Anda di halaman 1dari 51

RUANG LINGKUP

ANALISIS MAKROEKONOMI

A. PENGERTIAN ILMU EKONOMI


(Makroekonomi);
B. MASALAH UTAMA DALAM
PEREKONOMIAN;
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN
EKONOMI
D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Beberapa nama yang perlu diketahui
dalam Ilmu Ekonomi

• Bapak Ilmu Ekonomi Dunia


Adam Smith (The Wealth of Nation, thn 1776);
• Bapak Ilmu Ekonomi Makro Dunia
John Maynard Keynes (The General Theory of
Employment, Interest and Money, thn 1936);
• Bapak Ilmu Ekonomi Indonesia
Soemitro Djojohadikoesoemo (1917-2001).
(A) Pengertian Makroekonomi

 Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-


variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan
atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju
inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca
pembayaran internasional.
Faktor produksi
 Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang
digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.
 Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu
tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.
 Dalam perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas
cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari
alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
 Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya
informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin
pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006)
Secara total, saat ini ada 5 hal yang dianggap sebagai faktor
produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber
daya fisik (physical resources), kewirausahaan
(entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information
resources).
B. Masalah Utama Dalam Perekonomian

• Masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi suatu


negara, antara lain:

i. Masalah pertumbuhan ekonomi;


ii. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi;
iii. Masalah pengangguran;
iv. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi)
v. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran
(i) Pertumbuhan Ekonomi

• adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang


menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah.
• Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasa akan meningkat dari periode ke periode lainnya.
• Kemampuan yang meningkat ini disebabkan faktor-faktor
produksi akan selalu bertambah baik jumlah maupun
kualitasnya.
Namun demikian

• Perkembangan kemampuan memproduksi barang


dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya TIDAK selalu diikuti
oleh Pertambahan produksi barang dan jasa yang
sama besarnya.
• Pertambahan potensi memproduksi kerap kali
lebih besar daripada pertambahan produksi yang
sebenarnya
• Dengan demikian Perkembangan Ekonomi Lebih
Lambat dari Potensinya
Lihat Gambar 1.1
Kurva Kemungkinan Produksi dan
Pertumbuhan Ekonomi

• Kurva AB dalam Gambar 1.1 adalah kurva kemungkinan produksi,


yaitu batas maksimum produksi yang dapat diciptakan suatu negara
pada suatu waktu tertentu;
• Kemakmuran masyarakat mencapai paling MAKSIMUM apabila
kombinasi Barang Industri dan Barang Pertanian ada pada titik P,
artinya untuk Memaksimumkan kemakmuran masyarakat, negara itu
harus menghasilkan X0 Barang Industri dan Y0 Barang Pertanian;
• Tetapi dalam kenyataanya tingkat produksi yang dicapai negara
tesebut HANYALAH seperti yang ditunjukkan oleh titik M, yaitu
hanya menghasilkan X1 Barang Industri dan Y1 Barang Pertanian.
• Tingkat kegiatan ekonomi di bawah potensi ini menyebabkan sebagian
faktor-faktor produksi menganggur, termasuk Tenaga Kerja, dan ini
terutama disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.
Selanjutnya
• Dengan adanya pertambahan Faktor-faktor produksi dan
perkembangan teknologi memungkinkan negara itu memproduksi
lebih banyak dan ini digambarkan oleh perubahan Kurva
kemungkinan produksi dari AB ke CD;
• Perubahan itu menyebabkan masyarakat dapat memproduksi
kombinasi Barang Industri dan Barang Pertanian seperti yang
ditunjukkan oleh titik-titik pada Kurva CD dan titik R
menggambarkan suatu kombinasi yang dapat dicapai;
• Dengan demikian, secara potensial negara tersebut dapat menaikkan
produksi dalam perekonomian dari kombinasi yang ditunjukkan titik P
kepada kombinasi yang ditunjukkan oleh titik R.

• Akan tetapi kegiatan ekonomi yang sebenarnya hanya berkembang


dari titik M ke titik N, berarti pertumbuhan sebenarnya lebih lambat
dari yang secara potensial dapat berlaku
Pendapatan Nasional Potensial dan
Sebenarnya

Perbedaan di antara pertumbuhan ekonomi


potensial dan pertumbuhan ekonomi sebenarnya
dapat pula ditunjukkan oleh grafik yang
menggambarkan potensi perkembangan
pendapatan nasional dalam jangka panjang dan
perkembangan Pendapatan nasional sebenarnya
Gambar 1.2 Pendapatan Nasional Potensial dan
Pendapatan Nasional Sebenarnya
• Grafik (a) menggambarkan pendapatan nasional potensial, yaitu tingkat
pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan.
• Garis pendapatan nasional potensial yang semakin naik tsb menggambarkan
bahwa faktor-faktor produksi yang semakin banyak jumlahnya dari tahun ke
tahun dan kemajuan teknologi yang menaikkan produktivitas menyebabkan
semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat
diwujudkan/dihasilkan.
• Akan tetapi perekonomian tidak selalu menggunakan semua faktor-faktor
produksi yang tersedia, termasuk tenaga kerja yang tersedia.
• Kekurangan pengeluaran agregat menyebabkan sebagian tenaga kerja
menganggur dan perekonomian tidak akan mewujudkan pendapatan nasional
potensial.
• Pendapatan nasional yang sebenarnya terwujud dari tahun ke tahun digambarkan
oleh Grafik (b) yaitu Grafik yang menunjukkan Pendapatan Nasional yang
sebenarnya pada berbagai tahun.
• Perbedaan diantara PendapatanNasional Potensial dengan Pendapatan Nasional
Sebenarnya dinamakan JURANG PRODUK NASIONAL BRUTO (Jurang
PNB);
• Apabila jurang tersebut TERWUJUD, maka Pengangguran akan terjadi, Semakin
besar Jurang PNB, semakin besar pula tingkat pengangguran dalam
perekonomian;
• Jurang PNB juga menyebabkan masyarakat tidak menikmati kemakmuran
potensial yang dapat dicapainya
(ii) Ketidakstabilan Ekonomi (Konjungtur)

• Perekonomian tidak selalu berkembang secara


teratur dari satu periode ke periode lainnya;
• Ada kalanya kegiatan perekonomian berkembang
pesat, sehingga menimbulkan kenaikan harga;
• Pada periode yang lain terjadi sebaliknya;
• Pergerakan naik turunya kegiatan perusahaan
dalam jangka panjang dinamakan KONJUNGTUR
atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle)
Gambar 1.3 Siklus Kegiatan Ekonomi
dalam Konjungtur
• Dalam siklus ABCDE seperti gambar 1.3,
pergerakan dari A ke B dan dari C ke D
menggambarkan kegiatan ekonomi mengalami
KEMUNDURAN;
• Sedangkan pergerakan dari B ke C dan dari D ke
E menggambarkan kegiatan ekonomi mengalami
PERTUMBUHAN
• Kemunduran yang serius menimbulkan masalah
PENGANGGURAN, sedangkan perkembangan
ekonomi yang terlalu pesat menimbulkan
kenaikan harga-harga lazim disebut INFLASI
(iii) Masalah Pengangguran

• Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang


tergolong dalam angkatan kerja, ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya;
• Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif
mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
• Ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja dengan alasan
mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai Penganggur;
• Seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena
gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya juga tidak
tergolong sebagai Penganggur;
• Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan
sebagai PENGANGGUR SUKARELA
(a) Sebab Terjadinya Pengangguran
• Faktor utama terjadinya pengangguran adalah Kekurangan pengeluaran
agregat
• Pengusaha memproduksi barang dan jasa untuk mencari keuntungan,
keuntungan tersebut dapat diperoleh apabila pengusaha dapat menjual barang
yang diproduksinya; semakin besar permintaan, semakin banyak barang dan
jasa yang akan diproduksi, kenaikan produksi menambah penggunaan tenaga
kerja.
• Dengan demikian terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendapatan
nasional yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan;
semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja
dalam perekonomian;
• Pada umumnya pengeluaran agregat yang terjadi dalam perekonomian adalah
lebih rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh (Full employment).
• Kekurangan permintaan agregat adalah faktor penting yang menimbulkan
pengangguran.
• Adapun faktor lain yang menimbulkan pengangguran, antra lain: (i)
Menganggur karena ingin mencari pekerjaan lain, yang lebih baik; (ii)
Penggunaan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga
kerja, dan (iii) Ketidaksesuaian di antara keterampilan pekerja yang
diperlukan dalam industri.
(b) Akibat Buruk Pengangguran
• Dengan adanya pengangguran dapat mengurangi
pendapatan masyarakat dan dapat mengurangi tingkat
kemakmuran yang mereka capai;
• Dari sudut invidu, pengangguran menimbulkan berbagai
masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya;
• Ketiadaan pendapatan menyebabkan para penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya;
• Masalah pengangguran adalah masalah yang sangat buruk
efeknya kepada perekonomian dan masyarakat, oleh sebab
itu secara terus menerus usaha-usaha harus dilakukan
untuk mengatasinya
(iv) Masalah Inflasi

• Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga


barang dan jasa yang berlaku dalam suatu
perekonomian.
• Tingkat inflasi (persentase kenaikan haraga)
berbeda satu periode ke periode lainnya, berbeda
pula satu negara ke negara lainnya.
• Beberapa tingkatan inflasi, antara lain: (i) Inflasi
rendah di bawah 2 atau 3 persen; (ii) Inflasi
moderat antara 4-10 persen; (iii) Inflasi sangat
serius beberapa puluh atau beberapa ratus persen
per tahun
(a) Faktor Penyebab Inflasi

(i) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi


kemampuan perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa;
a) Keinginan konsumen untuk mendapatkan barang
akan mendorong para konsumen meminta barang
tersebut dengan harga tinggi;
b) Sebaliknya, pengusaha menahan barangnya dan
hanya menjual kepada pembeli yang bersedia
membayar dengan harga yang lebih tinggi;
c) Dengan kata lain Permintaan lebih besar daripada
Penawaran (D>S)
Lanjutan
(ii) Para pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut
Kenaikan Upah;
(a) Apabila pengusaha menghadapi kesulitan dalam mencari
tambahan pekerja untuk menambah produksinya, pekerja-
pekerja yang ada menuntut kenaikan upah;
(b) Jika hal ini terjadi, maka kenaikan Biaya Produksi dari
berbagai barang dan jasa yang menyebabkan harga barang
menjadi tinggi (naik).

Kedua hal ini biasanya berlaku apabila perekonomian


sudah mendekati tingkat penggunaan Tenaga Kerja Penuh
(full employment)
(b) Faktor penyebab lainnya

a)Terjadi kenaikan harga barang impor;


b)Penambahan penawaran uang yang
berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan
produksi dan penawaran barang; dan
c)Terjadi kekacauan politik dan ekonomi
sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggung jawab.
(c) Akibat Buruk Inflasi
1. Cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan
besar masyarakat;
(Sebagian besar pelaku kegiatan ekonomi pekerja bergaji
tetap);
2. Karena pergerakan inflasi lebih cepat daripada kenaikan
upah pekerja, maka upah riil pekerja akan merosot
berdampak pada kemerostan kemakmuran;
3. Memperburuk prospek pembangunan ekonomi jangka
panjang;
4. Cenderung mengurangi investasi yang produktif,
mengurangi ekspor dan menaikkan impor serta
memperlambat pertumbuhan ekonomi
(v) Ketidakseimbangan Neraca
Pembayaran
• Kegiatan ekspor dan impor bagian penting
dari kegiatan perekonomian suatu negara
(perekonomian terbuka);
• Terjadi aliran modal untuk investasi antar
negara;
• Ketidakseimbangan antara ekspor dan
impor, serta aliran keluar/masuk modal
dapat menimbulkan masalah serius terhadap
kestabilan perekonomian suatu negara
(a) Kebaikan dan Keburukan
Perekonomian Terbuka
• Ahli ekonomi Klasik; kegiatan perdagangan luar
negeri memberikan kontribusi penting terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara;
• Ekspor: akan memperluas pasar barang buatan
dalam negeri yang memungkinkan perusahaan
mengembangkan kegiatannya;
• Impor: dapat memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi; industri dalam negeri
dapat mengimpor bahan baku dan mesin-mesin
yang diperlukan untuk proses produski.
(b) Efek dari Defisit dalam Neraca Pembayaran
• Definisi Neraca Pembayaran: suatu ringkasan
pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran
yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam
negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara
lain dalam satu tahun tertentu.

• Pembayaran-pembayaran tersebut, meliputi:


i. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk
impor barang dan jasa;
ii. Aliran masuk penanaman modal asing dan
pembayaran penanaman modal ke luar negeri;
iii.Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka
pendek (deposito di luar negeri)
(c) Ada Dua Neraca Penting dalam
Neraca Pembayaran

1. Neraca perdagangan: menunjukkan perimbangan


di antara ekspor dan impor;
2. Neraca keseluruhan: menunjukkan perimbangan di
antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar
negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar
negeri.
• Terjadi MASALAH jika Impor melebihi Ekspor,
pengaliran modal yang terlalu banyak ke luar
negeri adalah faktor lain yang menimbulkan
DEFISIT
(e) Defisit menimbulkan efek buruk
• Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan
beberapa efek buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi:

a) Akibat impor yang berlebihan menurunkan kegiatan


ekonomi dalam negeri (konsumen menggantikan barang
dalam negeri dgn barang impor);
b) Harga valuta asing (nilai tukar) meningkat menyebabkan
harga barang impor menjadi mahal
c) Pengusaha domestik tidak bergairah berivestasi
(membangun usaha baru).
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI
KEGIATAN EKONOMI
Beberapa jenis data Makroekonomi dapat digunakan
untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian suatu
negara, antara lain :

i. Pendapatan nasional, Pertumbuhan ekonomi, dan


Pendapatan per kapita;
ii. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran;
iii. Tingkat perubahan harga-harga (inflasi);
iv. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran;
dan
v. Kestabilan nilai mata uang domestik
(i) Pendapatan Nasional

• Data pendapatan nasional menggambarkan


tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu
tahun tertentu dan perubahanya dari tahun ke
tahun, dengan menggambarkan:

(a) Tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai; dan


(b) Perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun
Mengukur Prestasi Kegiatan Ekonomi
• Produk Nasional atau pendapatan nasional adalah istilah yang
menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksi suatu negara dalam suatu tahun tertentu
.
• Konsep lebih spesifik dibedakan kepada dua pengertian: (i) Produk
Nasional Bruto (PNB) dan (ii) Produk Domestik Bruto (PDB).

• Produk nasional yang dihasilkan oleh Faktor-faktor produksi milik


warga negara sesuatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto
(PNB), sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah Produk
nasional yang bersumber dari faktor-faktor produksi di dalam negeri
(milik warga negara dan orang asing) dalam sesuatu negara.

• Dari pengertian PNB dan PDB dapat disimpulkan bahwa kedua


konsep tersebut pada hakikatnya merupakan ukuran mengenai
besarnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasa dalam suatu tahun tertentu.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
• Data produk nasional dapat pula digunakan
untuk :
i. Menilai prestasi pertumbuhan ekonomi; dan
ii. Menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan
perkembangannya.

• Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi terlebih


dahulu dihitung Pendapatan Nasional Riil yaitu
PNB atau PDB menurut harga yang berlaku dalam
tahun dasar.
Contoh: PNB Riil tahun 2002 sebesar Rp 120 Triliun
meningkat menjadi Rp 126 Triliun tahun 2003
• Berdasarkan data di atas, maka tingkat
pertumbuhan ekonomi negara tersebut:

126 Triliun - 120 Triliun


Pert Eko thn 2003 --------------------------- = x 100 = 5%
• 120 Triliun
Tingkat Pertambahan Kemakmuran
• Untuk menentukan tingkat dan pertambahan kemakmuran penduduk
perlu dihitung pendapatan per kapita di berbagai tahun.
• Contoh: Thn 2002 Jumlah penduduk 12 juta orang, meningkat menjadi
12,2 juta orang thn 2003, berapakah peningkatan pertambahan
kemakmuran penduduk negara tersebut?

• (a) Tingkat pendapatan Rp 120 Triliun


per kapita thn 2002 = -------------------- = Rp 10 Juta
12 Juta

• (b) Tingkat pendapatan Rp 126 Triliun


per kapita thn 2003 = -------------------- = Rp 10,3278 Juta
12,2 Juta

• c) Pertambahan pendapatan Rp 10,3278 Juta - Rp 10,000 Juta


per kapita thn 2003 = ----------------------------------- x 100 = 3,3%
Rp 10 Juta
(ii) Tenaga Kerja dan Pengangguran
• Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan di
antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja
yang sebenarnya.
• Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat
dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu
• Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan dua
informasi:
• (i) jumlah penduduk usia antara 15 - 64 tahun;
• (ii) jumlah penduduk usia antara 15 - 64 tahun yang tidak
ingin bekerja (pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga &
penganggur suka rela lainnya)

• Jumlah penduduk dalam golongan (i) dinamakan


penduduk usia kerja; dan golongan (ii) dinamakan bukan
angkatan kerja
Dengan demikian Angkatan kerja dapat dihitung
• Yaitu dengan mengurangi jumlah penduduk dalam golongan (i) dengan
jumlah dalam golongan (ii);
• Perbandingan di antara anggkatan kerja dengan penduduk usia kerja
(dalam%) dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja.
• Contoh: dalam suatu perekonomian:
• Jumlah penduduk usia kerja 14.891.761 orang; tetapi hanya 9.124.458
tergolong sebagai angkatan kerja;
• Di antara angkatan kerja tsb sebanyak 8.528.571 orang mempunyai pekerjaan

• Berdasarkan data di atas:

• (a) Tingkat partisipasi angkatan kerja:

• 9.124.458
= -------------- x 100 = 61,3%
• 14.891.761

• (b) Jumlah pengangguran

• 9.124.458 - 8.528.571 = 595.887 orang


• Apabila diketahui jumlah pengangguran dan angkatan
kerja, tingkat pengangguran dalam suatu waktu tertentu
dapat ditentukan. Berdasarkan data di atas tingkat
(persentase) pengangguran adalah :
• 595.887
• ------------- x 100 = 6,5%
• 9.124.458

• Apabila suatu negara tingkat pengangguranya kurang dari


4%, maka negara tersebut dianggap sudah mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (kesempatan kerja
penuh/full employment)
(iii) Indeks Harga dan Tingkat Inflasi

• Kenaikan harga-harga barang yang berlaku dari waktu ke


waktu tdk berlaku secara seragam, ada jenis barang
kenaikanya tinggi dan ada pula jenis barang tkt kenaikanya
rendah, untuk itu perlu dibentuk indeks harga.

• Untuk mengukur tingkat inflasi, digunakan indeks harga


konsumen (Consumer Price Index/CPI)
(a) Cara Membentuk Indeks Harga

• Untuk membentuk indeks harga, tiga langkah


perlu dilakukan:

i. memilih tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi titik tolak


dalam membandingkan perubahan harga;
ii. menentukan jenis barang yang perubahan harganya akan
diamati untuk membentuk indeks harga; dan
iii. menghitung indeks harga
Tahun Dasar (1997) Tahun 2003
Kelompok Weightage Harga Harga x Harga Harga x
Barang (Rp) weihtage (Rp) weightage
A 50 1.000 50.000 2.000 100.000
B 20 5.000 100.000 11.000 220.000
C 5 5.000 25.000 16.000 80.000
D 25 3.000 75.000 8.000 200.000
--------- ------------- ------------
100 250.000 600.000
» 600.000
• IH (2003) = ---------- x 100 = 240
• 250.000
• Indeks harga tahun dasar (1997) adalah 100.
Dengan demikian antara tahun 1997 dan thn 2003
harga telah meningkat menjadi 240% atau 2,4 kali
lipat dari harga asal.
(b) Menentukan Tingkat Inflasi
• Tingkat inflasi terutama dimaksudkan untuk
menggambarkan perubahan harga-harga yang berlaku dari
satu tahun ke tahun lainnya;
• Untuk menentukannya perlu diperhatikan data harga
indeks harga konsumen (IHK) dari tahun ke tahun;
• Contoh: pada akhir thn 2002 IHK sebesar 231 dan akhir
2003 IHK 240, berapakah tingkat inflasi dalam thn 2003

• 240 - 231
• ------------- x 100 = 3,9%
• 231
(iv) Kedudukan Neraca Perdagangan dan
Neraca Pembayaran
(a) Neraca Perdagangan dan Aliran Modal
Neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai
nilai dan perkembangan ekspor dan impor;

Jika terjadi defisit dalam neraca perdagangan yang


disebabkan oleh impor melebihi ekspor berdampak
mengurangi kegiatan ekonomi dan menambah
pengangguran;

Selain itu juga timbul ketidakpercayaan terhadap prospek


ekonomi jangka panjang, akibatnya modal dalam negeri
akan mengalir ke luar negeri perlambtan pertumbuhan
ekonomi tak terhindarkan
(v) Kestabilan Kurs Valuta Asing

• Salah satu alat ukur untuk menilai stabiltas ekonomi suatu


negara adalah perbandingan suatu mata uang asing (hard
Currency) dengan mata uang domestik (Rupiah);
• Perbandingan ini dinamakan kurs valuta asing.
• Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri
yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing.
• Salah satu faktor penting dalam mempengaruhi kurs valuta
asing yaitu posisi neraca perdagangan apakah dalam kondisi
defisit atau surplus

• Stabilitas kurs valuta asing ikut mempengaruhi perkembangan


ekonomi suatu negara


D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

1. Tujuan Kebijakan Makroekonomi

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-


masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara, antara lain:
(i) Menstabilkan kegiatan ekonomi;
(ii) Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja)
penuh tanpa inflasi;
(iii) Menghindari masalah inflasi;
(iv) Menciptakan pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan;
(v) Mewujudkan Stabilitas Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta
Asing
2. Bentuk-bentuk Kebijakan
Makroekonomi
• Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat
dijalankan Pemerintah untuk mencapai
tujuan yang dimaksud di atas, antara lain:

• (i) Kebijakan Fiskal;


• (ii) Kebijakan Moneter; dan
• (iii) Kebijakan Segi Penawaran.
(i) Kebijakan Fiskal;

• Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah Pemerintah membuat


perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran Pemerintah
dengan maksud untuk mempengaruhi Pengeluaran Agregat dalam
perekonomian.
• Menurut John Maynard Keynes, Kebijakan fiskal sangat penting untuk
mengatasi jumlah pengangguran relatif tinggi;
• Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah yang
akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga
kerja;
• Di bidang perpajakan, langkah yang perlu diambil adalah mengurangi
pajak pendapatan, dengan langkah ini menambah kemampuan
masyarakat untuk membeli barang dan jasa yang pada gilrannya
meningkatkan pengeluaran agregat.
(ii) Kebijakan Moneter

• Kebijakan Moneter meliputi langkah-


langkah Pemerintah melalui Otoritas
Moneter (Bank Sentral/Bank Indonesia)
untuk mempengaruhi: (i) Penawaran uang,
(ii) suku bunga bank dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat.
(iii) Kebijakan Segi Penawaran

• Kebijakan fiskal dan moneter dipandang sebagai kebijakan


yang mempengaruhi Pengeluaran Agregat; dengan demikian
kebijakan fiskal dan moneter dipandang sebagai Kebijakan
dari segi Permintaan.

• Kebijakan Segi Penawaran bertujuan untuk mempertinggi


efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan
barang2nya dengan harga lebih murah atau dengan
kualitas yang lebih baik.
• Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan
pendapatan (income policy), yaitu langkah pemerintah
mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja,
tujuannya supaya kenaikan pendapatan yang berlebihan
tidak sebanding dengan tingkat produktivitas

Anda mungkin juga menyukai