Anda di halaman 1dari 11

SOCIOLOGICAL

JURISPRUDENCE
1. Windy Waluyo (20210210100069)
2. Keisha Hayfa (20210210100077)
3. Ikrar Adi Putra (23020160016)
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud mazhab sociological jurisprudence ?
2. Bagaimana keterkaitan mazhab sociological jurisprudence
terhadap sistem hukum di Indonesia?
Pembahasan

01 02
Perkembangan Mazhab Keunggulan dan Kelemahan
Sociological Jurisprudence Mazhab Sociological

03
Jurisprudence

Keterkaitan Mazhab Sociological Jurisprudence Terhadap


Sistem Hukum Di Indonesia
01
Perkembangan Mazhab Sociological
Jurisprudence
Sociological Jurisprudence merupakan salah satu
aliran dalam filsafat hukum. Aliran ini memandang
bahwa hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai
dengan hukum yang hidup di masyarakat.
Eugen Ehrlich lahir (1862-1922), dianggap
sebagai pelopor aliran sociological jurisprudence.
Ehrlic adalah seorang ahli hukum pertama yang
meninjau hukum dari sudut sosiologi. Ehrlich melihat
ada perbedaan antara hukum positif dengan hukum
yang hidup dalam masyarakat (living law). Menurutnya
hukum positif baru akan memiliki daya berlaku yang
efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup
dalam masyarakat tadi.
Lanjutan..
Sociological jurisprudence juga dikembangkan oleh Roscoe Pound (1870-
1964) Pound mengikuti garis pemikiran yang berasal dari von Jhering dan
Bentham, yaitu berupa pendekatan terhadap hukum sebagai jalan ke arah tujuan
sosial dan sebagai alat dalam perkembangan sosial.
Roscoe Pound mengutarakan tugas sociological jurisprudence
sebagai berikut:
1. Menelaah akibat sosial yang aktual dari lembaga hukum dan doktrin
hukum
2. Studi sosiologis untuk mempersiapkan perundang-undangan
3. Mempelajari cara membuat peraturan perundang-undangan yang efektif
dan menitik beratkan kepada tujuan sosial
4. Menelaah sejarah hukum sosiologis tentang akkibat sosial yang
ditimbulkan oleh doktrin hukum dan bagaimana cara menghasilkannya.
5. Membela apa yang dinamakan pelaksanaan hukum secara adil
6. Meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan hukum agar tujuan hukum
lebih efektif.
02 Kelebihan dan Keunggulan Mazhab
Sociological Jurisprudence

Kelebihan Sosiological jurisprudence


1. Adanya kepastian hukum
Socialogical Jurisprudence peka mengatasi kesenjangan
dan merespon ketidakadilan dalam sistem hukum,
sehingga berkontribusi dalam mencapai keadilan sosial
2. Beradaptasi dari segi budaya
Socialogical Jurisprudence membuat sistem hukum
selalu beradaptasi dan berubah terhadap perubahan
norma dan nilai sosial oleh arus globalisasi dan
perkembangan masyarakat.
3. Adanya social control dalam masyarakat
Socialogical Jurisprudence dapat memberikan social
control dengan adanya peraturan yang langsung dan
efek yang tegas
Keunggulan Mazhab Sociological
Jurisprudence
1. Menelaah akibat sosial yang aktual dari lembaga hukum dan
doktirin hukum, karena itu , lebih memandang kerjanya hukum
dari pada isi abstraknya
2. Memajukan telaah sosiologis berkenaan dengan telaah hukum
untuk mempersipakan perundang-undangan
3. Mempelajari cara membuat peraturan yang efektif dan menitik
beratkan pada tujuan sosial yang hendak dicapai oleh hukum dan
bukannya pada sanksi
4. Menelaah sejarah hukum sosiologis yakni tentang akibat sosial
yang ditimbulkan oleh doktrin hokum
5. Meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan hukum yang ebih
efektif.
Kekurangan Mazhab Sociological
Jurisprudence

1. Tidak memberikan kriteria yang jelas membedakan norma hukum


dari norma sosial yang lainmencapai keadilan sosial
2. Posisi adat kebiasaan diragukan sebagai sumber hukum dan adat
kebiasaan sebagai satu bentuk hukum
3. Undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
mempengaruhi kebiasaan dalam masyarakat
03
Keterkaitan Mazhab Sociological
Jurisprudence Terhadap Sistem Hukum Di
Indonesia

Indonesia menganut 3 sistem hukum sebagai


hukum nasional yakni hukum adat, hukum agama, dan
hukum barat. Hukum akan berjalan dengan baik dan
efektif apabila telah memenuhi nilai-nilai yang
tercermin dalam kehidupan masyarakat (Sociological
Jurisprudence). Sehingga Indonesia menganut
seperangkat aturan hukum nasional tersebut harus
tetap dilandasi oleh living law (Hukum Adat).
Kesimpulan
Sociological Jurisprudence adalah Hukum hidup dan tumbuh
dalam kondisi sosial masyarakat, dan relasi-relasi dalam
masyarakat dipengaruhi oleh keberadaannya, bahkan hukum
mengatur relasi-relasi sosial dalam interaksi sosial yang ada.
Sociological Jurisprudence Kaitannya erat dengan hukum positif
di Indonesia, dimana ia berwujud sebagai living law (Hukum
Adat), walaupun aturan yang ada padanya tidak tertulis, tetapi dia
terkandung di dalam hukum nasional. pasal 18 B ayat (2) UUD
NRI 1945 yang menetapkan bahwa “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat Hukum Adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”.
Thanks!

Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai