Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

Silikosis dan PPOK

Disusun Oleh:
Kelompok 28
Muhammad Nurul Makki (220702120029)
Fildzah Ghaisani Alifah (220702120010)
Rasyidu Fabian Mashuri (220702120040)
Haanii Laras Qothrunnadaa (220702120033)
DAFTAR ISI
TINJAUAN
01 PENDAHULUAN 02 PUSTAKA

LAPORAN
03 KASUS 04 PEMBAHASAN

05 PENUTUP
01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pengertian Prevalensi
Suatu penyakit atau kelainan paru yang WHO (World Health Organization)
terjadi akibat terhirupnya partikel, kabut, uap menyatakan bahwa terdapat 1,1 juta
atau gas yang berbahaya saat seseorang kematian karena penyakit akibat kerja di
sedang bekerja.
PNEUMOKONIOSIS
seluruh dunia dan 5% dari angka tersebut
disebabkan oleh pneumoconiosis

Silikosis
Silikosis diakibatkan oleh terhirupnya silika bebas (SiO2) yang terdapat dalam debu dan tertimbun
dalam paru paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik
besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda,
dll).

(Utomo & Herbawani,. 2022; Murgia & Gambelunghe,. 2022; Burney et al,. 2020; Okyere et al,. 2021)
PENDAHULUAN
Penyakit Paru
Obstruksi Kronik

Pengertian Penyebab
Didefinisikan oleh suatu penyakit pernapasan kronis dengan PPOK dapat berhubungan dengan risiko terhirupnya debu saat
gejala keterbatasan aliran udara yang ditandai terutama oleh bekerja. Salah satu perkerjaan yang paling berisiko adalah
dispnea saat aktivitas, dan bronkitis kronis, di mana batuk kronis penambang batu bara dan yang berhubungan penggunaan silika.
berdahak adalah gejala yang dominan Hal ini diakibatkan oleh adanya paparan debu batu bara secara
terus-menerus dan mengakibatkan penurunan fungsi paru.

(Utomo & Herbawani,. 2022; Murgia & Gambelunghe,. 2022; Burney et al,. 2020; Okyere et al,. 2021)
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyakit pneumokoniosis pada pasien ini ?
2. Bagaimana penyakit PPOK pada pasien ini ?

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan terkait penyakit
Pneumokoniosis?
2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan terkait penyakit
PPOK?
02
KAJIAN
PUSTAKA
DEFINISI PPOK (GOLD, 2023)

Kondisi paru dengan gejala pernapasan


kronis (sesak napas, batuk, produksi dahak,
dan/atau eksaserbasi) karena kelainan pada
saluran napas (bronkitis, bronkiolitis) dan/atau
kantong udara (emfisema) yang
menyebabkan obstruksi aliran udara yang
persisten, seringkali progresif.

(GOLD. 2023)
Etiologi & Faktor Risiko PPOK
Riwayat Merokok
Polusi Udara Stres Oksidatif
Perkembangan Paru

Asma
Derajat berat merokok
→Indeks Brinkman Genetik
Sosial
Ekonomi

(Utomo & Herbawani,. 2022; Murgia & Gambelunghe,. 2022; Burney et al,. 2020; Okyere et al,. 2021)
PPOK
Patofisiologi
PPOK Gejala Keterangan

Diagnosis Sesak ● Progresif


● Bertambah berat dengan aktivitas
● Persistent (menetap sepanjang hari)
● "Perlu usaha untuk bernapas," Berat, sukar
bernapas, terengah-engah

Batuk Kronik ● Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak.

Batuk kronik ● Setiap batuk kronik berdahak dapat


berdahak: mengindikasikan PPOK

Riwayat terpajan ● Asap rokok, debu, dan bahan kimia di tempat


faktor resiko, kerja, asap dapur
terutama
LANJUTAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Palpasi : Perkusi: Auskultasi:


●Pursed-lips breathing ●Stem ● Hipersonor ● Vesikuler normal,
●Barrel chest Fremitus ● batas jantung atau melemah
●Penggunaan otot bantu melemah mengecil ● Ronki dan atau
napas ●Sela iga ● letak diafragma mengi (+)
●Pelebaran sela iga melebar rendah ● Ekspirasi
●JVP meningkat ● hepar terdorong ke memanjang
●Edema Tungkai bawah ● Bunyi jantung
●Penampilan pink puffer terdengar jauh
atau blue bloater
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CxR

Spirometri

GOLD 1, 2, 3, dan 4.
KLASIFIKASI PPOK
GOLD
Pada pasien dengan FEV1/FVC < 0,7
GOLD II GOLD III
GOLD I GOLD IV
50% ≤ 30% ≤
FEV1 ≥ 80% FEV1< 30%
FEV1< 80% FEV1< 50%
prediksi prediksi
prediksi prediksi

PPOK

PPOK Tipe I Ringan


PPOK Stabil
Akut Eksaserbasi Tipe II Sedang
Tipe III Berat
Modified British Medical Research Council (mMRC)

●mMRC Grade 0 ● Saya hanya susah bernapas jika aktivitas berat


●mMRC Grade 1 ● Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan bergegas atau
berjalan ke tanjakan
●mMRC Grade 2 ● Saya berjalan lebih lambat dibandingkan teman sebaya karena susah
bernapas, atau saya harus berhenti untuk mengambil napas ketika
berjalan di tangga
●mMRC Grade 3 ● Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di tangga, saya harus
berhenti untuk mengambil napas
●mMRC Grade 4 ● Saya tidak bisa keluar rumah karena susah bernapas atau tidak bisa
mengganti baju karena susah bernapas
PPOK
Diagnosis Banding

PPOK Asma CHF Bronkiektasis TBC

Onset
(+) Mikrologi
Spirometri: BTA
(+)Perokok (+)Alergi (+) Infeksi Bakteri
Restriksi (+) CXR
(+) Sputum purulen
bukan Infiltrat/Cavitas
Hambatan (+) Rhonki kasar
(+) Riwayat Obstruksi (+) Penurunan
udara
keluarga BB
irreversible
(+) Batuk
darah
PPOK
Tatalaksana (GOLD, 2023)
PPOK
Tatalaksana (GOLD, 2023)
Pneumokoniasis
Definisi
Istilah pneumokoniosis berasal dari bahasa yunani yaitu “pneumo” berarti paru dan
“kronis” berarti debu. terminologi pneumokoniosis pertama kali digunakan untuk
menggambarkan penyakit paru yang berhubungan dengan inhalasi debu mineral.
International lobour organization (ILO) mendefinisikan pneumokoniosis sebagai
suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu didalam paru yang menyebabkan
reaksi jarangan terhadap debu tersebut. reaksi utama akibat pajanan debu di paru adalah
fibrosis (Susanto, 2011).
Pneumokoniasis
Epidemiologi
Menurut studi Global Burden of Disease, meskipun prevalensi pneumokoniosis di seluruh dunia
telah menunjukkan tren menurun sejak 2015, masih ada sejumlah besar pasien. Prevalensi
pneumokoniosis adalah sekitar 527.500 kasus, dengan lebih dari 60.000 pasien baru dilaporkan secara
global pada tahun 2017. Kematian pasien pneumokoniosis tetap tinggi dalam beberapa tahun terakhir,
dengan lebih dari 21.000 kematian setiap tahun sejak 2015.
Pneumokoniasis
Jenis-jenis berdasarakan debu
Pneumokoniasis
Patofisiologi
Pneumokoniasis
Diagnosis Pneumokoniasis

Ada 3 kriteria mayor untuk mendiagnosis pneumokoniasis :


1. Pajanan yang signifikan terhadap debu mineral yang dicurigai dapat menyebabkan pneumokoniosis dan
disertai dengan periode laten yang mendukung.
2. Gambaran spesifik penyakit terutama pada kelainan radiologi dapat membantu menentukan jenis
pneumokoniosis. Gejala dan tanda gangguan respirasi serta abnormalitas faal paru sering ditemukan pada
pneumoconiosis tetapi tidak spesifik untuk mendiagnosis pneumokoniosis.
3. Pneumokoniosis kemungkinan mirip dengan penyakit interstisial paru difus seperti sarkoidosis, idiophatic
pulmonary fibrosis (IPF) atau interstitial lung disease (ILD) yang berhubungan dengan penyakit kolagen
vaskular.
Pneumokoniasis
Tatalaksana
Tidak ada pengobatan yang efektif yang dapat menginduksi regresi kelainan ataupun menghentikan
progesivitas pneumokonio- sis. Pencegahan merupakan tindakan yang paling penting. Regulasi dalam
pekerjaan dan kontrol pajanan debu telah dilakukan sejak lama terutama di negara industri dan terus
dilakukan dengan perbaikan-perbaikan. Pada bentuk pneumokoniosis subakut dengan manfaat yang
didapat untuk efek jangka panjangnya terutama jika bahan penyebab masih ada di paru. Menjaga
kesehatan dapat dilakukan eperti berhenti merokok, pengobatan adekuat dilakukan bila dicurigai
terdapat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan pence-gahan infeksi
03
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 49 Tahun
Alamat : Dsn Karang Ampel, Dau, Kab.
Malang
Pekerjaan : Tidak Bekerja (Ex. Pekerja
Bangunan)
SUBJEKTIF
Anamnesis

KU : Sesak Nafas
RPS :
● Pasien merupakan rujukan rumah sakit baptis, datang ke poli dengan mengeluhkan sesak
nafas sejak 1 bulan yang lalu, memberat sejak (07-07-2023).
● Pasien juga mengeluhkan sering batuk sejak timbulnya sesak nafas. Batuk dirasakan
hilang timbul. Batuk kering tidak disertai dahak. Dahak purulen (-), Batuk Darah (-)
● Pasien tidak mengeluhkan mual, muntah maupun demam.
Riwayat Penyakit Dahulu
● TB on OAT (Drugs Allergy→ Rifampicin)

Riwayat Penyakit Keluarga


● Disangkal

Riwayat Pengobatan
● Isoniazid 300 mg, Etambutol, 6 Bulan
Riwayat Sosial & Kebiasaan:
● Pasien memiliki riwayat merokok kurang lebih 20 tahun dan menghabiskan 12 batang
perharinya.

Indeks Brinkman = 20 x 12 = 240 Batang (Perokok Ringan)


● Pasien tidak memiliki riwayat meminum alkohol
● Pasien merupakan mantan pekerja bangunan yang bekerja sebagai pemecah batu, pasien
bekerja dalam lingkungan yang berdebu kira-kira 10 jam setiap harinya.
OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis:
KU: Cukup Vital Sign:
Kesadaran: Composmentis TD : 130/85 mmHg
GCS: 456 HR : 85x/mnt
RR : 20x/mnt
Status Gizi:
T : 36.7C
BB: 50 Kg
TB: 156 cm SpO2: 99% on RA
BMI: 20.5 kg/m2 (Normal)
Status Lokalis

Kepala/Leher:
Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+), pupil bulat isokor diameter
3mm/3mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Hidung: Nafas cuping hidung (-)
Mulut: Mukosa bibir kering, bibir cyanosis (-), Dyspnea (+), pursed-lips breathing
(-)
Leher: JVP normal, deviasi trakea (-), pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Pulmo
Inspeksi Bentuk dinding dada Normal Auskultasi Vesikuler Anterior Posterior
Sela Iga Melebar
D S D S
Statis D=S
v v v v
Dinamis D=S v v v v
v v v v
Palpasi Anterior Posterior

D S D S
Rhonki Anterior Posterior
Stem fremitus ↓ ↓ ↓ ↓
D S D S
N N N N
+ + + +
N N N N
- - - -
Ekspansi Simetris Simetris Simetris Simetris - - - -

Perkusi Anterior Posterior Wheezing Anterior Posterior

D S D S D S D S

Sonor Sonor Sonor Sonor + + - -


- - - -
Sonor Sonor Sonor Sonor - - - -

Sonor Sonor Sonor Sonor


Jantung
Inspeksi : scar (-), tanda inflamasi (-), retraksi (-)
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 MCL S
Perkusi : batas jantung kanan di ICS 4 PSL, batas jantung kiri di ICS 5 AAL
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Soefl, flat
Auskultasi : bising usus (+) Normal
Perkusi : timpani
Palpasi : soefl, undulasi (-), Nyeri tekan (+) regio kanan atas
Hepar : tepi tidak teraba, liver span ± 9cm
Lien : tidak ada pembesaran (hacket 0, schuffner 0)
Extremitas : AHKM, edema , CRT < 2s
- -

- -
LAB (17/07/2023)
Hasil Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan Interpretasi
Hematologi Lengkap
HB N 14.1 14.0-17.5
RBC N 5.1 4.5-5.9
HCT N 41.5 40.0-52.0
WBC N 7.36 4.4-11,3
Hitung Jenis
PLT N 311 150-450
Kimia Darah
Ureum N 23.8 20-40
Creatinin P N 0.76 <1.3
Identitas Sesuai
Foto thorax AP HEMIDIAFRAGMA D/S:

CXR (26/06/2023) Tidak Simetris Dextra : Domeshape

Terdapat marker R Sinistra : Letak Rendah


Inspirasi cukup SUDUT COSTOFRENIKUS D/S:
Dextra : Tajam
SOFT TISSUE: Emphysema
subkutan (-) Sinistra : Tajam

SKELETAL: PARU D:
•Clavicula D/S: Normal •Tampak bayangan radio opaque pada
•Costae D/S: Normal lapang atas
•ICS D/S: Melebar/melebar
•Fibrosis (+) pada lapang atas
•Skoliosis (-)
•Infiltrat (+) pada lapang tengah
TRACHEA: Deviasi Trachea
(+) •corak vaskular: Normal
AORTA : Normal PARU S:
HILUS D: Normal •Tampak bayangan radio opaque pada
HILUS S: Normal lapang atas
Kesimpulan: JANTUNG:
•Infiltrat (+) pada lapang atas
•Susp. Pneumoconiasis (Silicosis) dd Lung TB •Site: Normal
•Size: CTR = 45% •Fibrosis (+) pada lapang atas
•Shape: Normal •corak vaskular: Normal
Spirometri (17/07/2023)

Interpretasi:
FEV1/FVC → 49. 11% →Low
FVC→ 49% → Low

Kesimpulan:
Mixed Type
Severe COPD Stage III
CT Scan Thorax + C (10/07/2023)

Kesimpulan:
● Konsolidasi, infiltrat dengan kalsifikasi punctat multiple, multiple calcified
lymphadenopathy, masih mungkin ec occupational disease (Silicosis) DD
Lung TB
● Susp Cardiomegally
POMR
Planning
Permanent
Temporary Problem List Initial Dx Dx Tx PMO
Problem List

Laki-laki, 49 Tahun 1.Occupational 1.1 •- •Lanjutkan Tx OAT Isoniazid -Klinis &


Anamnesis Lung Disease/ Pneumocon 300 mg, Etambutol TTV
•sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, Occupational iasis •Hindari pajanan debu/asap
memberat sejak (07-07-2023). Pneumoconiosis (Silicosis) rokok
•sering batuk sejak timbulnya sesak nafas. dd TB Paru • (Symbicort) Budesonide 160
Batuk dirasakan hilang timbul. Batuk kering mcg 2 x 1 puff
tidak disertai dahak. •Salbutamol 3 x 1 PO
• Pasien merupakan mantan pekerja •Metilpredisolon 3 x 1 PO
bangunan yang bekerja sebagai pemecah
batu, 10 jam setiap harinya.
Pemeriksaan Fisik
Sela iga melebar (+)
Auskultasi Wh (+), Rh (+) pada lapang atas
paru D/S
CxR
Infiltrate (+) Gambaran Radio opaque (+)
Gambaran Fibrosis (+)
POMR
Planning
Permanent Problem
Temporary Problem List Initial Dx Dx Tx PMO
List

Laki-laki, 49 Tahun 2.Chronic Lung 2.1 TB TCM •Lanjutkan Tx OAT Isoniazid -Klinis &
Anamnesis Infection Paru Sputum 300 mg, Etambutol, TTV
•sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, alergi desensitasi rifampisin
memberat sejak (07-07-2023). obat
•sering batuk sejak timbulnya sesak
nafas. Batuk dirasakan hilang timbul.
Batuk kering tidak disertai dahak.
Pemeriksaan Fisik
Sela iga melebar (+)
Auskultasi Wh (+), Rh (+) pada lapang
atas paru D/S

CxR
Infiltrate (+) Gambaran Radio opaque (+)
Gambaran Fibrosis (+)
04
PEMBAHASAN
Pembahasan

seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke poli dengan mengeluhkan sesak sejak 1 bulan yang lalu, memberat

sejak (07-07-2023). pasien juga mengeluhkan sering batuk sejak timbulnya sesak dengan konsistensi jarang dan tidak

berdahak. pasien awalnya dari rumah sakit baptis dan dirujuk ke poli RS Karsa Husada Batu. pasien memiliki riwayat

merokok kurang lebih 20 tahun dan menghabiskan 12 batang perharinya. Pasien tidak mengeluhkan mual, muntah dan

demam. Pasien merupakan pekerja sebagai potong batu dengan menghirup debu-debu batu kira-kira 10 jam tiap harinya.
Dari tanda vital pasien didapatkan RR 21x/menit. saturasi pada pasien yaitu 96 on room air. dari pemeriksaan fisik

ditemukan keadaan sesak, kesadaran komposmentis dengan GCS 15 dengan status gizi kesan normal. dari inspeksi

kepala didapatkan konjungtiva tidak anemis, mukuso bibir normal dan tidak ditemukan pursed lips breathing, tetapi

ditemukan dispnea. pemeriksaan paru dari inspeksi tidak ditemukan kelainan, perkusi tidak ditemukan kelainan dan

auskultasi didapatkan rhonki dibagian lapang paru atas dan tengah anterior dan posterior, pada pemeriksaan stem

fremitus tidak ditemukan kelainan. pada pemeriksaan jantung dan abdomen dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

juga tidak ditemukan kelianan. pemeriksaan ekstermitas tidak ditemukan kelainan dengan hasil akral, hangat, merah dan

CRT <2 detik.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang foto thoraks dengan kesimpulan konsolidasi infiltrat dengan

klasifikasi punctat mutiple, multiple calcified lymphadenopathy, masih mungkin ec occupational disease (silicosis) DD

TB, susp cardiomegaly. Pneumonia mendapatkan ceftriaxone 1x 1gram, dan azitromisin 1x 500 mg. silikosis

mendapatakan KIE untuk pencegahan terpaparnya debu pada saat bekerja.


Referensi
Burney, P., Patel, J., Minelli, C., Gnatiuc, L., Amaral, A. F. S., Kocabaş, A., Cherkaski, H. H., Gulsvik, A., Nielsen,
R., Bateman, E., Jithoo, A., Mortimer, K., Sooronbaev, T. M., Lawin, H., Nejjari, C., Elbiaze, M., El Rhazi, K.,
Zheng, J. P., Ran, P., Welte, T., BOLD Collaborative Research Group (2021). Prevalence and Population-
Attributable Risk for Chronic Airflow Obstruction in a Large Multinational Study. American journal of
respiratory and critical care medicine, 203(11),
Murgia, N., & Gambelunghe, A. (2022). Occupational COPD-The most under-recognized occupational lung disease?.
Respirology (Carlton, Vic.), 27(6), 399–410.
Okyere, D. O., Bui, D. S., Washko, G. R., Lodge, C. J., Lowe, A. J., Cassim, R., Perret, J. L., Abramson, M. J.,
Walters, E. H., Waidyatillake, N. T., & Dharmage, S. C. (2021). Predictors of lung function trajectories in
population-based studies: A systematic review. Respirology (Carlton, Vic.), 26(10), 938–959.
Utomo, A. A., & Herbawani, C. K. (2022). Faktor Risiko Gangguan Paru Pada Pekerja: Tinjauan Literatur. Health
Safety Environment Journal, 2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai