Anda di halaman 1dari 8

PELAKSA

NAAN PE
MBE LAJARA
N PENGUJI
MASA N
EW NORM
AL B AGI 1. DRA.
Hj. RUSD
PESERTA HUSAINI IANA
DIDIK BE , M. A
R KEBUTU 2. DRS.
HAN H. MUHA g
KHUSUS MMAD
DI KELA YUSUF M
S 6 SDN IN 3. HURI . Fil. I
KLUSI YAH, S.P
BENUA A d, M.Pd
NYAR 4 B
ANJARM Oleh
ASIN SEK
EKO WAH RETARIS
YU NUR
Alya Nabila S.Pd, M.P
SUFIANT
O,
d

170102071250
LATAR BELAKANG

 Sekolah inklusi merupakan layanan pendidikan yang diberikan untuk Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) agar mereka dapat memperoleh pendidikan yang layak dan dapat belajar
bersama dengan anak pada umumnya di sekolah regular, tanpa memandang kondisi fisik,
intelegensi, sosial, emosional, dan lainnya. Tertuang dalam kebijakan pemerintah, dalam
UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 32 dan Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 yang
menjelaskan tentang dberikannya peluang dan kesempatan untuk Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) agar memperoleh pendidikan di sekolah regular.

 Berdasarkan kebijakan yang diberlakukan pemerintah Kota Banjarmasin pada


pertengahan tahun 2021 terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang kembali
dilaksanakan di masa New Normal, maka peserta didik SDN Benua Anyar 4 Banjarmasin
terutama peserta didik berkebutuhan khusus di kelas 6 sudah memulai PTM dengan
memberlakukan dan menerapkan protokol kesehatan ketat.

 Pelaksanaan pembelajaran di kelas 6 SDN Inklusi Benua Anyar 4 yaitu dilaksanakan


dengan menggabungkan antara peserta didik umum dan berkebutuhan khusus. Mereka
belajar bersama-sama dalam satu kelas, namun bedanya peserta didik berkebutuhan
khusus didampingi oleh Guru Pendamping Khusus (GPK) untuk membimbingnya dalam
belajar.
FOKUS PENELITIAN

1. Bagaimana teknis pelaksanaan pembelajaran masa New Normal bagi


peserta didik berkebutuhan khusus di kelas 6 SDN Inklusi Benua Anyar 4
Banjarmasin ?

2. Apa kendala saat pelaksanaan pembelajaran masa New Normal bagi peserta
didik berkebutuhan khusus di kelas 6 SDN Inklusi Benua Anyar 4
Banjarmasin ?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui teknis pelaksanaan pembelajaran masa New


Normal bagi peserta didik berkebutuhan khusus di kelas 6 SDN
Inklusi Benua Anyar 4 Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui kendala saat pelaksanaan pembelajaran masa


New Normal bagi peserta didik berkebutuhan khusus di kelas 6
SDN Inklusi Benua Anyar 4 Banjarmasin.
METODE PENELITIAN
JENIS & PENDEKATAN
PENELITIAN
Jenis penelitian lapangan &
SUBJEK & OBJEK PENELITIAN
pendekatan kualitatif
SUBJEK : Guru Pendamping Khusus di kelas 6
OBJEK : Pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan pada masa New Normal Bagi
DATA & SUMBER DATA Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Kelas 6
DATA : Data pokok & Data Penunjang SDN Inklusi Benua Anyar 4 Banjarmasin
SUMBER DATA : Informan, responden
dan dokumenter

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Observasi, wawancara & dokumentasi
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Editing, klasifikasi, interpretasi
ANALISIS DATA
Deskriptif kualitatif, yaitu data yang sudah disajikan
diberikan penafsiran dan pembahasan tentang
PROSEDUR PENELITIAN permasalahan yang dikemukakan dan dilakukan
Pendahuluan, persiapan, dengan analisis kualitatif. Selanjutnya menarik
pelaksanaan, dan penyusunan kesimpulan dari yang bersifat khusus kemudian
laporan dijabarkan menjadi hal yang bersifat umum.
HASIL PENELITIAN

1. Sejarah berdirinya SDN Inklusi Benua Anyar 4


Banjarmasin
2. Visi, misi dan tujuan SDN Inklusi Benua Anyar 4
Banjarmasin
3. Gambaran fisik SDN Inklusi Benua Anyar 4
Banjarmasin
4. Data peserta didik SDN Inklusi Benua Anyar 4
Banjarmasin
5. Data pendidik & staf SDN Inklusi Benua Anyar 4
Banjarmasin
PENYAJIAN DATA

 Perencanaan pembelajaran
 Pelaksanaan pembelajaran
 Media & strategi pembelajaran khusus
 Evaluasi
 Kendala yang berhubungan dengan Guru
Pendamping Khusus (GPK)
 Kendala yang berhubungan dengan peserta
didik berkebutuhan khusus.
ANALISIS DATA
 Perencanaan pembelajaran
 Pelaksanaan pembelajaran
 Media & strategi pembelajaran khusus
 Evaluasi
 Kendala yang berhubungan dengan Guru
Pendamping Khusus (GPK)
 Kendala yang berhubungan dengan peserta
didik berkebutuhan khusus.
KESIMPULAN
 Pelaksanaan Pembelajaran Masa New Normal Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Kelas 6 SDN
Inklusi Benua Anyar 4 meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
penutup, penggunaan media dan strategi, serta evaluasi. Proses pembelajaran tidak menggunakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) namun tetap berjalan seperti langkah-langkah yang ada di
dalam RPP pada umumnya. Guru Pendamping Khusus (GPK) menggunakan media dan strategi khusus
untuk peserta didik berkebutuhan khusus jenis Tunagrahita, dan evaluasi dari GPK yang hanya diberikan
kepada peserta didik berkebutuhan khusus pada saat kegiatan inti saja.

 Kendala yang Berhubungan dengan Kemampuan Guru Pendamping Khusus (GPK) dalam Mengajar dan
Membimbing Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, yaitu latar belakang pendidikan terakhir Guru
Pendamping Khusus (GPK) yang tidak relevan dan tidak sesuai profesi, karena sekolah kekurangan Guru
Pendamping Khusus (GPK) dengan profesi yang sesuai yaitu Pendidikan Luar Biasa (PLB).

 Kendala yang Berhubungan dengan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, yaitu peserta didik
berkebutuhan khusus jenis Slow learner yang jarang hadir dan terkadang datang terlambat ke sekolah
sehingga sering tertinggal pelajaran, dan peserta didik berkebutuhan khusus jenis Tunagrahita yang
menurun kemampuan belajarnya karena sebab lamanya pembelajaran yang dilakukan dengan Jarak Jauh
(PJJ) selama 2 tahun yang lalu.
ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH

25 Februari 2022 M
24 Rajab 1443 H

Anda mungkin juga menyukai