Anda di halaman 1dari 19

Media Pembelajaran

Pendidikan Pancasila
untuk SMA/MA Kelas X

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


BAB 1

PANCASILA

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu:
• menganalisis pandangan para pendiri negara
mengenai rumusan Pancasila sebagai
dasar negara;
• menguraikan kedudukan dan fungsi Pancasila bagi
bangsa dan Negara Indonesia;
• menjelaskan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari; dan
• memberikan contoh penggunaan produk dalam
negeri.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Muhammad Yamin menyatakan lima “asas dasar Negara


Muhammad Kebangsaan Republik Indonesia” sebagai berikut.
Yamin
Peri Kebangsaan
Sumber: wikipedia commons

Peri Kemanusiaan

Peri Ketuhanan

Peri Kerakyatan

Kesejahteraan Rakyat

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Pada tanggal 31 Mei 1945, pada rapat BPUPK


Prof. Dr.
berikutnya, Supomo menyampaikan lima asas yang
Supomo
mendasari Negara Indonesia yang integralistik sebagai
berikut.
Persatuan
Sumber: dokumen penerbit

Kekeluargaan

Keseimbangan Lahir dan Batin

Musyawarah

Keadilan Rakyat

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Soekarno menegaskan dasar negara adalah philosofische
grondslag atau fondasi, filsafat, atau pikiran yang sedalam-
Soekarno
dalamnya yang menjadi dasar untuk mendirikan Negara
Indonesia, di antaranya:
Kebangsaan Indonesia
Sumber: wikipedia commons

Internasionalisme atau Perikemanusiaan

Mufakat atau Demokrasi

Kesejahteraan Sosial

Ketuhanan Yang Maha Esa

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Golongan kebangsaan Golongan keagamaan


Di akhir masa persidangan
pertama, Ketua BPUPK
membentuk Panitia Kecil Soekarno (Ketua) Ki Bagus Hadikusumo
yang berjumlah delapan
Mohammad Hatta K. H. Wahid Hasyim
orang. (Panitia Delapan)
yang terdiri dari golongan Muhammad Yamin
kebangsaan dan golongan
A. A. Maramis
keagamaan.
M. Sutarjo
Kartohadikusumo
Oto Iskandar di Nata

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Dari usulan yang diperoleh, Panitia Delapan


membuat klasifikasi usulan seperti berikut.

Usulan terkait Indonesia Usulan terkait bentuk


Usulan terkait agama
merdeka selekas- negara dan kepala
dan negara
lekasnya negara

Usulan terkait dasar Usulan terkait warga Usulan terkait


negara negara pembelaan

Usulan terkait masalah


Usulan terkait daerah Usulan terkait keuangan
unifikasi atau federasi

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Pada akhir pertemuan, Panitia


Sembilan
38 orang anggota
BPUPK yang tidak
Soekarno Mohammad
resmi terkait dengan (Ketua) Hatta
tugas Panitia Delapan,
membentuk Panitia Muhammad A.
Sembilan yang Yamin A. Maramis

berlangsung di Kantor
Besar Djawa Hokokai. Achmad K. H. A. Wahid K. H. A.
H. Agus Salim
R. Abikoesno
Subarjo Hasyim Kahar Muzakir Tjokrosoejoso

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

ketika Panitia Sembilan mengadakan rapat di rumah Soekarno


pada malam hari tanggal 22 Juni 1945. Pada rapat ini, mereka
berhasil merumuskan rancangan pembukaan undang undang
dasar. Rancangan ini diberi nama ”Mukadimah” oleh
Soekarno, ”Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter" oleh
Muhammad Yamin, dan ”Gentlemen’s Agreement” oleh
Sukiman Wiryosanjoyo.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Di dalam Piagam Jakarta, terjadi perubahan tata urut


Pancasila dari susunan yang disampaikan oleh
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Selain itu, terjadi
juga penyempurnaan redaksi sila-sila tersebut.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Prinsip “Ketuhanan” pada Piagam Jakarta menjadi sila pertama. Bunyi sila ini
menjadi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”.

Prinsip “Internasionalisme atau perikemanusiaan” tetap diletakkan pada sila


kedua. Namun, redaksinya disempurnakan menjadi “Kemanusian yang adil dan
beradab”.

Prinsip “Kebangsaan Indonesia” pada sila pertama dalam rumusan Soekarno


menjadi sila ketiga pada Piagam Jakarta. Sila tersebut pada Piagam Jakarta
menjadi berbunyi “Persatuan Indonesia”.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Prinsip “Mufakat atau demokrasi” pada sila ketiga dalam rumusan Soekarno
menjadi sila keempat pada Piagam Jakarta. Sila tersebut menjadi berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”.

Prinsip “Kesejahteraan sosial” pada sila keempat dalam rumusan Soekarno


menjadi sila kelima pada Piagam Jakarta. Sila tersebut menjadi berbunyi
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Hasil rumusan Piagam Jakarta kemudian disampaikan


dalam sidang BPUPK yang kedua. Sidang ini berlangsung
pada tanggal 10–17 Juli 1945.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Komando Tertinggi


Jepang, Marsekal Terauchi, mengumumkan
pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI), atau Dokuritsu Junbi Inkai,
sebagai penerus BPUPK.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Dari pertemuan dengan Terauchi yang


berlangsung pada tanggal 12 Agustus 1945 ini,
mereka mendengar bahwa pemerintahan
Jepang telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk itu,
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Sumber: wikipedia commons


Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Satu hari setelah Proklamasi
Kemerdekaan, tanggal 18 Agustus
1945, PPKI melakukan sidang yang
pertama.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pada sidang pertama itu pula PPKI menyetujui naskah “Piagam Jakarta” sebagai
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan diikuti perubahan sebagai berikut.

Kata “Mukadimah” diubah menjadi “Pembukaan”.

Alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 pada anak kalimat yang berbunyi
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 pada anak kalimat yang berbunyi
“Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab” diubah menjadi “Kemanusiaan yang adil
dan beradab”.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Mohammad
Hatta
Tokoh penting di balik perubahan ini adalah Mohammad
Hatta. Setelah mendengar keberatan tokoh-tokoh Kristen
Sumber: wikipedia commons

dari wilayah Indonesia Timur atas kalimat “Ketuhanan


dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” pada Piagam Jakarta, Mohammad Hatta
segera mendekati tokoh-tokoh Islam untuk bersedia
mengubah rumusan kalimat tersebut.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA


A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Kebesaran hati tokoh-tokoh Islam untuk menjaga


keutuhan bangsa menghasilkan kesepakatan untuk
menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta tersebut
dan menggantikannya dengan kalimat “Ketuhanan
Yang Maha Esa” sebagaimana yang dapat kita
temukan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

SMA/MA PENDIDIKAN PANCASILA

Anda mungkin juga menyukai