Anda di halaman 1dari 31

SEMEN SEBAGAI BAHAN

PENGIKAT DALAM
PEMBUATAN BETON
Material Pembentuk Beton

Beton adalah material struktur yang


terbuat dari “pencampuran”:
1.Semen
2.Agregat
3.Air
4.Bahan tambahan (apabila
diperlukan)

60-75% of mix volume


SEMEN

Semen merupakan bahan yang


bertindak sebagai pengikat agregat
dalam beton  binder

Bubuk semen, jika dicampur dengan


air, akan berubah menjadi pasta.

Pasta ini akan berperan seperti lem dan


mengikat butiran-butiran agregat dalam
beton
Semen Hidrolis dan Semen Non-Hidrolis

Semen dapat dibedakan atas semen hidrolis dan semen non-hidrolis.


•Semen Hidrolis adalah semen yang mengeras apabila dicampur dengan
air. Contoh utama semen hidrolis adalah Semen Portland
•Semen non-hidrolis adalah semen yang tidak memerlukan air dalam
proses pengerasannya, contohnya semen polimer.

Bahan Dasar ( Bahan Baku ) Semen Portland

Oksida Kadar ( % )
1. CaO ( kapur ) 60 - 65
2. SiO2 ( Silika ) 17 - 25
3. Al2O3 ( Alumina ) 3- 8
4. Fe2O3 ( Oksida Besi ) 0,5 - 6,0
5. MgO ( Magnesia ) 0,1 - 4,0
6. Alkalis ( Na2O + K2O ) 0,5 - 1,0
7. SO3 ( sulfur trioksida ) 1- 3
Sumber : Concrete Technology, M L Gambhir, 1986
Proses Manufaktur / Pembuatan Semen Portland
• Proses produksi semen portland diawali dengan menggiling/
menghaluskan kapur atau batu kapur, aluminium dan silika dari serpih
atau tanah liat.
• Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan perbandingan
tertentu.
• Campuran tersebut kemudian dibakar sampai dengan temperatur 1400
°C dalam suatu kiln (rotary kiln) sampai menyatu membentuk ukuran-
ukuran kecil yang disebut klinker (clinker).
• Selanjutnya klinker didinginkan, kemudian ditambahkan gypsum
(CaSO4) dengan dosis tertentu (biasanya 3%).
• Kedua material tersebut kemudian dicampur dan dihaluskan menjadi
semen portland.

Bahan dihaluskan spt Didinginkan dan


bedak dan dicampur Dibakar s/d + gipsum (dosis Dihaluskan
sesuai perbandingan Suhu 1400 0 C Tertentu 3 %) kembali

Pengepakan
Gipsum : CaSO4 ( Packaging )
Proses Basah dan Proses Kering

Pada pembuatan semen portland dapat dibedakan atas proses basah


dan proses kering.
•Pembuatan semen portland dengan proses basah :
 Pencampuran dan penghalusan bahan baku dilakukan dalam kondisi
basah.
•Pembuatan semen portland dengan proses kering :
Pencampuran dan penghalusan bahan baku dilakukan tanpa
menambahkan air
Senyawa Kimia Yang Terkandung Dalam Semen

3CaO.SiO2
CaO + SiO2 + Al2O3 2CaO.SiO2
Pembakaran
+ Fe2O3 + MgO +
K2O + Na2O + SO3
+ s/d
Suhu 1400 0 C
terbentuk
(Reaksi Kimia)
3CaO.Al2O3
4CaO.Al2O3.Fe2O3

Kadar Dlm Semen


Nama Senyawa Kimia Rumus Kimia Notasi
(% berat)
Tricalcium Silicate 3CaO×SiO2 C3S 30 - 50
Dicalcium Silicate 2CaO×SiO2 C2S 20 - 45
Tricalcium Aluminate 3CaO×Al2O3 C3A 8 - 12
Tetracalcium
4CaO×Al2O3×Fe2O3 C4AF 6 - 10
Aluminoferrite
Reaksi Hidrasi Semen
Jika semen dicampur dengan air maka senyawa kimia dalam semen akan
mengalami serangkaian reaksi kimia yang mengakibatkan semen akan
mengeras. Reaksi ini disebut hidrasi. Reaksi hidrasi ini menentukan
bagaimana semen mengeras dan memperoleh kekuatan

C 3S + H 2O C – S – H* + Ca (OH)2

C 2S + H 2O C – S – H* + Ca (OH)2

Semen + Air C 3A + H 2O C4A H13* + C2AH8* C3AH6*

C3A.3CS*H32

C4AF + H2O C3AH6 + CFH

Catt : 1. H* = H2O
2. S* = SO3
3. C – S – H dan lainnya dalam bentuk gel
lambat laun akan mengeras
Kecepatan Hidrasi Semen

Reaksi hidrasi semen dengan air tidak terjadi pada waktu yang singkat.
Kecepatan reaksi hidrasi tersebut dipengaruhi oleh :
- Susunan senyawa semen
- Kehalusan Butir Semen
-Jumlah Air yang dicampur
Peran Senyawa-Senyawa Semen Pada Reaksi Hidrasi

Kecepatan
Senyawa Kadar Kontribusi / Peran
Reaksi
Karena reaksi hidrasinya cepat, dan
cepat mengeras, C3S sangat dominan
C3S Terbanyak cepat terhadap kekuatan semen pada umur
(30 % - 50 %)
awal (28 hari pertama)
Bereaksi dan mengeras dengan lebih
lambat, sehingga lebih dominan pada
Berkurang Lambat
C2S (20 % - 45 %) kekuatan semen setelah berumur > 28
hari

Bereaksi dan mengeras paling cepat


Sedikit serta melepaskan panas hidrasi. Untuk
C3A Sangat cepat
(8 % - 12 %) memperlambat reaksi C3A, pada semen
ditambahkan gipsum
Bereaksi dengan cepat, tetapi
kontribusinya terhadap kekuatan
Paling Sedikit sangat kecil. Diperlukan dalam proses
C4AF Sangat cepat
(6 % - 10 %) manufakturing semen untuk
memudahkan clinkering
Kecepatan Reaksi Hidrasi Senyawa - Senyawa Semen

100- C4AF
90-
C3A
% Reaksi

79- C3S
C2S

40-

0-
1 10 100
Waktu ( hari )

Gambar Kecepatan Reaksi Hidrasi Senyawa Semen


Sumber : Concrete Technology, M L Gambhir, 1986
Sifat – Sifat Mekanik Senyawa – Senyawa Semen

C3S
C2S
Kekuatan ( MPa )

30
C3A
C4AF

7 28 90 180 360
Waktu ( hari )

Gambar Kontribusi Senyawa Semen Terhadap Pembentukan


Kekuatan Semen
Sumber : Concrete Technology, M L Gambhir, 1986
Panas Hidrasi
• Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen bereaksi
dengan air, dan dinyatakan dalam kalori/gram.
• Panas hidrasi yang tinggi dapat menyebabkan retakan beton pada
saat pendinginan. Untuk itu setelah dicor beton perlu dirawat/curing.
• Untuk mass concrete (pembetonan dengan volume yang sangat besar)
perlu metode khusus untuk mencegah perbedaan panas yang terjadi,
bisa dengan additive khusus atau bisa juga dengan cooling system
Tipe Semen Dan Kegunaannya
(Berdasarkan ASTM Specification C-150)
Komposisi Kimia Masing-masing Tipe Semen
Sifat-sifat Semen

Beberapa sifat fisik dan mekanik semen yang perlu diketahui adalah :
- Kehalusan semen
-Waktu ikat awal semen
-Waktu ikat akhir semen
-Berat jenis semen
-Kekuatan semen
Kehalusan Semen
Kehalusan merupakan parameter / besaran yang menggambarkan ukuran
butiran semen.
Ukuran butiran semen dinyatakan dalam 2 cara yaitu :
1.Luas seluruh permukaan butiran dalam 1 kg semen. Besaran ini
disebut “permukaan spesifik“ (specific surface), dengan satuan m2/kg.
Cara mengukur permukaan spesifik adalah melalui percobaan dengan alat
Blaine atau dengan alat turbidimeter.
2.Diameter butiran, yang dapat diukur dengan analisa saringan (sieve
analysis), dengan menggunakan saringan no. 170 ASTM (ukuran 0,09 mm)

Persyaratan Kehalusan Semen


(Berdasarkan SNI 15-2049-2004)

Metode Pengujian Tipe Semen Portland


I II III IV V
Blaine (m2/kg), min 280 280 280 280 280
Turbidimeter (m2/kg), min 160 160 160 160 160
Sisa di atas ayakan 0,09 mm, % maks 10 10 10 10 10
Pengaruh Kehalusan Semen Terhadap Kecepatan Reaksi Hidrasi
1. Semakin kecil ukuran butiran (semakin halus), semakin besar luas
permukaan total seluruh butiran (specific surface semakin besar),
maka reaksi hidrasi semakin cepat.
2. Semakin cepat reaksi hidrasi, kekuatan semen akan makin tinggi

45 -
Kuat Tekan 28 Hari ( MPa )

40 -

35 -

30 -

25 -
-

-
180 216 252 280 324 360
Specific Surface ( m2 / kg ) by Blaine

Gambar Pengaruh Kehalusan Semen Terhadap Kuat Tekan


Pengujian Kehalusan Semen

1) Alat dan bahan


•Semen portland
•Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
•Ayakan standar dengan lubang bujur sangkar 1,2 mm dan ayakan dengan lubang bujur sangkar 0,09 m

•Sikat halus
•Mangkok / cawan
•Sendok
2) langkah kerja
•Timbang semen portland seberat 100 gram
•Tuangkan dalam susunan ayakan 1,2 mm dan 0,09 mm
•Goyangkan susunan ayakan tersebut dengan tangan kira-kira dengan kecepatan 125 kali setiap menit.
•Sesudah 25 kali goyangan, putar posisi ayakan 90 0, lakukan goyangan selanjutnya selama 10-20
menit.
•Ayak lagi sisa ayakan ayakan 0,09 mm, dengan sikat selama kira-kira 15 menit.
•Kumpulkan sisa ayakan di atas ayakan 0,09 mm dan timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram
•Hitunglah berapa % sisa di atas ayakan 0,09 mm tadi.
Pengujian Kehalusan Semen (lanjutan)
3) cara menghitung kehalusan butir
Sisa di atas ayakan adalah = b/(a-b)×100%
a = berat semen sebelum diayak
b = berat sisa di atas ayakan 0,09 mm
4) contoh menghitung hasil pengujian
•Pengujian 1
Contoh semen yang diayak 200 gram
Berat sisa di atas ayakan 0,09 = 9,6 gram
Maka kehalusan butir semen = 9,6/(200-9,6)×100%
= 5,04 gram
•Pengujian 2
Contoh semen yang diayak (dari kantong yang sama dengan contoh uji 1) = 200 gram
Berat sisa di atas ayakan 0,09 mm = 8,6 gram
Kehalusan butir semen = 8,6/(200-8,6)×100% = 4,49%
Selisih pengujian I dan II = 5,04%-4,49% = 0,55%
•Kehalusan ketelitian yang diijinkan antara hasil pengujian I dan II maksimum 1%. Jadi dalam pengujian
itu masih dapat diterima.
•Kadar kehalusan butir semen = (5,04%+4,49%)/2 = 4,76%
Waktu Ikat Semen (Setting Time)

Pasta semen (campuran semen dan air) akan berubah keadaannya, dari
bentuk pasta yang bersifat plastis lambat laun akan mengeras dan
makin mengeras.
Waktu yang diperlukan dari keadaan pasta menjadi keras yang pertama
dinamakan “ waktu ikat “
Waktu ikat terbagi 2 yaitu :
1.Waktu ikat awal (initial setting time), yaitu waktu dari keadaan pasta
menjadi kaku (minimum 45 menit)
2.Waktu ikat akhir (final setting time), yaitu waktu dari keadaan kaku
menjadi keras yang pertama (maksimum 375 menit)

Pengujian waktu ikat dilakukan dengan menggunakan alat vicat.


Waktu ikat ditujukan agar pelaksanaan pekerjaan beton (pembuatan,
pengecoran, dan finishing) dapat dilaksanakan dengan baik dan mudah
Pengujian Waktu Ikat Semen
• Bahan dan alat
Semen
Air bersih
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Alat vikat
Jarum vikat diameter 1 mm
Cincin dari ebonite
Mixer (pengaduk)
Gelas ukur
Stopwatch
Mangkok/cawan
Sendok semen
Sarung tangan dari karet
Pengujian Waktu Ikat Semen (lanjutan)
• Langkah kerja
• Pencampuran
Timbang semen seberat 400 gram
Ukur air dengan gelas ukur, sebanyak konsistensi normalnya
Letakkan pengaduk dan mangkok kering dalam posisi mengaduk pada mesin pengaduk
Masukkan semua air ke dalam mangkok
Masukkan semen ke dalam air
Catat waktu semen masuk ke dalam air tersebut
Tunggu selama 30 detik agar air campuran terserap semen
Jalan mesin pada kecepetan rendah (140 ÷5) putaran/menit selama 30 detik
Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik dan selama itu kumpulkan pasta semen yang menempel pada
dinding mangkok
Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan sedang (285 ÷10) put/mnt selama 1 menit
• Pencetakan
• Bentuklah pasta semen menjadi bola dengan kedua tangan (memakai sarung tangan karet), dan
lemparkan 6 kali dari tangan satu tangan ketangan lainnya dengan jarak sekitar 15 cm
• Tekanlah pasta dengan satu telapak tangan ke dalam lobang cincin vikat yang besar, sedang lobang
cincinyang kecil di letakkan di atas telapak tangan satunya
• Ambil kelebihan pasta pada lobang cincin yang besar dengan sekali gerakan telapak tangan
• Letakkan cincin dengan lobang yang besar ini terletak pada kaca, potonglah kelebihan pasta pada
lobang cincin yang kecil dengan sekali gerakan tepi pisau aduk pada permukaan cincin
• Selama pekerjaaan pemotongan dan penghalusan, hindarkan tekanan pada pasta semen
Pengujian Waktu Ikat Semen (lanjutan)
• Penentuan waktu pengikatan
Segera setelah selesai mencetak, letakkan benda uji ke dalam ruang lembab dan biarkan selama 30
menit
Lakukan pengujian penetrasi dengan jarum vikat diameter 1 mm selama 30 detik, pada setiap 15 menit
Jarak antara titik penetrasi tidak boleh kurang dari 6,4 mm
Jarak titik terdekat dengan dinding dalam cetakan, tidak kurang dari 9,5 mm
Waktu pengikatan awal tercapai, bila penetrasi < 25 mm
• Cara melakukan penetrasi
Tempakkan ujung jarum penetrasi tepat menyentuh permukaan atas pasta semen
Tempatkan penunjuk skala tepat pada angka 0, kencangkan sekrupnya
Buka sekrup pembuka alat vikat (peluncur) selama 30 detik
Perhatian penunjuk skala, menunjuk angka berapa
Pada pengujian penetrasi berikutnya, perhatian ujung jarum tidak boleh diletakkan tepat pada bekas
penetrasi sebelumnya, tetapi menurut cara-cara seperti tersebut pada poin c dan d di atas (pada
pencetakan)
Pengikatan awal tercapai bila jarum masuk ke dalam benda uji selama ±25 mm

Waktu pengikatan awal adalah waktu di mulai dari semen menyentuh air, sampai saat tercapainya angka
penetrasi pengikatan awal.
Berat Jenis Semen
Berat jenis dari bubuk Semen Portland berkisar antara 3.1 sampai dengan
3.3.
Jika menyimpang dari angka di atas, kemungkinan semen tersebut
bercampur dengan material lain, atau bahan bakunya tidak bagus.
Alat yang digunakan adalah Botol Le Chatelier
Pengujian Berat Jenis Semen
• Bahan dan alat
Semen
Minyak tanah
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Gelas ukur
Corong
Kapas/kertas saring
Mangkok/cawan
Sendok
• Langkah kerja
Saring minyak tanah dengan mengunakan kasa penyaring atau kapas
Masukkan minyak tanah tadi ke dalam gelas ukur setinggi angka 200
Timbang semen portland seberat 100 gram
Masukkan semen tadi kedalam gelas ukur berisi minyak dengan mengunakan corong
Kocok-kocok gelas ukur tersebut dengan hati-hati, sampai tidak terdapat gelumbung udara lagi dalam
minyak tanah
Bacalah tinggi permukaan minyak tanah dalam gelas ukur tadi setelah diberi semen, andaikan A
Pengujian Berat Jenis Semen (lanjutan)
• Cara enghitung berat jenis semen
Berat jenis semen = berat/volume
Berat semen 100 gram
Volume semen + minyak tanah = A cm3
Voleme minyak tanah = 200 gram
Volume semen = (A-200) cm3
Jadi berat jenis semen = 100/(A-200) gram/cm3
Jika A = 232 cm3
Maka berat jenis semen = 100/(232-200) = 3,125
Pengujian dilakukan dua kali, dengan contoh semen ke dua diambil dari kantong yang sama dengan
contoh semen pertama. Hasil dari kedua pengujian dirata-rata.
Jika berat jenis semen pengujin I = B1, dan berat jenis semen pengujian II = b2, maka berat jenis semen =
(B1+B2)/2
Kekuatan Semen (Compressive Strength)

Pengujian kekuatan semen yang umum dilakukan adalah pengujian kuat


tekan, yang dilakukan pada benda uji mortar berbentuk kubus dengan
ukuran 50 mm. Benda uji ditekan (biasanya dengan mesin hidrolik)
sampai runtuh. Pembebanan ini dilakukan tidak kurang dari 20 detik dan
tidak lebih dari 80 detik.

Persyaratan Kekuatan Semen


(Berdasarkan SNI 15-2049-2004)

Umur benda uji Tipe Semen Portland


I II III IV V
1 hari, kg/cm2, minimum - - 120 - -
3 hari, kg/cm2, minimum 125 100 240 - 80
7 hari, kg/cm2, minimum 200 175 - 70 150
28 hari, kg/cm2, minimum 280 - - 170 210
Penyimpanan Semen
1. Semen harus terbebas dari bahan kotoran dari luar.
2. Semen dalam kantong harus disimpan dalam gudang tertutup,
terhindar dari basah dan lembab, dan tidak tercampur dengan bahan
lain.
3. Semen dari jenis berbeda harus dikelompokan sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan tertukarnya jenis semen yang satu dengan
yang lainnya. Urutan penyimpanan harus diatur sehingga semen yang
lebih dahulu masuk gudang terpakai lebih dahulu.
4. Semen curah harus disimpan didalam silo yang terbuat dari baja atau
beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan
lainnya. Apabila semen telah disimpan terlalu lama, perlu dibuktikan
dulu bahwa semen tersebut memenuhi syarat sebelum dipakai.
5. Untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimum
timbunan zak semen adalah 2 meter atau sekitar 10 zak. Jarak bebas
antara bidang dinding dan semen sekitar 50 cm, sedangkan jarak
bebas antara lantai dan semen sekitar 30 cm.

Anda mungkin juga menyukai