KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat kemurahanNya kami dapat menyelesaikan
Program Remedial dan Pengayaan ini dengan baik . Adapun Program
Remedial dan Pengayaan ini berisikan tentang hasil diskusi kami mengenai
“Kegiatan Remedial dan Pengayaan”
Kami menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang masih terbatas,
sehingga masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Program
Remedial dan Pengayaan ini dan hasilnya belum dapat dikatakan sempurna.
Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami
nantikan dalam rangka kesempurnaan laporan ini. Dan dengan ini kami
berharap program ini dapat memberikan dampak baik bagi sekolah.
Nurlely, S.Pd
NIP. 197104161993122001
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah adalah melalui
proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu
pembelajaran, guru diharapkan mampu mengembangkan dan memilih strategi yang tepat
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Suasana belajar siswa sangat tergantung pada
kondisi pembelajaran dan kesanggupan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya menarik dan terpusat pada
siswa, maka motivasi dan perhatian siswa akan terbangkitkan sehingga akan terjadi
pendekan interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru sehingga kualitas
pembelajaran akan meningkat.
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar
kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar
interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk
mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta
didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarankan program pembelajaran
remedial atau perbaikan.
Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak jarang pula
dijumpai peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan
perkembangan prakarsa, kreatifitas, partisipasi, kemandirian, minat, bakat, keterampilan
fisik, dan sebagainya. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang dimiliki peserta didik
tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran
pengayaan.
Remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal
yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program remedial
didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki
kelebihan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat,
bakat dan kecakapannya.
Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik perlu
melaksanakan diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta didik. Banyak teknik yang
dapat digunakan, antara lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.
Setelah diketahui kesulitan belajarnya peserta didik diberikan pembelajaran remedial.
Sedangkan sebelum memberikan pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu
mengidentifikasi kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta didik. Banyak teknik yang
dapat digunakan,secara umum tidak jauh berbeda dengan pembelajaran remedial, antara
lain menggunakan tes, wawancara, dan pengamatan, dan sebagainya. Setelah
diketahuai kelebihan yang dimiliki peserta didik diberikan pembelajaran pengayaan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah:
1. Apa saja konsep-konsep dan bagaimana prosedur yang terdapat dalam pengayaan
2. Apa saja konsep-konsep dan bagaimana prosedur yang terdapat dalam program
remedial
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar pembaca khususnya siswa atau
tenaga didik yang belum mengerti tentang pengayaan dan program remedial bisa lebih tahu
dan memahami konsep-konsep serta prosedur pelaksaaan dari pengayaan dan program
remedial.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Program Pengayaan
Program pengayaan adalah salah satu upaya untuk membantu siswa yang sudah
mencapai ketuntasan belajar untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimilikinya (Izzati.2015, p.57-58).
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik
diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya
hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial (Tim
Direktorat Pembinaan SMP.2017, p.24-30)
Menurut Depdiknas (2015, p.21-22) Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik.
Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian
acuan kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik
tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan. Oleh karena itu program pengayaan dapat
diartikan :memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum. Metode yang
digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar
yang dialami peserta didik.Dalam program pengayaan, media belajar harus betul -
betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi
yang diberikan.
Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampan awal), kecerdasan,
kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka program
pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak. Dalam program pengayaan guru
memfasilitasi peserta didikuntuk memperkaya wawasan dan keterampilannya serta
mampu mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan KI dan KD setiap peserta didik
diukur dengan menggunakan sistem Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Jika seorang peserta
didik telah berhasil mencapai nilai yang dijadikan PAK maka peserta didik tersebut
dipandang telah mencapai ketuntasan.
Oleh karena itu, program pengayaan dapat diartikan: memberikan
tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakang
kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dalam program pengayaan, media belajar harus
betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi
yang diberikan (Ibrahim Bafadhal, 2013).
Program pengayaan ketika peserta didik teridentifikasi telah melampaui ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh kurikulum. Guru perlu mengantisipasi dengan menyiapkan
program-program atau aktivitas yang sesuai KD untuk memfasilitasi peserta didik. Program
pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui ketuntasan belajar dengan
memerlukan waktu lebih sedikit daripada temanteman lainnya. Waktu yang masih tersedia
dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memperdalam/memperluas atau
mengembangkan hingga mencapai tahapan networking (jejaring) dalam pendekatan
ilmiah (scientific approach). Guru dapat memfasilitasi peserta didik dengan
memberikan berbagai sumber belajar, antara lain: perpustakaan, majalah atau koran,
internet, narasumber/pakar, dll. (Depdiknas. 2013, p.21-22).
Menurut Izzati (2015, p.57) Remedial berarti hal-hal yang berhubungan dengan
perbaikan. Program remedial merupakan implikasi dari teori belajar tuntas yang memerlukan
upaya tambahan untuk mengatasi dan membantu siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Salah satunya adalah dengan mengadakan program remedial untuk membantu siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar.Program remedial harus memperhatikan perbedaan
latar belakang dan kesulitan yang dihadapi masing-masing siswa agar perbaikan yang
dilakukan bisa lebih optimal
Program remedial adalah salah satu upaya untuk membantu siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar, berupa kegiatan perbaikan yang mencakup segala bantuan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar agar mencapai
ketuntasan belajar yang diharapkan (Izzati.2015, p.57)
Menurut Sumiyati (2010) Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik
dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai
tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan
kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal
65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Sekolah
perlu memberikan perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mendapat kesulitan belajar
melalui kegiatan remedial. Peserta didik cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap
mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengayaan. Kedua program itu
diberlakukan oleh sekolah karena lebih mengetahui dan memahami kemajuan belajar setiap
peserta didik (Mulyasa.2008, p.151).
Menurut Slamet (2015, p.103) Di samping itu, latihan yang diberikan guru juga
membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat (life-long learning), membantu
mengembangkan sikap positif, dan pengembangan nilai-nilai untuk bekal belajar selanjutnya
dan pengembangan karir. Siswa yang harus dimasukkan ke dalam kelompok pembelajaran
remedial biasanya mengalami kesulitan dalam hal, sebagai berikut:
1) Kemampuan mengingat relative kurang
2) Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain
di sekitarnya pada saat belajar
3) Relatif lemah dalam memahami secara
menyeluruh.
4) Lemah dalam memecahkan masalah
5) Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari sumber informasi
6) Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak.
7) Gagal menghubungkan suatu konsep dengan konssep lainnya yang relevan
8) Memerlukan waktu relatif lebih lama dalam menyelesaikan tugas.
Tujuan pengajaran remedial menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono secara
umum tidak berbeda dengan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan.8
Tujuan pembelajaran remedial adalah untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar dengan memperbaiki prestasi belajarnya.
Adapun fungsi pengajaran remedial antara lain:
a. Fungsi korektif
Fungsi korektif adalah dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal -hal
yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam proses pembelajaran.9
Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru membuat perencanaan pembelajaran agar
memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan demikian, guru dapat mengetahui perbedaan
individual siswa dan kesulitan belajar siswa tersebut.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu memungkinkan guru, siswa dan pihak lain dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi siswa.10 Kepribadian siswa
sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru atau pihak lain dapat
memahami kepribadian pada diri siswa atau perbedaan pada masing-masing siswa.
c. Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian yaitu pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Siswa dapat belajar sesuai
dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih baik lebih besar.
Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan sehingga
termotivasi untuk belajar. Adapun pelaksanaan program ini dapat dilakukan secara
relevan dengan tingkat yang dimiliki siswa dikarenakan faktor individual siswa dalam
memahami suatu bidang studi. Maka fungsi penyesuaian ini memungkinkan individual
siswa dengan karakter tertentu dapat termotivasi untuk belajar.
d. Fungsi pengayaan
Fungsi pengayaan yaitu dapat memperkaya proses belajar mengajar. Pengayaan dapat
melalui atau terletak dalam segi metode yang dipergunakan dalam pengajaran remedial
sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam atau dengan singkat prestasi
belajarnya lebih kaya. Adanya daya dukung fasilitas teknis, serta sarana penunjang yang
diperlukan. Sasaran pokok fungsi ini ialah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan
diadakannya pengayaan.11 Semakin banyak hasil belajar yang diperoleh dan semakin
dalam ilmu yang didapat, maka prestasi belajarnya pun semakin meningkat.
e. Fungsi terapetik
Fungsi terapetik yaitu secara langsung ataupun tidak, pengajaran perbaikan dapat
memperbaiki atau menyembuhkan kondisi kepribadian yang menyimpang. Penyembuhan
ini dapat menunjang penyampaian prestasi belajar dan pencapaian prestasi yang
baik dapat mempengaruhi pribadi.
rekan guru lainnya atau bisa lebih diperkaya lagi. Apabila ternyata ditemukan
kasus khusus di luar kompetensi guru, guru dapat menkonsultasikan dengan orang tua
untuk selanjutnya dilakukan konsultasi dengan ahli.
2.2.6 Teknik Program Remedial
Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual maupun secara
berkelompok (bila terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan pada KD
yang sama). Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran remedial yaitu : pembelajaran individual, pemberian tugas, diskusi,
tanya jawab, kerja kelompok, dan tutor sebaya. Aktivitas guru dalam pembelajaran
remedial, antara lain : memberikan tambahan penjelasan atau contoh, menggunakan
strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, mengkaji ulang pembelajaran
yang lalu, menggunakan berbagai jenis media.Setelah peserta didik mendapatkan
perbaikan pembelajaran,ia perlu menempuh penilaian, untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah menguasai kompetensi dasar yang diharapkan (Departemen Pendidikan
Nasional. 2013, p.7-12)
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran
remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial
bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pen didik tidak boleh memaksakan untuk
memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), dapat dipilih beberapa alternatif
berikut.
a) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar
64. Seorang peserta didik, Andi memperoleh nilai PH1 (KD 3.1) sebesar50.
Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1.
Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh
hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH1 (KD 3.1)
yang diperoleh Andi adalah sebesar 80.
Keuntungan menggunakan ketentuan ini:
1. Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran re-medial
karena peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang
maksimal.
2. Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning).
Kelemahan menggunakan ketentuan ini:
Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Wati dengan nilai 75) dan nilainya
dilampaui oleh peserta didik yang mengikuti remedial (misalnya, Andi dengan nilai
80), kemungkinan Wati mempunyai perasaan diperlakukan “tidak adil” oleh
pendidik. Oleh karena itu, pendidik disarankan memberikan kesempatan yang sama
pada peserta didik yang telah mencapai KKM untuk memperoleh nilai yang
maksimal.
b) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara meratarata antara nilai capaian
awal (sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial),
dengan ketentuan, apabila nilai ratarata lebih dari KKM, maka nilai akhirnya adalah
nilai ratarata tersebut; sedangkan jika nilai ratarata kurang dari KKM, maka nilai
akhirnya adalah sebesar nilai KKM.
Contoh:
1. Badar memperoleh nilai awal 60. Nilai KKM 64. Setelah remedial Badar
memperoleh nilai 90. Ratarata nilai awal dan remedial sebesar 75 (melebihi
KKM), maka Badar memperoleh nilai akhir 75.
2. Badar memperoleh nilai awal 50. Nilai KKM 64. Setelah remedial Badar
memperoleh nilai 70. Ratarata nilai awal dan remedial sebesar 60 (di bawah KKM),
maka Badar memperoleh nilai akhir sebesar KKM yaitu 64.
Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meskipun
Alternatif 2 ini tidak memiliki dasar teori, namun lebih mengedepankan faktor kebijakan
pendidik. Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan memberikan
kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mengikuti tes, namun dengan
catatan perlu diinformasikan kepada peserta didik bahwa konsekuensi nilai yang akan
diambil adalah nilai hasil tes tersebut atau nilai terakhir.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi
pesrta didik berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang pendidik perlu
tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi maupun kelebihan yang dimiliki peserta didik.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi
yang telah ditentukan, maka sekolah melakukan suatu tindakan yaitu pemberian program
pembelajaran remedial atau perbaikan. Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat
mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan
perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.
Remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran
remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan
individual peserta didik. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan
dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan
minat, bakat, dan kecakapannya.
3.2 Saran
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dibutuhkan seorang guru yang
mengerti dan tahu kesulitan belajar siswa dapat mempersiapkan strategi yang lebih baik lagi
dalam mengajar serta partisipasi siswa demi kebaikan siswa agar tidak ada gagal dalam
pembelajaran memperoleh nilai yang maksimal.
Penulisan menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepanya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan yang kami
lebih baik lagi.
JADWAL REMEDIAL DAN PENGAYAAN
KELAS I-VI
SD KARTIKA I-10 PADANG
SEMESTER 1
Nurlely, S.Pd
NIP. 197104161993122001
JADWAL REMEDIAL DAN PENGAYAAN
SD KARTIKA I-10 PADANG
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023
SEMESTER 1I
Nurlely, S.Pd
NIP. 197104161993122001
LAPORAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
KELAS VI
SD KARTIKA I-10 PADANG
LAPORAN
REMEDIAL
Nilai
No Nama Siswa KD Nilai Awal Strategi Remedia Ket
l
1 Rafisqi Shaquilano 3.1 79 Pemberian 85
tugas
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No Nama Siswa KD Nilai Strategi Nilai Ket
Awal
1. Fino Safiro 3.1 74 Pemberian 85
Tugas
LAPORAN
REMEDIAL
LAPORAN
REMEDIAL
LAPORAN
REMEDIAL
LAPORAN
PENGAYAAN
LAPORAN PENGAYAAN
LAPORAN
PENGAYAAN
LAPORAN PENGAYAAN
Sekolah : SD Kartika I-10
Kelas/ Semester : VI/ I
Tema : 5 ( Wirausaha )
LAPORAN
PENGAYAAN
Nilai
No Nama Siswa KD Awal Strategi Ket