Anda di halaman 1dari 26

َ‫َم ْعنَى ْاِإل ل ِه‬

Kandungan Kata “Ilah”


I. TUJUAN UMUM MADAH
  Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan
dengan aqidah yang benar yang digali dari Al
Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly,
menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya
dari bid`ah dan khurofat yang mungkin
mengotorinya.
II. TUJUAN KOGNITIF
1.  Mampu menjelaskan kata dasar “ilah”
2. Mampu menjelaskan pengertiannya "ilah".
3. Mampu mendefinisikan “al Ilah”
4. Mampu mendefinisikan “al Ma’bud”.
5. Membedakan bentuk-bentuk ilah dalam kehidupan sehari-
hari
6. Menunjukkan dalil tentang ilah
7. membedakan bentuk-bentuk perbuatan yang hanya
menjadikan Allah sebagai ilah
III. TUJUAN AFEKTIF DAN
PSOKOMOTORIK
1. Menyadari penting pengertian al Ilah dan al Ma’bud
terhadap dirinya
2. Tidak meruqyah (jampi-jampi), kecuali yang berasal dari al
Qur`an atau ruqyah yang ma`tsur (dilakukan oleh
Rasulullah saw)
3. Tidak berhubungan dengan jin atau meminta tolong kepada
orang yang berhubungan dengan jin
4. Mengamalkan ajaran islam sebagai konsekwensi dari
kalimah syahadah
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN
 Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
 Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji makna Ilah
 Menginventarisir tentang penomena yang berhubungan dengan tema kajian
2. Kagiatan Inti:
 Kajian tentang makna Ilah
 Berdikusi dan tanya jawab tema kajian ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan
psikomotor)
 Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
materi makna Ilah
3. Kegiatan Penutup:
 Tugas mandiri
 Evaluasi
V. PILIHAN KEGIATAN
1.  mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah Swt hingga dapat
membuktikan adanya pencipta dengan akalnya
2. mengumpulkan ayat-ayat al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur
3. mengumpulkan ayat-ayat tentang pentinga mengkaji makna ilah
4. mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas
5. menulis makalah tentang pentingnya mengkaji makna ilah
6. mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang
obyektif tentang pentingnya mengkaji makna ilah
VI. SARANA EVALUASI DAN
MUTABAAH
1. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan
dialogmenggunakan metode pencatatan untuk
meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan
2. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh
mana tujuan telah tercapai
VIII. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH

1. Menjelaskan bahwa tidak mungkin memahami Kalimat ‫هلل‬ ‫ال ا له إ اال‬


kecuali dengan memahami terlebih dahulu ma’na ‫ا له‬.
2. menjelaskan bahwa terdapat empat makna utama dari aliha ( ‫)أ له‬
yaitu ِ‫ َس َكَنِإ َلْيه‬sakana ilahi, ِ‫اِ ْس تَ َج َار بِ ه‬istijaaro bihi, ِ‫ اِ ْش َت َاقِإ َلْيه‬isytaqa
ilaihi dan ِ‫ ُولِ َع بِ ه‬wulli’a bihi.

3. Menjelaskan makna ( ‫ )أ له‬Aliha yaitu ُ‫ َع َب َده‬abaduhu


(mengabdi/menyembahnya)
4. Menjelaskan pengaruh dari pemahaman ilah yang benar maka dia
rela dengan penuh kesadaran untuk menghambakan diri kepada ilah
(sembahan) tersebut.
VIII. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH
5. Menjelaskan bahwa terdapat tiga sikap yang mereka berikan
terhadap ilahnya iaitu kamalul mahabah, kamalut tadzalul, dan
kamalul khudu’. Al ilah dengan ma’rifat iaitu sembahan yang
sejati hanyalah hak Allah sahaja, tidak boleh diberikan kepada
selainNya. Dalam menjadikan Allah sebagai Al Ilah terkandung
empat pengertian yaitu al marghub, al mahbub, al matbu’ dan al
marhub. Al ma’bud merupakan sesuatu yang disembah secara
mutlak.
6. Menjelaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Al Ilah, tiada
syarikat kepadaNya, maka Dia adalah satu-satunya yang
disembah dan diabdi oleh seluruh kekuatan yang ada pada
manusia. Pengakuan Allah sebagai al Ma’bud dibuktikan dengan
penerimaan Allah sebagai pemilik segala loyaliti, pemilik ketaatan
dan pemilik hukum.
VIII. MUHTAWA
‫َم ْعنَ ىاْ ِإلَلهِ )‪(A 3‬‬

‫ال ال َْم َحبَّ ِة‬


‫َك َم ُ‬
‫َس َك َن ِإلَْي ِه‬
‫اِ ْستَ َج َار بِ ِه‬
‫ال التَّ َذلُّ ِل‬
‫َك َم ُ‬ ‫َعبَ َدهُ‬ ‫َألِ َه‬
‫اِ ْشتَا َق ِإلَْي ِه‬
‫ض ْوِع‬
‫ال الْ ُخ ُ‬
‫َك َم ُ‬ ‫ُولِ َع بِ ِه‬
‫اهلل‬ ‫ب‬
‫ب الْ ِوالَيَِة‬ ‫ِ‬
‫صاح ُ‬ ‫َ‬ ‫اَل َْم ْرغُ ْو ُ‬
‫ب‬
‫اَل َْم ْرُه ْو ُ‬
‫اَل َْم ْع ُب ْو ُد‬ ‫اَِإل لَهُ‬
‫اع ِة‬ ‫ِ‬
‫ب الطَّ َ‬ ‫صاح ُ‬ ‫َ‬
‫ْحاكِ ِميَّ ِة‬ ‫ِ‬ ‫اَل َْم ْت ُب ْوعُ‬
‫ب ال َ‬ ‫صاح ُ‬ ‫َ‬ ‫ب‬
‫اَل َْم ْح ُب ْو ُ‬
Kata ILAH
 Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa
 Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab maka
ALIHA itu memiliki beberapa arti
 Tenang/tentram ( ِ ‫)س َك َنِإ َليْه‬
َ
 Memohon perlindungan ( ِ ‫)اِ ْستَ َجا َر بِ ه‬
 Yang dituju karena rindunya ( ِ ‫)اِ ْشتَ َاقِإ َليْه‬
 Paling dicintai/dirindukan ( ِ ‫) ُولِ َع بِ ه‬
 Mengabdi (ُ ‫)عبَ َده‬
َ

RASM
Tenang/Tentram (ِ‫)س َك َنِإ َلْيه‬
َ
 Berarti ‫ ال إله إالهللا‬maknanya “tidak ada yang
dapat memberikan ketenangan dan ketentraman
kecuali Allah”
 Seorang Muslim harus yakin bahwa tidak ada
yang dapat menenangkan dan menentramkan
kecuali menjalin hubungan dengan Allah
 13:28‫وب‬ ْ َ‫( َأ البِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت‬Ingatlah, hanya
ُ ُ‫ط َمِئ ُّنا ْلقُل‬
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram)
 10:7 ridho dan merasa tenang dengan kehidupan
dunia (‫اط َمَأنُّوا بِ هَ ا‬ْ ‫) َو َرضُوا بِ ا ْل َحيَا ِة ا ل ُّد ْنيَا َو‬
RASM
Memohon Perlindungan ( ِ ‫ستَ َجا َر بِ ه‬
ْ ِ‫)ا‬
 Berarti ‫ ال إله إالهللا‬maknanya “tidak ada yang
dapat memberikan perlindungan kecuali Allah”
 72:6 minta perlindungan kepada jin, didapati
adalah bencana dan dosa
 Hadits: meski semua makhluk melindungi
seseorang tapi Allah hendak menimpakan
bencana, maka akan tertimpa bencana. Begitu
pula sebaliknya

RASM
( َ َ ‫شت‬
Yang Dituju Karena Rindunya ‫اق‬ ْ ِ‫ا‬
ِ‫)ِإ َلْيه‬
 Berarti ‫ ال إله إالهللا‬maknanya “tidak ada yang
dituju karena rindunya kecuali Allah”
 ‫ هللاُ َغايَتُنَا‬Allah tujuan kami
 51:50-51 larilah kamu menuju Allah
 Kalau lari, tabiatnya muka ke depan dan tidak berpaling
ke kiri dan ke kanan
 Jangan terbuai dengan dunia dan orang lain
 18:28 ‫اك َع ْنه ُْم‬
َ َ‫( َوالتَ ْع ُد َع ْين‬janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka)
RASM
Paling Dicintai/Dirindukan ( ِ‫) ُولِ َع بِ ه‬
 Berarti ‫ ال إله إالهللا‬maknanya “tidak ada yang
dicintai atau dirindukan kecuali Allah”
 Boleh kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi
yang paling dcintai haruslah Allah
 2:165 kecintaan seorang mu’min kepada Allah
harus sangat cinta, bukan sama cintanya dengan
kepada selainNya
 Kenapa cintai tertinggi harus kepada Allah?
 Karena tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
 Menuruti tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak boleh
bertentangan dengan Allah
RASM
Mengabdi (ُ ‫)عبَ َده‬
َ
 Ini arti ilah yang merangkum semua arti ilah di atas
 Karena mengabdi berarti
 Merasa tenang
 Minta perlindungan
 Menuju karena rindunya
 Mencintai
 Berarti ‫ ال إله إالهللا‬maknanya “tidak ada yang
berhak diabdi kecuali Allah”

RASM
Tuntutan Pengabdian
 Pengabdian itu tercapai kalau dilakukan
dengan
 Sempurna dalam mencintai (‫)ك َما ُ ال ْل َم َحب َِّة‬
َ
 Merasa asyik bersamanya
 Berlama-lama bersamanya
 Sempurna dalam menghinakan diri ‫)ك َما ُ ال لتَّ َذ ُّل ِ (ل‬
َ
 Kerendahan yang paling rendah adalah saat sujud
ِ ‫)ك َما ُ ال ْل ُخض ُْو‬
Sempurna dalam ketundukan (‫ع‬ َ

 Terhadap semua aturan yang telah ditetapkan


 Tanpa reserve
 Apakah kita ketika beribadah merasa
seperti ini? RASM
Ilah itu X
 Dari keterangan arti ilah secara bahasa, maka ilah
itu bisa apa saja  ilah itu X
 X jadi ilah kalau
 Diharapkan ‫ب‬ ( ُ ‫ )اَ ْل َمرْ ُغ ْو‬karunia dan pahalanya atas
segala jerih payahnya
 Ditakuti ‫ب‬ ( ُ ‫ )اَ ْل َمرْ هُ ْو‬siksanya (intimidasi, teror, ancaman);
X biasanya punya fasilitas dunia
 Diikuti (‫ )اَ ْل َم ْتب ُْو ُع‬perintah dan larangannya yang
bertentangan dengan Allah (42:21  X buat syariat
lalu diikuti, X = ilah)
 Dicintai ‫ب‬ ( ُ ‫ )اَ ْل َمحْ ب ُْو‬sama atau lebih tinggi dari pada
cintanya kepada Allah
 Kalau sudah demikian maka X jadi yang
disembah/diabdi (‫)اَ ْل َم ْعب ُْو ُد‬ RASM
ILAH (Ibnu Taimiyah)
‫َّجلِ ْي ِل‬
‫ت‬ ‫ال‬‫و‬ ِ
‫م‬ ‫ي‬
ْ َ ْ ْ َ ُ
ِ ‫ب والتَّع‬
‫ظ‬ ِّ ‫ْح‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬
ِّ ‫ك‬ُ ِ
‫ب‬ ‫ب‬
ُ ‫ل‬
ْ ‫ق‬
َ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ْأ‬ ِ
ُ َ َ ‫ُه َو ال‬
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ل‬
َ ‫ي‬ ‫ي‬‫ذ‬ َّ 

‫ك‬ ِ ‫ح‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ف‬ِ


َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ‫الر َج‬
‫ل‬ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫خ‬ ‫ال‬‫و‬ ِ
‫اء‬ َّ ‫َوالتَّ ْك ِريْ ِم َو‬
 Segala yang digandrungi hati dengan
segenap kecintaan, pengagungan,
penghormatan, pemuliaan, harap, cemas,
dan sederajat dengan itu
Pengabdian Kepada Allah
 Pengabdian hanyalah kepada Allah saja
karena
 Allah Pemilik otoritas
 Allah Pemilik ketaatan
 Allah Pemilik kedaulatan

RASM
Allah Pemilik Otoritas (‫اح ُبا ْل ِو َاليَ ِة‬
ِ ‫)ص‬
َ
 Hak memerintah dan memimpin ada di Tangan
Allah, bukan yang lain

ْ ‫ َأ اللَ هُ ا ْل َخ ْل ُق َوا‬Ingatlah, menciptakan dan
7:54 ‫ألم ُر‬
memerintah hanyalah hak Allah
 7:196‫ِإ َّن َولِي َِّي هَّللا ُ ا َّل ِذينَ َّز َلا ْل ِكتَ َاب َوهُ َو يَ تَ َولَّىا لصَّا ِل ِح َين‬
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah
menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia
melindungi orang-orang yang saleh.
 Kalau ada manusia yang mengaku punya otoritas
 merebut hak Allah = syirik
RASM
Allah Pemilik Ketaatan (‫اح ُبا لطَّا َع ِة‬
ِ ‫)ص‬
َ
 Ketaatan yang utama adalah taat kepada Allah
(4:59)
 Ketaatan kepada Rasul karena Rasul tidak pernah
ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai ketaatannya
sama (4:80)
 Ketaatan kepada ulil amri punya syarat, ulil amri
itu taat kepada Allah
ِ ‫صيَ ٍة ِإنَّ َما الطَّا َعةُ فِي ا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬ ِ ‫طا َعةَ فِي َم ْع‬
َ ‫اَل‬
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu
hanya pada masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)
RASM
Allah Pemilik Kedaulatan (‫اح ُبا ْل َحا ِك ِميَّ ِة‬
ِ ‫)ص‬
َ
 Kedaulatan ada di tangan Allah (6:57, 12:40,67)
ِ ‫ِإ ِن ْال ُح ْك ُم ِإال هَّلِل‬
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
 Kedaulatan rakyat bermakna
 Bagaimana umat Islam sebagai mayoritas
mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
 Memastikan bahwa negara ini adalah negara hukum,
sehingga hak-hak terlindungi sesuai tujuan-tujuan
syari’at (‫اص ُد ا ل َّش ِري َْع ِة‬
ِ َ‫)مق‬
َ

RASM
Ilah Satu-satunya Allah SWT
 Yang kita berikan cinta yang sempurna,
penghinaan diri yang sempurna,
ketundukan yang sempurna hanyalah Allah
 Yang memiliki otoritas, ketaatan, dan
kedaulatan hanyalah Allah saja
 20:14 Aku Allah maka sembahlah Aku
ْ َ‫) ِإنَّنِيَأنَا هَّللا ُ ال ِإ َلهَ ِإ الَأنَا ف‬
( ِ‫اعبُ ْدن‬
‫ي‬
Dialog Rasul SAW dan Banu
Syaiban
 BS: Kepada apa kamu menyeru kami, wahai
saudaraku Quraisy?
 Rasul: Aku menyeru agar kalian mengatakan ‫ال إله‬
‫إالهللا‬
 BS: Kalau begitu kamu akan diperangi bangsa Arab
dan non-Arab. Kalau dengan Arab kami berani, tapi
dengan Persia tiada ampun
 Rasul: Kebaikan bagi kalian kalau kalian menerima,
dan keburukan bagi kalian jika kalian menolak.
Sesungguhnya dien Allah tidak akan menolongnya
kecuali yang meliputi seluruh sisi-sisinya
RASM

Anda mungkin juga menyukai