Anda di halaman 1dari 43

Penerapan dari Titrasi

Oksidasi – Reduksi
Nama Kelompok :
Wara Mulyaning Utami
Wildan Takhis Sabil El-Haqq
Puthut Megantoro
REAGEN-REAGEN YANG DIPERGUNAKAN UNTUK
REAKSI-REAKSI REDOKS PENDAHULUAN

Agen-agen Pengoksidasi
Kalium dan
Natrium dan Amonium
Hidrogen Peroksida Peroksodisulfat

Natrium Bismutat
Natrium dan Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida adalah sebuah agen pengoksidasi yang baik dengan
potensial standar positif yang besar:
H2O2 + 2H+ + 2e ↔ 2H2O E0 = + 1,77 V
Jika reagen ini kelebihan dapat dikeluarkan dengan mendidihkan beberapa
menit
2H2O2 ↔ 2H2O + O2 (g)

BACK
Kalium dan Amonium Peroksodisulfat
Ion peroksodisulfat adalah sebuah agen pengoksidasi yang kuat dalam
larutan yang bersifat asam:
S2O82- + 2e ↔ 2SO42- E0 = +2, 01 V
Setelah oksidasi selesai kelebihan reagen ini dididihkan
2S2O82- + 2H2O → 4SO42- + O2(g) + 4H+

BACK
Natrium Bismutat
NaBiO3 larut sedikit, dan substansi yang dioksidasi dipanaskan dengan zat
padat yang berlebih. Setelah reaksinya selesai, kelebihan bismutat ini
dibuang melalui filtrasi.

NEXT
Agen-agen pereduksi

Sulfur Dioksida dan


Timah (II) Klorida
Hidrogen Sulfida

Metal dan Alloy


Sulfur Dioksida dan Hidrogen Sulfida
Agen pereduksi relatif lembut memiliki beberapa sifat, antara lain mudah
larut, beracun dan mengeluarkan bau yang tidak enak.
SO42- + 4H+ + 2e ↔ H2SO3 + H2O EO = +0,17 V
S + 2H+ + 2e ↔ H2S EO = +0, 14 V

BAC
K
Timah (II) Klorida
Reagen yang digunakan untuk mereduksi Fe(III) menjadi Fe(II) dalam
sampel yang dilarutkan dalam asam klorida.

BAC
K
Metal dan Alloy
Metal yang banyak digunakan dalam prosedur analitis antara lain:
• Perak
• Seng
• Kadmium
• Aluminium
• Nikel
• Tembaga
• Raksa
NEX
T
KALIUM PERMANGANAT

Standar-standar
Sifat-Sifat Kalium
Primer untuk
Permanganat
Permanganat

Penentuan -
penentuan dengan
Permanganat
SIFAT-SIFAT KALIUM PERMANGANAT

Kalium Permanganat digunakan sebagai agen pereaksi yang dapat


diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator
terkecuali untuk larutan yang amat encer Permanganat menjalani beragam
reaksi kimia, karena Mn dapat hadir dalam kondisi-kondisi oksidasi
+2,+3,+4,+6, dan +7. Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen
pereduksi.
Reaksi yang sering ditemukan dalam Laboratorium
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
BAC
K
Standar-standar Primer untuk
Permanganat
• Arsen (III) Oksida
Senyawa As2O3 adalah standar primer yang sangat baik untuk larutan
permanganat.
 
5HAsO2 + 2MnO4- + 6H+ + 2H2O  2Mn2+ + 5H3AsO4
• Natrium Oksalat
Senyawa Na2C2O4 juga merupakan standar primer yang baik untuk
permanganat dalam larutan asam. Reaksi dengan permanganat agak sedikit
rumit.
 
5C2O42- + 2MnO4- + 16H+  2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
• Besi
Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi(III) yang
diproduksi selama proses pelarutan direduksi menjadi besi(II).

BAC
K
Penentuan -penentuan dengan
Permanganat
1. Besi di dalam Bijijih-bijih Besi
Penentuan Besi dalam bijih-bijih menggunakan asam klorida, timah(II)
klorida untuk membantu dalam pelarutan. Sebelum dititrasi dengan
permanganat setiap besi(III) harus direduksi menjadi besi(II).
2. Penentuan Agen-agen Pereduksi Lainnya
Antimoni dapat ditentukan, demikian pula nitrit (dioksidasi menjadi nitrat)
dan hidrogen peroksida melalui titrasi titrasi dengan permanganat dalam
larutan asam. Peroksida bertidak sebagai sebuah agen pereduksi dalam
reaksi

2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O


3. Penentuan Tidak Langsung dari Agen-agen Pengoksidasi
sebuah KMnO4 dapat pula dipergunakan secara tidak langsung sebuah
penentuan agen-agen pengoksidasi, khusunya oksida-oksida yang lebih
tinggi dari metal-metal seperti timbal dan mangan.

NEX
T
SENYAWA-SENYAWA DARI SERIUM
Sifat-sifat

Elemen seriu dapat hadir dalam larutan hanya dalam dua kondisi oksidasi yaitu +4 dan +3.
Ion Ce(IV) dipergunakan dalam larutan-larutan keasamaan tinggi karena hidrolisa akan
menghasilkan pengendapan pada larutan-larutan dengan konsentrasi ion hidrogen yang
rendah.
Ce4+ + e Ce3+
Ketika ion Ce(IV) dipergunakan sebagai titran, senyawa ferroin biasanya digunakan
sebagai indikator
standarisasi larutan-larutan
Senyawa serium(IV) amonium nitrat dapat dijadikan sebagai standar primer,
dan larutan-larutan standar dapat dibuat melalui penimbangan langsung.
Standar-standar lainnya seperti arsenik(III) oksida, sodium oksalat, dan
kawat besi.
Penentuan-penentuan dengan Larutan-
larutan Serium(IV)
Larutan-larutan Ce(IV) dapat dipergunakan dalam kebanyakan titrasi dimana
permanganat dipergunakan.
KALIUM DIKROMAT
Kalium dikromat adalah sebuah agen pengoksidasi yang cukup kuat, dengan
potensial stndar dari reaksi
Cr2O72- + 14H+ + 6e 2Cr3+ + 7H2O
Sebesar +1,33V. Keuntungan-keuntungan adalah harganya tidak maha, amat
stabil dalam larutan, dan tersedia dalam bentuk yang cukup murni.
IODIN Pembuatan Larutan Iodin
Sistem redoks iodin (triiodida)-Iodida :
3

Iodometrik Langsung Standarisasi


I3- + 2e  3I-
E0 = +0,54 V
Indikator Kanji
Iodin adalah agen
pengoksidasi yang lebih Penentuan-penentuan dengan iodin
lemah daripada kalium
permanganat, serium(IV),
dan kalium dikromat. Kalium Dikromat
Standarisasi
Iodin adalah agen Kalium Iodat dan
pereduksi yang lebih kuat Iodometrik tak Langsung Kalium Bromat
daripada Fe(II).
Tembaga

Penentuan-penentuan iodometrik
ASAM PERIODAT
Sistem redoks asam paraperiodat : Senyawa asam paraperiodat H5IO6 adalah
sebuah agen pengoksidasi kuat yang sangat
H5IO6 + H+ + 2e  IO-3 + bermanfaat dalam menjalankan oksidasi-
oksidasi selektif dari organik dengan gugus-
3H2O gugus fungsional tertentu.
E0 = +1,6 sampai 1,7 V
Pembuatan larutan

Asam Periodat Standarisasi

Reaksi Malaprade
Iodometrik langsung dan tak langsung
1. Iodometrik Langsung
Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung
dengan iodin adalah tiosulfat, arsenik(III), antimon(III), sulfida, sulfit, timah(II), dan ferosianida.
Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh beberapa dari substansi ini tergantung pada konsentrasi ion
hidrogen, dan reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis kuantitatif hanya bila kita melakukan
penyesuaian pH yang repot.

2. Iodometrik Tak Langsung

Banyak agen pengoksidasi yang kuat yang dapat dianalisa dengan menambahkan kalium iodida
berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksidasi membutuhkan suatu
larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, natrium tiosulfat biasanya dipergunakan sebagai titrannya.
Titrasi dengan Arsenik(III) membutuhkan sebuah larutan yang sedikit alkalin.
Pembuatan larutan iodin
• Iodin hanya larut sedikit dalam air, namun larut cukup banyak dalam
larutan-larutan yang mengandung ion iodida. Iodin membentuk kompleks
triiodida dengan iodida,
• I2 + I-  I-3
• Kalium iodida ditambahkan untuk menambah kelarutan dan menurunkan
keatsirian iodin, 3-4% berat KI ditambah ke larutan 0,1 N dan botol
disumbat dengan baik.
Standarisasi

• Larutan iodin standar dapat dibuat dengan penimbangan langsung iodin


atau dan pengenceran dalam labu volumetrik. Kemudian dimurnikan oleh
sublimasi dan ditambah ke larutan KI yang terkonsentrasi, ditimbang
secara akurat sebelum dan sesudah penambahan iodin. Biasanya larutan
distandarisasi dengan sebuah standar primer, As2O3 yang paling sering
digunakan.
Indikator kanji

• Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat
bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan
warna ungu atau violet yang intens untuk zat- zat pelarut seperti karbon
tetraklorida dan kloroform, dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam
mendeteksi titik akhir titrasi.
1. Kalium Dikromat

• Senyawa kalium Dikromat bisa didapat dengan tingkat kemurnian yang


tinggi. Senyawa ini mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi, tidak
higroskopik, dan padat serta larutan-larutannya amat stabil. Reaksi dengan
iodida dilakukan didalam sekitar 0,2-0,4 M asam dan selesai dalam 5-10
menit :
• Cr2O72- + 6I- + 14H+  2Cr3+ + 3I2 + 7H2O
2. Kalium Iodat dan Kalium Bromat
• Kedua garam itu mengoksidasi iodida secara kuantitatif menjadi iodin dalam larutan
asam :
• IO-3 + 5I + 6H+  3I2 + 3H2O
• BrO-3 + 6I- + 6H+  3I2 + Br- + 3H2O
• Reaksi iodatnya berjalan cukup cepat, reaksi ini juga hanya membutuhkan sedikit
kelebihan ion hidrogen untuk menyelesaikan reaksi. Reaksi Bromat berjalan lebih
lambat, namun kecepatanya dapat ditingkatkan dengan menaikkan konsentrasi ion
hidrogen. Biasanya, sejumlah kecil amonium molibdat ditambahkan sebagai katalis.
3. Tembaga
• Tembaga murni dapat dipergunakan sebagai standar primer untuk natrium
tiosulfat dan disarankan untuk dipakai ketika tiosulfatnya akan
dipergunakan untuk menentukan tembaga.
Pembuatan larutan

• Ada tiga senyawa yang tersedia dipasaran untuk pembuatan larutan


periodat : H5IO6, asam paraperiodat NaIO4, natrium metaperiodat, dan
KIO4, kalium metaperiodat dari semua senyawa ini NaIO4 biasanya lebih
disukai karena kelarutannya yang relatif tinggi dan mudah dimurnikan.
Larutan-larutan sebagai konsentrat sebesar 0,06 M dapat dibuat. Larutan-
larutan asam periodat secara perlahan mengoksidasi air menjadi oksigen
dan ozon. Larutan-larutan yang mengandung sejumlah berlebih asam
sulfat adalah larutan yang paling stabil.
Standarisasi

• Larutan-larutan periodat distandarisasi dengan sebuah prosedur iodometrik :


• IO-4 + 2I- + H2O  IO-3 + I2 + 2OH-
• Kalium iodida berlebih ditambahkan kedalam suatu alikuot dari periodatnya,
dan iodn yang dibebaskan dititrasi dengan sebuah larutan standar arsenik(III) :
• I2 + AsO-2 + 2H2O  HasO2-4 + 2I- + 3H+
• Larutan tersebut disangga pada sebuah pH 8-9 dengan boraks atau natrium
bikarbonat.
Kalium Bromat dan Agen-agen pereduksi

NEXT
PENJELASAN

KALIUM TITRASI-TITRASI
BROMAT LANGSUNG

BROMINASI SENYAWA
ORGANIK

Besi (II)

Kromium (II)

Agen-agen Titanium (III)


pereduksi

Oksalat dan arsenik


PENJELASAN
• Kalium bromat (KBrO3) adalah agen pengoksidasi yang kuat,dengan
potensial standart dari reaksinya
BrO3- + 6H- + 6e -----> Br- + 3H2O
Adalah +1,44 V. Reagen dapat dipergunakan dengan dua cara,sebagai sebuah oksidan
langsung untuk agen-agen pereduksi tertentu, dan untuk membangkitkan sejumlah
bromin yang kuantitasnya diketahui.

KEMBALI
TITRASI-TITRASI LANGSUNG
Sejumlah agen pereduksi dapat dititrasi secara langsung dengan sebuah lautan kalium
bromat. Reaksinya dengan arsenic (III) :
BrO3- + 3HAsO2  Br - + 3HAsO3
Titik akhir titrasinya biasanya ditandai dengan hadirnya bromin,sesuai dengan reaksi
BrO3- + 5Br - + 6H+  3Br2+ 3H2O
Kehadiran bromin terkadang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna . Beberapa indicator yang bersifat yang berperilaku
reversible adalah α-naphthoflavone,quinolone kuning, dan p-ethoxychrysoidin.

KEMBALI
Brominasi senyawa-senyawa organik
Reaksi bromin dengan senyawa organiknya dapat berupa substitusi atau bias juga
berupa adisi. Reaksinya denga 8-hidroksuquinolin adalah sebuah reaksi substitusi

Reaksinya dengan etilen adalah sebuah reaksi adisi:

Suatu metal seperti aluminium diendapkan dengan reagen organik, dan endapannya
disaring dan dicuci dan dilarutkan di dalam asam klorida. Kemudian ditambahkan
kalium bromid dan kalium bromat. Reaksinya :

KEMBALI
Besi (II)
Larutan-larutan dari ion besi (II) dalam 0,5 sampai 1 N asam sulfat hanya
dioksidasi secaralambat oleh udara dan dapat dipergunakan sebagai larutan
standar. Normalitasnya harus diperiksa setiap hari. Larutan-larutan
permanganate,serium(IV),atau dikromat cocok untuk digunakan dalam
literasi larutan besi (II)

KEMBALI
Kromium (II)
Ion kromium (II) adalah agen pereduksi yang kuat,potensial standarnya dari
reaksi :

Larutan-larutan dioksidasi dengan cepat oleh udara , dan perhatian khusus


harus diberikan dalam penggunaan mereka. Banyak substansi telah
ditentukan oleh titrasi baik dengan kromium (II) klorida maupun dengan
kromium (II) sulfat,termasuk besi,tembaga,perak,emas,bismuth, uranium
dan tungsten.
KEMBALI
Titanium (III)
Garam-garam dari Titanium (III) juga merupakan agen pereduksi yang kuat,
potensial standar dari reaksinya adalah +0,04V.

Larutan dari garam-garam ini langsung dioksidasi oleh udara namun lebih
mudah ditangani dibandingkan larutan-larutan dari garam-garam
kromium(II). Penggunaan utamanya adalah dalam menitrasi larutan-larutan
dari besi (III).
KEMBALI
Oksalat dan Arsenik (III)
Reaksi-reaksi dari natrium oksalat dan asam arsenic (III) telah dibahas
sebelumnya. Larutan-larutan standart dari larutan asam oksalat cukup
stabil,sedangkan larutan-larutan dari sodium oksalat lebih tidak stabil,namun
larutan-larutan alkalin dioksidasi secara lambat oleh udara.

NEXT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai