Anda di halaman 1dari 13

Leukemia dan

Perawatan Ortodonti

Penyaji:
Rahmi Husni (180631076)

Pembimbing :
Dr. Ervina Sofyanti, drg., Sp. Ort (K)
PENDAHULUAN

• Penanganan masalah kesehatan gigi pada pasien dengan kompromis medis


sangat kompleks.

• Permasalahan yang timbul adalah bagaimana melakukan perawatan dengan


aman dan dengan risiko sekecil mungkin.

• Perlu evaluasi yang tepat & akurat dalam menentukan kondisi sistemik yang
difokuskan : patofisiologi penyakit, tanda dan gejala, hasil pemeriksaan
laboratorium, terapi medis yang sedang dijalani pasien serta
rekomendasi dari spesialis terkait untuk dapat melakukan perawatan seperti
pada penderita leukemia
Leukemia
pertama kali
dikenali oleh
Virchow dan
Bennet tahun
1845

 penyakit ganas (kanker) pada jaringan pembentuk darah yang menyebabkan kelainan sel darah
putih, yaitu terjadi proliferasi sel-sel limfoid atau mieloid di dalam sumsum tulang menyebabkan
sejumlah besar sel darah yang belum matang diproduksi dan memasuki aliran darah. Sel darah putih
pada penderita leukemia sangat banyak (≥ 29.000/mm3) tetapi dalam bentuk imatur dengan fungsi
yang tidak normal

Akut : acute myeloblastic (AML), Kronis : chronic myelocytic (CML),


acute lymphoblastic (ALL), chronic lymphocytic (CLL),
acute monoblastic (AMOL)
Manifestasi Leukemia pada Rongga Mulut

Perdarahan Hipertrofi
Ulserasi
gingiva gingiva

Hiperplasia
Infeksi
gingiva

Penegakkan diagnosa leukemia sebelum dan sedang perawatan ortodonti


Permasalahan akibat Kemoterapi

Mukositis Mulut kering nyeri

pemendekan
kandidiasis Mikrodonsia
akar gigi

Kelainan dan
Hipoplasia Perkembangan
gangguan
enamel gigi terhenti
maturitas gigi

Berdampak signifikan pada estetika dan menyebabkan gangguan


fungsional dan oklusal yang memerlukan perawatan ortodonti
Leukemia dan Perawatan Ortodonti

Perawatan
Perawatan Perawatan
Ortodonti Pasif
Ortodonti Ortodonti
dan Terapi
Aktif dan setelah Terapi
Kanker
Terapi Kanker Kanker
Perawatan Ortodonti Aktif dan Terapi Kanker
a. Pertimbangan Fisiopatologis b. Pertimbangan Psikososial c. Pertimbangan Administratif

Dampak kemoterapi epitel Dokter harus peka karna diagnosis Pencatatan perawatan ortodonti
rongga mulut tipis dan rentan leukemia sangat mempengaruhi dan alasan untuk menfasilitasi
trauma. emosional pasien dan orangtua. penggantian dan waktu dimulai
kembali perawatan.
Dampak radioterapi Pemberhentian perawatan aktif
mengurangi kemampuan cenderung ditolak pasien jika Jika kawat dilepaskan oleh
regeneratif mukosa. tujuan perawatan belum dicapai pihak ketiga, pasien wajib
memberitahu ortodontis.
Keduanya mempengaruhi Informasikan pemberhentian
kelenjar ludah. perawatan sementara selama
kemoterapi dan cenderung relaps
Obat kortikosteroid
mempengaruhi metabolisme Motivasi untuk menjaga kebersihan
tulang mulut
Pertimbangan Klinis untuk Ortodontis

Ortodonti Cekat Ortodonti Lepasan


Dilepas selama interval intertreatment
Membutuhkan kontrol ortodonti yang lebih
sering
 Manajemen Nyeri
 Pemolesan dengan hati-hati Hentikan pemakaian sampai 2 tahun setelah
penyembuhan.
Memberikan semangat dan motivasi
 Jangan memberikan resep tanpa Alternatif, memakai ortodonti setelah fase sulit
rujukan dokter spesialis kemoterapi dilalui.
 Menulis pernyataan saran dan apa
Adanya rasa sakit dan lesi yang ditimbulkan,
yg harus dilakukan setelah
atau karena gerakan gigi; perangkat tidak
pengobatan kanker nyaman atau tidak pas lagi dengan gigi
Perawatan Ortodontik Pasif dan Terapi Kanker
diagnosa ditegakkan,
perawatan ortodontik
aktif sudah selesai
dan di fase
 Bergantung pada tingkat keparahan penyakit, usia anak-anak,
mempertahankan.
keinginan dan motivasi, serta risiko lesi oral.
 Jika splint dipakai pada awal pengobatan, cenderung menyebakan
mual, lesi mulut, perubahan pengecapan, dan mulut kering.
 Direndam dalam chlorhexidine, diganti setiap hari untuk
menghindari risiko kontaminasi.
 Jika retainer bonded, dibiarkan selama kemoterapi asalkan
kebersihan mulut memadai dan terawat dengan baik.
 Pelepasan diperlukan pada kasus hiperplasia gingiva yang parah
atau kebersihan mulut buruk
Perawatan Ortodonti setelah Terapi Kanker
- Tanyakan tanggal akhir terapi kanker dan terapi lainnya yang
sedang berlangsung.
- Antibioprofilaksis dan penggunaan imunosupresan adalah tanda
masih ada risiko infeksi.
- 2 tahun setelah transplantasi, ortodontik dapat dilanjutkan 
komplikasi akut minim, dan pemulihan imunologis tercapai.
- Kemoterapi yang tidak membutuhkan radioterapi atau transplatasi,
perawatan ortodontik dilanjutkan beberapa bulan setelah akhir
pengobatan.
Perawatan Ortodonti setelah Terapi Kanker

- Radioterapi berdampak pada pertumbuhan kraniofasial, penurunan dimensi


vertikal wajah pada prosesus alveolar.
- Adanya peningkatan retrognatisme mandibula pada anak-anak yang diradiasi
sebelum usia 5 tahun.
- Efek samping radioterapi adalah akar pendek, ramping, yang rawan resorpsi
selama pergeseran gigi  gunakan lebih sedikit kekuatan.
- Kemoterapi dan / atau radioterapi menyebabkan kelainan gigi, terutama kasus
taurodonsia dan agenesis. Anomali ini paling sering terjadi anak-anak dengan
kanker sebelum usia 5 tahun.
Kesimpulan

1 Perawatan ortodonti ditunda


minimal 2 tahun setelah terapi

Memperhatikan kondisi patologis


2 rongga mulut yang menjadi manifestasi
leukemia

3 Pelepasan ortodonti selama terapi


kanker

4 Rencana perawatan dgn menilai risiko


komplikasi dari terapi kanker

5
Pertimbangan rencana perawatan
berdasarkan kondisi penegakkan
diagnosa
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai