Anda di halaman 1dari 15

BAB VI

ASUHAN KEPERAWATAN CA.LIDAH

4.1. Definisi
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut,
kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas
lidah (Van de Velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignat yang timbul dari
jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell
carcinoma (cell epitel gepeng berlapis) dan terjadi akibat ransangan
menahun, juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premalignant) seperti
syphilis dan plumer vision syndrome, leukoplasia, reytoplasia.Kanker
ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat
melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh
menempel pada lidah. Untuk jenis inipun memiliki ragan jenis antara lain
benjolan yang tumbuh di lidah bagian atas dimana makin lama makin
membesar, sehingga sulit untuk mencerna makanan.

Kanker lidah yang sering terjadi adalah tipe karsinoma sel


skuamosa, sedangkan untuk jenis yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah
meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Umumnya hal ini terjadi pada
usia sekitar 60 tahun, tetapi hal ini telah terjadi pergesaran usia lebih
muda.  Selain itu kanker lidah ternyata juga dipicu oleh pemakaian gigi
palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan
genetikpun juga ternyata menjadi penyebabknya.

4.2. Etiologi
Kanker ini memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses
yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis
dari restorasi, gigi-gigi karies atau akar gigi, gigi palsu
2. Faktor luar, karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya,
tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.
3. Faktor lain, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik.

4.3. Manifestasi Klinis


1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-
sembuh. Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi
jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral
dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas
sehingga proses menelan bolus makanan dan bicara terganggu.
Kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan sekitarnya seperti dasar
mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil (Suyatno, 2010.
Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri
tekan, kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan
sputum bersemu darah atau terjadi pembesaran nodus limfe servikal.
(Baughman Diane C, 2000)
 GEJALA DINI KANKER LIDAH
Sebagian besar dari kanker lidah, terjadi di bagian mukosa. Gejala
dini kanker lidah adalah ketidaknyamanan dilidah, nyeri, adanya lesi di
lidah dengan ukuran 1-2cm. Gejala kanker lidah dibagi 3, yaitu, sariawan,
eksogen dan infiltrasi. Gejala eksogen adalah seperti bisul berbentuk
seperti kembang kol, disertai nyeri, dan nyeri di daerah telinga dan
temporal.Lesi juga berkomplikasi bila terinfeksi; mungkin pendarahan,
berbau busuk, keterbatasan penggunaan fungsi lidah, kesulitan makan,
kesulitan berbicara, airliur sulit di kontrol.

 GEJALA KANKER LIDAH LANJUT


Pada stadium ini, kankernya sudah berkembang melampaui bagian
tengah lidah, dan sudah terjadinya penyebaran ke kelenjar getah
bening.Biasanya rute penyebarannya adalah ke kelenjar getah bening
servikal, yang lalu diikuti ke kelenjar getah bening submental dan
sekelompok getah bening dalam lainnya.Tingkat penyebarannya cukup
cepat, jadi sebaiknya segera menjalani pengobatan sebelum parah. Ahli di
Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan, bila sudah merasa ada
gejala, segera periksakan diri ke dokter supaya tidak menunda pengobatan.
4.4. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang
dikelompokkan menjadibeberapa faktor.Yaitu, Faktor luar, dalam dan
faktor lainya. Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang
karsinogen yang mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut
yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut
tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak
terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya
asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul nyeri
menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah
(radix linguae) dominan bermetastase kecolli/leher.Ketika kanker
mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-
putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan.Kemudian bisa terbentuk
ulkus yangmudah berdarah.Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan
metastase pada kelenjar limfe submental dan
submandibular.Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi
dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
4.5. Pemeriksaan diagnostik
1. Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa sepervisial.
2. Scan CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu
digunakan untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih
dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat metastase
atau tidak (Charlene J. Reeves, 2001, hal: 133)
3. Penggunaan lingkup (tabung serat optik yang tipis dengan
kamera keci)l digunakan untuk memeriksa pangkal lidah.
4. Lidah biopsi (pengangkatan sampel jaringan lidah) digunakan
untuk menguji sel-sel kanker.
5. X-Ray dada dipakai untuk menentukan apakah kanker telah
menyebar ke paru-paru.
4.6. Komplikasi
1. Komplikasi akut yang dapat terjadi :
a)    Muskositis oral
Merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa eritema dan
adanya ulser.
b)    Kandidiasis oral
Disebabkan oleh jamur candida albicansdan ditemukan pada
pasien yang menerima radioterapi
c)    Dysgeusia
Merupakan respon awal hilangnya rasa pengecapan, dimana
salah satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d)   Xerostomia atau mulut kering
Ditemukan pada pasien yang menerima radio terapi
tergantung pada dosis yang diterima kelenjar salifa dan
volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.
2. Komplikasi kronis yang dapat terjadi:
a) disebabkan paparan radiasi dimana mempunyai onset dan
progresi yang cepat sampai mengalami kerusakan yang
lengkap pada semua gigi.
b) Osteordionekrosis atau ORN
c) Merupakan nekroseiskemik tulang yang disebabkan oleh
radiasi yang menyebabkan rasa sakit karna kehilangan banyak
struktur tulang.
d) nekrose pada jaringan lunak
4.7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang
dipilih dokter, dan pilihan pasien:
1. Lesi kecil (T1, T2) terapi utama adalah pembedahan dan radioterapi.
2. Radioterapi mungkin dapat memberiikan hasil kuratif pada lesi T1
dan T2 dengan preservasi struktur anatomi dan fungsi yang normal.
Namun radioterapi sering menimbulkan kompllikasi berupa edema
lidah yang memerlukan trakeostomi, xerostomia, disgeusia dan
osteoradionekrosis, hal ini mengakibatkan tindakan kurang diminati
(Suyatno, 2010).
3. Terapi pembedahan pada kanker lidah adalah eksisi luas dengan batas
sayatan bebas tumor (konfirmasi potong beku).
4. Tindakan ini memerlukan partial glosectomy dan umumnya pasca
operasi fungsi baik. Lokal kontrol untuk 5 tahun pada T1 adalah 85%
dan T2 adalah 80%. Pada T3 dan T4 terapi utama adalah
pembedahan. Hasil kuratif hanya bisa dicapai dangan reseksi en bloc
yang komplet daris emua tumor dan jaringan sekitar dengan sayatan
secara mikroskopis bebas tumor. RND (Radical Neck Dissection)
harus dilakukan pada klinis N positif, RND adalah pengangkatan
kelenjar getah bening leher level I sampai V, musculus
sternokleidomastoid, vena jugularis interna, dan nervus assesoris (en
bloc). Batas diseksi, superior adalah musculus trapezius, anterior
adalah tepi lateral musculus sternohiod dan batas bagian dalam
adalah fasia servikal yang menutupi musculus levator scapulae dan
scalenus. SND (selective neck dissection) level 1-3 dilakukan pada
N0 SND harus dilakukan oleh tingginya insiden occult metastasis
kelenjar getah bening leher. SND adalah pengangkatan kelenjar getah
bening pada level tertentu yang mempunyai risiko tinggi metastasis
dengan mempertahankan nervus assesorius, vena jugularis interna
dan musculus sternokleidomastoid. Pembedahan memberikan
kuratifitas yang lebih baik dibandigkan radioterapi dan
memungkinkan untuk evaluasi patologi dari faktor prognositik.
Terkadang dibutuhkan rekonstruksi langsung (myocutaneous flap
atau vacular free flap) untuk mempertahankan fungsi dan kosmetik
(Suyatno, 2010).
Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup
mandibulectomi parsial, hemiglossectomi atau total glossectomi, dan
resection bagian dasar mulut dengan buccal mukosa. Prosedur
pembedahan mencakup pembedahan leher dengan pengangkatan otot
leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar
submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang
menderita kanker mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan
pada terapi bicara, terapi pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat
penting karena berhubungan dengan masalah yang mungkin muncul
berikut ini yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan yang
membawa perubahan tampilan diri serta harga diri. (Charlene J.
Reeves, 2001).
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
nomor register, tanggal masuk, dan nama penanggung jawab
pasien elama dirawat.
 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat imunisasi
 Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Blood)
c. B4 (Bladder)
d. B5 (Bowel)
e. B6 (Bone)
 Pemeriksaan diagnostik
a)   Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.
b)   CT scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu
digunakan untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih
dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat
metastase atau tidak. (Charlene J. Reeves, 2001)
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) b.dulkus pada lidah akibat kanker.
2. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan neurologi dan
kemampuan menelan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesukaran
menelan.
3. intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Nyeri akut NOC NIC
 Pain level
Definisi : pengalaman Pain managemen
 Pain control
sensori dan emosional - Lakukan
 Comfort level
yang tidak pengkajian nyeri
Kriteria hasil :
menyenangkan yang secara
 Mampu
muncul akibat komperenshif
mengontrol
kerusakan jaringan termasuk
nyeri (tahu
yang aktual atau lokasi,karakteristik,
penyebab
potensial atau durasi,frekuensi,ku
nyeri,mampu
digambarkan dalam hal alitas,dan faktor
menggunakan
kerusakan sedimikian presipitasi
teknik
rupa (international - Observasi reakso
nonfarmakologi
association for the nonverbal dari
untuk
study of pain):awitan ketidaknyamanan
mengurangi
yang tiba tiba atau - Kaji kultur yang
nyeri,mencari
lambat dari intensitas mempengaruhi
bantuan)
ringan hingga berat respon nyeri
 Melaporkan
dengan akhir yang - Evaluasi
bahwa nyeri
dapat diantisipasi atau pengalaman nyeri
berkurang
diperidiksi dan masa lampau
dengan
berlangsung <6 bulan. - Bantu pasien dan
menggunakan
Batasan karakteristik: keluarga untuk
manajemen
- Perubahan mencari dan
nyeri
selera makan menemukan
 Mampu
- Perubahan Ajarkan tentang teknik non
mengenali nyeri
tekanan darah
 Menyatakan farmakolog
- Perubahan
rasa nyaman
frekuensi
setelah nyeri
jantung
berkurang
- Perubahan
frekuensi
pernapasan
- Laporan isyarat
- Diaforesis
- Perilaku
distraksi
- Sikap
melindungi area
nyeri
- Indikasi nyeri
yang dapat
diamati
- Perubahan
posisi untuk
menghindari
nyeri
- Sikap tubuh
melindungi
- Dilatasi pupil
Faktor yang
berhubungan :
- Agencedera
(misal:biologis,z
at
kimia,fisik,psiko
logis)

2. Hambatan NOC NIC


komunikasi verbal  Anxiety self Comunication
Definisi:penurunan,kel control enhanchement:speech
ambatan,atau ketiadaan  Coping deficit
kemampuan untuk  Sensory - Gunakan
menerima,memproses, function penerjemahan ,jika
mengiri,dan atau  Fear self diperlukan
menggunakan sistem control - Beri satu kalimat
simbol Kriteria hasil: simple setiap
Batasan  Komunikasi bertemu ,jika
karakteristik : :penerimaan diperlukan
- Tidak ada interpretasi dan - Dorong pasien
kontak mata ekspresi pesan untuk
- Tidak dapat lisan ,tulisan berkomunikasi
berbicara dan non verbal secara perlahan dan
- Kesulitan meningkat. untuk mengulangi
menyusun  Gerakan permintaan
kalimat terkoordinasi - Dengarkan dengan
- Kesulitan :mampu penuh perhatian
menyusun kata- mengkoordinasi - Berdiri didepan
kata gerakan dalam pasien ketika
- Kesulitan menggunakan berbicara
memahami pola isyarat - Ajarkan berbicara
komunikasi  Pengolahan dari
yang biasa informasi :klien esopaghagus,jika
- Kesulitan dalam mampu diperlukan
kehadiran mengkoordinasi, - Berikan pujian
tertentu mengatur,dan positve
- Disorientasi menggunakan
orang berbicara
- Tidak bicara  Mampu
- Dispnea manajemenkan
- Sulit bicara kemampuan
- Gagap fisik yang
- Menolak bicara dimiliki
Faktor yang  Mampu
berhubungan : mengkomnikasi
- Ketiadaan orang kan kebutuhan
terdekat dengan
- Perubahan lingkungan
konsep diri sosial.
- Perubahan
sistem saraf
pusat
- Tumor otak
- Perbedaan
budaya
- Kurang
informasi
- Kondisi
psikologi
- Harga diri
rendah
situasional
- Stress
- Pelemahan
sistem
muskuloskeletal
3. ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi tubuh kurang  Nutritional status: Nutrition management :
dari kebutuhan tubuh.  Nutritional status: - Kaji adanya alergi
Definisi: asupan nutrisi food and fluid makanan
tidak cukup untuk intake - Kolaborasi dengan
memenuhi kebutuhan  Nutritional ahli gizi untuk
metabolik. status:nutrien menentukan jumlah
Batasan karakteristik: intake kalori dan nutrisi
- Kram abdomen  Weight control yang dibutuhkan
- Nyeri abdomen Kriteria hasil : pasien
- Menghindari makana  Adanya - Anjurkan pasien
- Berat badan 20% atau peningkatan berat untuk meningkatkan
lebih di bawah berat badan sesuai protein dan vitamin c
badan ideal dengan tujuan - Berikan substansi
- Kerapuham kapiler  Berat badan ideal gula
- Diare sesuai dengan - Yakinkan diet yang
- Kehilangan rambut tinggi badan dimakanmengandung
berlebihan  Mampu tinggi serat untuk
- Bising usus hiperaktif mengidentifikasi mencegah konstipasi
- Kurang makanan kebutuhan nutrisi - Monitor jumlah
- Kurang informasi  Tidak ada tanda nutrisi dan
- Kurang minat pada tanda malnutrisi kandungan kalori
makan  Menunjukkan - Berikaninformasi
- Penurunan berat badan peningkatan tentang kebutihan
dengan asupan makan fungsi nutrisi
adekuat pencegacapan - Kaji kemampuan
- Kesalahan konsepsi dari menelan pasien untuk
- Kesalahan informasi  Tidak terjadi mendapatkan nutrisi
- Membran mukosa penurunan berat yang dibutuhkan
pucat badan yang Nutrition monitoring
- Tonus otot menurun berarti - BB pasien dalam
- Cepat kenyang setelah batas normal
makan - Monitor adanya
- Sariawan rongga penurunan berat
mulut badan
- Steatorea - Monitor tipe dan
- Kelemahan otot jumlah aktivitas yang
pengunyah bisa dilakukan
- Kelemahan otot untuk - Monitor interaksi
menelan anak atau orang tua
Faktor-faktor yang selama makan
berhubungan : - Monitor lingkungan
- Faktor biologis selama makan
- Faktor ekonomi - Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitot
pucat,kemerahan,dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Catat adanya
edema,hiperemik,hip
ertonik,papila lidah
berwarna magenta
scarlet.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Mailyn.2008, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaandan


pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta
Corwin, Elizabeth J. 2003. Buku Saku Patofisiologis Edisi 3. Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologis Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Underwood, J.C. E. 1999. Patologi Umum Dan Sistematik Volume 1. Jakarta: EGC.
Buku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 – NANDA International

Anda mungkin juga menyukai