Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT UNTUK PENGENDALIAN DAMPAK ROKOK


TERHADAP KESEHATAN

Oleh
JUMAEDA, SKM
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kab. Kolaka Timur

Disajikan Pada Acara


Sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Loea 18 Juli 2017 1
DASAR HUKUM
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan :

• Pasal 1 (1)  Kesehatan adalah keadaan sehat, baik


secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.

• Pasal 11  Setiap orang berkewajiban berperilaku


hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan dan
memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya
2
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ....

• Pasal 18  Pemerintah bertanggung jawab


memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya
kesehatan.

• Pasal 62  Pemerintah dan pemerintah daerah


menjamin dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
3
Kawasan Tanpa Rokok
Pasal 49 Peraturan Pemerintah 109
Tahun 2012
Dalam rangka penyelenggaraan
pengamanan bahan yang mengandung Zat
Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
kesehatan, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah wajib mewujudkan Kawasan Tanpa
Rokok.
Amanat Konstitusi Tentang Pengendalian
Konsumsi Rokok
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 113
(1) Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat Adiktif diarahkan agar tidak
mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan.
(2) Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau, produk yang
mengandung tembakau Dst
Pasal 114
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib
mencantumkan peringatan kesehatan Bergambar .
Pasal 115 ayat 2
Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya.
Amanat Konstitusi Tentang Pengendalian
Konsumsi Rokok
UU No. 39 tahun 2007 tentang Cukai
Pasal 2 ayat 1
Barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik:
a. konsumsinya perlu dikendalikan;
b. peredarannya perlu diawasi;
c. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi
masyarakat atau lingkungan hidup; atau
d. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi
keadilan dan keseimbangan,
PERATURAN BERSAMA
MENTERI KESEHATAN
DAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011
NOMOR 7 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KAWASAN TANPA
ROKOK
PERATURAN BUPATI / SURAT EDARAN KOLAKA TIMUR
NOMOR 440/2361 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN
TANPA ROKOK.
SASARAN KTR

1. Tempat-tempat Umum;
• Pimpinan/pj/ pengelola : restoran, hiburan,RM dsb.
• Karyawan.
• Pengunjung/pengguna
2. Tempat Kerja;
• Pimpinan/pj/ pengelola (Kantor,kantin, toko, dsb).
• Staf/pegawai/karyawan.
• Tamu.
3. Pelayanan kesehatan;
• Pimpinan/penanggung jawab/ pengelola fasilitas pelayanan kesehatan.
• Pasien.
• Pengunjung.
• Tenaga medis dan non medis.
4. Tempat proses belajar mengajar;
• Pimpinan/pejabat tempat proses belajar mengajar.
• Peserta didik/siswa.
• Tenaga kependidikan (guru).
• Unsur sekolah lainnya (tenaga administrasi, pegawai
di sekolah).
5. Tempat/arena anak bermain;
• Pimpinan/pj tempat anak bermain.
• Pengguna/pengunjung tempat anak bermain.
6. Tempat ibadah;
• Pimpinan/pj tempat ibadah.
• Jemaah.
• Masyarakat di sekitar tempat ibadah.
7. Angkutan umum.
• Pengelola sarana penunjang di angkutan umum
(kantin, hiburan, dsb).
• Karyawan.
• Pengemudi dan awak angkutan.
• Penumpang.
(berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan).
Ketentuan lebih lanjut mengenai KTR di provinsi dan
kabupaten/kota diatur dengan peraturan daerah provinsi
dan peraturan daerah kabupaten/kota, yang paling sedikit
memuat:
a. pengaturan tentang KTR;
b. peran serta masyarakat;
c. pembentukan satuan tugas penegak KTR;
d. larangan dan kewajiban; dan
e. sanksi.
Sanksi dikenakan kepada:
a. orang perorangan berupa sanksi tindak pidana ringan;
b. badan hukum atau badan usaha dikenakan sanksi
administratif dan/atau denda.
Kebijakan Nasional Pengendalian Tembakau

• Kawasan Tanpa Rokok  166 Kabupaten


PROMOTIF DAN di 34 provinsi (akhir Februari 2015)
PREVENTIF • Informasi, Edukasi dan Komunikasi
• Advokasi  Aliansi Bupati dan Walikota

PENANGANAN • Pengobatan Penyakit Terkait Rokok


PENYAKIT • Layanan Upaya Berhenti Merokok

• UU No. 36 Th 2009Tentang Kesehatan


• PP No 109 th 2012:Tentang Pengamanan
ATURAN Produk Tembakau Bagi Kesehatan
• Permenkes No 28/2013:Tentang Pencantuman
PERUNDANG- Peringatan Kesehatan
UNDANGAN • Permenkes No 40/2013:Tentang Peta Jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi
Kesehatan
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
Masalah Rokok di Indonesia
• Rokok merupakan masalah kesehatan masyarakat
amat serius di Indonesia: Ada sekitar 80 juta
perokok aktif, sekitar 70 persen pria dewasa di
Indonesia adalah perokok aktif.; menimbulkan
400.000 kematian/tahun, 25.000 di antaranya
perokok pasif.
• Walaupun tembakau/rokok dinyatakan adiktif,
rokok tetap bebas diiklankan/dipromosikan.
• Industri rokok membidik perokok2 muda/remaja
• Peraturan tentang kawasan tanpa rokok (KTR) di
tempat-tempat umum belum ditegakkan.
PERSENTASE DATA PEROKOK PHBS RUMAH TANGGA KAB.
KOLAKA TIMUR TAHUN 2016
100
89.64
90 86.75 85.67

80
70 66.05 64.98 63.63 63.46 62.58 61.06 60.51
60 55.78

50
41.48
40
33.22
30
20
10
0
E SI T A NA RE AE IA D O E A IA E N
W
E
LIA Y A
E L G D
UE W
U
GO A LO AN ON LO A N PAT W
E
-PO I JA
G I G
I RA N LA D TI
N
M
B BU
M
O OL N
T SA LA KA P D O
LA
*SEKSI PROMOSI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAB. KOLAKA TIMUR TAHUN 2016 16
PERSENTASE DATA PEROKOK PHBS RUMAH TANGGA KAB.
KOLAKA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017
120

100 97.84

87.31 87.06 85.55


82.76
79.23
80 77.86 76.64
72.73 71.84
67.74
61.95
60
42.48
40

20

0
NA T A E SI D O IA E A
W
E RE E N A E Y A IA LIA
G E L D
GO
W
U UE O N
A N LO W
E A PAT LO I JA A N -PO
G G I
A N IRA TI
N D
M
O BU LA
O N M
B
O L
S T KA D LA P
LA

*SEKSI PROMOSI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAB. KOLAKA TIMUR TAHUN 2017 17
Kawasan Tanpa Rokok
• Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan
atau area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi
dan/atau penggunaan rokok.
Tujuan penetapan
Kawasan Tanpa Rokok
• Menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka
kematian dengan cara mengubah perilaku
masyarakat untuk hidup sehat.
• Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal.
• Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan
bersih, bebas dari asap rokok.
• Menurunkan angka perokok dan mencegah
perokok pemula.
• Mewujudkan generasi muda yang sehat.
MANFAAT KTR

• Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan


upaya perlindungan untuk masyarakat
terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan
karena lingkungan tercemar asap rokok.
Pemangku kepentingan terkait atau kemitraan dlm
Pengendalian Dampak Rokok Terhadap Kesehatan

1. Peran Pemangku - kepentingan di Kecamatan


dan di Desa/Kelurahan
Integrasi pelaksanaan pengembangan & kebijakan di tingkat desa-
kelurahan dgn pemberdayaan masyarakat terkait
Memasukkan unsur kawasan tanpa rokok dalam forum desa/kelurahan
siaga tingkat kecamatan,
Meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan dampak rokok
2. Peran Puskesmas
Menggerakkan masyarakat desa dalam mengendalikan konsumsi
tembakau dan turunannya
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk mengurangi
ketergantungan akan tembakau dan rokok
Menggalang komitmen & kerja sama tim di tingkat kecamatan dan desa-
kelurahan
Monitoring
3. Peran Kepala Desa/Kelurahan
 Menerbitkan peraturan desa-kelurahan utk
pengembangan Kawasan tanpa rokok
 Mengintegrasikan Rencana Pengembangan
kawasan tanpa rokok dlm Rencana Kerja
Pembangunan (RKP) Desa/Kelurahan.
 Mengupayakan bantuan dana & sumber daya lain
untuk pengembangan kawasan tanpa rokok

4. Peran Lembaga Kemasyarakatan


 Mengintegrasikan kebijakan kawasan tanpa rokok
 Menggerakkan & mengembangkan partisipasi,
gotong-royong & swadaya masyarakat dlm rangka
pembentukan kawasan tanpa rokok
5. Peran Tim PKK
 Berperan-aktif menyelenggarakan & mengelola
UKBM untuk mendukung keluarga sehat tanpa asap
rokok
 Penyelenggaraan Penyuluhan PHBS untuk
mendukung gerakan tanpa asap rokok
6. Peran Tokoh Masyarakat
 Menggali sumber-daya, membina, menggerakkan
utk berperan aktif dlm kegiatan pembentukan
kawasan tanpa rokok
UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK DI MASYARAKAT
Berani “katakan tidak pada rokok”
• Jangan mau menjadi perokok pasif
• Jadikan rumah sebagai zona "aman" asap
rokok
• Jadikan Bulan Puasa sebagai waktu yang tepat
untuk berhenti merokok.
• Di kantor, mintalah kebijakan dari pihak
manajemen agar diberlakukan "kawasan kerja
bebas rokok"
Desa Bone-Bone, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Desa ini berada
diketinggian 1500 mdpl, tepatnya di bawah kaki gunung latimojong.

Sejak Tahun 2000, desa ini dinyatakan sebagai desa pertama di dunia yang bebas
dari asap rokok.
Upaya yang dapat dilakukan dalam
menghentikan perilaku merokok
1. Program sosialisasi pencegahan penggunaan rokok
secara berkelanjutan oleh dinas pendidikan dan
dinas kesehatan dengan sasaran siswa kelas tinggi
pada tingkat SD, SMP dan SMU, termasuk PT
2. Tidak ada toleransi bagi pelaku merokok bagi usia
muda dan usia remaja untuk SD, SMP, dan SMA
3. Pemberlakuan peraturan KTR

a.Memberlakukan KTR secara efektif dan penerapan sanksi


hukum yang tegas.
b.Mendukung Surat Edaran Kolaka Timur nomor 440/2361/2016
tentang pelaksanaan kawasan tanpa rokok di 7 tatanan
(terlampir)
c. Menerapkan keputusan Kepala dinas kesehatan nomor
440/925.a tentang penetapan KTR di Fasyankes (puskesmas)
(terlampir)

.
Apa yang Dilakukan?

Tanda larangan merokok langsung terpampang pada baliho


besar tepat di gerbang masuk Desa Bone-Bone,

Sejumlah papan berisi larangan merokok dan imbauan untuk


menjaga kesehatan juga menghiasi sudut-sudut desa.

Setiap tamu yang datang berkunjung pun harus mematuhi


aturan yang berlaku di desa tersebut.

Penerapan sanksi, berupa sanksi kerja sosial, antara lain


membersihkan rumah ibadah (masjid), sekolah,
membersihkan lingkungan desa seperti irigasi, lapangan dan
lainnya.
Terima
kasih
29

Anda mungkin juga menyukai