Anda di halaman 1dari 23

Pola pengembangan

paragraf
1. Pengertian

Pengembangan paragraf didasarkan pada proses penalarannya.

Penalaran  proses mencapai satu kesimpulan yang masuk akal


berdasarkan kenyataan-kenyataan atau pernyataan yang masuk akal.
deduktif
Penalaran
induktif

Penalaran deduktif  penalaran yang bersumber pada satu


pernyataan umum (premis mayor) dan satu pernyataan khusus
(premis minor).

Dengan dasar dua premis itu dihasilkan kesimpulan yang logis.


Proses ini lazim disebut proses berpikir silogistik.
Contoh:

PM (Premis Mayor) :Semua mahasiswa adalah lulusan


SMA

Pm (premis minor) : Yanto adalah mahasiswa


Kesimpulan : Yanto adalah lulusan SMA

Syarat untuk menguji kesahihah sebuah kesimpulan:


1. Memiliki tiga proposisi, yakni premis mayor ,
premis minor, dan kesimpulan;
2. Jika satu premis bersifat negatif atau khusus,
kesimpulan akan bersifat negatif atau khusus.
PM: Tidak ada orang Eskimo yang berambut hitam
pm: Yosef adalah orang Eskimo
K : Yosef tidak berambut hitam
3. Jika kedua premis bersifat negatif atau khusus, kita tidak dapat
mengambil kesimpulan.

PM : Semua teroris bukan warga negara Indonesia


yang baik.
Pm : Roni bukan teroris
K : ??

PM : Beberapa orang Asia hidup makmur.


Pm : Beberapa orang Indonesia adalah orang Asia.
K : ??
Proses berpikir deduktif akan menghasilkan
pola pengembangan paragraf yang berbentuk
deduktif  paragraf yang dimulai dengan
pernyataan umum, diikuti dengan
penjelas-penjelas bersifat khusus.
Contoh paragraf deduktif
Seni komik di setiap negara memiliki gaya yang
khas. Keragaman itu muncul dari tradisi komik dan
seni rupa dalam konteks kebudayaan masing-masing.
Komik Amerika dan Eropa misalnya, sama-sama
memberikan penekanan pada logika pembaca dan
gaya tutur yang stabil. Sementara itu, komik Jepang
bertutur dengan lebih banyak memunculkan efek
emosi dari gambar-gambar suasana. Adapun komik
Amerika lebih banyak memuat cerita-cerita pendek,
sedangkan komik Eropa hampir selalu berisi
petualangan panjang.
Penalaran Induktif  didasarkan pada pengamatan atas
hal-hal khusus untuk sampai pada suatu keputusan
umum.
generalisasi
Penalaran induktif analogi
sebab-akibat
Contoh Generalisasi

Beberapa orang teman saya orang Jawa. Salah


satunya bernama Dinar. Dia sangat sopan kepada
semua orang. Teman saya yang kedua adalah Indri. Dia
disukai teman-teman karena sikapnya yang santun dan
menyenangkan. Teman yang lain adalah Joko yang juga
tidak pernah lupa menyapa dengan hormat teman dan
dosen yang dijumpainya. Hal ini membuat saya
berkesimpulan bahwa orang Jawa itu pada umumnya
sopan.
Contoh analogi:

Anak kera mempunyai sistem pencernaan yang sama dengan anak


manusia sehingga dianalogikan bahwa anak kera dapat diberi makan
seperti anak manusia.

Irwan, seorang sarjana lulusan Universitas Al-Azhar Indonesia


(UAI). Sewaktu menjadi mahasiswa, Irwan merupakan mahasiswa
berprestasi dengan IP 3,52. Sekarang dia bekerja di perusahaan
terkemuka di Jakarta. Arni juga sarjana dari UAI dan pernah menjadi
mahasiswa teladan se-Indonesia dengan IP 3,70. Sekarang Arni
menjadi pejabat di Departemen Keuangan RI. Irma yang juga sarjana
lulusan UAI dengan IP 3,67 dan merupakan mahasiswa berprestasi,
dianalogikan akan diterima bekerja di perusahaan terkemuka atau
instansi pemerintah.
Contoh paragraf berpola sebab-akibat

Harimau sumatera banyak sekali diburu oleh pemburu-


pemburu liar. Mereka memburu untuk menjualnya ke luar
negeri atau untuk mengambil kulitnya. Harimau sumatera juga
telah kehilangan habitatnya. Rumah mereka dibakar dan
dialihfungsikan sebagai perkebunan. Hewan yang menjadi
buruannya pun kini sudah jarang ditemui sehingga mereka
kesulitan dalam mencari makanan. Tak heran jika mereka
memasuki perkampungan untuk mencari makan. Pola
berkembang biak harimau sumatera juga menjadi penghalang
bagi harimau tersebut untuk berkembang biak. Akibatnya, kini
harimau sumatera jarang ditemui dan berada di ambang
kepunahan.
Salah Nalar
Kesalahan nalar berhubungan dengan proses
penalaran.
Penyebab utamanya:
1. bahasa  kesalahan informal
2. materi & proses penalarannya 
kesalahan formal
Contoh paragraf sebab-akibat:
Harimau sumatera banyak sekali diburu oleh
pemburu-pemburu liar. Mereka memburu untuk
menjualnya ke luar negeri atau untuk mengambil
kulitnya. Harimau sumatera juga telah kehilangan
habitatnya. Rumah mereka dibakar dan dialihfungsikan
sebagai perkebunan. Hewan yang menjadi buruannya pun
kini sudah jarang ditemui sehingga mereka kesulitan
dalam mencari makanan. Tak heran jika mereka
memasuki perkampungan untuk mencari makan. Pola
berkembang biak harimau sumatera juga menjadi
penghalang bagi harimau tersebut untuk berkembang
biak. akibatnya, kini harimau sumatera jarang ditemui
dan berada di ambang kepunahan.
1. kesalahan informal  kata-kata yang digunakan tidak
tegas maknanya sehingga dapat diartikan bermacam-
macam.

(1) Anak dokter yang cantik itu mahasiswa UAI.


(2) Pidato menteri di Gedung MPR yang panjang itu
agak membosankan.
(3) Meta berkata kepada teman Sita bahwa ia harus
berangkat sekarang juga.

Kesalahan ini biasanya dikelompokkan sebagai


kesalahan relevansi; terjadi apabila premis-premis
tidak mempunyai hubungan logis dengan
kesimpulan.
Contoh:
*Ular itu mengandung racun karena ia berbisa.
* Kita perlu memungut iuran untuk petugas kebersihan
karena kebersihan dapat menciptakan kesehatan.

2. Kesalahan Formal  kesalahan yang berhubungan


erat dengan materi dan proses penarikan
kesimpulan, baik deduktif maupun induktif.
a) Kesalahan induktif

terjadi sehubungan dengan proses induktif.


Mungkin merupakan kesalahan generalisasi,
hubungan sebab akibat, dan analogi.

(1) Generalisasi terlalu luas : kesimpulan dibuat


berdasarkan data yang tidak memadai
Contoh:
Wanita kurang mampu dalam matematika
dibandingkan dengan pria. Kesimpulan itu ditarik
berdasarkan pengamatan dalam sebuah kelas. Di
dalam kelas yang terdiri dari 25 wanita dan 20 pria,
ternyata lima nilai tertinggi dicapai oleh siswa pria,
sedangkan lima nilai terendah diperoleh oleh siswa
wanita.

(2) Hubungan sebab akibat yang tidak memadai


Hubungan sebab akibat tidak tepat karena suatu
akibat dihubungkan dengan penyebab berdasarkan
kepercayaan/takhyul.
Contoh:
a. Saya tidak pandai berenang karena hampir semua
anggota keluarga saya tidak dapat berenang.
b. Sebagian besar mahasiswa mendapat nilai buruk karena pada
waktu ujian hujan turun dengan deras.
c. Saya tidak lulus dalam ujian karena dosen saya tidak suka
kepada saya.

(3) Kesalahan Analogi  terjadi karena dasar analogi yang dipakai


tidak merupakan ciri esensial dari kesimpulan yang ditarik.

Contoh:
Galuh seorang siswa SMA Negeri 2 Jakarta. Kelak dia akan
menjadi tokoh politik karena Indra, seorang tokoh politik
kenamaan berasal dari sekolah tersebut.
PM : Benda cair dapat berubah mengikuti
tempatnya
pm : Air adalah ……………..…………………………
Kes.: ……………………………………………………….

PM : ………………………………………………………
Pm : Menipu adalah perbuatan yang merugikan
orang lain
Kes. : ………………..adalah dosa.

PM : Semua orang yang melanggar aturan akan


dihukum
Pm : ……………………………………………………..
Kes. : ……………………………………………………..
PM : ………………………………………………..
Pm : Pada malam hari tidak ada sinar matahari

Kes. : Pada malam hari tidak terjadi


fotosintesis.

PM : Setiap kali langit mendung pasti akan turun


hujan.
Pm : ………………………………………………
Kes. : ……………………………………………….
Kembangkanlah silogisme dari pernyataan di bawah
ini !
Contoh: Indra pasti telah mampu berpikir formal.
Silogismenya:
PM: Anak-anak yang berusia di atas sebelas tahun telah
mampu berpikir formal.
pm: Indra berusia di atas sebelas tahun.

1. Wina pasti tidak akan lulus ujian.


2. Tak seorang pun yang akan menemani Dani.
3. Harga bahan pokok akan naik lagi bulan depan.
4. Hanya mahasiswa dengan nilai terbaik yang akan mendapat
beasiswa.
5. Anak-anak yang dilalaikan akan mengalami problem
emosional.
Paragraf yang mengandung salah nalar:
Pada bacaan anak-anak harus memberi contoh yang baik.
Dalam hal ini diceritakan dengan berbagai cara; ada tokoh-
tokohnya terdiri dari binatang-binatang dan anak-anak serta
badut juga dapat disertai dengan orang yang besar tubuhnya
seperti raksasa. Di mana diceritakan bagaimana seorang tokoh
yang baik terhadap sesamanya atau binatang yang halus
budinya.

Perbaikannya!

Bacaan anak-anak harus memberi contoh yang baik. Hal itu


dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti berbuat baik
terhadap sesama yang dilakukan oleh tokoh anak-anak, badut,
atau raksasa, atau lewat tokoh binatang yang halus budinya.
Perbaikilah paragraf-paragraf berikut!

(1) Semenjak Indonesia memproklamasikan


kemerdekaannya perubahan bahasa Indonesia sangat
banyak. Apalagi pengajaran bahasa Indonesia telah
menjadi pokok di sekolah dasar, lanjutan, dan di fakultas
sastra sebagai lembaga pendidikan bahasa tertinggi yang
disesuaikan dengan perkembangan ilmu bahasa modern
dan keperluan nasional, yang menimbulkan kegiatan
untuk mempelajari bahasa Indonesia. Kalau kita tinjau
secara ilmiah bahasa yang mendasarkan perkembangan
ilmu bahasa modern dari segala sudut kehidupan
masyarakat mencerminkan hubungan yang erat antara
bahasa dengan kehidupan masyarakat.
(2) Ditinjau dari sudut kebudayaan yang makin
lama makin maju menunjukkan dengan sendirinya
bahasa juga makin lama makin maju, karena
bahasa tak dapat dipisahkan dari kebudayaan.
Sungguhpun bahasa Indonesia sekarang sudah
maju tetapi masih banyak kekurangan-kekurangan
dalam cara pemakaian dan penggunaannya yang
dilakukan setiap hari dalam masyarakat. Ahli-ahli
bahasapun belum puas dengan apa yang sekarang
dipergunakan bahkan ahli-ahli bahasa berusaha
terus-menerus untuk memperkaya dan
mengembangkan bahasa Indonesia.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai