Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2

MIN ISMY VISTARAYU


IBNU MUAMMAR
SARINA
SUMIRA
PROSES PERMESINAN
Proses Manufaktur adalah suatu cara atau proses yang diterapkan
untuk merubah bentuk suatu benda
  Tujuannya adalah untuk menghasilkan komponen-
komponen yang menggunakan material tertentu dengan
mempertimbangkan bentuk, ukuran dan strukturnya. Proses ini sangat
berhubungan erat dengan dunia permesinan

Proses permesinan sendiri adalah suatu proses produksidengan menggu
nakan mesin perkakas, dimana memanfaatkan gerak relatif antara pahat
dengan benda kerja sehingga menghasilkan material sisa berupa geram
Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam
pembentukan benda kerja atau mungkin juga
merupakan proses akhir setelah pembentukan logam
menjadi bahan baku berupa besi tempa atau baja
paduan atau dibentuk melalui proses pengecoran yang
dipersiapkan dengan bentuk yang mendekati kepada
bentuk benda yang sebenarnya.
Proses pemesinan dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu;
1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses
pemesinan dengan menggunakan pisau pemotongan
dengan bentuk geometri tertentu.
2. Proses abrasi (abrasive process), seperti proses
gerinda.
3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang
dilakukan secara elektrik
Klasifikasi proses pemesinan:
1) Berdasarkan Gerak Relatif Pahat
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan
menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara
bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki.
berdasarkan klasifikasi proses permesinan, ada banyakmesin, tapi disini
hanya menjelaskan 4 proses permesinan,yaitu :
a. mesin bubut (turning)
b. mesin frais (milling)
c. mesin bor (drilling)
d. mesin cnc (computer numeric control)
2. Berdasarkan Jumlah Mata Pahat yang digunakan
Pahat yang dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas
memiliki mata pahat yang berbeda-beda. Jenis pahat/perkakas
potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir
dari produk. Adapun pahat dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis pahat yaitu pahat bermata potong tunggal (single point
cutting tools) dan pahat bermata potong jamak (multiple point
cuttings tools).
3. Berdasarkan Orientasi Permukaan
4. Berdasarkan Mesin yang Digunakan
Berikut beberapa jenis Mesin perkakas yang sering di
gunakan :
a. Proses Bubut (Turning),
b. Proses Freis (Milling)
a. Proses Bubut (Turning)

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-


bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
Mesin Bubut. Bentuk dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses
pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata.

1. Parameter Proses Bubut


Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan
putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth
of cut).
B. Geometri Pahat Bubut

Geometri pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja dan material pahat.

C. Material pahat

Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya dapat menghasilkan
produk yang berkualitas baik dan ekonomis. Kekerasan dan kekuatan dari pahat harus tetap
ada pada temperatur tinggi, sifat ini dinamakan Hot Hardness. Ketangguhan (Toughness) dari
pahat diperlukan, sehingga pahat tidak akan pecah atau retak terutama pada saat melakukan
pemotongan dengan beban kejut. Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat
melakukan pemotongan tanda terjadi keausan yang cepat. Penentuan material pahat
didasarkan pada jenis material benda kerja dan kondisi pemotongan (pengasaran, adanya
beban kejut, penghalusan).
D. Pemilihan mesin

Pertimbangan pemilihan mesin pada proses bubut adalah berdasarkan


dimensi benda kerja yang yang akan dikerjakan. Ketika memilih mesin perlu
dipertimbangkan kapasitas kerja mesin yang meliputi diameter maksimal
benda kerja yang bisa dikerjakan oleh mesin, dan panjang benda kerja yang
bisa dikerjakan. Ukuran mesin bubut diketahui dari diameter benda kerja
maksimal yang bisa dikerjakan (Swing over the bed), dan panjang meja
mesin bubut (Length of the bed). Panjang meja mesin bubut bukan berarti
panjang maksimal benda kerja yang dikerjakan diantara dua senter. Panjang
maksimal benda kerja maksimal adalah panjang meja dikurangi jarak yang
digunakan kepala tetap dan kepala lepas.
F. Penentuan langkah kerja
Langkah kerja dalam proses bubut meliputi persiapan bahan
benda kerja, setting mesin, pemasangan pahat, penentuan jenis
pemotongan (bubut lurus, permukaan, profil, alur, ulir),
penentuan kondisi pemotongan, perhitungan waktu pemotongan,
dan pemeriksaan hasil berdasarkan gambar kerja. Hal tersebut
dikerjakan untuk setiap tahap (jenis pahat tertentu). han benda
kerja yang dipilih biasanya sudah ditentukan pada gambar kerja
baik material maupun dimensi awal benda kerja. Seting/
penyiapan mesin dilakukan dengan cara memeriksa semua
eretan mesin, putaran spindel, posisi kepala lepas, alat
pencekam benda kerja, pemegangan pahat, dan posisi kepala
lepas. Usahakan posisi sumbu kerja kepala tetap (spindel)
dengan kepala lepas pada satu garis untuk pembubutan lurus,
sehingga hasil pembubutan tidak tirus.
Pemasangan pahat dilakukan dengan cara menjepit pahat
pada rumah pahat (tool post). Usahakan bagian pahat yang
menonjol tidak terlalu panjang, supaya tidak terjadi getaran
pada pahat ketika proses pemotongan dilakukan. Posisi ujung
pahat harus pada sumbu kerja mesin bubut, atau pada sumbu
benda kerja yang dikerjakan. Posisi ujung pahat yang terlalu
rendah tidak direkomendasi, karena menyebabkan benda kerja
terangkat, dan proses pemotongan tidak efektif.
Sekian presentasi dari kelompok kami. Jika ada yang
ingin bertanya, lebih baik pendam saja, karena kami
sudah menjelaskan semuanya. Terima kasih.
Proses Freis (Milling)
Cara_mengoperasikan_mesin_bubut.____Tehnik_dasar___How_to_operate_a_lathe.__Basic_technique_(144p).zip

Anda mungkin juga menyukai