Anda di halaman 1dari 32

Peran Bidan Sebagi Kekuatan Dalam

Memutus Rantai Penyebaran Covid 19


Menuju Era New Normal Terhadap Ibu
Hamil dan Menyusui
PENDAHULUAN
Bidan wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu melahirkan.
bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati
karena tugasnya sangat mulia, memberi semangat, membesarkan
hati dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dapat
merawat bayinya dengan baik.
Bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau kaya.
Karena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar
materi. Pasien wajib memberikan hak kepada bidan yang telah
menolong persalinan ibu melahirkan.
Bidan bekerja sama dengan wanita dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya dengan
menghargai martabat manusia dan memperlakukan wanita
sebagai manusia seutuhnya.

Setelah melihat besarnya tanggung jawab yang diemban bidan


dalam melaksanakan tugas pelayanannya, maka kita perlu
mengetahui bagaimana peran dan fungsi bidan dalam
kesehatan masyarakat.

Tugas Dan Fungsi Bidan. Menurut WHO Bidan adalah


seseorang yang telah diakui secara reguler dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui
yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan
pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi
PERAN BIDAN

Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki


peran sebagai
1. pelaksana,
2. pengelola,
3. pendidik
4. dan peneliti.
Sebagai pelaksana

Bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu


1. tugas mandiri,
2. tugas kolaborasi
3. dan tugas ketergantungan
MANDIRI
Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan, persalinan, BBL, nifas dan KB secara normal

• Mengkaji status kesehatan klien


• Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien
• Menyusun rencana
• Melaksanakan asuhan kebidanan
• Mengevaluasi hasil asuhan
• Membuat rencana tindak lanjut
• Membuat pencatatan dan pelaporan
KOLABORASI
Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, BBL,Nifas dan KB dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan


kegawatdaruratan
2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor resiko serta
keadaan kegawatdaruratan
3. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko tinggi dan
memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
7. Membuat pencatatan dan pelaporan
KETERGANTUNGAN
• Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan, persalinan, BBL,Nifas dan KB dengan resiko tinggi serta
kegawatdaruratan, mencakup :
• Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
• Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
• Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
• Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
• Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
• Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
PENGELOLA
• Bekerja sama dengan Puskesmas, IInstitusi lain sebagai
anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien dalam
bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut
• Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader
kesehatan atau petugas lapangan PLKB dan masyarakat
• Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi,
kader dan petugas kesehatan lain
• Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi
• Membina kegiatan-kegiatan yang ada dimasyarakat, yang
berkaitan dengan kesehatan
PENDIDIK
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, serta masyarakat) tentang
penanggulangan masalah kesehatan khususnya
yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak
dan keluarga berencana
• Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, keluarga
berencana bersama klien

• Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan


kebutuhan yang telah dikaji baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang bersama klien

• Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan


sesuai dengan rencana yang telah disusun
• Melaksanakan program/rencana pendidikan dan
penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana jangka
pendek serta jangka panjang dengan melibatkan
unsur-unsur terkait termasuk klien

• Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan


bersama klien dan menggunakannya untuk
memperbaiki serta meningkatkan program dimasa
yang akan datang
PENELITI/INVESTIGATOR
•Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam
bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok,
mencakup :

• Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan


• Menyusun rencana kerja pelatihan
• Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
• Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
• Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
• Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
PRINSIP UMUM PENCEGAHAN COPID-19

Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu


hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di
masyarakat meliputi universal precaution
dengan selalu cuci tangan memakai sabun
selama 20 detik atau hand sanitizer, pemakaian
alat pelindung diri, menjaga kondisi tubuh
dengan rajin olah raga dan istirahat cukup,
makan dengan gizi yang seimbang, dan
mempraktikan etika batuk-bersin.
Memutus Mata Rantai Pandemi Covid-19, Bagaimana
Caranya?

Penyebaran dan penularan Covid 19 sangat begitu masif


hingga akhirnya WHO menetapkan dan mengumumkan
status pandemi Covid-19 pada seluruh negara.

penyebab penyebaran yang masif dari Covid 19 dikarenakan


proses penularan yang begitu cepat, atau bersifat berantai antar
orang per orang dan juga berasal dari mediasi benda serta
lingkungan sekitar yang beriwayat dari orang yang terjangkit
Covid 19.
Sehingga agar tidak semakin menyebar dan kian menulari
orang per orang, maka berbagai negara telah melakukan
berbagai tindakan protokol dalam rangka memutus mata
rantai penyebaran Covid 19.

Protokol mengatasi pandemi Covid 19


seperti Lockdown, social distancing, penyemprotan
disinfektan pada berbagai fasilitas publik dan berbagai
tindakan protokol lainnya telah dilakukan dan memang
efektif memutus rantai penyebaran pandemi Covid 19.
Pemerintah Indonesia menghimbau agar masyarakat tidak panik dan
tetap tenang, himbauan agar tidak melakukan panic buying, saring
sebelum Sharing terkait informasi, tindakan social distancing atau
jaga jarak dan himbauan lainnya terus diserukan.

Namun, tidak dipungkiri juga dengan semakin bertambahnya angka


penderita Covid 19 yang dirilis dan selalu di update pemerintah
situasi panik masih saja melanda Indonesia dan dari situasi panik ini
akhirnya masyarakat justru melakukan panic buying.
Karena memang satu satunya jalan mengatasi penyebaran dan
penularan pandemi Covid 19 yang begitu masif ini agar tidak
semakin menyebar dan menulari adalah memutus sifat
penyebaran dan penularannya yang berantai tersebut.

Berbagai upaya keras juga telah dilakukan oleh pihak pihak yang
berkompeten dalam rangka menemukan obat ataupun vaksin dari
Covid 19 ini.

Langkah dan tindakan protokol juga telah dilakukan oleh


pemerintah Indonesia, sehingga dalam kaitannya dengan
pandemi Covid 19 maka status Kejadian Luar Biasa (KLB) telah
ditetapkan dan menghimbau kepada masyarakat untuk turut
berperan serta dalam rangka mengatasi pandemi Covid 19.

Pemerintah Indonesia menghimbau agar masyarakat tidak panik


UPAYA PENCEGAHAN UMUM YANG DAPAT DILAKUKAN
OLEH IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir


sedikitnya selama 20 detik (cara cuci tangan
yang benar pada buku KIA). Gunakan hand
sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya
mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun
tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK),
dan sebelum makan
BAGI IBU HAMIL
. 1. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan
untuk skrining faktor risiko (termasuk Program
Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
dari ibu ke anak. Oleh karena itu, dianjurkan
pemeriksaannya dilakukan oleh dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan dengan perjanjian agar ibu
tidak menunggu lama. Apabila ibu hamil datang ke
bidan tetap dilakukan pelayanan ANC, kemudian ibu
hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.
2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining
kemungkinan ibu menderita Tuberculosis.
3. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil
pada pemeriksaan pertama dilakukan pemeriksaan
RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida.
4. Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil
dirujuk untuk pemeriksaan dan tata laksana lebih
lanjut.
5. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat
DITUNDA pada ibu dengan PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 sampai ada rekomendasi dari episode
isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya
dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
6. Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk
mengenali TANDA BAHAYA pada kehamilan. Jika ada
keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus segera
memeriksakan diri ke fasyankes.
7. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter
melalui media komunikasi. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Nifas,
Bersalin, dan Bayi Baru Lahir di Era Pandemi COVID-19
8. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa
pandemi COVID-19 atau dapat mengikuti kelas ibu secara
online.
9. Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua.
Atau pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui tele-
konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau tanda
bahaya.
Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi
memiliki faktor risiko atau penyulit harus
memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua.
Jika Ibu tidak datang ke fasyankes, maka tenaga
kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk
melakukan pemeriksaan ANC, pemantauan dan
tataksana faktor penyulit. Jika diperlukan lakukan
rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk mendapatkan
pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut, termasuk
pada ibu hamil dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
11. Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga HARUS
DILAKUKAN dengan tujuan utama untuk menyiapkan
proses persalinan. Dilaksanakan 1 bulan sebelum
taksiran persalinan.
12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya
sendiri dan gerakan janinnya. Jika terdapat
risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA),
seperti mualmuntah hebat, perdarahan banyak,
gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri
kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi
berulang, dan kejang. Ibu hamil dengan penyakit
diabetes mellitus gestasional, pre eklampsia berat,
pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil
dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat
obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga
kesehatan.
13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia
kehamilan 20 minggu. Setelah usia kehamilan 28
minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri
14. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan
dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang,
menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan
aktivitas fisik berupa senam ibu
hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri di rumah
agar ibu tetap bugar dan sehat.
15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai
dosis yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Pedoman
Bagi Ibu Hamil, Nifas, Bersalin, dan Bayi Baru Lahir di Era
Pandemi COVID-19
16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi
positif COVID-19 TIDAK DIBERIKAN TABLET TAMBAH
DARAH karena akan memperburuk komplikasi yang
diakibatkan kondisi COVID-19.
ANC untuk wanita hamil yang
terkonfirmasi COVID-19 pasca
perawatan, kunjungan antenatal
selanjutnya dilakukan 14 hari setelah
periode penyakit akut berakhir. Periode
14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien
dinyatakan sembuh. Direkomendasikan
dilakukan USG antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari
setelah resolusi penyakit akut.
BAGI IBU BERSALIN
1. Ibu tetap bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan.
Segera ke fasilitas kesehatan jika sudah ada tanda-tanda
persalinan.
2. Rujukan terencana untuk ibu hamil berisiko.
3. Tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan:
a. Kondisi ibu sesuai dengan level fasyankes
penyelenggara pertolongan persalinan. Pedoman Bagi
Ibu Hamil, Nifas, Bersalin, dan Bayi Baru Lahir di Era
Pandemi COVID-19 - 9 b. Status ibu ODP, PDP,
terkonfirmasi COVID-19 atau bukan ODP/PDP/COVID-19
Ibu dengan status ODP, PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 bersalin di rumah sakit rujukan COVID-19,
4. Ibu dengan status BUKAN ODP, PDP atau
terkonfirmasi COVID-19 bersalin di fasyankes sesuai
kondisi kebidanan (bisa di FKTP atau FKTRL).
5. Saat merujuk pasien ODP, PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 sesuai dengan prosedur pencegahan
COVID-19.
6. Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan
sesuai prosedur, diutamakan menggunakan MKJP.
BAGI IBU NIFAS
1. Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya
di masa nifas (lihat Buku KIA). Jika terdapat risiko/ tanda
bahaya, maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.
2. Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di
fasyankes. Kunjungan nifas kedua, ketiga dan keempat
dapat dilakukan dengan metode kunjungan rumah oleh
tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan
media online (disesuaikan dengan kondisi daerah
terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya
pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu
dan keluarga.
3, Periode kunjungan nifas (KF) :
a. KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai
dengan 2 (dua) hari pasca persalinan;
b. KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai
dengan 7 (tujuh) hari pasca persalinan;
c. KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai
dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca
persalinan;
d. KF 4 : pada periode 29 (dua puluh
sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh
dua) hari pasca persalinan.
4. Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal
dengan membuat perjanjian dengan petugas.
Diutamakan menggunakan MKJP.
RANGKUMAN
Bidan ….. sahabat wanita dimana bidan mempunyai banyak
peranan penting dalam melaksanakan tugasnya didalam
masyarakat.
Bidan mempunyai berbagai peran dalam memberikan asuhan
kepada masyarakat diantaranya peran bidan sebagai pelaksana,
peran bidan sebagai pengelola, peran bidan sebagai pendidik dan
peran bidan sebagai peneliti.
Selain itu, bidan juga mempunyai fungsi dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan sebagai
peneliti baik di keluarga maupun di msyarakat
Bidan juga mempertanggung jawabkan banyak hal dalam
memberikan asuhan dan bertindak sesuai dengan wewenangnya.
TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai