Anda di halaman 1dari 10

PRESENTASI DEPARTEMEN BEDAH

PRESENTASI
Journal Reading

Pembimbing:
dr. Yoyok Subagyo, Sp. BS
Disusun Oleh:
1
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

ABSTRACT
Latar belakang: Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) untuk pengobatan stroke akut telah lama berada di bawah radar. Studi
sebelumnya belum dapat membuktikan khasiatnya. Beberapa faktor mungkin telah berkontribusi pada hasil yang tidak konsisten
tersebut. Waktu pengiriman oksigen hiperbarik dalam kaitannya dengan tahap evolusi stroke mungkin merupakan faktor penting.
Ini tidak diperhitungkan dalam penelitian sebelumnya karena tidak ada metode yang layak dan standar untuk menilai penumbra
pada fase akut. Sekarang dengan pemindaian perfusi muncul sebagai pemain kunci dalam manajemen stroke akut, pemilihan
pasien stroke yang tepat untuk terapi oksigen hiperbarik layak mendapatkan kesempatan kedua yang serupa dengan trombektomi
mekanik.
Presentasi kasus: Seorang pasien wanita berusia 62 tahun yang mengalami stroke pembuluh darah besar akut tidak memenuhi
syarat untuk trombektomi kimia atau mekanik. Ada penumbra besar pada pencitraan. Dia dirawat dengan beberapa sesi oksigen
hiperbarik selama periode 2 minggu segera setelah stroke. Pasien menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pencitraan
perfusi tindak lanjut serta beberapa perbaikan klinis. Perbaikan radiologis yang lebih mengesankan mungkin karena adanya infark
inti yang relatif besar pada awal yang mempengaruhi area fungsional otak. Pasien terus membaik secara klinis pada kunjungan
tindak lanjut 6 bulannya.
Kesimpulan: Kasus kami menunjukkan peningkatan penumbra terkait stroke yang terkait dengan HBOT. Berdasarkan itu,
kami mengantisipasi peran potensial HBOT dalam manajemen stroke akut dengan mempertimbangkan pemilihan pasien yang
tepat. Uji coba terkontrol acak di masa depan diperlukan dan harus mempertimbangkannya.
2
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

BACKGROUND
Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) Pengobatan stroke akut

Pengobatan stroke menggunakan HBOT, akan tetapi belum ada bukti yang konsisten menganai manfaatnya. penelitian
sebelumnya juga belum mempertimbangkan faktor waktu pengiriman oksigen hiperbarik yang mungkin merupakan faktor
penting dalam hasil pengobatan.
Pada jurnal ini menyajikan sebuah kasus seorang pasien wanita berusia 62 tahun yang mengalami stroke pembuluh darah
besar akut dan tidak memenuhi syarat untuk tromboktomi (pengangkatan bekuan darah) kima atau mekanik. Pasien ini memiliki
penumbra yang besar pada pencitraan otak. Pasien tersebut menjalani beberapa sesi HBOT selama periode 2 minggu setelah
stroke. Hasilnya, pasien menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pencitraan perfusi otak serta beberapa perbaikan
klinis. Perbaikan radiologis yang lebih menonjol mungkin disebabkan oleh adanya infark inti yang relatif besar pada awal stroke
yang mempengaruhi area fungsional otak. Pasien ini terus memperlihatkan perbaikan secara klinis pada kunjungan tindak lanjut
setelah 6 bulan. Berdasarkan kasus ini, kesimpulan jurnal menyebutkan bahwa HBOT dapat meningkatkan penumbra terkait
stroke

3
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

CASE PRESENTATION

Seorang wanita berusia 62 tahun

Keluhan Pemeriksaan Penunjang


kelemahan pada sisi kanan RPD CT-Scan menunjukkan adanya gambaran
tubuh secara tiba-tiba dan Hipertensi
afasia globa degan score hyperdense pada MCA kiri tanda dan
NIHSS 22 hipodensitas DAS di daerah subkortikal
kiri. CT-Angiografi menunjukkan oklusi
pada segmen panjang dari arteri karotis
interna. Opasifikasi terdapat pada segmen
kiri-A1 melalui anterior communicating
artery berlanjut hingga arteri oftalmika kiri
dan MCA kiri cabang dari arteri
communicating kiri posterior, dengan
pemulihan minimal secara perifer oleh
arteri kolateral leptomeningeal. Hasil awal
dari CT-perfusi (CBF < 30% dan T-max >
6.0 s) menunjukkan ukuran jaringan
iskemik sebesar 147 ml.
4
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

CASE PRESENTATION
Tatalaksana
Aspirin 81 mg
Obat penurun lipid
terapi bicara

Tekanan darah sistolik Tatalaksana HBOT Evaluasi menggunakan CT-


dijaga pada rentang antara Pasien menerima lima sesi perfusi serial dilakukan
100 dan 140 mmH2O. terapi oksigen hiperbarik setelah sesi HBOT.

Evaluasi menggunakan CT-perfusion dilakukan setelah 2 sesi HBOT menunjukkan pengurangan area
iskemik menjadi 77 ml. NIHSS-nya membaik menjadi 16. Pemeriksaan CT-perfusion yang kedua
dilakukan kembali setelah 2 sesi HBOT yang selanjutnya, pada pemeriksaan tersebut menunjukkan
adanya pengurangan lebih lanjut dari area iskemik menjadi 38 ml. NIHSS-nya meningkat menjadi 12.
Pemeriksaan CT-perfusion terakhir selesai setelah sesi kelima HBOT menunjukkan stabilisasi daerah
iskemik pada 48 ml. NIHSS-nya meningkat menjadi 10. Gejala berupa afasia global membaik (hanya
afasia motorik parsial yang tetap bertahan), dan tidak didapatkan adanya perburukan klinis setelah
tekanan darah dijagapaa rentang yang normal. Pada kontrol yang dilakukan 6 bulan selanjutnya,
menunjukkan adanya perbaikan dari afasia dan motoriknya. Skala NIHSS-nya adalah empat karena
pasien masih membutuhkan bantuan untuk berjalan.
4
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

DISKUSI
● Terdapat perbaikan signifikan pada pemindaian perfusi tindak lanjut dan beberapa perbaikan klinis pada pasien.
● Kekurangan perbaikan klinis sepenuhnya mungkin disebabkan oleh adanya infark inti yang relatif besar pada daerah otak
fungsional pada saat awal.
● Mekanisme menguntungkan yang diusulkan dari terapi oksigen hiperbarik (HBOT) termasuk mengatasi hipoksia dengan
memicu hiperoksemia yang mengarah pada perbaikan perfusi dan oksigenasi pada penumbra dan sirkulasi mikro otak.
● Aksi ini tampaknya menarik, tetapi tidak spesifik untuk oksigen hiperbarik saja, karena laporan terapi oksigen
normobarik (NBOT) dalam stroke akut juga menghasilkan efek yang sama.
● Efek neuroprotektif dari HBOT berasal dari efek antioksidan dan antiinflamasi yang terkait dengan terapi tersebut.
● Terdapat risiko potensial dari HBOT, termasuk peningkatan stres oksidatif dan fenomena "steal" yang dapat berdampak
negatif pada pasien.
● Waktu pemberian HBOT untuk pengobatan stroke akut masih menjadi topik kontroversial, dengan penelitian terbaru
menunjukkan bahwa onset yang lebih lambat dan kursus yang lebih lama dapat memiliki efek yang signifikan pada
neuroregenerasi.
● Rekomendasi untuk melakukan lebih banyak uji klinis acak (RCT) dengan pemilihan pasien yang tepat dan
mempertimbangkan peran HBOT dalam manajemen stroke akut di masa depan.

5
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

LIMITATION
● Keberlanjutan penumbra selama lebih dari 48 jam tidak umum. Hal ini menunjukkan bahwa kasus yang diamati
mungkin tidak mewakili kondisi yang umum terjadi pada pasien dengan stroke akut.
● Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) juga memiliki risiko potensial, seperti peningkatan stres oksidatif dan fenomena
"steal" yang dapat berdampak negatif pada pasien. Ini harus diperhatikan dan diwaspadai saat mempertimbangkan
penggunaan HBOT dalam pengobatan stroke akut.
● Faktor pengganggu lainnya adalah adanya terapi hipertensi terapeutik yang diinduksi, yang dapat mempengaruhi
hasil perbaikan awal pada pasien.
● Laporan kasus ini hanya mencakup satu pasien, sehingga generalisasi temuan ini untuk populasi yang lebih luas
memerlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan uji klinis acak (RCT) yang lebih terkontrol.
● Jurnal tersebut mengakui bahwa meskipun terapi oksigen hiperbarik (HBOT) menunjukkan beberapa efek positif
pada peningkatan perfusi dan oksigenasi, bukti yang cukup untuk menunjukkan manfaat klinis secara keseluruhan
masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi temuan ini dan
mengidentifikasi populasi pasien yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari HBOT dalam pengobatan stroke
akut.
6
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

CONCLUSION
● HBOT, sebagai terapi penyelamatan untuk penumbra serebral iskemik, berpotensi menguntungkan dan patut
mendapat perhatian pada pemilihan pasien dengan stroke large vessel occlusion (LVO). Meskipun Ada risiko
potensial seperti cedera oksidatif, akantetapi secara teoritis kurang signifikan.
● HBOT, jika terbukti efektif, bisa menjadi alternatif, ad-juntive, atau back-up terapi untuk pengobatan pasien
menderita stroke LVO akut yang terkait dengan pasien kontraindikasi thrombectomy mekanik
● Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan HBOT

7
PRESENTASI
REFERAT DEPARTMEN
DEPARTEMENANESTESIOLOGI
BEDAH & TERAPI INTENSIF

REFERENCE

Hussein, O., Sawalha, K., Elazim, A. A., Greene-Chandos, D., & Torbey, M. T. (2020). Hyperbaric oxygen therapy after
acute ischemic stroke with large penumbra: a case report. The Egyptian Journal of Neurology, Psychiatry and
Neurosurgery, 56(1), 1-7.

Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casery DE, Collins KJ, Himmelfarb CD, et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/ APhA/ ASH/ ASPC/ NMA / PCNA Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and
Management of High Blood Pressure in Adults. Hypertension 2018;71:e13-e115 8
PRESENTASI
REFERAT DEPARTEMEN BEDAH
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai