Anda di halaman 1dari 24

Indonesia

Kompeten

PROSEDUR DAN PERSYARATAN


MENDIRIKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
( LSP )

Silvia Wahyuni Harahap


Email: silviawahyunihr@gmail.com
FOKUS MATERI

1.Prosedur Pembentukan LSP


2.Persyaratan Pembentukan LSP
3.Alur E-Sertifikat Konstruksi
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

1. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.


2. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2018 Atas Perubahan PP No.
23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP).
3. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional (Sislatkernas).
4. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
5. Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2022 Tentang Revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
6. Instruksi Presiden No.9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi SMK
dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing SDM
Indonesia.
 BNSP dibentuk berdasarkan PP No.10 Tahun 2018 Atas
Perubahan PP No. 23 Tahun 2004 atas perintah UU
No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

 BNSP adalah lembaga independen bertanggung jawab


kepada Presiden.

 BNSP bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja


dalam rangka untuk memastikan dan memelihara
kompetensi SDM Indonesia.

 Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja


BNSP dapat memberikan lisensi kepada LSP yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
1. Pastikan ada dukungan kuat dari :
Kementerian / Instansi / Lembaga

2. Pastikan ada Komitmen dari Stakeholder

Lakukan sosialisasi untuk memastikan komitmen para


pemangku kepentingan (stakeholder) internal untuk
membentuk LSP
3. Bentuk Panitia Kerja (bila diperlukan)

Tugas Panitia Kerja mencakupi:


Menyiapkan dokumen SMM-LSP,
Menyusun organisasi dan personil LSP,
Mendapatkan dukungan dari industri dan instansi teknis
pembina sektor/lapangan usaha terkait.

4. Pastikan Legalitas Keabsahan LSP

Untuk LSP-P3 berupa Akta Notaris yang teregistrasi di


Kemenkumham.
Untuk LSP-P1/LSP-P2 berupa SK pimpinan instansi /
lembaga yang membentuknya.
5. Siapkan Dokumen SMM-LSP

Level I :
Kebijakan Mutu / Peta
Panduan Proses / Sasaran Mutu
Mutu
Level II :
SOP ‘APA’, oleh ‘SIAPA’ dan
(Prosedur + IK) ‘KAPAN’ sesuatu dilakukan
Dokumen Pendukung
•Regulasi Teknis, PBNSP
•SKKNI Level III :
•Skema Sertifikasi BAGAIMANA dilakukan
• Perangkat Asesmen
• Materi Uji Kompetensi
• SK-SK

Formulir-Formulir Level IV :
(Rekaman) BUKTI aktifitas
6. Siapkan Sarana & Perangkat Kerja LSP

6.1.Sarana
a. Kantor Tetap
b. Sarana Kerja Termasuk Pengolahan Data
c. Renstra, Rencana Kerja dan Anggaran

6.2.Perangkat Kerja
a. Standar Kompetensi Kerja (SKKNI/SI/SKK)
b. Skema Sertifikasi dan PA + MUK
c. TUK
d. Asesor Kompetensi
e. Sistem Pengendalian Pelaksanaan Sertifikasi
1. ASPEK LEGALITAS PEMBENTUKAN
LSP-P1/P2

A. Keabsahan Pembentukan LSP-P1/P2


1) Dibentuk oleh suatu lembaga/institusi;
2) Merupakan bagian dari badan hukum lembaga/institusi ybs
3) Didukung oleh lapangan usaha*, instansi teknis pembina sektor.

B. Keabsahan Lembaga LSP-P1/P2


4) Berupa SK pimpinan lembaga/instansi lembaga induknya.
5) Penamaan LSP harus mencerminkan lembaga induknya.
6) Ruang lingkup lisensi LSP harus mengacu sesuai dengan tugas,
fungsi dan kegiatan kerja lembaga induknya.
2. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN LSP-P1/P2
7) SK struktur Organisasi (termasuk uraian tugas, tanggungjawab, dan
wewenang masing-masing personil LSP);
8) SK penetapan persyaratan personil LSP;
9) SK penetapan Personil yang kompeten dengan jumlah memadai
10) Masing-masing personil LSP membuat Pakta Integritas untuk
mematuhi ketentuan LSP .
11) SK penetapan Logo LSP;
12) SK penetapan Renstra LSP (Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran mutu, RAB
dan sumber pembiayaan) untuk periode 5 tahun.
13) LSP harus melaksanakan Audit Internal & Kaji Ulang Manajemen
sebelum mengajukan permohonan lisensi kepada BNSP dan wajib minimal 1
x 1 tahun setelah diberikan lisensi oleh BNSP.

3. ASPEK PEMENUHAN SARANA LSP-P1/P2


14) LSP harus memiliki Kantor tetap, memiliki ruang kerja dan sarana
kerja yang mememadahi.
15) LSP harus memiliki sistem informasi sertifikasi berupa
(Web-site/Brosur / Leaflet)
4. ASPEK PEMENUHAN PERANGKAT KERJA LSP-
P1/P2
16)LSP harus meliliki Skema Sertifikasi termasuk (SKKNI/SKKI/SKKK) yang
diacu.
17)LSP harus memilki Perangkat Asesmen + MUK.
18)LSP harus melaksanakan uji coba pelaksanaan sertifikasi kompetensi
sebelum mengajukan permohonan lisensi kepada BNSP;
19)LSP Harus memiliki Asesor Kompetensi + Auditor SMM LSP;
20)LSP harus memilki TUK (Ijin, penanggung jawab; persyaratan teknis, SK
TUK terverifikasi).
21)LSP harus memiliki dan melaksanakan uji coba Sistem Manajemen Mutu-LSP
(PM, SOP, Dokumen Pendukung, Formulir terkait sertifikasi kompetensi).

5. ASPEK PENGELOLAAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI


KOMPETENSI LSP
22)Harus Uji coba Proses Pendaftaran peserta sertifikasi.
23)Harus Uji coba Proses Konsultasi Pra-Asesmen.
24)Harus Uji coba Proses Uji kompetensi.
25)Harus Uji coba Proses Membuat Keputusan Sertifikasi.
26)Harus Audit internal dan Kaji Ulang Uji coba Sertifikasi kompetensi.
PROSES PEMBERIAN LISENSI LSP

MEMBENTUK 5

REKOMENDASI 6
MENUNJUK
LAPORAN
ASSESSOR 4
ASSESSMEN
KOMITE TEKNIK*
2
7

PEMBERIAN LISENSII
TIM ASSESSOR LISENSI
1
MENGAJUKAN
ASSESSMEN/
PERMOHONAN
RE-ASSESSMEN SURVAILEN 8
3

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI


ALUR LISENSI
1. Tahap pengajuan lisensi
2. Tahap fasilitiasi : apresiasi, pelatihan personil LSP dan bimbingan teknis selama masa
penyiapan LSP
3. Tahap melengkapi dokumen
4. Tahap asesmen kecukupan dokumen
5. Tahap asesmen lapangan (full asesmen)
6. Tahap perbaikan dokumen
7. Tahap evaluasi dan rekomendasi (komtek BNSP)
8. Tahap pengambilan keputusan oleh BNSP
9. Tahap pemberian SK Lisensi
10. Tahap penyaksian uji pertama
11. Tahap pemberian sertfifikat lisensi
TAHAPAN PEMBENTUKAN LSP SEKTOR KONSTRUKSI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai