NPM : 20.22.201.0014
PERENCANAAN
GEOMETRIK JALAN RAYA
Jalan khusus adl jl yg dibangun oleh instansi, badan usaha, perorangan atau
kelompok masy untuk kepentingan sendiri.
Jalan tol adl jl umum yg merupakan bgn sistem jaringan jl dan sbg jl
nasional yg penggunanya wajib membayar tol.
Jalan bebas hambatan adl jl umum untuk la-lin menerus dgn pengendalian jl
masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta
dilengkapi dgn pagar ruang milik jalan
Sistem jaringan jalan adl satu kesatuan ruas jalan yg saling menghubungkan
dan mengikat pusat2 pertumbuhan dgn wilayah yg berada dlm pengaruh
pelayanannya dlm satu hubungan hierarkis.
Jalan sesuai peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
> Jalan umum dikelompokkan menurut : sistem, fungsi, status dan kelas
> Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan
jalan sekunder
- Sistem jaringan jln Primer : merupakan sistem jaringan jl dgn peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa unt pengembangan semua wilayah
di tingkat Nasional, dgn menghubungkan semua simpul jasa distribusi yg
berupa pusat2 kegiatan
- Sistem jaringan jln Sekunder : merupakan sistem jaringan jl dgn peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa unt masyarakat di dlm kawasan perkotaan
> Jalan Umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dlm jalan arteri, jln kolektor, jln lokal
dan jln lingkungan
- Jalan arteri : mrpk jln umum yg berfungsi melayani angkutan utama dgn ciri
perjalanan jrk jauh, kecepatan rata2 tinggi dan jmh jl masuk dibatasi
secara berdaya guna
- Jalan Kolektor : mrpk jl umum yg berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dgn ciri perjalanan jrk sedang, kecepatan rata2 sedang dan
jml jalan masuk dibatasi
- Jalan lokal : mrpk jl umum yg berfungsi melayani angkutan setempat dgn ciri
perjalanan jrk dekat, kec. rata2 rendah dan jml jln masuk tidak
dibatasi
- Jalan lingkungan : mrpk jl umum yg berfungsi melayani angkutan lingkungan dgn ciri
perjalanan jrk dekat dan kec. rata2 rendah
Jalan Umum menurut Statusnya dikelompokkan ke dlm jalan nasionali, jln provinsi, jln kabupaten,
jln kota dan jln desa
- Jln Nasional : merupakan jln arteri dan jln kolektor dlm sistem jaringan jln primer
yg menghubungkan antar ibukota provinsi dan jln strategis nasional
serta jln tol
- Jln Provinsi : merupakan jln kolektor dlm sistem jaringan jln primer yg
nghubungkan ibukota provinsi dgn ibukota kabupaten/kota, atau
antar ibukota kabupaten/kota dan jln strategis provinsi
- Jln Kabupaten : merupakan jln lokal dlm sistem jaringan jln primer yg tidak termasuk
diatas yg menghubungkan ibukota kabupaten dgn ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dgn pusat
kegiatan lokal serta jln umum dlm sistem jaringan jln sekunder dlm
wilayah kabupaten, dan jln strategis kabupaten
- Jln Kota : adl jln umum dlm sistem jaringan jln sekunder yg menghubungkan
antar pusat pelayanan dlm kota, menghubungkan pusat pelayanan
dgn persil, menghubungkan antar persil serta menghubungkan
antar pusat permukiman yg berada di dlm kota.
- yg menjadi dasar perenc. adl : sifat gerakan, ukuran kend, sifat pengemudi dlm
mengendalikan gerak kend dan karakteristik arus la-lin.
Bahu jalan
terletak berdampingan dgn jalur lalu lintas.
Fungsinya al :
- ruang tempat berhenti sementara kend yg mogok
- ruang unt menghindar pd keadaan darurat
- memberi kelegaan pd pengemudi
- memberi sokongan samping thd perkerasan
- ruang untuk penempatan material / peralatan saat pekerjaan perbaikan
- ruang untuk lintasan kend2 patroli, ambulance pd keadaan darurat
Median
Adl jalur yg terletak ditengah jln, untuk membagi jalan dlm masing2 arah
Fungsinya :
• Menyediakan daerah netral dimana pengemudi dpt mengontrol kendaraannya pd
saat2 darurat
• Untuk mengurangi silau lampu kend yg berlawanan arah
• Menambah rasa nyaman, lega dan indah bagi pengemudi
• Mengamankan kebebasan samping dari masing2 arah
Lebar median : 1 – 12 m
Jalur tepian median, jalur yg terletak disamping median, untuk mengamankan
kebebasan samping arus lalu lintas, lebarnya 0,25 – 0,75 m dibatasi dgn grs marka
menerus
Saluran Samping
• Fungsinya :
- mengalirkan air dari permukaan perk/bgn luar jln
- menjaga agar konst jalan selalu dlm keadaan kering
• Ukurannya, disesuaikan dengan volume air yang akan dialirkan
• Kemiringan dasar saluran, mengikuti kemiringan jln
• Bahan: pas batu, beton, tanah dll (dalam kota letaknya sering dibawah
trotoar.
Talud/kemiringan lereng
Talud jalan dibuat sesuai dgn besarnya landai yg aman (dari perhitungan
kestabilan lereng)
Sesuai kondisi tanah, mungkin dibuat bronjong, tembok penahan tanah,
lereng bertingkat atau hanya ditutupi rumput.
Kereb
Adl peninggian tepi perkerasan/bahu jln, untuk keperluan drainase,
mencegah keluarnya kendaraan, dan memberi ketegasan tepi perkerasan.
.
• Berdasarkan fungsinya kereb dpt dibedakan atas :
- kereb peninggi (mountable curb), adl kereb yg direncanakan agar dpt
didaki kendaraan, tingginya 10 – 15 cm
- kereb penghalang (barrier curb), adl kerebuntuk mencegah kendaraan
meninggalkan jalur lalu lintas, tingginya 25 – 30 cm
- Kereb berparit (gutter curb), kereb yg dibuat untuk membentuk sistem
drainase, tingginya 10 – 20 cm
- kereb penghalang berparit (barrier gutter curb), adl kereb penghalang
dan
sekaligus membentuk sistem drainase, tingginya 20 – 30 cm
Pengaman Tepi
• Tujuan : memberikan ketegasan tepi badan jalan, mencegah kendaraan keluar dari
badan jalan
• Dipakai : pada jln yg menyusuri jurang, pada tepi jln dgn timbunan > 2,5 m, pada jln
dgn kecepatan tinggi
• Jenis pengaman tepi :
- Pengaman tepi dari besi yg digalvanished (guard rail) : digunakan dgn tujuan untuk melawan
tumbukan (impact) dari kendaraan dan mengembalikan kend kearah dalam.
- Pengaman tepi dari beton (parapet) : digunakan pada jln dgn kec. rencana 80 – 100 km/jam.
- Pengaman tepi dari tanah timbunan : unt kec. rencana < 80 km/jam
- Pengaman tepi dari batu kali : dikaitkan untk estetika dan kec. rencana < 60 km/jam
- Pengaman tepi dari balok kayu : untuk kec rencana < 40 km/jam & daerah parkir
Lapisan Perkerasan Jalan
Terdiri dari :
- lapisan permukaan
- lapisan pondasi atas Akan dibahas pd smt.V
- lapisan pondasi bawah
- lapisan tanah dasar
2. Kecepatan
* adl jarak yg ditempuh dibagi waktu tempuh
* Kecepatan Rencana adl kecepatan yg dipilih untuk perencanaan setiap bgn jalan
* hampir semua bgn jalan dipengaruhi oleh kecepatan rencana
* faktor2 yg mempengaruhi kecepatan rencana :
>Keadaan medan (terrain) berdasarkan kemiringan melintang rata-rata :
- datar (0 - 9,9%),
- perbukitan (10 – 24,9 %),
Kemiringan melintang
- pergunungan (> 25 %)
> Sifat dan tingkat penggunaan daerah
- kec rencana dipilih lebih tinggi unt jl luar kota
- Jl dgn vol tinggi dpt direncanakan dng kec tinggi, tapi jl dgn vol rendah tdk dpt
direncanakan dgn kec rendah, sebab pengemudi memilih kec bukan berdasarkan
vol lalu lintas saja tapi juga berdasarkan batasan fisik.
- kec rencana jl arteri dipilih lebih tinggi dari jl kolektor.
dinyatakan dlm : smp/hari/2 arah atau kend/hari/2 arah --- unt jl 2 jalur 2
arah
smp/hari/1arah atau kend/hari/1arah ---- unt jl berlajur
banyak dg
* Lalu lintas harian rata2 (LHR).
VJP = k . LHR
atau ----- untuk jalan antar nilai k = 10
– 15% LHR = VJP / k untuk
jalan dalam kota k diambil lebih kecil
> Kapasitas :
- adl jumlah kend max yg dpt melewati suatu penampang jln selama 1 jam dgn kondisi
serta arus lain tertentu.
- beda VJP dan kapasitas :
* VJP : jml arus lalin yg direncanakan akan melintasi suatu penampang jalan dlm 1 jam
* Kapasitas : jml arus lalin max yg dpt melewati penampang jalan dlm waktu 1 jam
sesuai dgn kondisi jalan tsb
d1 = V x t Jika d1 = jarak dari saat melihat rintangan sampai menginjak rem (m)
V = kecepatan (km/jam)
t = waktu reaksi = 2,5 dt
maka d1 = 0,278 V.t
Jarak mengerem (d2) : jrk yg ditempuh sejak menginjak rem sampai kend berhenti, yg
dipengaruhi oleh kondisi muka jln, kondisi ban, sistem pengereman dll
V2
d2 = fm = koef gesekan antara ban dgn muka jalan dlm arah
254fm
memanjang jalan
d2 = jarak mengerem (m)
V = kec kend (km/jam)
g = 9,81 m/dt2
Pada jalan dgn kelandaian maka rms diatas harus dikoreki sbb:
V2
d = 0,278 V.t + 254(fm + L) L = besarnya landai jalan dlm desimal
+ = untuk pendakian
- = untuk penurunan
• Jarak Pandangan Menyiap untuk jln 2 lajur 2 arah
d1 = 0,278 t1 (V – m + ½ at1)
d3 = diambil 30 – 100 m
d4 = 2/3 d2
dmin = 2/3 d2 + d3 + d4
untuk disain digunakan Koefisien gesekan melintang maximum sesuai gambar berikut :
0.18
Koefisien gesekan melintang (f)
0.17
f = -0,00065 V + 0,192
0.16
0.15
0.14
0.13
f = -0,00125 V + 0,24
0.12
0.11
0.10
40 50 60 70 80 90 100 110 120
Kemiringan melintang jalan dgn tujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan
Untuk mengimbangi gaya sentrifugal
Gesekan melintang antara ban dan permukaan jalan dan komponen berat kend akibat
superelevasi digunakan untuk mengimbangi gaya sentrigugal (digambarkan sbb) :
G sin α + Fs = G/g V2/R cos α
e = tg α
e + f = V2/gR (1 – ef )
Shg e + f = V2/gR
e+f= V2
127 R
Ketajaman tikungan dpt dinyatakan dgn besarnya R atau derajat lengkung
Derajat lengkung adl besarnya sudut lengkung yg menghasilkan panjang
busur 25 m
25 m
Semakin besar R, semakin kecil D
Dan semakin tumpul tikungan tsb
Do R D= 25 x 360o
2πR
1432,39
R
=
Untuk mendapatkan jari-jari minimum dpt dugunakan salah satu rumus
berikut : 2
V
Rmin =
127 (emaks + fmaks)
Untuk jalan lurus kemiringan melintang jalan hanya untuk keperluan drainase,
disebut kemiringan melintang normal, yg besarnya berkisar 2 – 4 %
Lengkung Peralihan
adl lengkung yg digunakan untuk peralihan dari jari2 tak terhingga (pd jln lurus)
ke jari2 sesuai dgn lingkaran.
Pd lengkung peralihan R berubah setiap perubahan panjang lengkung
umumnya digunakan bentuk lengkung spiral
Keuntungan pemakaian lengkung peralihan :
- pengemudi dgn mudah mengikuti lajur yg disediakan
- memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan normal ke
kemiringan sesuai superelevasi yg diperlukan secara berangsur2
- menambah keamanan dan kenyamanan
- menambah keindahan bentuk jalan
Landai relatif
Landai relatif (1/m) adl besarnya kelandaian akibat perbedaan elevasi tepi
perkerasan sebelah luar sepanjang lengkung peralihan.
1. CIRCE
Digunakan pada tikungan yg mempunyai
Keterangan Gb :
- Jari-jari (R) besar
- Sudut tangen (∆) kecil PH = Perpotongan Horizontal
V = Kecepatan Rencana (km/jam)
R = Jari2 Tikungan
∆ = Sudut Tangen (..o)
T PH TC = Tangen-Circle
∆ CT = Circle-Tangen
1/4 Ls’
E T = Jarak antara TC dan PI (m)
3/4 Ls’
L = Panjang Tikungan (m)
CT E = Jarak PI ke lengkung peralihan
TC L
1/2∆
∆
Bentuk tikungan ini dapat digunakan jika memenuhi syarat sbb:
Perhatikan Gb:
tg 1/2∆ = T/R T = R tg ½ ∆
E= R2 + T 2 - R
= R (Sec 1/2∆ - 1)
= T tg 1/4∆
L = ∆/360. 2 π R L = 0,01745 ∆ R