Anda di halaman 1dari 19

Etika dalam Pemasaran

Pemasara
n
• adalah kegiatan menciptakan, mempromosikan, dan menyampaikan barang atau
jasa kepada para konsumennya. Pemasaran juga berupaya menciptakan nilai yang
lebih dari pandangan konsumen atau pelanggan terhadap suatu produk
perusahaan dibandingkan dengan harga barang atau jasa dimaksud serta
menampilkan nilai lebih tinggi dengan produk pesaingnya. Pada dasarnya kegiatan
pemasaran merupakan fungsi utama dalam menentukan bisnis perusahaan.
• Biasanya untuk produk barang sering kali diiklankan di media, sedangkan untuk
jasa, secara etis dan moral relative sangat sedikit yang diiklankan kepada umum
secara terbuka. Dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, pemasaran
bisa dilakukan dengan situs-situs, email dan lain-lain.
• Dalam persaingan pemasaran, masih ada perusahaan
yang melakukan pemasaran tanpa memperhatikan etika.
• Secara jangka pendek untung, namun jika untuk jangka
panjang akan rugi. Karena masyarakat akan meninggalkan
perusahaan yang melakukan kegiatan yang tidak etis
tersebut.
• Tentu saja ada cara baik dan ada pula cara yang buruk secara
etis untuk memengaruhi orang lain. Di antara cara yang baik
untuk memengaruhi orang lain secara etis adalah
membujuk/persuasi, bertanya, memberitahu, dan
menasihati.
• Cara mempengaruhi yang tidak etis mencakup
ancaman, pemaksaan, penipuan, manipulasi, dan
berbohong.
• Sayangnya, begitu sering praktik penjualan dan periklanan
menggunakan cara-cara yang menipu atau manipulatif
untuk mempengaruhi, atau diarahkan pada audiens yang
dapat ditipu dan manupulasi
Manfaat Etika dalam Fungsi Pemasaran

Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi dalam
kegiatannya melakukan kegiatan pemasaran dengan memperhatikan etika-etika yang
ada.

Dapat menjalin kerjasama antar perusahaan lainnya dalam kegiatan pemasaran,


sehingga tidak ada persaingan saling menjatuhkan dan menghancurkan

Dapat menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap pelanggan atau konsumen
yang melihat perusahaan atau organisasi yang menjalankan kegiatan pemasaran
dengan etika-etika bisnis dan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
• Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah
disepakati bersama antara konsumen dengan penjual
(perusahaan)
• Di Indonesia untuk mengatur dan melindungi konsumen terhadap
kejahatan bisnis seperti terdapat UU No. 8 Tahun 1999, Pasal 1
butir: “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.
• Definisi perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen
Etika pemasaran dalam konteks
produk:
• Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan
masyarakat.
• Produk yang dibuat berpotensi ekonomi
Norma dan Etika atau benefit
• Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
Pemasaran • Produk yang dapat memuaskan masyarakat
Etika pemasaran dalam konteks harga:

• Harga diukur dengan kemampuan daya


beli masyarakat.
• Perusahaan mencari margin laba yang
layak.
• Harga dibebani cost produksi yang layak.
Etika pemasaran dalam konteks tempat / distribusi:

• Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.


• Konsumen mendapat pelayanan cepat dan
tepat.
Etika Pemasaran dalam konteks promosi :

• Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar


dan obyektif.
• Sabagai sarana untuk membangun image positif.
• Tidak ada unsur memanipulasi atau
memberdaya konsumen.
• Selalu berpedoman pada prinsip2 kejujuran.
• Tidak mengecewakan konsumen.
Promosi dan Dimensi
Etis

Promosi adalah pesan komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang


sesuatu produk yang disampaikan melalui sesuatu media, dibiayai oleh
pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat.

Promosi adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan,


penyampaian dan umpan balik dari pesan komunikasi pemasaran
• Fungsi Informatif :
sebagai pemberi
informasi tentang produk
yang ditawarkan di pasar.
• Fungsi persuasif : sebagai
Fungsi Promosi pembentuk pendapat umum
tentang sebuah produk.
Prinsip – prinsip
Etis dalam Promosi
Promosi tidak
boleh Promosi wajib
menyampaikan menyampaikan
informasi yang semua
palsu dengan informasi
maksud tentang produk
memperdaya yang diiklankan.
konsumen.

Promosi tidak
Promosi tidak boleh mengarah
boleh pada tindakan
mengarah pada yang
pemaksaan. bertentangan
dengan
moralitas.
• Promosi yang setiap hari massal dan
intensif disajikan kepada masyarakat
pada umumnya tidak mendidik tapi
justru menyebarluaskan selera
rendah Permasalah
• Promosi memamerkan suatu
suasana hedonistis dan
an Promosi
materialistis
• Promosi mendorong masyarakat
menjadi konsumerisme
1. Kebenaran akan isi promosi
• Pada umunya tidak mempunyai
reputasi baik sebagai pelindung
atau pejuang kebenaran.
Sebaliknya, kerap kali iklan
Masalah terkesan suka membohongi,
menyesatkan dan bahkan menipu
Etis public.
Promosi • Umumnya merayu konsumen dan
ingin mengiming – imingi calon
pembeli. Untuk itu Bahasa
promosi menggunakan retorika
tersendiri.
2. Memanipulasi publik
• Masalah manipulasi terutama berkaitan dengan segi persuasive. Karena
dimanipulasi, seseorang mengikuti motivasi yang tidak berasal dari dirinya
sendiri.
• Dikhawatirkan bisa memanipulasi publik, karena berusaha mempengaruhi
tingkah laku konsumen.
• Contoh : iklan kosmetik selalu berusaha menciptakan suasana romantic yang khas
dan hasil riasan yang sempurna dan menawan sehingga masyarakat akan tertarik
• Tidak membungkus produk dengan hal –
hal yang bersifat sensualitas
• Tidak menyerang saraf motoric anak
• Anak-anak sasaran empuk produk, karena
anak- anak menggunakan naluri bukan rasio
Cara • Tidak menyerang produk pesaing, missal :
Menumbuhka menjelekkan pesaing, Membajak tokoh yang
n Etika berpromosi, menawarkan harga yang
irasional, menyebutkan produknya serba
Promosi unggul.
• Anak – anak menjadi objek penderita
dari produsen
• Menggunakan tokoh anak dan
memanipulasi produk
Pengontrolan

• Pemerintah
Dokumen awal yang menjadi pegangan dalam etika periklanan di Indonesia adalah diikrarkan tangal 17
September 1981, yang selanjutnya disempurnakan dan diikrarkan lagi pada tanggal 19 Agustus 1996.
Penyempurnaan terakhir dilakukan pada 1 Juli 2005 dengan nama Tata Krama dan Tata Cara Periklanan
Indonesia (TKTCPI). Nama yang disepakati oleh pemangku kebijakan di ranah periklanan adalah Etika
Pariwara Indonesia (EPI). Pemangku kebijakan yang terlibat adalah Badan Pengawas Periklanan Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), Asosiasi Televisi Swasta
Indonesia (ATVSI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Asosiasi Perusahaan Media Luar-griya
Indonesia (AMLI), Dewan Periklanan Indonesia (DPI), dan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia
(PRSSNI).
• Para pengiklan
• Masyarakat
Maksud Isi
si promosi
pengiklan
Penilaian Etis
Keadaa
Kebiasaan
n
dibidang
public
periklana
yang
n
tertuju
Kasus
periklanan
• Iklan mobil ertiga dari Suzuki ini
melanggar etika periklanan karena
menggunakan kata ‘’MVP TERHERMAT
BAHAN BAKAR DI INDONESIA’’
sedangkan EPI, pasal 1.2.2 mengatur
bahwa Iklan tidak boleh menggunakan
kata kata superlatif seperti ‘’paling’’,
’’nomor satu’’ ,’’top’’, atau kata kata
berawalan ‘’ter’’, dan atau yang
bermakna sama, tanpa secara khas
menjelaskan keunggulan tersebut yang
harus dapat dibuktikan dengan
pernyataan tertulis dari otoritas
terkait atau sumber yang autentik.
• iklan jamu ini melanggar etika periklanan
juga sebab didalam UU RI NO. 8 tahun
1999 tentang perlindungan konsumen,
pasal 9, ayat (1) huruf k, menyebutkan
bahwa Pelaku usaha dilarang menawarkan,
mempromosikan, mengiklankan suatu
barang dan atau jasa secara tidak benar
dan atau seolah-olah mengandung sesuatu
yang mengandung janji yang belum pasti.
Sedangkan, dalam iklan jamu ini pengiklan
menyebutkan bahwa pasien akan sembuh
total, tentu saja hal ini melanggar etika
periklanan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai