Anda di halaman 1dari 39

Prosedur Pembentukan

Lembaga Sertifikasi Profesi


Klasifikasi Jenis LSP
• LSP P-1, dibentuk oleh organisasi/ perusahaan
untuk kepentingan organisasi/perusahaan itu
sendiri.
• LSPP-2, dibentuk oleh organisasi/perusahaan
yang melakukan sertifikasi kompetensi terhadap
karyawan perusahaan lain yang menjadi supplier
atau agen dari organisasi/perusahaan dimaksud
dalam rangka menjamin mutu supply barang
atau jasa.
• LSP P-3, dibentuk oleh asosiasi pengguna/
industri untuk kepentingan bersama (secara
nasional).
Fungsi LSP
1. Sebagai certificator (melaksanakan sertifikasi kompetensi):
a) Menyusun skema sertifikasi
b) Membuat perangkat asesmen
c) Menyediakan tenaga penguji (asesor)
d) Melakukan asesmen
e) Melaksanakan surveilan pemeliharaan sertifikasi
f) Menetapkan persyaratan TUK dan memverifikasi TUK
g) Memelihara kinerja asesor dan TUK

2. Sebagai developer (melakukan pemeliharaan dan pengembangan standar


kompetensi):
a) Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi industri
b) Mengembangkan standar kompetensi
c) Mengkaji ulang standar kompetensi
d) Mengembangkan pelayanan asesmen dan sertifikasi
e) Mengembangkan skema sertifikasi
Wewenang LSP
1. Menetapkan biaya uji kompetensi,
2. Menerbitkan sertifikat kompetensi sesuai pedoman BNSP,
3. Mencabut/membatalkan sertifikat kompetensi,
4. Memberikan sanksi kepada asesor dan TUK yang melangggar aturan,
5. Mengusulkan standar kompetensi baru
Perangkat LSP Menuju Lisensi

1. Aspek Legal & Personil


2. Panduan Mutu
3. SOP & Format Pendukung
4. Materi Uji Kompetensi
Pastikan dukungan dan
Fasilitasi
Kementerian/Instansi Teksnis 4.5. Susun Dokumen
SMM-LSP
(PBNSP 201 & 202)
Asosiasi Asosiasi
Industri Profesi

4.6. Siapkan Sarana dan


4.2. Perangkat Kerja LSP
Komitmen
Stakeholde
r

4.2 Bentuk
4.3 Panitia
. Bentuk
Kerja
Panitia Kerja
LSP
4.4. Pastikan Legalitas LSP
melalui Notaris dan/atau
Pimpinan Lembaga
Kerangka Kerja Pembentukan LSP
Komitmen Uji Coba
Apresiasi
manajemen Penerapan
QMS-LSP
Pelatihan
karyawan

Gap Assessment
Verifikasi/
Validasi
Pelatihan QMS- Pembentukan
LSP dan Tim QMS
dokumentasi

Pengembangan
Pelatihan QMS-LSP
Permohonan
Audit QMS
Lisensi
Pra-validasi
DAFTAR DOKUMEN PENDUKUNG
NO NO JUDUL
KODE
1 Akta Notaris untuk LSP-P3
2 Surat Dukungan Asosiasi Industri terkait termasuk kesiapan
mensuplai peserta sertifikasi
3 Surat Dukungan asosiasi Profesi terkait termasuk kesiapan mensuplai
peserta sertifikasi
4 Surat Dukungan Regulator terkait termasuk kesiapan mensuplai
peserta sertifikasi
5 SK Pimpinan lembaga/instansi tentang Pembentukan LSP P1 dan P2
6 Penetapan Keanggotaan Komite Skema Srtifikasi (SK Ketua LSP )
7 Dokumen Skema Sertifikasi
8 SK pimpinan lembaga/instansi tentang Legalitas/Status Kantor LSP
9 Rencana / Program Kerja & Anggaran Tahunan yg memuat kegiatan
antara lain: sertifikasi, surveilan, sertifikasi ulang, verifikasi
TUK, audit internal, kaji ulang manajemen, pelaporan berkala,
dll.
10 Standar Kompetensi (SKKNI / Standar International /Standar
Khusus)
11
NO NO JUDUL
KODE
12 Daftar TUK terverifikasi
13 Persyaratan teknis spesifik untuk setiap TUK
14 Personel LSP (termasuk kualifikasi, uraian tugas, komitmen mengikuti
peraturan LSP)
15 Daftar Asesor Kompetensi (beserta CV & ruang lingkup unit kompe-
tensinya, komitmen mengikuti peraturan LSP)
16 Daftar Asesor Lisensi (beserta CV & ruang lingkup unit kompeten-
sinya, komitmen mengikuti peraturan LSP)
17 Rekaman Audit internal
18 Rekaman Kaji Ulang Manajemen
19 Pedoman-pedoman BNSP (201, 202, 206, 208, 210, 211, 301, 302, dll)
Susun Dokumen SMM-LSP (PBNSP 201 & 202) :

Panduan
Mutu
SOP (Prosedur +
Instruksi Kerja

Formulir & Dokumen


Pendukung
NO : DP 5.5
Rev : 0
LOGO Hal : 1 dari 1
PANDUAN MUTU Validasi Tgl:

Cover
i. Pengesahan
ii. Status Revisi
iii. Kata Pengantar
iv. Daftar Isi
v. Distribusi Dokumen
vi. Komitmen Manajemen Profil LSP
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Istilah Dan Definisi
4. Persyaratan Untuk LSP
5. Persyaratan Struktur Organisasi
6. Persyaratan Sumber Daya
7. Persyaratan Rekaman Dan Informasi
8. Skema Sertifikasi
9. Persyaratan Proses Sertifikasi
10. Persyaratan Sistem Manajemen

Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disyahkan oleh:


Daftar Dokumen SOP
NO KODE JUDUL
PROSEDUR

1 SOP Mengelola Ketidakberpihakan


2 SOP Menjaga Keamanan dan Kerahasiaan Perangkat UJK
3 SOP Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi
4 SOP Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi.
5 SOP Sertifikasi Kompetensi
6 SOP Merencanakan dan mengorganisasikan asesmen
7 SOP Melaksanakan asesmen
8 SOP Menyelesaikan Banding atas Keputusan Sertifikasi
9 SOP Menyelesaikan Keluhan Asesi
10 SOP Pengendalian Dokumen
11 SOP Membuat Keputusan Sertifikasi
12 SOP Mengendalikan Rekaman
13 SOP Kaji Ulang Manajemen
14 SOP Audit Internal
15 SOP Verifikasi TUK (PBNSP 206)
16 SOP Pelaporan Kinerja LSP
A. Persyaratan LSP
1. Lembaga Sertifikasi
2. Struktur Organisasi
3. Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi
4. Sistem Manajemen
5. Mengatur Subkontrak
6. Mengatur Sistem Rekaman
7. Menjaga Kerahasiaan
8. Menjaga Keamanan
Struktur Organisasi
 Independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan profesi
yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan harus mengambil
langkah yang dapat menjamin operasi yang layak.
 Memiliki dokumen legalitas hukum.
 Membentuk komite skema atau nama lain, yang harus bertanggung jawab dalam
pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi untuk setiap jenis sertifikasi yang
dipertimbangkan. Komite skema harus diwakili oleh pihak penting terkait secara
seimbang (tanpa ada pihak yang lebih mendominasi).
 Memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem sertifikasi dan untuk
membiayai pertanggunggugatan (liability) yang mungkin timbul.
 Tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain dalam
penyiapan jasa tersebut (sertifikasi).
 Memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah yang memadai
dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman yang diperlukan
untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang dan volume
pekerjaan yang dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema

 LSP harus menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam


mengevaluasi kompetensi calon dan harus menetapkan kebijakan dan
prosedur yang sesuai untuk pengembangan awal dan pemeliharaan
berkelanjutan dari metode dan mekanisme tersebut.
 LSP harus menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi yang mencakup kaji ulang dan validasi skema yang dilakukan oleh
komite skema.
 LSP harus mengevaluasi metode ujian calon. Penyelenggaraan ujian harus
jujur, absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Minimum 1 (satu) tahun
sekali, metodologi dan prosedur yang tepat (seperti pengumpulan dan
pemeliharaan data statistik) harus ditetapkan untuk menegaskan kembali
kejujuran, keabsahan, kepercayaan dan kinerja umum setiap ujian dan semua
perbaikan perbedaan yang teridentifikasi.
Sistem Manajemen
 LSP harus menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan
mencakup semua persyaratan pedoman ini serta menjamin efektifitas
penerapan persyaratan tersebut.
 LSP harus menjamin bahwa:
a) sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini,
dan
b) sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat
organisasi.
 LSP harus mempunyai sistem pengendalian dokumen dan audit internal serta
kaji ulang manajemen yang sudah diterapkan termasuk ketentuan untuk
perbaikan berkelanjutan, tindakan koreksi dan pencegahan.
Personil LSP
Asesor Kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan
dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian.
Persyaratan Asesor Kompetensi
• Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan
kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.
• Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu ujian atau bagian dari
suatu ujian harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:
a) mengerti skema sertifikasi yang relevan;
b) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan dokumen
ujian yang relevan;
c) memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;
d) mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan
dalam bahasa yang digunakan dalam ujian, dan
e) bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan
penilaian (asesmen) dengan tidak memihak dan tidak
diskriminatif.
• Mengikuti Diklat Asesor Kompetensi
Asesor Lisensi adalah seseorang yang memiliki kualifikasi untuk
melaksanakan asesmen dalam rangka asesmen manajemen mutu dalam
sistem lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi.
Terdiri atas : Asesor Kepala, Asesor dan Calon Asesor.
Persyaratan Asesor Lisensi
• Harus mengikuti dan lulus pelatihan Asesor lisensi.
• Keahlian/Pendidikan:
a) Pendidikan minimal D1 dan sederajat dengan pengalaman kerja
yang terkait dengan profesi antara 1-3 tahun
b) persyaratan & prosedur sertifikasi LSP
c) Memahami persyaratan & prosedur sertifikasi TUK dan LSP
cabang
d) Mengetahui persyaratan & prosedur lisensi
e) Mampu berkomunikasi, baik dalam tulisan maupun lisan.
• Memiliki pengalaman asesmen.
B. Penyiapan dan Lisensi LSP
Pembentukan
1. Dilakukan oleh suatu Panitia Kerja yang dibentuk oleh atau
dengan dukungan Asosiasi Industri terkait.
2. Susunan Panitia Kerja terdiri atas Ketua, Sekretaris dan beberapa
orang anggota.
3. Panitia kerja memiliki tugas yaitu:
a. Menyiapkan Legalisas
b. Menyusun organisasi dan personil
c. Melakukan koordinasi penyiapan persyaratan mendapat
lisensi.
4. Surat permohonan lisensi ditujukan kepada BNSP
Bentuk Organisasi
1. Lembaga Sertifikasi Profesi adalah suatu lembaga yang dibentuk atas
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 yang pendiriannya
disahkan oleh Pimpinan Lembaga, dan dengan demikian mempunyai
kekuatan hukum untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak
ketiga.
2. Organisasi LSP terdiri unsur pengarah (board) dan unsur pelaksana.
Unsur pengarah terdiri atas:
• Ketua merangkap anggota, dan
• Anggota (berasal dari asosiasi profesi dan/atau asosiasi industri)
Unsur pelaksana minimal terdiri atas:
• Ketua (atau nama lainnya)
• Bagian administrasi
• Bidang Standardisasi
• Bidang Sertifikasi, dan
• Bidang Manajemen Mutu
Sarana dan Perangkat
1. LSP seharusnya memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu
2 tahun dan memliki sarana kerja yang memadai.
2. LSP harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan
yang diberikan kepada industri dan sekaligus sebagai penghasilan untuk
pendanaan organisasi.
3. LSP harus memiliki perangkat kerja yang meliputi:
a) Standar kompetensi (SKKNI),
b) Skema sertifikasi dan perangkat asessmen termasuk Materi Uji
Kompetensi
c) Tempat Uji Kompetensi,
d) Personil yang kompeten termasuk asesor kompetensi dan asesor
lisensi,
e) Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi.
Tata Cara Pemberian Lisensi
1. LSP mengajukan permohonan untuk mendapatkan lisensi dengan
melampirkan:
a) Dokumen organisasi sesuai yang disyaratkan,
b) Dokumen perangkat kerja sesuai yang disyaratkan
2. Penilaian terhadap kelayakan LSP pemohon dilakukan dalam 2
tahap:
a) Tahap pertama, dilakukan “adequacy audit” audit kecukupan yang
menilai aspek organisasi dan sistem melalui asesmen
kesesuaian dokumen terhadap persayaratan dan
pedoman BNSP, serta konfirmasi dukungan industri terkait.

b) Tahap kedua, asesmen kesesuaian dokumen dan sistem terhadap


persyaratan dan Pedoman BNSP serta kesesuaiannya
terhadap pelaksanaannya.
3. Pemberian lisensi disertai ketentuan yang mewajibkan LSP berlisensi
mempertahankan kelayakan organisasi dan kelayakan programnya.
Pengawasan & Sanksi
Pengawasan
1. LSP berlisensi wajib membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang
pelaksanaan sertifikasi dan program LSP kepada BNSP.
2. Laporan mencakup jumlah peserta uji kompetensi, jumlah yang lulus
dan belum lulus. Serta kegiatan lain sesuai program.

Sanksi
3. BNSP berwenang menjatuhkan sanksi kepada LSP berlisensi yang gagal
memenuhi ketentuan yang berlaku.
4. Proses pengenaan sanksi adalah melalui peringatan tertulis pertama,
kedua dan ketiga diterbitkan dalam selang waktu 1 (satu) bulan.
5. Bentuk sanksi yang diberikan berupa:
a) Pemberhentian sementara kegiatan LSP,
b) Pencabutan Lisensi.
C. Fasilitasi Pembentukan LSP
1. Penyiapan Asesor Kompetensi melalui Diklat Asesor
Kompetensi (durasi 6 hari = 40 jp @ 60 menit).
• Anggaran kegiatan Diklat
• Narasumber/Pengajar (dari BNSP)
• Peserta dari praktisi sesuai bidang SKKNI dan wajib
mampu menggunakan komputer
• Menghadirkan calon asesi jika praktek uji kompetensi
melalui simulasi
2. Penyiapan Asesor Lisensi melalui Diklat Asesor Lisensi (durasi
5 hari).
• Anggaran kegiatan Diklat
• Narasumber/Pengajar (dari BNSP)
• Peserta dari praktisi sesuai bidang SKKNI dan wajib
mampu menggunakan komputer
3. Pembentukan Panitia Teknis
• Keanggotaan
4. Penyusunan dokumen pembentukan LSP oleh Panitia
Teknis
• Anggaran kegiatan
• Berupa rapat teknis / workshop 1 hari (+/- 3 kali
kegiatan)
• Narasumber pembimbing (dari BNSP)
PROSES LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

5 MEMBENTUK
BNSP
REKOMENDASI 6
MENUNJUK LAPORAN 4
ASSESSOR ASSESSMEN
PANITIA TEKNIK* 2 7

PEMBERIAN LISENSI
TIM ASSESSOR LISENSI

1
MENGAJUKAN ASSESSMEN/ 8
PERMOHONAN RE-ASSESSMEN
SURVAILEN
3

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI


JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM

No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Apresiasi/Sosialisasi V
2 Komitmen Manajemen V
3 Gap assessment V
4 Tim QMS V
5 Pelatihan Pnrp & dok V
6 Pengembangan QMS V V
7 Pelatihan Asesor V
8 Pra-validasi V
9 Pelatihan karyawan V V
10 Penerapan QMS V V V V V V
11 Validasi V
12 V
Pengajuan lisensi
Terima
Kasih
No Uraian LSP pihak kesatu LSP pihak kedua LSP pihak ketiga
2.1 Kebsahan Bagian dari badan Bagian dari badan a.Badan Hukum.
Lembaga hukum atau lembaga hukum atau lembaga b.Bagian dari suatu
pemerintah yang pemerintah yang badan hukum.
membentuknya membentuknya c. Badan usaha
yang
legal.
2.2 Pemben- Oleh Industri/ Oleh Industri / Pleh Asosiasi industri
tukan LSP Instansi / lembaga Instansi/ lembaga dan/atau asosiasi
profesi dan didukung
oleh instansi teknis
pembina sektor/
lapangan usaha.
2.3 Target LSP-P1 industri: a. SDM lembaga
asesi SDM lembaga induknya; a.SDM untuk sektor
induknya.
b. SDM pemasoknya; atau
LSP-P1 LDP :
a. peserta didiknya; c. SDM jejaring b. Profesi tertentu.
b. SDM jejring kerja kerjanya
lembaga induknya
No Uraian LSP pihak kesatu / LSP pihak kedua / LSP pihak ketiga
2.4 Skema (5.1.1.) LSP menetapkan skema sertifikasi
Sertifikasi untuk
memenuhi permintaan pelanggan dan/atau pemangku
kepentingannya, yang kemudian diajukan ke BNSP
untuk dimintakan lisensi. BNSP mela-kukan verifikasi
terhadap skema sertifikasi yang diajukan oleh LSP.

(5.1.2.) LSP dapat melakukan perubahan skema, dan


selanjutnya diverifikasi oleh BNSP .

(5.1.3.) Pemilihan skema sertifikasi dilandasi oleh


pertimbangan kebutuhan pasar sertifikasi dan
kemampuan pelayanan LSP.
2.5 Proses Melalui surat Melalui surat  Badan hukum
pemben- keputusan pimpinan keputusan pimpinan berupa PT dan
tukannya lembaga lembaga Yayasan
sesuai
perundangan yang
berlaku.

 Merupakan badan
usaha yg legal
disahkan melalui
akta notaris
2.6 Ruang Bagi LSP pihak Bagi LSP pihak Bagi LSP pihak ketiga,
Lingkup kesatu ruang lingkup kedua ruang lingkup ruang lingkup lisensi
Lisensi lisensi sesuai tugas lisensi sesuai tugas mengacu kepada sektor
dan fungsi dan fungsi atau profesi.
lembaga induknya lembaga induknya
2.6 Penama- Harus mencermin- Harus mencermin- Harus mencerminkan
an LSP kan nama lembaga kan nama lembaga sektor/sub sektor,
3.1.Sarana
a.LSP harus memiliki kantor tetap dalam
waktu 2 tahun.

b.LSP harus memiliki sarana yang


memadai, termasuk sistemkerja
pengolahan data
berbasis teknologi informasi.

c.LSP harus memiliki rencana kegiatan yang


mencerminkan pelayanan yang diberikan
kepada industri dan sekaligus sebagai
penghasilan untuk pendanaan organisasi.
3.2.LSP harus memiliki perangkat kerja yang
meliputi:
a. Standar kompetensi (SKKNI/SI/SKK),
b. Skema sertifikasi dan perangkat
asesmen termasuk materi uji kompetensi,
c. Tempat Uji Kompetensi,
d. Personil yang kompeten termasuk
asesor kompetensi
e. Sistem pengendalian pelaksanaan
sertifi- kasi.
1) Unsur Pengarah LSP
2) Unsur Plaksana LSP
3) Pengembang Dokumen SMM-LSP
4) Asesor lisensi
5) Pengembang skema sertifikasi
6) Asesor kompetensi
7) Pengembang TUK
Jenis-jenis Skema Sertifkasi

Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia
Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi
Nasional
Skema Sertifikasi berdasar Paket
Kompetensi (cluster)

Skema Sertifikasi Unit


Kompetensi
(1) Skema Sertifikasi KKNI

9
AHLI
8 K

7
6
TEKNISI
ANALIS
5
4
3
OPERATOR
2
1
(DUDI, LATKER, MASY)

Anda mungkin juga menyukai