Prof. Khudzaifah Dimyati WEBINAR UNISULA 2021 NEW
Prof. Khudzaifah Dimyati WEBINAR UNISULA 2021 NEW
Disorder of Law
A. Masalah Formil
1. Tidak memenuhi asas keterbukaan dalam proses
pembentukannya;
2. Tidak tertib materi muatan;
3. Mengatur norma yang bersifat terlalu rigid dan mengurangi
otonomi kelembagaan perguruan tinggi
B. Masalah Materiil
1. Pasal 1 angka 1 yang merumuskan norma tentang kekerasan seksual dengan basis
“ketimpangan relasi kuasa” mengandung pandangan yang menyederhanakan masalah pada
satu faktor, padahal sejatinya multikausa;
2. Pasal 5 ayat (2) yang memuat frasa ”tanpa persetujuan korban” dalam Permen Dikbudristek
No 30 Tahun 2021, mendegradasi substansi kekerasan seksual, yang mengandung makna
dapat dibenarkan apabila ada “persetujuan korban (consent)”;
3. Pasal 5 Permen Dikbudristek No 30 Tahun 2021 menimbulkan makna legalisasi terhadap
perbuatan asusila dan seks bebas berbasis persetujuan. Standar benar dan salah dari sebuah
aktivitas seksual tidak lagi berdasar nilai agama dan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa,
tetapi persetujuan dari para pihak. Hal ini berimplikasi selama tidak ada pemaksaan,
penyimpangan tersebut menjadi benar dan dibenarkan, meskipun dilakukan di luar
pernikahan yang sah;
4. Pengingkaran nilai agama dan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa serta legalisasi perbuatan
asusila berbasis persetujuan tersebut, bertentangan dengan visi pendidikan sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Persyarikatan Muhammadiyah mengajukan
3 (tiga) rekomendasi:
1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam menyusun
kebijakan dan regulasi sebaiknya lebih akomodatif terhadap publik terutama
berbagai unsur penyelenggara Pendidikan Tinggi, serta memperhatikan tertib asas,
dan materi muatan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan;