket
weave, sebagian mengalami vakuolisasi sel basal, spongiosis ringan.
Dermis sembab dengan sebukan limfosit sedikit terutama pada dermis
atas,perivaskuler dan periadnexal.
Tidak didapatkan sebukan eosinofil.
B. Jaringan kulit dengan epidermis tidak utuh dan tanpa dermis. Pada epidermis tampak
hiperkeratosis, orthokeratosis, sebagian lapisan mengalami nekrosis dengan sedikit
sebukan limfosit dan sel plasma.Tidak ditemukan sebukan eosinofil.
C. Jaringan ikat, jaringan lemak dengan area nekrosis dan ekstravasasi eritrosit dengan
sebukan limfosit,leukosit PMN dan eosinofil cukup.
Tidak didapatkan tanda ganas.
• KESIMPULAN
Jaringan manus dextra: Radang kronis dengan eosinofilia.
Secara histopatologis masih dapat menyokong suatu hipereosinofilik
syndrome.
Hasil PA limfonodi colli
• MIKROSKOPIS
Sediaan sitologi AJH menunjukkan sel-sel limfoid yang tersebar
dengan berbagai derajat maturasi, didominasi limfosit matur,
cukup histiosit, sel plasma, leukosit PMN. Didapatkan pula
cukup sel endotel berbent serta banyak eosinofil
Latar belakang berupa eritrosit merata dan debris nekrotik.
Tidak didapatkan sel ganas, maupun sel raksasa berinti banyak
tipe Langhans.
• KESIMPULAN
Sitologi AJH limfonodi regio colli dextra : Tidak didapatkan sel
ganas, secara sitopatologi lebih sesuai untuk Kimura disease.
Asessment
1. Suspek Kimura disease dd
Hipereosinofilia syndrome
2. Susp.TB paru Ro + dengan infeksi sekunder on OAT
3. Wound dehiscence post amputatum below knee ext. inf dekstra
4. Post amputatum ext. inferior dextra below knee dan ext inferior sinistra above knee ec ALI ruth IIb post
failed PIAT
5. Post amputatum digiti IV manus dekstra dan digiti II manus sinistra ai Ali ruth III post POBA