Anda di halaman 1dari 21

ETIKA PERIKLANAN INDONESIA

Disusun oleh
Bayu Saputra
Valeria sabalai
• PENGERTIAN IKLAN
• Periklanan berasal dari kata dasar iklan.
• Iklan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
artinya pemberitahuan kepada khalayak
ramai , mengenai barang atau jasa yang
dijual , dipasang di media massa.
• FUNGSI PERIKLANAN
1. Iklan sebagai pemberi informasi
- Menyerahkan keputusan untuk membeli
kepada konsumen itu sendiri. Iklan hanyalah
media informasi yang netral untuk membantu
pembeli memutuskan secara tepat dalam
membeli produk untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
• Pihak konsumen diharapkan mencari informasi
yang memadai terlebih dahulu tentang sebuah
produk sebelum membelinya.
• Pihak produsen (dan biro iklan sejauh terkait)
berkewajiban untuk memberi informasi yang
diperlukan oleh konsumen.
• Permasalahannya adalah tidak semua
konsumen mempunyai standar kemampuan
menyerap informasi yang sama.
• Idealnya adalah bahwa iklan sejauh mungkin
memberi informasi sedemikian rupa, sehingga
tidak sampai memperdaya konsumen.
• Dimasa yang akan datang, iklan informatif akan
lebih disukai karena :
1. Masyarakat semakin kritis.
2. Masyarakat sudah bosan dengan berbagai
iklan yang hanya melebih-lebihkan suatu produk.
3. Peran lembaga konsumen yang semakin
gencar
memberi informasi yang benar dan akurat
kepada konsumen, menjadi tantangan
serius
bagi dunia iklan.
2. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum
Fungsi iklan adalah untuk menarik massa
konsumen untuk membeli produk tersebut.
Caranya dengan menampilkan model iklan
yang manipulatif, persuasif dan tendensius ,
dengan maksud untuk menggiring konsumen
untuk membeli produk tersebut (iklan
manipulatif)
• Secara etis iklan manipulatif dilarang , karena
iklan semacam itu benar-benar memanipulasi
manusia dan segala aspek kehidupannya.
• Iklan persuasif sangat beragam sifatnya,
sehingga terkadang sulit untuk dinilai etis
tidaknya iklan semacam itu.
• 2 macam iklan persuasif :
1. Persuasif rasional
tidak memanipulasi atau memanfaatkan
aspek (kelemahan) psikologis manusia untuk
memperoleh efek tertentu yang memukau
konsumen, melainkan memberi argumen
atau pertimbangan rasional mengenai
keadaan barang yang ditawarkan.
• Caranya, bukan dengan membuat
perbandingan dengan produk lain , melainkan
memaparkan kandungan produk disertai
pengakuan pihak lain atau pengalaman orang
tertentu.
• Sejauh tidak ada penelitian yang independen
dan objektif, produsen dan biro iklan jenis ini
masih dapat merasa aman.
2. Persuasif non rasional
Memanfaatkan kelemahan psikologis
manusia untuk membuat konsumen dapat
terpukau, tertarik dan terdorong untuk
membeli produk yang diiklankan tersebut.
Daya persuasinya tidak terletak pada isi
argumen yang bersifat rasional, melainkan
pada cara penampilan.
• Apakah etis membujuk orang sedemikian rupa
melalui iklan, sehingga pada akhirnya
konsumen terdorong untuk membeli sebuah
produk yang diiklankan?
jawabannya adalah membujuk orang untuk
membeli sesuatu dapat dibenarkan secara
etis, sejauh bujukan itu didasarkan pada
argumen dan pertimbangan rasional.
• Sebaliknya cara persuasif menjadi tidak etis kalau
persuasi itu bersifat non rasional.
• Berdasarkan etika teleologi apabila iklan tersebut
berakibat baik bagi konsumen, maka iklan
tersebut dinilai baik.
• Dengan kata lain menurut paham teleologis iklan
persuasif dapat dibenarkan dan diterima secara
moral apabila iklan tersebut tidak merugikan dan
mengganggu kebebasan konsumen.
• BEBERAPA PERSOALAN ETIS (iklan manipulatif
dan persuasif non rasional)
1. Iklan merongrong otonomi dan kebebasan
manusia.
2. Menciptakan kebutuhan manusia dengan
akibat manusia modern menjadi konsumtif.
3. Membentuk dan menentukan identitas atau
citra diri manusia modern.
4. Bagi masyarakat Indonesia dengan tingkat
perbedaan sosial dan ekonomi yang sangat
tinggi, iklan merongrong rasa keadilan dalam
masyarakat.
• Walaupun dalam kenyataannya sulit menilai
secara umum etis tidaknya suatu iklan, ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam iklan, yaitu :
1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi
yang palsu dengan maksud memperdaya
konsumen.
2. Iklan wajib menyampaikan semua informasi
tentang produk tertentu, terutama yang
berkaitan dengan keamanan dan
keselamatan manusia.
3. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan,
khususnya secara kasar dan terang-terangan.
4. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan
yang bertentangan dengan moralitas , tindak
kekerasan, penipuan, pelecehan seksual,
diskriminasi , perendahan martabat manusia
dan lain sebagainya.
• KEBEBASAN KONSUMEN
John K Galbraith mengatakan bahwa produksilah
yang menciptakan permintaan.
Muncul pertanyaan “bagaimanakah kebebasan
manusia dalam memilih produk yang dibutuhkan?
Von Hayek mengatakan bahwa walaupun ada
benarnya produsen bekerja kearah “menciptakan
kebutuhan”, timbulnya kebutuhan tidak semata-
mata ditentukan oleh operasi produsen ,
melainkan ditentukan oleh banyak faktor,
sebab produsen tidak hanya satu dan iklan
pun tidak hanya 1. Berarti konsumen masih
tetap mempunyai kebebasan untuk
menentukan pilihannya.
• Abad informasi dan industri telah menampilkan
persoalan yang sangat pelik mengenai kebebasan
manusia. Pilihan-pilihan konsumsi pribadi semakin
mendalam dipengaruhi dari luar oleh berbagai
iklan, entah yang informatif atau manipulatif.
• Apabila iklim periklanan sudah mengarah pada
merugikan kepentingan masyarakat, sudah pada
tempatnya perlu diambil tindakan legal politis
tertentu untuk membatasinya.

Anda mungkin juga menyukai