Anda di halaman 1dari 36

Aset Tetap

Praktisi :
Edwin Ronald, S.E., M.M.
08119502401
Praktisi Mengajar Universitas Pamulang
Akuntansi Perpajakan Program Sarjana
Terapan
Materi

Aset Tetap .

Waktu
• Sabtu, 03 Juni 2023
• 09.20 – 11.00.

Tatap Muka / E-Learning


Tatap Muka Universitas Pamulang
Kampus Viktor. Jl. Puspitek, Buaran,
Kec. Pamulang, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15310
Agenda

1 Tujuan Pembelajaran

Uraian Materi : Aset Tetap


2

3 Latihan/Tugas

4 Daftar Pustaka

3
Tujuan
Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi karakteristik aset tetap berdasarkan
pencatatan akuntansi yang benar.

2. Mengklasifikasikanaset tetap berdasarkan sifat dan


mobilitasnya.

3. Membuat jurnal untuk mencatat pengakuan dan


pengukuran asset tetap.

4. Mengklasifikasi metode penyusutan yang tepat


berdasarkan jenis aset tetapnya.

5. Menentukan biaya penyusutan dengan menggunakan


metode garis lurus, unit produksi, dan menurun berganda.

6. Membuat jurnal penghentian aset tetap.

7. Menentukan beban deplesi serta membuat jurnal untuk


mencatat deplesi.
Karakteristik Aset Tetap
Aset berwujud Aset tak berwujud
(tangible asset) (intangible asset)

Dua karakteristik utama :


1. aset berwujud yang
digunakan dalam rangka
mendukung proses
produksi atau penyediaan
1. Aset Lancar
barang dan jasa,
(current asset)
2. usianya relatif panjang
2. Aset tetap (fixed
(lebih dari 1 tahun).
asset)
Karakteristik Aset Tetap
(Warren, 2015, p.490) :
1. Memiliki bentuk fisik dan dengan demikian merupakan aset berwujud
2. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi

tujuan pembelian atau kepemilikan aset tetap adalah sebagai pendukung


kegiatan operasi perusahaan
Tanggapan Dahulu terhadap aset
Dahulu : aset tetap dianggap sebagai bukti otentik
kekayaan perusahaan

1. Suatu perusahaan dianggap besar apabila memiliki nilai asset yang besar

2. Kepemilikan aset tetap dianggap akan mengakibatkan income perusahaan


makin tinggi
Tanggapan Terkini terhadap aset
Kini : aset tetap tidak dianggap sebagai bukti otentik
kekayaan perusahaan

1. Saat ini yang perlu ditonjolkan adalah Brand Value (merk dagang) sebagai
intangible asset, Gojek, Grab, Tokopedia, dll

2. Dengan aset tetap yang besar, perusahaan tidak akan kesulitan khususnya
dalam hal pembiayaan, karena aset tetap tersebut dapat menjadi agunan
untuk mendapatkan kas dari aktivitas pendanaan (hutang)
Jenis-jenis asset tetap Mengapa asset
tetap bergerak
cenderung
penyusutannya
tinggi, karena lebih
dianggap lebih
sering digunakan
atau mobilitasnya
tinggi.
1. Aset tetap tidak 2. Aset tetap
bergerak bergerak Hal ini merupakan
salah satu prinsip
Contoh : tanah, bangunan, Contoh : Kendaraan, alat-alat penyusutan, bahwa
mesin pabrik, peralatan lain berat, asset lain yang dapat semakin tinggi
yang tidak bergerak dengan mudah dipindahkan intensitas
Ciri-cirinya :
penggunaan asset
• Nilai penyusutan relatif
rendah
tetapnya, maka
• Nilai penyusutan relatif • Usia aset relatif lebih cepat nilai penyusutan
rendah juga cenderung
• Usia aset relatif lebih lama akan semakin tinggi
Pengakuan dan Pengukuran
Aset Tetap
• Pengakuan aset tetap
adalah proses
Pengakuan dan
mengklaim atau Menurut (Martani, 2016, p. pengukuran aset tetap
mengakui asset tetap 272) biaya perolehan aset juga berkaitan dengan
• Pengakuan aset tetap
tetap harus diakui sebagai cara perolehan aset
dapat dilakukan dengan
aset jika tetap itu sendiri. Cara
mendebit aset tetap
1. Besar kemungkinan mendapatkan aset
serta mengkredit kas,
manfaat ekonomis di tetap akan menentukan
atau hutang
bagaimana pengakuan
• pengakuan aset tetap masa depan berkenaan serta pencatatan aset
hanya dapat dilakukan dengan aset tersebut tetap tersebut. Oleh
setelah biaya perolehan akan mengalir kepada karena itu, penting
aset tetap tersebut
entitas, dan untuk memahami cara-
ditentukan
2. Biaya perolehan aset cara memperoleh aset
• penentuan biaya
dapat diukur secara tetap yang biasa
perolehan aset tetap,
andal. dilakukan oleh
merupakan bagian dari
perusahaan
upaya pengukuran aset
tetap
Cara Perolehan Aset Tetap

Peneri
Pertukaran
asset tetap maan
Pembelian
Tunai
dengan Donasi
Surat
berharga
/Sumb
angan
Cara Perolehan Aset Tetap
Perolehan aset
tetap yang
dilakukan dengan
pembelian atau
dengan
pertukaran,memili
ki biaya yang
harus diestimasi.
Pembelian Tukar Guling Biaya tersebut
selanjutnya
Kredit akan menentukan
nilai aset tetap
yang dimiliki.
Biaya ini, disebut
sebagai biaya
perolehan aset
tetap.
Biaya Perolehan Aset Tetap
Suatu perusahaan dagang yang labanya relatif belum terlalu besar
dianggap tidak akan mampu membeli aset tetap yang harganya relatif
mahal secara tunai. Namun, perusahaan tersebut tetap dapat
memiliki aset tetap dengan cara pembiayaan (hutang). Darimana
dana untuk mendapatkan asset tetap ini disebut sebagai sumber
pendanaan untuk memperoleh aset tetap.

Adapun besaran dana yang dikeluarkan untuk memperoleh aset


tetap, disebut sebgai biaya perolehan aset tetap. Mengetahui biaya
peolehan asset tetap sangat penting untuk menentukan sumber
pendanaan serta pencatatan akuntansinya.

Berdasarkan biaya perolehannya, aset tetap diklasifikasikan menjadi


3 yaitu tanah, mesin dan peralatan, serta tanah.
Berikut adalah contoh-contoh biaya perolehan aset tetap yang dikategorikan
berdasarkan 3 jenis aset tetap yaitu gedung, mesin dan peralatan, serta tanah :
Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk biaya perolehan asset tetap
bukan dikategorikan sebagai beban, karena biaya ini meningkatkan nilai asset
tetap. Oleh karena itu, pencatatannya harus dilakukan dengan cara mendebit
akun aset tetap terkait misalnya tanah, mesin dan peralatan, atau bangunan.

Biaya perolehan aset tetap yang sifatnya meningkatkan nilai aset tetap karena
menambah masa manfaat aset tetap disebut sebagai pengeluaran pendapatan
(revenue expenditure) dan pengeluaran modal (capital expenditure).

Perbedaannya adalah dari segi periode penambahan manfaatnya. Apabila


biaya yang dikeluarkan hanya bermanfaat pada periode saat ini, disebut
sebagai pengeluaran pendapatan, sedangkan biaya untuk meningkatkan
manfaat aset tetap yang bermanfaat hingga periode-periode berikutnya disebut
sebagai pengeluaran modal.
Perbedaan antara Pengeluaran Pendapatan dengan
Pengeluaran Modal untuk penambahan aset
Berdasarkan contoh sebelumnya, dapat dipahami bahwa yang dinamakan dengan
revenue expenditure itu lebih kepada beban-beban yang dikeluarkan dalam kaitannya
dengan pemeliharaan. Sementara capital expenditure adalah
biaya perolehan aset tetap yang akan meningkatkan manfaat aset tetap untuk
jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, pencatatan akuntansi untuk kedua
jenis biaya perolehan aset ini juga berbeda. Berikut adalah jurnal yang dicatat
untuk ketiga contoh transaksi di atas :
PENYUSUTAN ASET TETAP
Depresiasi (depreciation) atau Aset tetap yang lazim menyusut
penyusutan pasti terjadi pada aset tetap adalah mesin, peralatan, dan
sebagai konsekuensi atas bangunan. Menyusut dalam konteks
penggunaannya. Satu-satunya aset tetap ini adalah turun nilainya, sehingga
yang tidak akan menyusut adalah tanah, perlu disesuaikan antara nilai
meskipun bisa saja nilai tanah tersebut penyusutan aset dengan nilai buku
turun karena Nilai Jual Objek Pajak (saldo akhir) aset tersebut dalam
(NJOP) nya yang turun, akibat misalnya buku besar agar mencerminkan
tanah tersebut sering banjir, dan kondisi aset yang sesungguhnya.
sebagainnya. Namun demikian, kasus Nilai
semacam ini sangat jarang sekali terjadi penyusutan ini harus dicatat dalam
jurnal penyesuaian (adjustment
entries). Apabila mengabaikan
proses penyesuaian, maka laporan
keuangan yang disajikan akan
menjadi tidak kredibel.
Terdapat 3 metode penyusutan yang paling sering digunakan,
yaitu

1.METODE GARIS LURUS


2.METODE UNIT PRODUKSI
3.METODE SALDO
PENURUN GANDA
METODE GARIS LURUS
Metode garis lurus adalah estimasi
terhadap nilai penyusutan yang akan sama
Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2015
nilainya untuk setiap tahunnya. Metode ini
perusahaan membeli peralatan dengan
paling banyak digunakan oleh perusahaan
biaya total perolehan sebesar
karena dianggap lebih mudah
200.000.000 dengan estimasi masa
menghitungnya serta lebih rasionalnilai
manfaat selama 10 tahun, nilai sisa
penyusutannya. Secara umum, metode
senilai 20.000.000. Maka penyusutan
garis lurus cirinya adalah, 1) nilai
tahunannya adalah :
penyusutan dihitung secara proporsional. 2)
Jumlah beban penyusutan yang dihasilkan
untuk setiap tahunnya sama. Adapun cara
perhitungannya adalah :
Perhitungan penyusutan dengan menggunakan
metode ini juga dapat disederhanakan dengan
cara memberikan persentase atas nilai
penyusutan tahunanya seperti berikut ini :
Dari tadi kita bisa melihat, nilai
penyusutan pada tahun ke-10 nilai
penyusutannya 100% atau habis. Ini
artinya, penyusutan setiap tahunnya Atas dasar itu, apabila ada
sama, yaitu 18.000.000. Oleh pertanyaan berapakah nilai aset
karenanya, apabila dibuatkan jurnal setelah 4 tahun?, maka
penyesuaian untuk beban jawabannya adalah 200.000.000
penyusutan, berarti nilai penyusutan dikurangi total penyusutan selama
setiap tahunnya tetap, yaitu 4 tahun yaitu 72.000.000. Sehingga
18.000.000. Nilai penyusutan jawabannya adalah 128.000.000.
tahunan yang sama inilah yang
menjadi alasan mengapa metode ini
disebut sebagai garis lurus.
Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa
persentase penyusutan tahunnya adalah 10%. Ini
karena masa manfaatnya adalah 10 tahun (100% :
10). Apabila masa manfaatnya hanya 5 tahun, maka
persentase penyusutan tahunanya adalah 20%
(100% : 5). Sementara apabila masa manfaatnya
adalah 20 tahun, maka biaya penyusutan
pertahunnya adalah 5 % (100% : 20). Lalu apabila
masa manfaatnya 8 tahun, maka biaya
penyusutannya adalah 12,5% (100% : 8). Semakin
lama umur manfaat, semakin kecil persentase
biaya penyusutan pertahunnya.
METODE UNIT PRODUKSI
Terdapat dua tahapan perhitungan penyusutan
Metode unit produksi adalah
metode unit produksi yaitu
estimasi biaya atau nilai
penyusutan berdasarkan setiap
unit produksinya. Ini artinya,
metode unit produksi dihitung
berdasarkan digunakannya suatu
aset tetap untuk satu unit
produksi. Biasanya metode ini
digunakan untuk menentukan
nilai penyusutan aset tetap
berupa mesin, peralatan,
ataupun kendaraan karena untuk
menggunakan metode ini, nilai
umur manfaat serta beban
penyusutan harus diubah
menjadi per-jam. Khusus untuk
kendaraan, bahkan dapat
digunakan penghitungan umur
manfaat serta beban penyusutan
dengan ukuran per-kilometer
jarak.
Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2015, perusahaan
membeli kendaraan dengan biaya perolehan
150.000.000 dengan estimasi nilai sisa sebesar
40.000.000. Umur manfaat kendaraan tersebut
adalah 100.000 jam operasi. Kendaraan ini beroperasi
selama 3.500 jam setiap tahunnya. Maka beban
penyusutan untuk tahun ini adalah :

Maka penyusutan per-tahunnya


adalah :
1.100 x 3.500 jam = 3.850.000 per-
tahun.
Berbeda dengan metode garis lurus Menurut(Warren, 2015) terdapat 3 tahap
yang menghasilkan beban penyusutan dalam mengaplikasikan metode saldo
sama pertahunnya, metode saldo menurun berganda yaitu :Tahap 1,
menurun berganda justru akan Menentukan persentase garis lurus
menghasilkan nilai penyusutan yang menggunakan manfaat yang diharapkan.
lebih besar di awal umur manfaat Tahap 2, menentukan saldo menurun
tetapi akan semakin mengecil di ganda dengan mengalikan tarif garis lurus
periode-periode berikutnya. Mengapa dari tahap 1 dengan 2. Tahap 3,
mengecil, karena persentase menghitung beban penyusutan dengan
penyusutan pertahunnya dikalikan 2, mengalikan tarif saldo menurun ganda
selanjutnya nilai buku hasil dari tahap 2 dengan buku aset
pengurangan beban penyusutan tahun
sebelumnya, digunakan sebagai dasar
untuk menghitung persentase
penyusutan tahun berikutnya. Oleh
karena itu, kuncinya adalah terlebih
dahulu menentukan beban
penyusutan tahun pertama.
Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2015
perusahaan membeli peralatan dengan
biaya total perolehan sebesar 200.000.000
dengan estimasi masa manfaat selama 10
tahun, nilai sisa senilai 20.000.000. Maka
beban penyusutannya adalah :

Persentase beban penyusutan tahun


pertama adalah 100% : 10 x 2 = 20 %.
Maka 200.000.000 x 20 % = 40.000.000.
Berdasarkan beban nilaipenyusutan
tahun pertama, maka beban penyusutan
untuk tahun berikutnya
ditentukan dengan tabel beban
penyusutan sebagaimana berikut :
Dari tabel tadi, apabila dijumlahkan
tingkat saldo menurun bergandanya
adalah 180%. Nilai ini diperoleh
karena tingkat saldo menurun
berganda ini diestimasi berdasarkan
nilai buku awal tahun untuk
masingmasing
periode penyusutan, bukan dari nilai
biaya perolehan, sehingga nilainya
tidak 100%. Di samping itu, terlihat
bahwa beban penyusutan untuk
tahun ke-10 tidak lagi dihitung
berdasarkan tingkat saldo menurun
berganda, melainkan dengan cara
mengurangi nilai buku awal tahun
(tahun ke-10) dengan nilai buku
akhir tahun (nilai sisa aset setelah
masa manfaat habis).
PENGHAPUSAN ASET TETAP
Apabila aset tetap sudah habis umur Apabila aset diputuskan untuk dihapuskan,
manfaatnya, maka perusahaan harus maka dapat dilakukan dengan cara dibuang,
melakukan penghapusan aset tetap dijual, atau ditukar.Pembuangan aset berarti
tersebut apabila kondisi asetnya benar- tidak ada kas masuk yang didapatkan dari
benar sudah tidak dapat lagi penghapusannya. Bahkan, jika aset dibuang,
dimanfaatkan perusahaan. Namun, maka bisa saja terjadi kerugian (loss) dari
apabila kondisi asetnya masih dapat pembuangannya. Dalam konteks ini, kerugian
digunakan, perusahaan bisa saja tetap terjadi apabila nilai akumulasi penyusutan
menggunakan aset tersebut dengan lebih kecil daripada nilai saldo akhir aset yang
menambah masa manfaat aset serta dihapuskan itu sendiri.
tetap menghitung biaya penyusutannya.

Penghapusan aset harus dicatat dalam jurnal agar tidak


lagi ditampilkan dalam laporan posisi keuangan. Berikut
contoh-contoh transaksi penghapusan aset dengan cara
pembuangan maupun penjualan aset, beserta jurnalnya
Berbeda dengan aset tetap pada
ASET TETAP SUMBER DAYA ALAM umumnya yang sifatnya tidak untuk
Aset tetap yang umum dimiliki oleh setiap dijual, aset tetap berupa sumber
perusahaan adalah tanah, bangunan, daya alam justru diperoleh
kendaraan, peralatan, dan mesin. Namun, memang untukdijual. Dalam hal
tidak sedikit diantaranya yang memiliki aset proses pengambilan sumber daya
tetap berupa sumber daya alam. Terlebih lagi alam tersebut menujupenjualan,
bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pasti ada penipisan (pengurangan)
pertambangan, pasti memiliki aset tetap yang sumber daya alamnya.Contohnya,
berupa sumber daya alam seperti kayu, biji apabila diestimasi suatu
besi, pasir, batu bara, timah, dan lain perusahaan memiliki aset tetap
sebagainnya. berupapasir sebanyak 4.000 ton,
maka ketika ditambang, pasti ada
saja pasir yang terbuang
Terbuangnya pasir tersebut bisa
karena proses alam (terbawa air
hujan), ataupun alasan lainnya.
Secara akuntansi, deplesi diperlakukan sebagai beban yang
akan mengkredit akun aset tetap sumber daya (dalam hal ini
akunnya adalah akumulasi deplesi). Untuk menentukan
berapa beban deplesi, harus ditentukan dulu tarif deplesinya.
Berikut cara menentukan beban deplesi sebagaimana
menurut (Warren, 2015) :
Perlu diingat bahwa, akun akumulasi deplesi merupakan
akun yang menjadi kontra aset tetap yang berupa
kandungan sumber daya alam. Berarti, akun akumulasi
deplesi adalah akun yang akan menjadi pengurang akun
aset sumber daya alam tersebut.

Anda mungkin juga menyukai