Anda di halaman 1dari 55

PENJARINGAN PDBK

Persiapan Penerimaan PPDB untuk Peserta


Didik Berkebutuhan Khusus dengan
mensosialisasikan akomodasi kurikulum

Banper Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif


SMAN 2 Lubuk Pakam
1. I D E N T I F I K A S I
o Identifikasi merupakan suatu proses di dalam
menemukan dan mengenali keberagaman peserta didik.
o Identifikasi dibatasi hanya untuk menentukan individu
yang diduga mengalami hambatan sehingga belum dapat
menjawab pertanyaan potensi apa yang dimiliki peserta
didik
o Identifikasi kekhususan/hambatan peserta didik dan area
fungsi belajar, sosial emosi, komunikasi, dan sensorimotor
Tujuan

Menemukan dan mengenali Peserta Didik


Berkebutuhan Khusus (PDBK)
Mengkategorikan dan mengklasifikasikan
keragaman dari PDBK
Sasaran

Peserta didik baru


Peserta didik yang sudah mengikuti proses
belajar
Kapan dilakukan

Pada proses penerimaan peserta didik baru


Menjelang kegiatan belajar mengajar
Teknik

Wawancara,
Observasi,
Tes/tugas dan dokumen dll
Siapa yang melakukan identifikasi
Guru Kelas
Guru Mata Pelajaran
Guru Pendidikan Khusus
Guru Pembimbing Khusus
Wali Kelas
Orang Tua
Tenaga profesional lain yang terkait
Skema Layanan Pendidikan

ANAK
Identifikasi BERKEBUTUHAN KHUSUS Asesmen
Perkembangan,
Akademik ,
Asesmen Kompensatoris,
dan Sumberdaya
Pertemuan Guru Pendukung
Pendidikan Khusus, IEP/PPI
Orang Tua, Terapis dsb Layanan dan
Rencana
Per Semester/Tiga Pembelajaran
Bulanan (lihat perubahan PROFIL/GAMBARAN
ABK) ANAK DAN
Pelaksanaan LINGKUNGANYA:
KEBUTUHAN ANAK

Evaluasi
Hasil Asesmen

a. Apa yang sudah dikuasai


b. Apa yang belum dikuasai
c. Potensi yang dimiliki
d. Kemampuan yang dimiliki
e. Apa yang dibutuhkan
PDBK PENETAPAN KD
KKM
dan IPK
KURIKULUM AKOMODASI
UMUM 1. MODIFIKASI
IDENTIFIKASI MINGGU EFETIF
2. KBM
PROTA, PROMES,
PENYESUAIAN
PROFIL SILABUS JADWAL,
ASESMEN RPP,
PDBK
KURIKULUM
PENDIDIKAN (ESKALASI PENILAIAN:
KHUSUS MODIFIKASI HASIL
PH, PTS, PAS,
SUBSTITUSI BELAJAR
ASESMEN ASESMEN PAT, US, UN
OMISI)
OMISI)
PERKEMBA AKADEMIK
NGAN
A. Beberapa Hal tentang PPI

PPI merupakan perjanjian tertulis antara orang tua siswa dan sekolah
tentang kebutuhan siswa dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (Hallahan dan Kauffaman, 1996).

PPI merupakan dokumen/program tertulis bagi PDBK yang dibuat,


dikembangkan, diperiksa, dan diperbaiki dalam sebuah (beberapa) pertemuan
tim yang terdiri antara lain: guru, komite sekolah, orang tua, otoritas
pendidikan,dan ahli terkait.

PPI merupakan alat untuk PDBK mempunyai akses terhadap kurikulum dan
program pendidikan umum dan menyediakan kesempatan belajar yang layak,
akomodatif, adaptif dan memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan
kondisinya
PPI dibuat dengan berdasarkan pada program
pembelajaran secara umum, yang selanjutnya PPI
merupakan complement (pelengkap) dalam pencapaian
tujuan pembelajaran secara umum

Tidak ada format PPI yang standar

PPI bukan berarti siswa belajar secara


individu/menyendiri/terpisah, tapi program pendidikannya
yang berbeda. Belajarnya bisa bersama-sama dengan
siswa yang lainnya.
B. Siapa yang Mengembangkan PPI?

PPI dikembangkan oleh tim yang “mengenali dan


memahami” kondisi dan kebutuhan anak, kurikulum, serta
sumber daya sekolah
PEMBENTUKAN TIM PPI
ANGGOTA TIM : PSIKOLOG, DOKTER, S THERAPIS
- KEPALA SEKOLAH
- GURU REGULER
- GURU PLB (GPK)
- ORANG TUA
- AHLI TERKAIT

TUGAS UTAMA GURU KLS : MENGELOLA SELURUH PROSES PEMBELAJARAN


TUGAS GURU PEM KHUSUS : MELAKUKAN ASESMEN, MENYUSUN PROGRAM, MEMBERI
ADVIS YANG BERKAITAN INTERVENSI PADA GURU KELAS
DAN ORANG TUA (TERUTAMA PADA TAHUN PERTAMA)
TUGAS ORANG TUA : MEMBANTU PROSES BELAJAR DAN INFORMASI KEADAAN

ANAK SERTA CARA-CARA YANG DILAKUKAN ORANG TUA


C. Apa yang Harus Dilakukan dalam Pengembangan PPI ?

1.   Cari dan Pertimbangkan hasil evaluasi/assesmen sebelumnya


– Kemampuan/potensi yang dimiliki
– Kelemahan yang dimiliki
– Kebutuhan belajar
– Kognitif
– Fisik
– Faktor perkembangan dan sikap yang mempengaruhi belajar
– Pengaruh kelainan terhadap pembelajaran
2. Identifikasi kelayakan layanan pendidikan
Apakah siswa mempunyai kelainan? Apa jenis kelainannya
Jenis layanan apa yang sesuai dengan kondisi siswa, misalnya untuk
ATN, ATR, Autis, dsb.
3. Identifikasi tingkat kemampuan belajar siswa saat ini
Termasuk pengaruh kelainan siswa terhadap partisipasi dan kemajuan
belajar mereka dalam mengikuti program pembelajaran umum.
4. Identifikasi kelanjutan paska sekolah
Bagi anak yang berusia 15 tahun, berdasarkan pertimbangan
kebutuhan, pilihan, dan minat siswa, harus mempertimbangkan
kegiatan yang ada kaitannya dengan studi lanjutan, pekerjaan, dan
bermasyarakat
5. Susun tujuan yang realistik dan terukur
Tujuan ini harus berdasarkan pada kebutuhan siswa dan mampu
meningkatkan partisipasi mereka secara inklusif dalam program
pembelajaran umum

6. Tentukan layanan pendidikan khusus yang dibutuhkan siswa


– Program dan Jenis layanan
– Akomodasi/penyesuaian sarana
– Dukungan lainnya
7. Tentukan kegiatan peralihan yang sesuai
Untuk membantu siswa mencapai standar kompetensi tertentu dan/atau
mempersiapkan diri apabila telah tamat sekolah.
8. Tentukan tempat kegiatan akan dilakukan
Tempat kegiatan harus berdasarkan pada prinsip inklusi, kecuali dalam
kondisi tertentu
9. Implementasi
Setelah disepakati, PPI harus segera dilaksanakan sesegera mungkin dan
tidak boleh ditunda-tunda. Untuk itu sekolah harus melakukan antara lain:
a. Menyediakan salinan PPI secukupnya;
b. Menginformasikan ke setiap pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan PPI; dan
c. Menyiapkan materi pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan siswa
10. Ukur kemajuan yang diperoleh sepanjang tahun
Kemajuan yang diperoleh siswa harus diukur dan dilaporkan kepada orang
tua siswa sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam PPI

11.Telaah, dan bila perlu, perbaiki PPI


a. Sedikitnya setahun sekali, Tim harus rapat untuk menelaah PPI (atau atas permintaan
orang tua siswa)
b. Hal yang dibahas dalam diskusi telaah PPI, antara lain : kemajuan siswa dalam mencapai
tujuan, perhatian orang tua, berbagai informasi hasil evaluasi, kemajuan siswa dalam
mengikuti program pembelajaran umum atau partisipasi dalam kegiatan lainnya,
c. Untuk siswa usia 15 tahun ke atas, kegiatan persiapan setelah lulus sekolah harus
ditinjau setiap tahun.
d. Apabila kurang menghasilkan sesuai tujuan yang diharapkan, maka PPI ini harus direvisi
Prinsip-Prinsip Pengembangan PPI

Pengembangan PPI berpusat pada siswa.


Informasi dari orang tua sangat diperlukan dan penting
dalam pengembangan PPI.
Setiap masukan dari anggota tim harus digali dan
dihargai.
Seluruh anggota tim berbagi tanggung jawab dan
berkontribusi dalam pengembangan PPI .
Informasi harus disampaikan dalam bahasa yang dipahami oleh
orang tua dan siswa.

PPI dikembangkan dalam upaya memberikan pelayanan


pendidikan dalam seting inklusif agar siswa mampu mencapai
standar kompetensi.

Rekomendasi PPI berdasarkan pada kemampuan, kebutuhan,


dan minat siswa saat kini serta pilihan orang tua terhadap
pendidikan anaknya
PPI merupakann dokumen dan petunjuk yang berguna
dan menjadi alat pengukur kemajuan siswa.
PPI harus diarahkan secara layak terhadap kebutuhan
siswa.
Diperlukan sikap positif dalam melayani kebutuhan
siswa
AKOMODASI MATERI
PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF
AKOMODASI
STRATEGI DAN METODE
PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF
Contoh penerapan strategi/metode
untuk setiap kebutuhan khusus

HAMBATAN  Informasi disajikan dalam bentuk auditif dan taktil


 Posisikan suara guru terdengar dengan baik
PENGLIHATAN  Tempatkan siswa lain jadi pendamping di sebelahnya
untuk menginformasikan tulisan, gerakan,
gestur guru.
 Jika masih ada sisa penglihatan, perhatikan
pencahayaan, kekontrasan, tempat duduk.
 Jangan gunakan kata tunjuk “ini, itu, di sana, di sini,
kamu, dll”.
 Ejalah kata baru yang belum dikenal, khususnya kata
yang ucapannya berbeda dengan tulisan.
 Ubahlah formula,rumus yang komplek menjadi
penggalan- penggalan
 Modifikasi instruksi
 Lengkapi dengan multimedia yang aksesibel
HAMBATAN  Posisikan siswa duduk dekat guru
PENDENGARAN  Jangan bicara membelakangi siswa
 Upayakan wajah dan gerakan bibir guru dapat
terlihat
 Berbicara dengan tidak terlalu cepat,
artikulasi jelas
 Bahasa yang sederhana dan jelas
 Pengulangan dan feedback untuk memastikan
siswa memahami
 Memperhatikan kemampuan berbahasa dan
bicara, penguasaan kosakata, dan persepsi
bunyi
 Informasi diperjelas dengan visual
 Jika mungkin jadikan siswa lain membantu
dengan bahasa isyarat
 Lengkapi dengan multimedia yang aksesibel
HAMBATAN • Informasi disajikan secara kongkrit
INTELEKTUAL • Menyederhanakan konsep (kontekstual &
fungsional)
• Mengulang informasi agar tidak mudah lupa
• Sering memberikan umpan balik untuk memastikan
pemahaman siswa
• Selalu diarahkan karena kemampuan inisiatif
rendah
• Tutor sebaya
• Kelompok kecil

HAMBATAN • Mengganti aktivitas motorik yang tidak bisa


FISIK dilakukan siswa dengan aktivitas lain yang
bermakna
GANGGUA • Pembelajaran terintegrasi dengan modifikasi
N EMOSI perilaku (menerapkan kontrak perilaku,
DAN pemberian reinforcement, dll)
PERILAKU • Memberi penghargaan atas capaian anak
• Memfokuskan perhatian anak
• Panduan yang jelas untuk semua aktivitas
belajar
• Metode menarik, bervariasi, dan tidak
membosankan, berjeda
• Sering memberi feed back
• Memperhatikan kebutuhan individual harian
anak
AUTISM • Keterarahan wajah
• Menjelaskan dengan jelas dan sederhana
• Mempertimbangkan kemampuan
komunikasi dan interaksi sosial
• Menghindari pemicu masalah perilaku
autistic
GANGGUAN • Pembelajaran terintegrasi dengan modifikasi perilaku
EMOSI DAN (menerapkan kontrak perilaku, pemberian reinforcement, dll)
PERILAKU • Memberi penghargaan atas capaian anak
• Memfokuskan perhatian anak
• Panduan yang jelas untuk semua aktivitas belajar
• Metode menarik, bervariasi, dan tidak membosankan, berjeda
• Sering memberi feed back
• Memperhatikan kebutuhan individual harian anak

AUTISM • Keterarahan wajah


• Menjelaskan dengan jelas dan sederhana
• Mempertimbangkan kemampuan komunikasi dan
interaksi sosial
• Menghindari pemicu masalah perilaku autistic
KESULITAN • Memberi penghargaan atas capaian anak
BELAJAR • Memfokuskan perhatian anak
SPESIFIK • Panduan yang jelas untuk semua aktivitas belajar
• Metode menarik, bervariasi, dan tidak membosankan, berjeda
• Berbasis aktivitas
• Memanfaatkan semua indera dalam pembelajaran (multisensori-
multimetode)
• Sering memberi feed back
• Memperhatikan kebutuhan individual harian anak
GIFTED / • Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif untuk mendukung
TALENTED keterampilan sosial
• Menerapkan discovery & inquiry learning
• Memperkaya materi dengan eksperimen
AKOMODASI MEDIA
PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

HAMBATAN  Menggunakan teknologi bantu, misal : screen


PENGLIHATAN readers,open book, braille translator, goodfill (software
musik yang partiturnya bisa diterjemahkan dalam huruf
braille), dll
 Menggunakan media pembelajaran yang
mengoptimalkan taktil., misal : model 2 dimensi yang
bisa diraba, model 3 dimensi, dll
 Bahan ajar : buku Braille, buku bicara, perpustakaan
online

HAMBATAN  Menggunakan media berbasis visual yang menarik,


PENDENGARAN misal : ppt, gambar, model miniatur, dsb
 Menggunakan alat bantu dengar apabila
memungkinkan
 Translator audio-isyarat digital
HAMBATAN  Media pembelajaran tidak rumit dan usahakan
INTELEKTUAL mengandung pesan sederhana dan memperjelas
 Mengoptimalkan penggunakan benda kongkrit
sebagai media dan sumber belajar.

HAMBATAN FISIK  Meja-kursi yang aksesibel


 Papan tulis yang fleksibel atau tersedia papan tulis
yang terjangkau pengguna kursi roda
 Pemanfaatan multimedia

GANGGUAN EMOSI  Media dan sumber belajar yang menarik dan sesuai
DAN PERILAKU minat anak
 Pertimbangkan keamanan media atau sumber belajar
AUTISM  Media dan sumber belajar lebih bersifat visual, misal :
gambar-gambar yang jelas dan sederhana
 Media dan sumber belajar kontekstual dengan
keseharian siswa

KESULITAN  Media dan sumber belajar yang melibatkan seluruh


BELAJAR SPESIFIK indera (multisensori)
 Media dan sumber belajar berbasis aktivitas

GIFTED  Media dan sumber belajar diupayakan menarik minat


dan ide siswa untuk pengembangan dan pengayaan
materi
AKOMODASI
LINGKUNGAN FISIK
AKOMODASI
LINGKUNGAN NON FISIK
C. AKOMODASI PENILAIAN OLEH SATUAN
PENDIDIKAN DAN PEMERINTAH

Penilaian adalah proses pengumpulan


dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik.
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016)
KONSEP AKOMODASI PENILAIAN
PENILAIAN UNTUK HAMBATAN
PENGLIHATAN

Tambahan waktu
Menghindari/meminimalka
sedikitnya 20 % dari
n penggunaan kata-kata
waktu yang ditentukan
visual yang kurang 01
dipahami anak.
02

Gambar dua dimensi Semua indra non visual


disajikan dalam bentuk dimanfaatkan untuk
gambar timbul/taktual 06 keperluan penilaian.
03

Benda-benda tiga Posisi tempat duduk anak


dimensi disajikan 04 memperhatikan
dalam bentuk asli atau 05 kemampuan indra
model. pendengaran
PENILAIAN UNTUK HAMBATAN
PENDENGARAN
1. Menggunakan bahasa 2. Banyak
yang singkat dan jelas menggunakan
7. Memperhatikan prinsip keterarahan
derajat sisa wajah, keterarahan
pendengaran siswa suara dan
(kurang dengar ringan, 01 02 keperagaan
kurang dengar berat atau 07
tergolong tuli)

6. Menilai kemampuan 3. Menggunakan


berbahasa dengan gambar-gambar,
06 03 grafis, dan
mempertimbangkan lama
pendidikan siswa (tidak komunikasi total.
dilihat dari umurnya atau
jenjang kelasnya) 05
4. Hindari tes yang
04 bersifat listening
5. Mempertimbangkan pemakaian diganti tes yang sesuai
alat bantu mendengar (ABM) dengan kondisi siswa.
lamanya pemakaian, jenis kondisi,
dan keteraturan pemakaian
PENILAIAN UNTUK HAMBATAN FISIK
• Guru harus pandai memahami karakteristik
01 siswa terutama bila siswa menjawab
pertanyaan guru secara lisan (jangan
menyalahgunakan jawaban siswa) karena
pada umumnya siswa tunadaksa (layauh
otak) biasanya mengalami hambatan
bicara.
02 • Pada umumnya siswa Tunadaksa
mengalami hambatan koordinasi mata,
tangan, dan juga mengalami tremor, ataxia,
sehingga penilaian jangan menitikberatkan
untuk tes tertulis.
PENILAIAN UNTUK
hambatan Intelektual, lamban belajar, dan kesulitan belajar spesifik

1. Soal lebih pendek dan lebih bervariasi


2. Mengulangi indikator yang sama dalam bentuk soal yang berbeda
3. membuat kontrak reinforcement atas soal yang dikerjakan anak, dan
terapkan dengan sesuai, misalnya jangan beri reward apabila pekerjaannya
belum selesai.
4. Menanyakan kembali tugasnya pada saat anak tengah mengerjakan 
menghindari kesalahan anak dalam memahami tugas.
5. Ajari anak untuk memahami pemanfaatan waktu dan deadline tugas.
6. Memberi tugas pembelajaran yang berangkaian untuk membantu
pemahaman anak lebih utuh, misalnya dengan (a) bacalah bacaan ini; (b)
jelaskan kembali isi bacaan kepada temanmu; (c) buatlah gambar yang
menceritakan isi bacaan itu; (d) buatlah catatan mengenai bacaan itu.

http://www.reacheverychild.com/fe
ature/slowlearners.html
Contoh:
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Unjuk
Kriteria Kerja Bercerita
Baik Sekali (4) : “Ceritakan
Baik (3) masaCukup
kecilmu!”
(2) Perlu Bim-bingan (1)
Kemampuan Siswa menceritakan Siswa mence-ritakan Siswa menceritakan Siswa menceritakan
menceritakan kembali kembali hasil diskusi kem-bali hasil dis-kusi kembali hasil diskusi hasil diskusi dibantu
hasil diskusi (penilaian kelompok dengan kelompok dengan meng- menggunakan bahasa guru sepenuhnya
kelompok) menggunakan bahasa gunakan baha-sa Indonesia yang
Indonesia yang baik Indonesia dan sesekali dibantu dengan
dibantu deng-an penggunaan bahasa
penggu-naan bahasa daerah
daerah
Catatan Fulan Fulan mence-ritakan Fulan menceritakan Fulan menceritakan Fulan tidak bisa
Hambatan kembali hasil dis-kusi kembali hasil diskusi hasil diskusi dibantu menceritakan hasil
Tunagrahita kelompok dengan meng- menggunakan bahasa guru sepenuhnya diskusi walauun dibantu
gunakan bahasa Indonesia yang dibantu guru
Indonesia dan sesekali dengan penggunaan
dibantu dengan penggu- bahasa daerah
naan bahasa daerah

Apabla jumlah PDBK lebih dari 1 maka keterangan adaptasi bisa dipersingkat ditulis dalam kolom sebelah kanan

Kepercayaan diri Tidak terlihat ragu-ragu Terlihat raguragu Memerlukan bantuan Belum memiliki
dalam menceritakan guru keberanian
pengalaman masa menceritakan
kecil pengalaman masa kecil
PROSEDUR PENILAIAN
ASPEK SIKAP PDBK
PROSEDUR PENILAIAN ASPEK
PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN PDBK
Contoh Modifikasi: Cara melakukan
Tes

Soal dibacakan,
PDBK Low Vision
menjawab secara
lisan
Penambahan waktu mengerjakan soal bagi
PDBK lamban membaca
Tugas Kelompok : kooperatif saling ketergantungan
(Modifikasi tugas individual dalam kelompok)
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN PENILAIAN

Menggunakan acuan patokan (KKM)


– Angka KKM antara PDBK dengan peserta didik lain
sama, namun kualitas kompetensi dasarnya bisa
lebih tinggi (untuk CIBI) dan bisa lebih rendah (untuk
hambatan intelektual)
Laporan dalam bentuk angka dan deskripsi
Analisis hasil, jika kurang dari KKM dilakukan perbaikan
dan jika telah atau melebihi KKM diberikan pengayaan.
D. Laporan Hasil Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Laporan Hasil Belajar


•Berpedoman pada penulisan rapor pada setiap satuan
pendidikan,
•Dalam bentuk angka ratusan dilengkapi dengan
deskripsi prestasi belajar.
•Deskripsi penilaian menggunakan kalimat yang bersifat
memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada
positif.
Kenaikan Kelas

kenaikan kelas didasarkan atas ketercapaian program


untuk masing-masing peserta didik berkebutuhan khusus
Tidak dibandingkan dengan peserta didik lain di kelasnya
Kelulusan

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/program


pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
dan
c. lulus ujian satuan/program pendidikan sesuai
dengan kurikulum yang diberikan kepada
PDBK.
E. IJAZAH
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor :
2951/D.D6/HK/2017 tanggal 2 Mei 2017, perihal Ijazah
Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Satuan
Pendidikan Umum
Peserta didik berkebutuhan khusus yang dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan umum memperoleh ijazah
yang dikeluarkan oleh kepala satuan pendidikan dimana
peserta didik belajar.

Blangko ijazah bagi peserta didik berkebutuhan


khusus sama dengan peserta didik lainnya.

Ijazah yang diperoleh peserta didik berkebutuhan


khusus dapat digunakan untuk melanjutkan ke
satuan pendidikan dan jenjang yang lebih tinggi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai