Anda di halaman 1dari 26

Tugas Politik Hukum

UNSUR-UNSUR YANG DIBANGUN DALAM


PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL

Oleh:

JUMRIANI
B012202024

MAGISTER ILMU HUKUM


PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
Sistem Hukum Nasional

Menurut Sudikno Mertukusumo, sistem hukum merupakan tatanan atau


kesatuan yang utuh, yaitu kaidah atau pernyataan tentang yang seharusnya
sehingga sistem hukum merupakan sistem normatif. Dengan kata lain, sistem
hukum adalah kumpulan unsur yang ada dalam interaksi yang antara satu dan
yang lainnya merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dan kerja sama pada
arah tujuan kesatuan.
Sistem hukum adalah kesatuan hukum yang terdiri atas bagian-bagian hukum
sebagai unsur pendunkung. Masing-masing bagian atau unsur tersebut saling
berhubungan dan bersifat fungsional, resiprokal (timbal-balik), pengaruh-
mempengaruhi, dan saling ketergantungan (independen).
Sistem Hukum nasional adalah perangkat hukum negara yang secara teratur
saling berkaitan mengatur ketertiban jaannya suatu operaasional kenegaraan,
sehingga memebentuk suatu totalitas kerja di bidang hukum secara menyeluruh di
suatu negara.
Oleh Lawrence M. Friedman (Achmad Ali, 2014: 225) sitem hukum hukum
terdiri dari substansi (aturan hukum), struktur (pranata hukum dan aparatnya)
serta kultur hukum.
Sistem hukum yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa yang sudah lama ada

dan berkembang sekarang. Sistem hukum nasional adalah sebuah sistem hukum

(meliputi materiil dan formil; pokok dan sektoral) yang dibangun berdasarkan ideologi

negara Pancasila, UUD 1945 dan dapat juga bersumber pada hukum lain asal tidak

bertentangan dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945, serta berlaku di seluruh Indonesia.

Sistem hukum nasional seperti yang diutarakan di atas tersebut masih belum dapat

terwujud sepenuhnya di Indonesia. Masih begitu banyak peraturan perundang-

undangan yang saling tumpang tindih dan bertentangan satu sama lain. Hukum

sebagai suatu sistem tidak menghendaki adanya peraturan yang saling tumpah tindih

atau bertentangan. Di Indonesia  masih banyak peraturan perundang-undangan yang

tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila maupun UUD 1945 sehingga dalam

penerapannya tidak memberikan rasa keadilan bagi rakyat dan tidak adanya kepastian

hukum.
Ketika berbicara mengenai sistem hukum, maka ada tiga komponen penting yang

juga perlu dilihat, yaitu legal structure, legal substance, dan legal culture.

 Pembangunan sistem hukum yang dilakukan di Indonesia masih dominan secara

substansi saja, namun struktur dan budayanya masih kurang mendapatkan perhatian.

Indonesia belum memiliki sistem hukum nasional yang representatif. Untuk dapat

mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan keadilan maka perlu

dikembangkan budaya hukum di seluruh lapisan mayarakat. Kemudian mengakui dan

menghormati hukum adat dan hukum agama serta memperbaharui undang-undang

warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif.  Perilaku aparat penegak

hukum juga perlu diperbaiki sehingga tidak hanya hukumnya saja yang baik tapi

dalam implementasinya pun dapat berjalan dengan baik karena dukungan aparat

penegak hukum yang baik pula. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian yang

sungguh-sungguh dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya pula oleh pemerintah dan

masyarakat.
A. Materi Hukum
Materi hukum dalam kaitannya dengan substansi hukum yang merupakan
hasil dari suatu pengaktualisasian nilai-nilai dan kaidah-kaidah hukum yang
hidup dalam masyarakat (living law), baik dalam arti hukum tertulis maupun
hukum tidak tertulis. Substansi adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata
manusia yang berada dalam system itu. Jadi substansi hukum menyangkut
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang
mengikat dan menjadi pedoman bagi aparatpenegak hukum.
Penggolongan hukum
Penggolongan Hukum

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarka Berdasarkan


Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
bentuknya isi/ Sifatnya Ttugas dan Tempat Waktu
Luasnya Subjek Hubungan benSumber
Kepentingan Fungsi Berlakunya Berlakunya
1. Menurut Bentuknya

Hukum Tertulis Hukum Tidak Tertulis Hukum Pengadilan

a. Hukum tertulis, diantaranya adalah:


 Hukum yang dikodifikasikan. Adalah hukum yang tersusun rapi jelas dan
terperinci di bukukan sebagai kitab undang-undang, contoh: Kitab UU hukum
pidana, perdata, dagang,
 Hukum yang tidak di kodifikasikan adalah hukum yang tidak tersusun rapi dan
terperinci dan tidak dubukukan. contoh: UU Narkotika

b. Hukum tidak tertulis, contohnya: hukum adat karena tidak pernah tertulis dan
hanya diketahui secara turun temurun terutama dari kepala suku dari suatu suku.

c. Hukum Peradilan, hukum yang terdiri dari, putusan dan penetapan hakim.
Contoh putusan: Putusan perkara korupsi, putusan perkara wanprestasi.
Contoh penetapan: Adopsi, Waris.
2. Berdasarkan Isi atau
Kepentingan

Berdasarkan Isi atau Berdasarkan Isi atau


Kepentingan Kepentingan
a. Hukum publik, Adalah hukum yang mengatur hubungan antara Negara atau
perlengkapannya dengan perseorangan. Yang termasuk hukum publik adalah:
 Hukum pidana Adalah keseluruhan peraturan hukum yang mengatur atau
menerangkan perbuatan mana yang merupakan kejahatan atau pelanggaran.
 Hukum Negara dalam arti sempit adalah hukum yang berupa peraturan-
peraturan hukum yang mengatur kewajiban sosial dan kekuasaan suatu
organisasi Negara.
 Hukum tata usaha Negara/administrasi negara adalah hukum yang mengatur
susunan kekuasaan suatu alat perlengkapan badan umum atau hukum yang
mengatur semua tugas kewajiban dari pejabat pemerintah dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban. Yang termasuk hukum ADM Negara adalah Hukum pajak
adalah:
-hukum mengenai pajak (cara pemungutan dan cara menyelesaikan
sengketa/perselisihan dalam pajak,
-hukum perburuhan adalah hukum yang mengatur kewajiban dan kekuasaan
buruh dan majikan dan cara menyelesaikan perselisihan.
b. Hukum Privat, Adalah hukum yang mengatur hubungan seseorang dengan
orang lain. Yang termasuk kedalam hukum privat adalah:
 Hukum Perdata, Adalah hukum yang menjamin adanya kepastian
dalam hubungan seseorang dengan orang lain
 Hukum dagang, Peratuarn yang meliputi perbuatan manusia dalam
masyarakat di bidang perdagangan. Yang terdapat dalam kitab
undang-undang hukum dagang (KUHD) .
      3. Hukum Berdasarkan Sifatnya

Hukum yang Memaksa Hukum yang Mengatur

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan sifatnya, yakni hukum yang


memaksa dan hukum yang mengatur. Berikut adalah penjelasan penggolongan
hukum menurut sifatnya :

a. Hukum yang Memaksa


Yang dimaksud hukum yang memaksa adalah jenis hukum yang dalam
keadaan bagaimana pun, harus dan mempunyai paksaan yang mutlak.
Contohnya adalah hukuman bagi perkara pidana, maka sanksinya secara
paksa wajib untuk dilaksanakan.

b. Hukum yang Mengatur


Yang dimaksud hukum yang mengatur adalah jenis hukum yang dapat
dikesampingkan saat pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
tersendiri dalam suatu perjanjian. Contohnya adalah hukum mengenai warisan
yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan antar pihak-pihak yang terkait.
4. Berdasarkan Tugas
dan Fungsinya

Hukum Materil Hukum Formal

Berdasarkan tugas dan fungsinya dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:

a. Hukum materiil yaitu hukum yang mengatur hubungan antara


anggota masyarakat yang berisi perintah dan larangan. Contoh: KUH
Pidana dan KUH Perdata.

b. Hukum formal adalah hukum yang mengatur tentang tata cara


melaksanakan dan mempertahankan hukum materiil. Seperti: KUHAP,
KUHA Perdata, dan PTUN.
5. Berdasarkan
ruang lingkup

Hukum Lokal Hukum Hukum


nasional internasional

Hukum berdasarkan ruang lingkup berlakunya hukum atau tempat terbagi


menjadi tiga, di antaranya:

a. Hukum lokal yaitu hukum yang hanya berlaku di suatu daerah tertentu.

b. Hukum nasional adalah hukum yang hanya berlaku di negara tertentu.

c. Hukum internasional yakni hukum yang mengatur hubungan antara dua


negara atau lebih.
6. Berdasarkan
Waktu Berlakunya

Ius Constitutum Ius Constituendum Hukum Antarwaktu

Hukum berdasarkan waktu berlakunya.

a. Hukum Ius Constitutum yaitu hukum yang berlaku pada saat ini atau hukum positif. Hukum
positif atau yang disebut sebagai ius constitutum, adalah jenis hukum yang berlaku sekarang
dan hanya bagi suatu masyarakat tertentu saja di dalam daerah tertentu. Contohnya adalah
UUD 1945 yang berlaku saat ini untuk warga Indonesia.

b. Hukum Ius Constituendum adalah Hukum negatif atau yang disebut sebagai ius constituendum,
adalah jenis hukum yang diharapkan dapat berlaku pada waktu yang akan datang. Contohnya
adalah rancangan undang-undang (RUU) yang masih direncanakan akan diterapkan.

c. Hukum antarwaktu yaitu hukum yang mengatur peristiwa yang menyangkut hukum yang
berlaku pada saat ini dan hukum yang berlaku pada masa yang lalu.
7. Berdasarkan
Waktu Berlakunya

Berlaku Umum Berlaku Khusus

Hukum berdasarkan waktu berlakunya.

a. Hukum berdasarkan luas berlakunya dapat dibagi menjadi: Hukum umum


adalah hukum berlaku untuk semua orang dalam masyarakat dengan tidak
membedakan jenis kelamin, warga negara, agama, suku, dan jabatan
seseorang. Contoh, hukum pidana.

b. Hukum khusus yaitu hukum yang mengatur hanya bagi golongan orang
tertentu, seperti hukum pidana militer.
7. Berdasarkan
Subjek

Hukum Satu Hukum Semua Hukum


Golongan Golongan Antargolongan

Hukum berdasarkan waktu berlakunya.

a. Hukum berdasarkan subyek yang diaturnya terbagi menjadi: Hukum satu golongan
adalah hukum yang mengatur dan berlaku hanya bagi satu golongan tertentu,
misalnya Militer.

b. Hukum semua golongan yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua
golongan warga negara., seperti Pidana.

c. Hukum antargolongan yakni hukum yang mengatur dua orang atau lebih dengan
tiap pihak tunduk pada hukum yang berbeda. Contohnya Perdata.
9. Berdasarkan
Hubungan

Berlaku Umum Berlaku Khusus

Hukum berdasarkan hubungan yangdiaturnya terbagi menjadi:

a. Hukum obyektif adalah hukum yang mengatur hubunghan antara dua orang
atau lebih yang berlaku umum.

b. Hukum subyektif yaitu kewenangan seseorang berdasarkan sesuatu yang


diatur oleh hukum obyektif, di sisi lain menimbulkan hak dan di pihak lain
menimbulkan kewajiban.

 
7. Berdasarkan
Sumber

Sumber Hukum Somber Hukum


Materil Formil

Menurut Victor Situmorang (Ishaq,2018:31) bahwa sumber hukum itu adalah segala sesuatu
yang dapat melakukan, menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukannya aturan hukum.
Dengan demikian, dapatlah dirumuskan bahwa, sumber hukum adalah segala sesuatu yang
menimbulkan aturanaturan yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu
dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.

a. Sumber hukum materil: merupakan sumber daeri mana materi hukum diambil. Sumber
hukum ini menjadi faktor yang membantu menentukan isi atau materi hukum. Contohnya,
sumber hukum materiil seperti agama, kesusilaan, kehendak Tuhan, akal budi, hubungan
sosial, dan sebagainya. Pengertian materiel adalah berkenaan dengan perasaan hukum
(keyakinan hukum), dari individudan pendapat umum (public opinion) yang menjadi
determinan materiel membentuk hukum atau yang menentukan isi dari hukum misalnya dari
sisi sosiologis, sejarah, dan filosofis.
Sumber hukum materiel ini, adalah:

1) Sumber Hukum dalam Pengertian Sejarah


Sumber hukum dalam pengertian sejarah, adalah:
 Sumber pengenal hukum, baik berupa undang-undang, keputusan hakim,
tulisan tulisan hukum, dokumen, surat-surat dari masa lampau yang dapat
menjadi pengenal untuk mengetahui suatu peraturan yang pernah berlaku.
 Sumber bagi pembuat undang-undang mendapatkan bahannya dalam hal
pembuatan undang-undang, termasuk di dalamnya adalah sistem hukum
untuk adanya hukum positif suatu negara.

2.) Sumber Hukum dalam Pengertian Sosiologis


Sumber hukum dalam pengertian sosiologis ini berkenaan dengan faktor-
faktor yang memengaruhi isi dari suatu peraturan perundang-undangan,
misalnya pengaruh terhadap suatu undang-undang tentang ketentuan upah
minimum, maka dengan harga keekonomian dari kebutuhan pekerja pada saat
itu, akan memengaruhi isi dari ketentuan penetapan dari upah minumum.
3). Sumber Hukum dalam Pengertian Filosofis

Sumber hukum dalam pengertian filsafat merupakan abstraksi


nilai dan pengejewantahan nilai, dapat dimaknai dalam dua hal:
 Sebagai sumber untuk isi hukum yang dikaitkan dengan pertanyaan
filosofis, bahwa dengan penilaian apakah suatu hukum dapat
dikatakan sebagai hukum yang baik?
 Sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari hukum yang dikaitkan
dengan pertanyaan filosofis, apakah yang menyebabkan kita terikat
kepada hukum?
a.Sumber hukum formal meliputi beberapa hal, seperti:

Undang-undang meliputi semua bentuk peraturan perundang-undangan (dalam


pengertian materiil, bukan hanya dalam arti formal). Undang-undang atau
peraturan perundang-undangan terbagi dalam undang- undang dalam pengertian
materiel, dan dalam pengertian formal. Dalam arti materiel (isi) mempunya ciri
dan sifatnya yang umum dan abstrak, serta bukan dibuat oleh lembaga yang diberi
wewenang legislasi, misalnya peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan menteri, ataupun peraturan daerah. Dalam arti formal dengan melihat
ciri dan sifatnya mengikat secara umum dan abstrak, serta dibuat oleh lembaga
yang diberi kewenangan legislasi. Undang-undang adalah peraturan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), berdasarkan Pasal 20 ayat (1) UUD NRI
1945
Kebiasaan Perbuatan manusia atau lembaga yang dilakukan secara berulang-ulang
mengenai hal yang sama. Jika kebiasaan diterima masyarakat luas dan merasa
wajib, maka kebiasaan itu dipandang sebagai hukum tidak tertulis.
 Keputusan hakim (yurispudensi) Keputusan hakim terdahulu terhadap suatu
perkara yang tidak diatur dalam undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim
lainnya.

 Traktat Perjanjian antara dua negara atau lebih mengenai masalah-masalah tertentu
yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan. Traktat akan mengikat semua
orang di negara-negara yang membuat traktat. Perjanjian yang dilakukan dua negara
disebut bilateral. Perjanjian lebih dari dua negara disebut traktat multilateral. Pasal
11 ayat (2) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa presiden dalam membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan
persetujuan DPR. Ayat (2) dari pasal itu menyebutkan, bahwa ketentuan lebih lanjut
tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang. Pasal 11 ini dapat
diartikan, bahwa traktat merupakan salah satu dari sumber hukum dalam
pengertian formal.

 Doktrin atau Communis opinio doctorarum (pendapat umum para ahli hukum)
berpengaruh di dalam hakim memberikan keputusannya. Obyektifitas dan
rasionalitas dari pendapat ahli hukum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pendapat ahli hukum yang dijadikan dasar bagi hakim dalam mengambil keputusan
dianggap sebagai keputusan yang mempunyai wibawa, dan dapat
dipertanggungjawabkan dari sudut pandang ilmiah.
B. Sruktur Hukum
Struktur hukum , yaitu kerangka bentuk yang permanen dari sistem hukum yang
menjaga proses tetap berada di dalam batas-batasnya. Struktur terdiri atas: jumlah
serta ukuran pengadilan, jurisdiksinya (jenis perkara yang diperiksa serta hukum acara
yang digunakan), termasuk di dalam struktur ini juga mengenai penataan badan
legislative.
Teori Lawrence Meir Friedman yang Kedua : Struktur Hukum/Pranata Hukum:
Dalam teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut sebagai sistem Struktural yang
menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan baik. Struktur hukum
berdasarkan UU No. 8 Tahun 1981 meliputi; mulai dari Kepolisian, Kejaksaan,
Pengadilan dan Badan Pelaksana Pidana (Lapas).
Lemahnya mentalitas aparat penegak hukum mengakibatkan penegakkan hukum
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya
mentalitas aparat penegak hukum diantaranya lemahnya pemahaman agama,
ekonomi, proses rekruitmen yang tidak transparan dan lain sebagainya. Sehingga
dapat dipertegas bahwa faktor penegak hukum memainkan peran penting dalam
memfungsikan hukum. Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum
rendah maka akan ada masalah. Demikian juga, apabila peraturannya buruk
sedangkan kualitas penegak hukum baik, kemungkinan munculnya masalah masih
terbuka.

Masalah yang ditimbulkan dari struktur hukum yaitu sekarang banyak kasus
penyelewengan kewenangan di ranah penegak hukum kepolisian yang banyak
melakukan pelanggaran contohnya, banyak polisi lalu lintas yang menyalahi aturan
seperti melakukan Tilang tapi akhirnya minta uang, dan melakukan pengoperasian tapi
taka da surat izin dan lain sebagainnya. Sebagai Penegak hukum seharunya bisa
menjadi wadah penampung aspirasi masyarakat ini malah menjadi musuh nyata bagi
masyarakat, lihat saja sekarang masyarakat ak lagi mempercayai eksintensi penegak
hukum di negri ini. 
C. Budaya Hukum
Budaya hukum ini pun dimaknai sebagai suasana pikiran sosial dan
kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari,
atau disalahgunakan. 
Selanjutnya Friedman merumuskan budaya hukum sebagai sikap-sikap
dan nilai-nilai yang ada hubungan dengan hukum dan sistem hukum, berikut
sikap-sikap dan nilai-nilai yang memberikan pengaruh baik positif maupun
negatif kepada tingkah laku yang berkaitan dengan hukum.
Demikian juga kesenangan atau ketidak senangan untuk berperkara adalah
bagian dari budaya hukum. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan budaya
hukum itu tidak lain dari keseluruhan faktor yang menentukan bagaimana
sistem hukum memperoleh tempatnya yang logis dalam kerangka budaya
milik masyarakat umum.
Maka secara singkat dapat dikatakan bahwa yang disebut budaya hukum
adalah keseluruhan sikap dari warga masyarakat dan sistem nilai yang ada
dalam masyarakat yang akan menentukan bagaimana seharusnya hukum itu
berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sumber:
1. Ishaq, Pengantar Hukum Indonesia (PHI), Cet. 5; PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta,
2018.
2. Herman, dan Manan Sailan, Pengantar Hukum Indonesia, Cet. 2; Badan Penerbit
UNM: Makassar 2012.
3. https://www.zonareferensi.com/penggolongan-hukum/.
4. https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/01/173556769/penggolongan-
hukum?page=all
5. https://owntalk.co.id/2020/11/23/komponen-sistem-hukum-menurut-lawrence-
m-friedman/.
6. https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2011/09/23/sekilas-mengenai-sistem-
hukum-di-indonesia/.
Terimah Kasih

Anda mungkin juga menyukai