PENGIKAT DALAM
PEMBUATAN BETON
Material Pembentuk Beton
Oksida Kadar ( % )
1. CaO ( kapur ) 60 - 65
2. SiO2 ( Silika ) 17 - 25
3. Al2O3 ( Alumina ) 3- 8
4. Fe2O3 ( Oksida Besi ) 0,5 - 6,0
5. MgO ( Magnesia ) 0,1 - 4,0
6. Alkalis ( Na2O + K2O ) 0,5 - 1,0
7. SO3 ( sulfur trioksida ) 1- 3
Sumber : Concrete Technology, M L Gambhir, 1986
Proses Manufaktur / Pembuatan Semen Portland
• Proses produksi semen portland diawali dengan menggiling/
menghaluskan kapur atau batu kapur, aluminium dan silika dari serpih
atau tanah liat.
• Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan perbandingan
tertentu.
• Campuran tersebut kemudian dibakar sampai dengan temperatur 1400
°C dalam suatu kiln (rotary kiln) sampai menyatu membentuk ukuran-
ukuran kecil yang disebut klinker (clinker).
• Selanjutnya klinker didinginkan, kemudian ditambahkan gypsum
(CaSO4) dengan dosis tertentu (biasanya 3%).
• Kedua material tersebut kemudian dicampur dan dihaluskan menjadi
semen portland.
Pengepakan
Gipsum : CaSO4 ( Packaging )
Proses Basah dan Proses Kering
3CaO.SiO2
CaO + SiO2 + Al2O3 2CaO.SiO2
Pembakaran
+ Fe2O3 + MgO +
K2O + Na2O + SO3
+ s/d
Suhu 1400 0 C
terbentuk
(Reaksi Kimia)
3CaO.Al2O3
4CaO.Al2O3.Fe2O3
C 3S + H 2O C – S – H* + Ca (OH)2
C 2S + H 2O C – S – H* + Ca (OH)2
C3A.3CS*H32
Catt : 1. H* = H2O
2. S* = SO3
3. C – S – H dan lainnya dalam bentuk gel
lambat laun akan mengeras
Kecepatan Hidrasi Semen
Reaksi hidrasi semen dengan air tidak terjadi pada waktu yang singkat.
Kecepatan reaksi hidrasi tersebut dipengaruhi oleh :
- Susunan senyawa semen
- Kehalusan Butir Semen
-Jumlah Air yang dicampur
Peran Senyawa-Senyawa Semen Pada Reaksi Hidrasi
Kecepatan
Senyawa Kadar Kontribusi / Peran
Reaksi
Karena reaksi hidrasinya cepat, dan
cepat mengeras, C3S sangat dominan
C3S Terbanyak cepat terhadap kekuatan semen pada umur
(30 % - 50 %)
awal (28 hari pertama)
Bereaksi dan mengeras dengan lebih
lambat, sehingga lebih dominan pada
Berkurang Lambat
C2S (20 % - 45 %) kekuatan semen setelah berumur > 28
hari
100- C4AF
90-
C3A
% Reaksi
79- C3S
C2S
40-
0-
1 10 100
Waktu ( hari )
C3S
C2S
Kekuatan ( MPa )
30
C3A
C4AF
7 28 90 180 360
Waktu ( hari )
Beberapa sifat fisik dan mekanik semen yang perlu diketahui adalah :
- Kehalusan semen
-Waktu ikat awal semen
-Waktu ikat akhir semen
-Berat jenis semen
-Kekuatan semen
Kehalusan Semen
Kehalusan merupakan parameter / besaran yang menggambarkan ukuran
butiran semen.
Ukuran butiran semen dinyatakan dalam 2 cara yaitu :
1.Luas seluruh permukaan butiran dalam 1 kg semen. Besaran ini
disebut “permukaan spesifik“ (specific surface), dengan satuan m2/kg.
Cara mengukur permukaan spesifik adalah melalui percobaan dengan alat
Blaine atau dengan alat turbidimeter.
2.Diameter butiran, yang dapat diukur dengan analisa saringan (sieve
analysis), dengan menggunakan saringan no. 170 ASTM (ukuran 0,09 mm)
45 -
Kuat Tekan 28 Hari ( MPa )
40 -
35 -
30 -
25 -
-
-
180 216 252 280 324 360
Specific Surface ( m2 / kg ) by Blaine
•Sikat halus
•Mangkok / cawan
•Sendok
2) langkah kerja
•Timbang semen portland seberat 100 gram
•Tuangkan dalam susunan ayakan 1,2 mm dan 0,09 mm
•Goyangkan susunan ayakan tersebut dengan tangan kira-kira dengan kecepatan 125 kali setiap menit.
•Sesudah 25 kali goyangan, putar posisi ayakan 90 0, lakukan goyangan selanjutnya selama 10-20
menit.
•Ayak lagi sisa ayakan ayakan 0,09 mm, dengan sikat selama kira-kira 15 menit.
•Kumpulkan sisa ayakan di atas ayakan 0,09 mm dan timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram
•Hitunglah berapa % sisa di atas ayakan 0,09 mm tadi.
Pengujian Kehalusan Semen (lanjutan)
3) cara menghitung kehalusan butir
Sisa di atas ayakan adalah = b/(a-b)×100%
a = berat semen sebelum diayak
b = berat sisa di atas ayakan 0,09 mm
4) contoh menghitung hasil pengujian
•Pengujian 1
Contoh semen yang diayak 200 gram
Berat sisa di atas ayakan 0,09 = 9,6 gram
Maka kehalusan butir semen = 9,6/(200-9,6)×100%
= 5,04 gram
•Pengujian 2
Contoh semen yang diayak (dari kantong yang sama dengan contoh uji 1) = 200 gram
Berat sisa di atas ayakan 0,09 mm = 8,6 gram
Kehalusan butir semen = 8,6/(200-8,6)×100% = 4,49%
Selisih pengujian I dan II = 5,04%-4,49% = 0,55%
•Kehalusan ketelitian yang diijinkan antara hasil pengujian I dan II maksimum 1%. Jadi dalam pengujian
itu masih dapat diterima.
•Kadar kehalusan butir semen = (5,04%+4,49%)/2 = 4,76%
Waktu Ikat Semen (Setting Time)
Pasta semen (campuran semen dan air) akan berubah keadaannya, dari
bentuk pasta yang bersifat plastis lambat laun akan mengeras dan
makin mengeras.
Waktu yang diperlukan dari keadaan pasta menjadi keras yang pertama
dinamakan “ waktu ikat “
Waktu ikat terbagi 2 yaitu :
1.Waktu ikat awal (initial setting time), yaitu waktu dari keadaan pasta
menjadi kaku (minimum 45 menit)
2.Waktu ikat akhir (final setting time), yaitu waktu dari keadaan kaku
menjadi keras yang pertama (maksimum 375 menit)
Waktu pengikatan awal adalah waktu di mulai dari semen menyentuh air, sampai saat tercapainya angka
penetrasi pengikatan awal.
Berat Jenis Semen
Berat jenis dari bubuk Semen Portland berkisar antara 3.1 sampai dengan
3.3.
Jika menyimpang dari angka di atas, kemungkinan semen tersebut
bercampur dengan material lain, atau bahan bakunya tidak bagus.
Alat yang digunakan adalah Botol Le Chatelier
Pengujian Berat Jenis Semen
• Bahan dan alat
Semen
Minyak tanah
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Gelas ukur
Corong
Kapas/kertas saring
Mangkok/cawan
Sendok
• Langkah kerja
Saring minyak tanah dengan mengunakan kasa penyaring atau kapas
Masukkan minyak tanah tadi ke dalam gelas ukur setinggi angka 200
Timbang semen portland seberat 100 gram
Masukkan semen tadi kedalam gelas ukur berisi minyak dengan mengunakan corong
Kocok-kocok gelas ukur tersebut dengan hati-hati, sampai tidak terdapat gelumbung udara lagi dalam
minyak tanah
Bacalah tinggi permukaan minyak tanah dalam gelas ukur tadi setelah diberi semen, andaikan A
Pengujian Berat Jenis Semen (lanjutan)
• Cara enghitung berat jenis semen
Berat jenis semen = berat/volume
Berat semen 100 gram
Volume semen + minyak tanah = A cm3
Voleme minyak tanah = 200 gram
Volume semen = (A-200) cm3
Jadi berat jenis semen = 100/(A-200) gram/cm3
Jika A = 232 cm3
Maka berat jenis semen = 100/(232-200) = 3,125
Pengujian dilakukan dua kali, dengan contoh semen ke dua diambil dari kantong yang sama dengan
contoh semen pertama. Hasil dari kedua pengujian dirata-rata.
Jika berat jenis semen pengujin I = B1, dan berat jenis semen pengujian II = b2, maka berat jenis semen =
(B1+B2)/2
Kekuatan Semen (Compressive Strength)