KADAR AIR
BENIH MURNI
BENIH TANAMAN LAIN / GULMA
KOTORAN BENIH
MUTU GENETIK
AMBASSADOR 3 AGRIHORTI
UMUR
HABITUS TANAMAN
POTENSI HASIL
AMBASSADOR 4 AGRIHORTI
MUTU FISIOLOGIS
VIGOR
AMBASSADOR 1 AGRIHORTI AMBASSADOR 2 AGRIHORTI VIABILITAS
KESEHATAN BENIH
- Ketersediaan umbi benih bawang merah : 15 - 16%/thn
- Provinsi penghasil utama : Jateng, Jatim, Jabar, NTB,
Sulsel, Sumbar
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2017 2018 2019
Jateng2017
Jatim Jabar 2018
NTB Sulsel 2019
Sumbar
Jateng 51155 46316 47943
Jatim 37157 41506 42962
Jabar 16146 15404 15708
NTB 17904 19341 16688
Sulsel 12775 9297 10363
Sumbar 8964 10394 10965
Luas panen bawang merah menurut Provinsi
Lainnya
(12.57%)
Tegal (4.5%)
Kendal
(5.41%)
Demak
(10.38%) Brebes (66
%)
556 t
BS
1:7
3.893 t
FS 1:7
27.257.t
SS 1:7
ES 1 : 8 (10)
190.800 t
Terbatasnya
jumlah varietas
komersial hasil
pemuliaan atau
Varietas yang telah introduksi yang Sertifikasi benih dan
dilepas umumnya telah dilepas. pengawasan mutu
tidak dapat masih belum
berkembang karena memadai dari sisi
kurang memenuhi sumber daya
selera masyarakat PERMASALAHAN manusia dan
teknologi
Anwar et al (2005)
institusi
Kuantitas dan
perbenihan
sumber benih kualitas sumber
belum
(petani) 94% daya manusia di
dimanfaatkan
berasal dari produksi bidang perbenihan
secara
petani sendiri. masih terbatas
optimal.
Basuki (2010)
PERMASALAHAN
Perbenihan Bawang Merah
• Usahatani beresiko tinggi
• Umur simpan benih sangat pendek, 4-5 bulan
• Susut bobot > 30 persen
• Adanya serangan OPT di penyimpanan
• Butuh gudang cukup luas
• Gudang penyimpanan umumnya kurang memenuhi syarat
• Calon benih kadang tidak diseleksi di lapang oleh
produsen
• Calon benih umur panen disamakan dg umbi konsumsi
• Harga benih mahal, 50 % dari biaya produksi
MASALAH
Ketersediaan benih bermutu belum cukup (waktu,
jumlah, mutu)
Belum tersedia varietas unggul tahan OPT utama
Penerapan teknik budidaya yang baik dan benar belum
diterapkan optimal
Perbedaan produksi di MH dan MK
Kelembagaan petani belum mendukung usahatani
Skala usaha relatif masih kecil krn sempitnya
kepemilikan lahan
Produktivitas di beberapa sentra mengalami
penurunan
Harga cenderung fluktuasi dan dikuasai tengkulak
Serangan OPT semakin bertambah
DASAR HUKUM
• UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura
• Permentan No.38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas
Hortikultura
• Permentan No. 25/Kpts/SR.130/6/2013 tentang Pedoman Teknis
Sertifikasi Kompetensi Produsen & Pengedar Benih Hortikultura; (PASAL
18, PS 61)
• Permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura;
a. No.116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Perubahan atas
Permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura;
b. No.34/Permentan/HR.060/9/2017 tentang Perubahan atas Permentan
No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan
Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura.
DASAR HUKUM
• Kepmentan No. 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 tentang Pedoman Teknis
Sertifikasi Benih Bawang Merah;
• Kepmentan No. 10/Kpts/SR.130/D/1/2017 tentang Perubahan Kesatu
Keputusan Menteri Pertanian No.131/Kpts/SR.130/D/11/2015 tentang
Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bawang Merah;
• Kepmentan No 42/Kpts/SR.130/D/10/2019 tentang Teknis Sertifikasi
Benih Hortikultura
• Keputusan KaBadan No.142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang pedoman
umum pengelola benih sumber (UPBS) lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
• Kepmentan No 726/Kpts/KB.020/12/2015 tentang Penugasan Badan
Penelitian dan Pengembangan dalam rangka perbanyakan benih/bibit
sebar komoditas strategis yang bermutu untuk percepatan diseminasi
varietas unggul (berakhir tahun 2019)
ISTILAH
• Produksi benih adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan
benih bermutu.
• Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya
disebut benih bermutu adalah benih yang varietasnya sudah
terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem
sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu
fisik serta status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau
persyaratan teknis minimal.
• Benih Sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan
untuk perbanyakan benih bermutu.
ISTILAH
• Benih Penjenis adalah benih generasi awal yang berasal dari
benih inti hasil perakitan varietas untuk perbanyakan yang
memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal benih
penjenis.
• Benih Dasar adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis yang
memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas
Benih Dasar.
• Benih Pokok adalah keturunan dari Benih Dasar atau dari Benih
Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis
minimal kelas Benih Pokok
• Benih Sebar adalah keturunan dari Benih Pokok, Benih Dasar atau
Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal kelas Benih Sebar.
ISTILAH
• Sertifikasi benih hortikultura yang selanjutnya disebut
sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap
kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan dan/atau
pengujian, serta memenuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal.
• Sertifikasi sebagaimana dimaksud dilakukan:
a. melalui pengawasan pertanaman dan pascapanen;
b. melalui sistem manajemen mutu; atau
c. terhadap produk benih.
ISTILAH
• Sertifikasi sistem manajemen mutu adalah proses yang
menjamin bahwa sistem manajemen diterapkan untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu
(SNI 9001:2008).
• Sertifikat Produk adalah pengakuan tertulis yang diberikan
oleh lembaga sertifikasi produk kepada produsen benih untuk
melakukan penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI)
terhadap barang dan jasa.
• Sertifikasi kompetensi pelaku usaha perbenihan yang
selanjutnya disebut sertifikat kompetensi adalah proses
penerbitan sertifikat oleh Lembaga yang berwenang kepada
pelaku usaha perbenihan hortikultura yang telah memenuhi
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Jumlah Varietas Bawang Merah
Komoditas ~ 2006- 2011- 2016- Total
2005 2010 2015 sekarang
Bawang 10 2 6 7 25
merah
MAJA CIPANAS KRAMAT 1 KRAMAT 2 SEMBRANI
VIOLETTA 1 AGRIHORTI VIOLETTA 3 AGRIHORTI AMBASSADOR 1 AGRIHORTI AMBASSADOR 3 AGRIHORTI AMBASSADOR 4 AGRIHORTI
VIOLETTA 2 AGRIHORTI AMBASSADOR 2 AGRIHORTI
Pelabelan
1.Pemilihan lahan
Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman bawang merah
2. Penyiapan benih
• Pilih varietas bawang merah yang sesuai
• Siapkan benih yang telah siap tanam dari varietas yang akan
diproduksi sesuai kebutuhan benih.
• Bersihkan benih dari kulit ari yang kering dan potong ujung
umbi maksimal ¼ bagian dari umbi, bila menggunakan benih
yang berumur kurang dari 2 bulan (masa penyimpanan benih
belum mencapai 2 bulan )
• Benih yang telah dipotong diangin – anginkan diatas para –
para selama 1 – 2 hari setelah itu masukkan ke dalam waring
untuk dilakukan penanaman.
3.Penyiapan lahan
1.Lahan Kering/ Tegalan
• Bersihkan lahan dari bebatuan,
gulma, sisa tanaman sebelumnya
yang dapat menggangu
pertumbuhan tanaman dengan
menggunakan cangkul/golok/kored.
• Tanah diolah sedalam 20 -30 cm
dengan menggunakan
traktor/cangkul hingga tanah
menjadi gembur.
• Pengolahan lahan dilakukan 2-4
minggu sebelum tanam.
• Bedengan dibuat dengan ukuran
lebar 100 – 120 cm menggunakan
cangkul sedangkan panjangnya
menyesuaikan lahan, untuk
meluruskan bedengan gunakan tali
dan ajir.
• Parit di buat dengan ukuran lebar 40
– 50 cm.
• Taburkan kapur dolomit 1,5-2 ton/Ha
(untuk pH <6), pupuk kandang ayam
(10 ton/Ha) atau pupuk kandang
kuda/domba (20 ton / Ha) dan pupuk
tunggal 90 kg P2O5/Ha kemudian
diaduk dan dicampur sampai rata
• Bedengan yang telah ditabur dolomit
dan pupuk dasar, selanjutnya bagian
atasnya ditutup dengan tanah,
dihaluskan dan diratakan.
• Bedengan disiram secukupnya sebelum
pembuatan lubang tanam
• Jarak tanam sesuai rekomendasi 10 cm
x 15 cm, 15 x 15 cm, atau 15 x 20 cm
tergantung varietas yang digunakan.
2.Lahan Basah/sawah
• Bersihkan lahan dari bebatuan, gulma, sisa tanaman
sebelumnya yang dapat menggangu pertumbuhan
tanaman dengan menggunakan
cangkul/golok/kored.
• Pengolahan lahan dilakukan 2-4 minggu sebelum
tanam.
• Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100 – 120 cm
menggunakan cangkul sedangkan panjangnya
menyesuaikan lahan, untuk meluruskan bedengan
gunakan tali dan ajir.
• Parit di buat dengan ukuran lebar 75-100 cm.
• Taburkan pupuk organik (5 ton/Ha) dan pupuk
tunggal 90 kg P2O5/Ha kemudian diaduk dan
dicampur sampai rata
• Bedengan yang telah ditabur pupuk dasar,
selanjutnya bagian atasnya ditutup dengan tanah,
dihaluskan dan diratakan.
• Bedengan disiram secukupnya sebelum pembuatan
lubang tanam
• Jarak tanam 10 cm x 15 cm, 15 x 15 cm, atau 15 x
20.
4.Penanaman
• Benih dibenamkan 3/4 bagian ke dalam lubang tanam
sesuai jarak tanam.
• Padatkan sisi luar lubang tanam yang telah terisi benih
5.Pemeliharaan tanaman
• Pupuk susulan NPK 600 kg/Ha atau pupuk tunggal (125 kg N/Ha dan 125
kg K2O/Ha) diberikan pada umur 10-15 dan 30 hari setelah tanam.
• Buat larikan diantara tanaman untuk yang ditanam pada lahan
kering/tegalan. Pupuk tersebut taburkan secara merata.pada larikan yang
telah dibuat dan tutup dengan tanah.
• Untuk lahan basah/sawah pupuk diberikan secara ditabur merata pada
bedengan kemudian disiram.
• Jika tidak ada hujan penyiraman dilakukan setiap hari pada awal tanam
dan berikutnya seminggu dua kali, atau tergantung kondisi tanaman.
• Lakukan penyiangan gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan
menggunakan kored/cangkul
• Perbaiki bedengan dan saluran dengan menggunakan cangkul
• Lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida secara terpisah dengan
selang waktu satu hari
• Larutkan insektisida/fungisida dan perekat perata dalam ember sesuai
konsentrasi yang dianjurkan (400 L/Ha)
• Penyemprotan dilakukan pada sore hari dengan Frekuensi penyemprotan
seminggu dua kali
6.Roguing dan pemeriksaan lapang
• Roguing dan pemeriksaan lapang dilakukan tiga kali yaitu pemeriksaan lapang
pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif dan pemeriksaan menjelang panen.
• Jika ditemui tanaman yang menyimpang dan terlhat beda dengan mayoritas
tanaman, sakit, agar dicabut.
a. dokumen permohonan
Pemeriksaan - dokumen yang memenuhi syarat diberi nomor
- dokumen tidak memenuhi syarat dikembalikan
c. Pemeriksaan Pertanaman
- Fase tertentu
Pemeriksaan - Setelah roguing
pertanaman - Pemeriksaan karakteristik tanaman : 100
tanaman/titik sample
- Target OPT : antraknose, virus dan bercak daun
Tidak Memenuhi Memenuhi PTM
d. Pemeriksaan benih di gudang
- Pengambilan contoh benih
Benih di gudang - Uji daya kecambah
- Uji kemurnian
- Uji kadar air
Sertifikat
PERSYARATAN SERTIFIKASI BENIH
Penyelenggara
1. Instansi atau unit kerja pemerintah yang menyelenggarakan
tugas pokok dan fungsi bidang pengawasan dan sertifikasi
benih.
2. Produsen benih yang memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu (SMM) di bidang perbenihan hortikultura.
Pemohon
1. Produsen benih yang memiliki sertifikat kompetensi dan
belum memiliki sertifikat SMM
2. Instansi pemrintah yang memiliki tupoksi perbanyakan
benih dan belum memiliki sertifikat SMM
Benih Sumber (Bawang Merah)
Kewajiban produsen