Anda di halaman 1dari 57

PERBENIHAN BAWANG MERAH

Disampaikan pada acara Bimbingan Teknis Online Kegiatan


Supervisi dan Pendampingan Program Strategis Pertanian
Kementerian Pertanian
Tanggal 1 Desember 2020

Ir. Eli Korlina, MSi


POTENSI
- Bawang merah sayuran unggulan nasional yang
dibudidayakan intensif
- Kunci keberhasilan budidaya tanaman : benih bermutu,
(fisiologis, genetik, dan fisik).
MUTU
BENIH
MUTU FISIK VIOLETTA 1 AGRIHORTI

KADAR AIR
BENIH MURNI
BENIH TANAMAN LAIN / GULMA
KOTORAN BENIH

MUTU GENETIK
AMBASSADOR 3 AGRIHORTI

UMUR
HABITUS TANAMAN
POTENSI HASIL
AMBASSADOR 4 AGRIHORTI

MUTU FISIOLOGIS
VIGOR
AMBASSADOR 1 AGRIHORTI AMBASSADOR 2 AGRIHORTI VIABILITAS
KESEHATAN BENIH
- Ketersediaan umbi benih bawang merah : 15 - 16%/thn
- Provinsi penghasil utama : Jateng, Jatim, Jabar, NTB,
Sulsel, Sumbar

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
2017 2018 2019

Jateng2017
Jatim Jabar 2018
NTB Sulsel 2019
Sumbar
Jateng 51155 46316 47943
Jatim 37157 41506 42962
Jabar 16146 15404 15708
NTB 17904 19341 16688
Sulsel 12775 9297 10363
Sumbar 8964 10394 10965
Luas panen bawang merah menurut Provinsi
Lainnya
(12.57%)
Tegal (4.5%)
Kendal
(5.41%)

Demak
(10.38%) Brebes (66
%)

Kabupaten sentra produksi bawang merah di Provinsi Jawa Tengah pada


tahun 2015
- Luas areal panen Indonesia : 159,195 ha (Dirjen, 2020).
Kebut benih 1200 kg/ha

556 t
BS
1:7

3.893 t
FS 1:7

27.257.t
SS 1:7

ES 1 : 8 (10)
190.800 t
Terbatasnya
jumlah varietas
komersial hasil
pemuliaan atau
Varietas yang telah introduksi yang Sertifikasi benih dan
dilepas umumnya telah dilepas. pengawasan mutu
tidak dapat masih belum
berkembang karena memadai dari sisi
kurang memenuhi sumber daya
selera masyarakat PERMASALAHAN manusia dan
teknologi
Anwar et al (2005)
institusi
Kuantitas dan
perbenihan
sumber benih kualitas sumber
belum
(petani) 94% daya manusia di
dimanfaatkan
berasal dari produksi bidang perbenihan
secara
petani sendiri. masih terbatas
optimal.
Basuki (2010)
PERMASALAHAN
Perbenihan Bawang Merah
• Usahatani beresiko tinggi
• Umur simpan benih sangat pendek, 4-5 bulan
• Susut bobot > 30 persen
• Adanya serangan OPT di penyimpanan
• Butuh gudang cukup luas
• Gudang penyimpanan umumnya kurang memenuhi syarat
• Calon benih kadang tidak diseleksi di lapang oleh
produsen
• Calon benih umur panen disamakan dg umbi konsumsi
• Harga benih mahal, 50 % dari biaya produksi
MASALAH
Ketersediaan benih bermutu belum cukup (waktu,
jumlah, mutu)
Belum tersedia varietas unggul tahan OPT utama
Penerapan teknik budidaya yang baik dan benar belum
diterapkan optimal
Perbedaan produksi di MH dan MK
Kelembagaan petani belum mendukung usahatani
Skala usaha relatif masih kecil krn sempitnya
kepemilikan lahan
Produktivitas di beberapa sentra mengalami
penurunan
Harga cenderung fluktuasi dan dikuasai tengkulak
Serangan OPT semakin bertambah
DASAR HUKUM
• UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura
• Permentan No.38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas
Hortikultura
• Permentan No. 25/Kpts/SR.130/6/2013 tentang Pedoman Teknis
Sertifikasi Kompetensi Produsen & Pengedar Benih Hortikultura; (PASAL
18, PS 61)
• Permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura;
a. No.116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Perubahan atas
Permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura;
b. No.34/Permentan/HR.060/9/2017 tentang Perubahan atas Permentan
No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan
Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura.
DASAR HUKUM
• Kepmentan No. 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 tentang Pedoman Teknis
Sertifikasi Benih Bawang Merah;
• Kepmentan No. 10/Kpts/SR.130/D/1/2017 tentang Perubahan Kesatu
Keputusan Menteri Pertanian No.131/Kpts/SR.130/D/11/2015 tentang
Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bawang Merah;
• Kepmentan No 42/Kpts/SR.130/D/10/2019 tentang Teknis Sertifikasi
Benih Hortikultura
• Keputusan KaBadan No.142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang pedoman
umum pengelola benih sumber (UPBS) lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
• Kepmentan No 726/Kpts/KB.020/12/2015 tentang Penugasan Badan
Penelitian dan Pengembangan dalam rangka perbanyakan benih/bibit
sebar komoditas strategis yang bermutu untuk percepatan diseminasi
varietas unggul (berakhir tahun 2019)
ISTILAH
• Produksi benih adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan
benih bermutu.
• Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya
disebut benih bermutu adalah benih yang varietasnya sudah
terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem
sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu
fisik serta status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau
persyaratan teknis minimal.
• Benih Sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan
untuk perbanyakan benih bermutu.
ISTILAH
• Benih Penjenis adalah benih generasi awal yang berasal dari
benih inti hasil perakitan varietas untuk perbanyakan yang
memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal benih
penjenis.
• Benih Dasar adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis yang
memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas
Benih Dasar.
• Benih Pokok adalah keturunan dari Benih Dasar atau dari Benih
Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis
minimal kelas Benih Pokok
• Benih Sebar adalah keturunan dari Benih Pokok, Benih Dasar atau
Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal kelas Benih Sebar.
ISTILAH
• Sertifikasi benih hortikultura yang selanjutnya disebut
sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap
kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan dan/atau
pengujian, serta memenuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal.
• Sertifikasi sebagaimana dimaksud dilakukan:
a. melalui pengawasan pertanaman dan pascapanen;
b. melalui sistem manajemen mutu; atau
c. terhadap produk benih.
ISTILAH
• Sertifikasi sistem manajemen mutu adalah proses yang
menjamin bahwa sistem manajemen diterapkan untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu
(SNI 9001:2008).
• Sertifikat Produk adalah pengakuan tertulis yang diberikan
oleh lembaga sertifikasi produk kepada produsen benih untuk
melakukan penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI)
terhadap barang dan jasa.
• Sertifikasi kompetensi pelaku usaha perbenihan yang
selanjutnya disebut sertifikat kompetensi adalah proses
penerbitan sertifikat oleh Lembaga yang berwenang kepada
pelaku usaha perbenihan hortikultura yang telah memenuhi
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Jumlah Varietas Bawang Merah
Komoditas ~ 2006- 2011- 2016- Total
2005 2010 2015 sekarang
Bawang 10 2 6 7 25
merah
MAJA CIPANAS KRAMAT 1 KRAMAT 2 SEMBRANI

TSS AGRIHORTI 1 TSS AGRIHORTI 2

VIOLETTA 1 AGRIHORTI VIOLETTA 3 AGRIHORTI AMBASSADOR 1 AGRIHORTI AMBASSADOR 3 AGRIHORTI AMBASSADOR 4 AGRIHORTI
VIOLETTA 2 AGRIHORTI AMBASSADOR 2 AGRIHORTI

1. Bima Brebes 11. Super Philip 22. Ambassador 1 Agrihorti


2. Medan 12. Batu Ijo 23. Ambassador 2 Agrihorti
3. Keling 13. Trisula 24. Ambassador 3 Agrihorti
4. Maja Cipanas 14. Pancasona 25. Ambassador 4 Agrihorti
5. Kramat-1 15. Mentes
6. Kramat-2 16. Pikatan
7. Kuning 17. TSS Agrihort 1
8. Katumi 18. TSS Agrihort 2
19. Violetta 1 Agrihorti
Bawang Merah
9. Sembrani
10. Bauji 20. Violetta 2 Agrihorti
21. Violetta 3 Agrihorti
KEBUTUHAN DAN JARAK TANAM
KEBUTUHAN
NO KOMODITAS JARAK TANAM
BENIH
1 Bawang Merah (umbi-umbi) 1.2 ton 15 x 20
2 Bawang Merah (umbi-biji) 800 kg 20 x 20
3 Bawang Merah (biji-umbi) 2-3 kg 10 x 10
Persyaratan Teknis Minimal
ISOLASI WAKTU Varietas Lain/Tipe
ISOLASI JARAK (M) (HARI) Simpang (%)
NO KOMODITAS
BS BD BP BR BS BD BP BR BS BD BP BR
1 Bawang Merah 5 meter - 0.0 0.0 1.0 1.0
(umbi-umbi)
2 Bawang Merah 1000 M dari 60 0.0 0.0 1.0 1.0
(umbi-biji) pertanaman BM lain
yang berbunga
3 Bawang Merah 10 meter - 0.0 0.0 1.0 1.0
(biji-umbi)
PROSEDUR PERBENIHAN
PRODUKSI SERTIFIKASI PEREDARAN

Pemilihan Lokasi dan Pendaftaran sertifikasi


waktu tanam benih
Penyiapan Benih
Pemeriksaan
Penyiapan Lahan pendahuluan
Penanaman
Pemeriksaan lapang 1
(vegetatif)
Pemeliharaan

Panen dan prosesing Pemeriksaan lapang 2


(generatif)
Penyimpanan Benih
pemeriksaan di gudang

Pelabelan
1.Pemilihan lahan
Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman bawang merah
2. Penyiapan benih
• Pilih varietas bawang merah yang sesuai
• Siapkan benih yang telah siap tanam dari varietas yang akan
diproduksi sesuai kebutuhan benih.
• Bersihkan benih dari kulit ari yang kering dan potong ujung
umbi maksimal ¼ bagian dari umbi, bila menggunakan benih
yang berumur kurang dari 2 bulan (masa penyimpanan benih
belum mencapai 2 bulan )
• Benih yang telah dipotong diangin – anginkan diatas para –
para selama 1 – 2 hari setelah itu masukkan ke dalam waring
untuk dilakukan penanaman.
3.Penyiapan lahan
1.Lahan Kering/ Tegalan
• Bersihkan lahan dari bebatuan,
gulma, sisa tanaman sebelumnya
yang dapat menggangu
pertumbuhan tanaman dengan
menggunakan cangkul/golok/kored.
• Tanah diolah sedalam 20 -30 cm
dengan menggunakan
traktor/cangkul hingga tanah
menjadi gembur.
• Pengolahan lahan dilakukan 2-4
minggu sebelum tanam.
• Bedengan dibuat dengan ukuran
lebar 100 – 120 cm menggunakan
cangkul sedangkan panjangnya
menyesuaikan lahan, untuk
meluruskan bedengan gunakan tali
dan ajir.
• Parit di buat dengan ukuran lebar 40
– 50 cm.
• Taburkan kapur dolomit 1,5-2 ton/Ha
(untuk pH <6), pupuk kandang ayam
(10 ton/Ha) atau pupuk kandang
kuda/domba (20 ton / Ha) dan pupuk
tunggal 90 kg P2O5/Ha kemudian
diaduk dan dicampur sampai rata
• Bedengan yang telah ditabur dolomit
dan pupuk dasar, selanjutnya bagian
atasnya ditutup dengan tanah,
dihaluskan dan diratakan.
• Bedengan disiram secukupnya sebelum
pembuatan lubang tanam
• Jarak tanam sesuai rekomendasi 10 cm
x 15 cm, 15 x 15 cm, atau 15 x 20 cm
tergantung varietas yang digunakan.
2.Lahan Basah/sawah
• Bersihkan lahan dari bebatuan, gulma, sisa tanaman
sebelumnya yang dapat menggangu pertumbuhan
tanaman dengan menggunakan
cangkul/golok/kored.
• Pengolahan lahan dilakukan 2-4 minggu sebelum
tanam.
• Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100 – 120 cm
menggunakan cangkul sedangkan panjangnya
menyesuaikan lahan, untuk meluruskan bedengan
gunakan tali dan ajir.
• Parit di buat dengan ukuran lebar 75-100 cm.
• Taburkan pupuk organik (5 ton/Ha) dan pupuk
tunggal 90 kg P2O5/Ha kemudian diaduk dan
dicampur sampai rata
• Bedengan yang telah ditabur pupuk dasar,
selanjutnya bagian atasnya ditutup dengan tanah,
dihaluskan dan diratakan.
• Bedengan disiram secukupnya sebelum pembuatan
lubang tanam
• Jarak tanam 10 cm x 15 cm, 15 x 15 cm, atau 15 x
20.
4.Penanaman
• Benih dibenamkan 3/4 bagian ke dalam lubang tanam
sesuai jarak tanam.
• Padatkan sisi luar lubang tanam yang telah terisi benih
5.Pemeliharaan tanaman
• Pupuk susulan NPK 600 kg/Ha atau pupuk tunggal (125 kg N/Ha dan 125
kg K2O/Ha) diberikan pada umur 10-15 dan 30 hari setelah tanam.
• Buat larikan diantara tanaman untuk yang ditanam pada lahan
kering/tegalan. Pupuk tersebut taburkan secara merata.pada larikan yang
telah dibuat dan tutup dengan tanah.
• Untuk lahan basah/sawah pupuk diberikan secara ditabur merata pada
bedengan kemudian disiram.
• Jika tidak ada hujan penyiraman dilakukan setiap hari pada awal tanam
dan berikutnya seminggu dua kali, atau tergantung kondisi tanaman.
• Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan
menggunakan kored/cangkul
• Perbaiki bedengan dan saluran dengan menggunakan cangkul
• Lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida secara terpisah dengan
selang waktu satu hari
• Larutkan insektisida/fungisida dan perekat perata dalam ember sesuai
konsentrasi yang dianjurkan (400 L/Ha)
• Penyemprotan dilakukan pada sore hari dengan Frekuensi penyemprotan
seminggu dua kali
6.Roguing dan pemeriksaan lapang
• Roguing dan pemeriksaan lapang dilakukan tiga kali yaitu pemeriksaan lapang
pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif dan pemeriksaan menjelang panen.
• Jika ditemui tanaman yang menyimpang dan terlhat beda dengan mayoritas
tanaman, sakit, agar dicabut.

Untuk menjaga kemurnian benih


Roguing
 Mencabut tanaman yg tidak dikehendaki
 Dilakukan sebelum lahan diperiksa
 Dilakukan sedini mungkin , setiap saat (minimal 3 kali)
 Dilakukan dg mencocokkan deskripsi varietas
 Tanaman tdk sesuai deskripsi harus dicabut dan dimusnahkan
 Dibutuhkan metode representatif dlm pengambilan sampel
PENENTUAN SAAT PANEN
7.Pemanenan

• Menentukan saat panen yang tepat


• Memperoleh umbi yang sesuai tingkat
ketuaan
• Umur panen tergantung varietas, namun
dapat menggunakan dasar : untuk benih
(lebih 2 minggu dr konsumsi)
70-75 hari setelah tanam (di dataran
rendah)
80-85 hari setelah tanam (di dataran tinggi )
• Waktu panen udara cerah dan tidak basah
• 90 % daun rebah dan menguning
– Leher umbi kosong
• Sebagian umbi nampak tersembul keluar
dan berwarna merah
• Cabut umbi dengan hati – hati dari dalam tanah, kemudian taruh
dikeranjang /waring yang telah diberi label yang mencantumkan : nama
varietas, tanggal tanam, tanggal panen, dan lokasi penanaman dan angkut
ke tempat penjemuran
8.Prosesing benih
• Pengeringan dilakukan dengan menjemur bawang merah di bawah sinar
matahari.
• Lama pengeringan tergantung tempat pengeringan.
• Jika dikeringkan di daerah dataran tinggi (Lembang) membutuhkan waktu
pengeringan selama 2 minggu setelah panen atau sampai daun menjadi
kering (kadar air umbi kering antara 75-80%), sedangkan di dataran rendah
membutuhkan waktu selama 5-7 hari setelah panen.
• Selain itu pengeringan juga dilakukan di dalam ruang
pengering dengan suhu 30-34oC selama 3-5 hari atau
sampai daun menjadi kering.
• Usahakan pada saat pengeringan, umbi bawang tidak
terkena sinar matahari secara langsung, sehingga yang
kering hanya daun dan leher umbi bawang merahnya saja.
Penyimpanan & Sortasi
 Cara pengikatan dan pengeringan sama dg untuk konsumsi
 Susut bobot sekitar 25-40 % dg k.a. umbi 80-85 %
 Sortasi untuk memisahkan umbi sehat, utuh dan menarik
 Penyimpanan dilakukan pada ruang berventilasi
 Dibuat para-para bambu , jarak antar para-para 30 cm
 Setelah 3-4 minggu dilakukan sortasi
 Serangan OPT gudang diatasi dg Dithane 100 g/100 kg
umbi atau kapur dan semen putih 1 kg/100 kg umbi
SERTIFIKASI BENIH
Pengertian Sertifikasi Benih
Sertifikasi Benih adalah proses pemberian sertifikat
terhadap kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan
dan/atau pengujian, serta memenuhi standar mutu atau
persyaratan teknis minimal.

Maksud Sertifikasi Benih


Sertifikasi Benih dimaksudkan sebagai pelayanan terhadap
produsen/penangkar serta pedagang benih

Tujuan Sertifikasi Benih


Tujuan pada kegiatan sertifikasi ini antara lain adalah : untuk
memelihara kemurnian dan mutu dari varietas unggul serta
menyediakan secara kontinyu kepada petani.
Sasaran Sertifikasi Benih
1. Mempertahankan kemurnian keturunan yang dimiliki oleh suatu
varietas,
2. Membantu para produsen benih dalam memproduksi benih dengan
mutu yang baik;
3. Membantu para petani dalam mendapatkan benih serta
penyediaannya di pasaran.
Tugas dan Fungsi Sertifikasi Benih
1. Mengadakan pemeriksaan lapang;
2. Mengadakan pengawasan panen dan pengolahan benih;
3. Mengadakan pemeriksaan alat panen dan alat pengolahan benih;
4. Menetapkan lulus atau tidak lulus suatu benih dalam rangka sertifikasi;
5. Mengadakan pengawasan pemasangan label dan segel sertifikasi;
6. Mengadakan pengumpulan dan penilaian data pelaksanaan sertifikasi
untuk penyempurnaan penerapan sistem sertifikasi benih;
7. Melaksanakan pencatatan dan penyimpanan data yang berhubungan
dengan kegiatan sertifikasi.
ALUR SERTIFIKASI
Pemohon Sertifikat Kompetensi

• 7 hari sebelum • Satu permohonan


Permohonan tanam berlaku untuk satu
• Label/ sertifikat BS unit sertifikasi
• Bukti penguasaan
BPSB lahan

a. dokumen permohonan
Pemeriksaan - dokumen yang memenuhi syarat diberi nomor
- dokumen tidak memenuhi syarat dikembalikan

Dokumen tidak Dokumen memenuhi


memenuhi Syarat
b. Pemeriksaan Pendahuluan
- Dokumen
- Kesesuaian antara benih dengan label/ surat
Pemeriksaan keterangan BS
pendahuluan - Isolasi
- Rotasi

c. Pemeriksaan Pertanaman
- Fase tertentu
Pemeriksaan - Setelah roguing
pertanaman - Pemeriksaan karakteristik tanaman : 100
tanaman/titik sample
- Target OPT : antraknose, virus dan bercak daun
Tidak Memenuhi Memenuhi PTM
d. Pemeriksaan benih di gudang
- Pengambilan contoh benih
Benih di gudang - Uji daya kecambah
- Uji kemurnian
- Uji kadar air

Tidak Memenuhi Memenuhi

Sertifikat
PERSYARATAN SERTIFIKASI BENIH
Penyelenggara
1. Instansi atau unit kerja pemerintah yang menyelenggarakan
tugas pokok dan fungsi bidang pengawasan dan sertifikasi
benih.
2. Produsen benih yang memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu (SMM) di bidang perbenihan hortikultura.

Pemohon
1. Produsen benih yang memiliki sertifikat kompetensi dan
belum memiliki sertifikat SMM
2. Instansi pemrintah yang memiliki tupoksi perbanyakan
benih dan belum memiliki sertifikat SMM
Benih Sumber (Bawang Merah)

1. Varietas telah terdaftar untuk peredaran


2. Berupa umbi untuk menghasilkan benih berupa biji dan
umbi.
3. Berupa biji,untuk menghasilkan benih berupa umbi
4. Berupa umbi untuk menghasilkan benih berupa umbi
5. Diproduksi melalui sistem sertifikasi benih.
6. Memenuhi Persyaratan Teknis Minimal (PTM) dan sesuai
dengan kelas benih yang dimaksud.
7. Kelas benih sumber umbi harus lebih tinggi dari pada
kelas benih umbi dan/biji yang akan diproduksi,
sedangkan kelas benih sumber bentuk biji dapat lebih
tinggi atau sama dengan kelas benih yang akan
diproduksi.
Unit Sertifikasi (Bawang Merah)

1. Unit sertifikasi adalah lahan perbanyakan benih yang


harus dinyatakan dengan jelas batas-batasnya.
2. Satu unit sertifikasi dapat terdiri dari beberapa petak
dengan jarak antar petak paling banyak 50 meter, tidak
dipisahkan oleh varietas lain dari komoditas yang sama
dan perbedaan waktu tanam paling lama 7 hari.
3. Untuk perbanyakan umbi paling banyak 1 ha.
4. Satu unit sertifikasi terdiri satu varietas, satu kelas benih
dan satu kali penangkaran pada satu lokasi;
Kemasan
1. Kemasan dapat berupa kantong dan ikatan dalam satuan volume
tertentu
2. Bahan kemasan harus terbuat dari bahan yang kuat dan dapat
melindungi mutu benih
3. Informasi pada kemasan meliputi : nama dan alamat produsen,
nomor tanda daftar, jenis dan nama varietas, tanggal kadaluarsa,
nomor sertifikat LSSM, volume benih, wilayah adaptasi, perlakuan
pestisida
Pelimpahan sertifikasi benih
1. Sertifikasi yang belum diselesaikan oleh suatu instansi yang
menyelenggarakan tufoksi di bidang pengawasan dan sertifikat benih
dapat dilimpahkan penyelesaiannya ke propinsi lain
2. Pelimpahan pada butir 1 harus disertai dengan salinan atau fotocopy
dokumen tahapan sertifikasi berakhir dan berita acara pelimpahan
3. Pelimpahan tidak dapat dilakukan antar produsen yang telah memiliki
sertifikat SMM
Pengalihan Kepemilikan Benih

1. Kelompok benih yang telah lulus sertifikasi dapat dialihkan


tanggung jawabnya kepada produsen lain/pengedar benih yang
telah memiliki izin produksi/tanda daftar produsen atau pengedar
benih yang telah terdaftar yang telah memiliki sertifikat kompetensi
2. Harus disertai dengan berita acara yang ditandatangi oleh kedua
belah pihak dan diketahui oleh Kepala Instansi.
3. Label harus dilegalisasi oleh Instansi yang melaksanakan sertifikasi.
4. Legalitas dengan mencantumkan nomor seri label dan/atau
stempel.
5. Jumlah nomor seri label harus sesuai dengan jumlah wadah atau
jumlah benih yang dimohonkan
6. Pemasangan label yang sertifikasinya dilaksanakan oleh Instansi
dilakukan oleh Pemohon sertifikasi dan disupervisi oleh PBT.
Sertifikasi benih unggulan daerah
1. Jenis tanaman yang diperbanyak secara vegetatif, tanaman tahunan
yang diperbanyak secara generatif dan merupakan unggulan daerah
yang berkembang di masyarakat, perbanyakan benihnya dapat
disertifikasi dengan syarat :
a. Varietas masih dalam proses pendaftaran dan dalam jangka waktu
satu tahun varietas harus sudah memiliki tanda daftar varietas.
b. Apabila dalam jangka waktu tersebut pada butir 1 tanda daftar
varietas tidak dapat diterbitkan maka sertifikasi benih harus
dihentikan.
c. Pohon induk/ rumpun induk terbatas dan telah dideterminasi.
d. Pemberian label hanya berlaku satu tahun sejak penerbitan
pertama.
e. Warna label biru.
f. Memenuhi PTM benih sebar dari komoditas yang dimaksud.
g. Jumlah benih terbatas untuk pengembangan di kab/kota setempat
dikecualikan bagi benih dalam pelaksanaan program pemerintah
2. Proses sertifikasi benih yang diperbanyak secara generatif dapat
dilakukan bagi varietas yang sedang menunggu terbitnya tanda
daftar. Pelabelan dilakukan setelah tanda daftar diterbitkan.

Kewajiban produsen

1. Mentaati peraturan perundang-undangan di bidang perbenihan


hortikultura
2. Bertanggung jawab atas mutu benih yang diproduksi
3. Melaporkan kegiatan produksinya secara periodic kepada kepala
dinas kabupaten/kota yang membidangi perbenihan dengan
tembusan kepada instansi
4. Mendokumentasi data produksi
Pemeriksaan Lapangan Bawang Merah
No Jenis Tahap Keterangan
perbanyakan pemeriksaan
1 Umbi ke biji Pertama Umur 20-25 HST, varietas lain, tipe
simpang, kesehatan tanaman

Kedua Pada umur 35-45 HST, varietas lain, tipe


simpang, kesehatan tanaman
Ketiga Menjelang panen biji, 85-95 HST
Jumlah varietas lain dan tipe simpang,
Jumlah rumpun yang tidak berbunga,
Kesehatan tanaman

Umbi yang dihasilkan dari pertanaman


tersebut di atas, dapat dipergunakan
sebagai benih dengan kelas benih
dibawah benih sumber dan memenuhi
PTM
Pemeriksaan Lapangan Bawang Merah
No Jenis Tahap pemeriksaan Keterangan
perbanyakan
2 Biji ke umbi Pertama Umur 20-25 HST, varietas lain,
(pindah tipe simpang, kesehatan
tanam) tanaman
Kedua Pada umur 35-45 HST, varietas
lain, tipe simpang, kesehatan
tanaman
Biji ke umbi Pertama Umur 35-45 HST, varietas lain,
(tabur benih tipe simpang, kesehatan
langsung) tanaman

Kedua Pada umur 65-75 HST, varietas


lain, tipe simpang, kesehatan
tanaman
Pemeriksaan Lapangan Bawang Merah

No Jenis Tahap pemeriksaan Keterangan


perbanyakan
3 Umbi ke umbi Pertama Umur 20-25 HST, varietas lain,
tipe simpang, kesehatan
tanaman
Kedua Pada umur 35-45 HST, varietas
lain, tipe simpang, kesehatan
tanaman
PTM Bawang Merah
Biji
PTM Bawang Merah Umbi
Pemeriksaan umbi di gudang

1. Untuk mengetahui mutu fisik dan kesehatan benih


2. Kelompok dinyatakan lulus apabila memenuhi PTM
3. Jika tidak lulus maka dapat dilakukan pemeriksaan ulang setelah
melakukan sortasi
4. Permohonan diajukan paling lama 7 hari sebelum pemeriksaan
5. Waktu pemeriksaan dilakukan setelah sortasi dan 2 bulan setelah
panen
6. Faktor yang diamati yaitu tipe simpang dan kesehatan benih di gudang
Bawang Merah

1. Pemeriksaan dilakukan setelah sortasi dan pembuatan kelompok benih


2. Waktu pemeriksaan  Umbi yang berasal dari benih sumber bentuk
umbi, pemeriksaan dapat dilakukan 1-2 bulan setelah panen sampai
dengan sebelum munculnya tunas, sesuai dengan varietas dan
agroklimat.
3. Faktor yang diamati adalah varietas lain dan serangan penyakit.
Sertifikat

1. Penerbitan : sertifikat diterbitkan oleh kepala instansi yang


menyelenggarakan pengawasan, jika kelompok benih tidak memenuhi
PTM sesuai kelas benih yang diajukan tetapi memenuhi kelas benih
dibawahnya maka akan diberikan sertifikat sesuai dengan PTM yang
dicapai
2. Pembatalan : tidak sesuai dengan kondisi awal dan berpindah tempat
tanpa sepengetahuan instansi yang menyelenggarakan pengawasan
Pelabelan

1. Benih yang diedarkan wajib diberi label


2. Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih
bermutu).
3. Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek
atau luntur.
4. Label ditulis dalam bahasa Indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta
tidak mudah rusak.
5. Label untuk benih umbi meliputi : nama dan alamat produsen, jenis
tanaman, varietas, kelas benih, volume kemasan, tanggal panen,
tanggal pemeriksaan umbi, logo
6. Warna label : Kuning (Benih Penjenis), Putih (Benih Dasar), Ungu (Benih
pokok) dan Biru (Benih sebar)
7. Spesifikasi label yang dicetak terpisah dengan kemasan. Bahan : kertas
atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur. Bentuk : segi
empat perbandingan lebar dengan panjang = 1 : (2 – 3)
Pelabelan

9. Legalitas Label. Benih dalam kemasan yang sertifikasinya


dilaksanakan oleh Instansi, legalitas berupa nomor seri label dan
stempel. Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan
oleh produsen yang memiliki Sertifikat Sertifikasi SMM, legalitas
berupa nomor seri label.
10.Pemasangan label dilakukan oleh pemohon sertifikasi
11.Jumlah nomor seri label harus sesuai dengan jumlah wadah atau
jumlah benih yang dimohonkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai