PERILAKU
KONSUMEN
Dosen Pengampu:
Ari Apriani, SE., MM.
Disusun
Oleh :
Kelompok 2
Nurhayati
111202089
Saputra Triyono 111202134
Indah Permata Sari 11119163
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Proses keputusan
konsumen: proses pasca pembelian" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas kuliah Perilaku Konsumen. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang perilaku konsumen bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ari Apriani, SE., MM. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Perilaku Konsumen . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................
................................................................................................... 2
BAB I
........................................................................................................................................................
4
PENDAHULUAN
....................................................................................................................................... 4
I.I LATAR BELAKANG
........................................................................................................................... 4
I.II RUMUSAN MASALAH
.................................................................................................................... 4
I.III TUJUAN PENULISAN
..................................................................................................................... 4
BAB II
.......................................................................................................................................................
5
PEMBAHASAN
........................................................................................................................................ 5
II.I KEPUTUSAN PEMBELIAN
.............................................................................................................. 5
II.II PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN ..........................................................................................
5
II.III PROSES PASCA PEMBELIAN, KEPUASAN KONSUMEN & KOMITMEN........................................
7 BAB III
....................................................................................................................................................
10 PENUTUP
.............................................................................................................................................. 10
III.I KESIMPULAN
.............................................................................................................................. 10 DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu dengan memahami bagaimana perilaku konsumen akan memberi
sumbangsih bagi perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang nantinya akan di
implementasikan dalam memperkenalkan dan mempromosikan produk mereka ke pasar. Yang
artinya ketika suatu produk hendak diproduksi, jauh sebelumnya telah diketahui apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
PEMBAHASAN
I. KEPUTUSAN PEMBELIAN
Konsumen dibagi dua, yakni konsumen individu atau konsumen rumah tangga, dan konsumen
organisasi. Konsumen individu umumnya melakukan pembelian produk dengan tujuan konsumsi
pribadi atau untuk diberikan ke orang lain. Jenis konsumen kedua disebut dengan konsumen
organisasi. Konsumen organisasi umumnya membeli produk, baik peralatan atau jasa untuk tujuan
organisasi.
Menurut Kotler ( 2005 ), “ Keputuasn pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah
memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk
membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa”. Kotler (2005) juga
menjelaskan yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah
yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan hingga perilaku setelah
pembelian.
Pada tahap pertama, konsumen mengakui bahwa mereka memiliki masalah dan perlu membeli
produk atau jasa.
Mereka mungkin memutuskan bahwa mereka perlu membeli suatu produk sehingga mereka dapat
menyelesaikan suatu aktivitas, memuaskan hasrat mereka, menyelesaikan sebuah masalah, membuat
seseorang bahagia, atau meningkatkan pengetahuan mereka.
Sebagai pemilik bisnis, tentu perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu atas
masalah ini. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, dan dapat mengidentifikasi
rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu.
2. Memilih Produk
Pada tahap kedua dari proses pengambilan keputusan konsumen, konsumen telah mengakui masalah
mereka dan mulai mencari solusi akan suatu produk atau layanan, dan kemudian meneliti jenis
produk yang tersedia di pasar.
Mereka mungkin melakukan pencarian di internet, menonton iklan, memeriksa produk di toko
dan/atau meminta saran dari keluarga dan teman untuk membantu mereka membuat keputusan
pembelian.
Setelah konsumen menemukan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan mereka, mereka
sering membandingkan penawaran serupa dari penjual yang berbeda berdasarkan harga dan kualitas,
proses ini disebut dengan evaluasi pilihan. Beberapa konsep dapat membantu memahami proses
evaluasi pilihan konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen
mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk
sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda
beda tergantung jenis produknya.
Pada tahap keempat dari proses pengambilan keputusan konsumen, konsumen menentukan produk
mana yang harus mereka beli dan selanjutnya membeli barang tersebut.
Pastikan dapat mengetahui faktor yang berada diluar kendali. Faktor ini dapat muncul dan mengubah
niat pembelian. Hal ini terjadi mungkin karena konsumen kehilangan pekerjaan, beberapa pembelian
lain yang lebih mendesak, atau pelayanan toko yang dapat mengurungkan niat pembelian.
Setelah konsumen membeli produk dan menggunakannya, mereka akan mengalami level kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu. Konsumen dapat secara akurat menentukan apakah produk tersebut
sepadan dengan harganya dan apakah mereka ingin melakukan pembelian berulang dari bisnis yang
sama. Pada proses pembelian secara online, mereka mungkin memutuskan untuk meninggalkan
ulasan di halaman produk atau memesan lebih banyak produk yang sama sebelum terjual habis.
2. Penggunaan inovatif
Mengacu pada konsumen yang menggunakan produk dengan cara baru.
Pemasar yang menemukan penggunaan baru untuk produk mereka dapat
mendongkrak penjualan. Contohnya baking soda dari Arm & Hammer. Arm &
Hammer menemukan bahwa konsumen menggunakan baking soda untuk berbagai hal diluar
masak-memasak seperti digunakan untuk penghilang bau tak sedap dari lemari es.
c) Disposisi
Disposisi dari produk atau wadah produk dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah
penggunaan produk. Atau untuk produk yang benar-benar dikonsumsi, seperti es krim,
tidak ada disposisi mungkin terlibat. Disposisi keputusan mempengaruhi keputusan
pembelian baik individu yang membuat disposisi maupun individu untuk kategori produk
lainnya di pasar.
Ada lima cara utama di mana keputusan disposisi dapat mempengaruhi strategi pemasaran
perusahaan :
1. Untuk sebagian besar barang yang tahan lama, konsumen enggan untuk membeli
item baru sampai mereka “mendapatkan uang nilai mereka” dari yang lama.
Keinginan konsumen ini terdepresiasi nilai dari sebuah item tahan lama dari waktu ke
waktu. Jika item tersebut tidak sepenuhnya keinginan disusutkan, mereka enggan
untuk menulis itu rusak dengan membuangnya untuk mendapatkan yang baru. Item
lama ini bisa dijual kembali untuk mendapatkan nilai kembali.
2. Disposisi kadang harus terjadi sebelum pengganti karena ruang atau keterbatasan
keuangan. Sebagai contoh, karena kurangnya ruang penyimpanan, sebuah keluarga
yang tinggal di apartemen mungkin merasa perlu untuk membuang sebuah kamar
tidur yang ada sebelum mendapatkan yang baru
3. keputusan konsumen sering untuk menjual, memperdagangkan, atau memberikan
produk yang dapat mengakibatkan pasar berkurang untuk produk baru. Lelang
berkembang karena permintaan konsumen untuk membeli dan menjual barang bekas
Konsumen melakukan sebuah evaluasi pembelian yang dapat dipengaruhi oleh proses
pembelian sendiri, pembelian disonansi pos, menggunakan produk, dan produk / disposisi
paket. Selanjutnya, outlet atau produk atau keduanya mungkin terlibat dalam
evaluasi. Konsumen dapat mengevaluasi setiap aspek dari pembelian, mulai dari ketersediaan
informasi harga untuk layanan ritel untuk kinerja produk. Selain itu, kepuasan dengan satu
komponen, seperti produk itu sendiri, mungkin dipengaruhi oleh tingkat kepuasan dengan
komponen lainnya, seperti tenaga penjualan. Untuk banyak produk, ini adalah proses
dinamis, dengan faktor-faktor yang mendorong kepuasan berkembang dari waktu ke waktu.
e) Penentu Kepuasan Dan Ketidakpuasan
Karena ekspektasi kinerja dan kinerja aktual merupakan faktor utama dalam proses
evaluasi, kita perlu memahami dimensi produk dan kinerja pelayanan. Sebuah studi
utama dari layanan pelanggan alasan beralih provider ditemukan tindakan pesaing
menjadi penyebab yang relatif kecil. Kebanyakan nasabah tidak beralih dari penyedia
memuaskan ke penyedia yang lebih baik. Sebaliknya, mereka beralih karena masalah
yang dirasakan dengan penyedia layanan mereka saat ini. Sifat dari masalah ini dan
persentase masing-masing daftar sebagai alasan mereka mengubah penyedia
mengikuti (jumlah persentase ke lebih dari 1000 karena banyak pelanggan yang
terdaftar beberapa alasan yang menyebabkan mereka untuk beralih).
BAB III
PENUTU
P
III.I KESIMPULAN
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan pelanggan yang puas,
perusahaan harus memberikan nilai pelanggan yang maksimal sehingga harapan
pelanggan dapar tercapai dan bahkan bisa melampaui harapan mereka. Dengan begitu,
rasa puas yang dirasakan oleh pelanggan, akan terus tercipta dan perusahaan untuk
menjaga hal tersebut, harus lebih paham dan mengerti kebutuhan dan harapan para
pelanggan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
19651_2_BAB_II.pdf (pancabudi.ac.id)
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2011/10/membangun-minat-beli-defi
nisi-faktor.html/
http://soddis.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-keputusan-pembelian
-menurut.html/
https://riechihuhu.wordpress.com/category/prilaku-konsumen/
https://nayaakyasazilvi.wordpress.com/2014/07/11/loyalitas-pelanggan/