Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

DIREKTORAT MUTU PELAYANAN KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi, melalui

Peningkatan kesehatan Percepatan perbaikan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


ibu, anak, keluarga gizi masyarakat pengendalian penyakit perilaku hidup sehat kesehatan dan
berencana (KB) dan melalui Gerakan pengawasan obat dan
kesehatan Masyarakat Hidup makanan
reproduksi, Sehat
• Fasilitas kesehatan tingkat
• Insidensi TB (per 100.000 • Merokok usia 10-18 pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian ibu (per 100.000 • Prevalensi stunting balita (%)
tahun (%) • RS terakreditasi (%)
KH) • Prevalensi wasting balita (%) penduduk)
• Obesitas usia >18 • Puskesmas dengan jenis
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Insidensi HIV (per 1000
tahun (%) tenaga kesehatan sesuai
• Angka kematian neonatal (per 1.000 penduduk yang tidak
• Jumlah kab/kota sehat standar (%)
KH) terinfeksi HIV)
• Puskesmas tanpa dokter (%)
• Imunisasi dasar lengkap pada anak • Eliminasi malaria (Kab/Kota)
• Puskesmas dengan
usia12-23 bulan (%)
ketersediaan obat esensial (%)

Indikator RPJMN terkait Akreditasi FKTP 2


KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2021-2024
DIPRIORITASKAN UNTUK MENDORONG 6 PILAR TRANSFORMASI KESEHATAN
VISI
SEJALAN DENGAN VISI PRESIDEN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT, PRODUKTIF, MANDIRI DAN BERKEADILAN

HASIL SISTEM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU, MEMPERKUAT SISTEM


KESEHATAN ANAK, KELUARGA BERENCANA MEMPERCEPAT PERBAIKAN GIZI MEMPERBAIKI PENGENDALIAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP KESEHATAN & PENGENDALIAN
DAN KESEHATAN REPRODUKSI OBAT DAN MAKANAN
MASYARAKAT PENYAKIT SEHAT (GERMAS)

1 TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER 2 TRANSFORMASI 3 TRANSFORMASI SISTEM


LAYANAN RUJUKAN KETAHANAN KESEHATAN
PENCEGAHAN
SEKUNDER: MENINGKATKAN MEMPERKUAT
MENINGKATKAN AKSES DAN MENINGKATKAN KETAHANAN
Skrining 14 penyakit KETAHANAN SEKTOR
KAPASITAS DAN KUALITAS LAYANAN TANGGAP
KATEGORI EDUKASI PENCEGAHAN penyebab kematian KAPABILITAS LAYANAN SEKUNDER & FARMASI & ALAT DARURAT
PRIMER tertinggi di tiap
PROGRAM PENDUDUK PRIMER
TERSIER KESEHATAN
MIS., KESIAPAN
UTAMA MIS., VAKSINASI DAN
sasaran usia, skrining MIS., KEDEKATAN FASILITAS MIS., KETERSEDIAAN, AKSES,
MIS., KAMPANYE MIS., KEDEKATAN FASILITAS TANGGAP BENCANA
IMUNISASI, stunting, & LAYANAN PRIMER DAN
LAYANAN, KAPASITAS
KUALITAS, DAN
KOTA, KESIAPAN
PROMOSI DAN BERBASIS MASYARAKAT, KETERJANGKAUAN FARMASI
PENYEDIAAN peningkatan ANC KUALITAS LAYANAN, JALUR KE TEMPAT TIDUR, KUALITAS
DAN PERALATAN MEDIS, RANTAI PASOKAN E2E,
PROGRAM MAKANAN SEHAT DI LAYANAN/AKREDITASI RENCANA SDM,
untuk kesehatan ibu LAYANAN SEKUNDER
RUMAH SAKIT
MENINGKATKAN KAPABILITAS
EDUKASI SEKOLAH R&D MENJAGA KUALITAS
& bayi LAYANAN SELAMA
KRISIS

TRANSFORMASI SDM
ENABLER 4 TRANSFORMASI SISTEM 5 6 TRANSFORMASI TEKNOLOGI
PEMBIAYAAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
MENDASAR
MEMPERCEPAT ADOPSI TEKNOLOGI DAN SOLUSI
MEMPERCEPAT KETERSEDIAAN, KUALITAS DAN KESEHATAN DIGITAL, MENINGKATKAN
MENJAMIN TRANSPARANSI DAN EFEKTIVITAS
DISTRIBUSI SDM BIDANG KESEHATAN LINTAS SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN DATA
PENDANAAN UNTUK SISTEM, DAN AKSES YANG
KESEHATAN
ADIL BAGI SETIAP SEGMEN POPULASI
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
Mutu Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib dilaksanakan secara
KESEHATAN
terus menerus dan berkesinambungan
PEMERINTAH PUSAT
Menysun kebijakan mutu pelayanan
0 kesehatan dengan
0 4 mempertimbangkan
kebijakan
2 mutu
FASILITAS PELAYANAN 0 sec ara global.
KESEHATAN
3
Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib PEMERINTAH
melakukan peningkatan mutu DAERAH
pelayanan Kesehatan secara internal
dan eksternal sec ara terus menerus mendorong dan memfasilitasi
dan berkesinambungan fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayahnya untuk melakukan
peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
TUJUAN
Peningkatan mutu pelayanan Kesehatan ditujukan untuk:
1. Memenuhi hak pasien dalam mendapatkan
pelayanan Kesehatan yang bermutu, dan
memberikan kepuasan kepada pasien;
2. Mendorong fasilitas pelayanan kesehatan mewujudkan
tata
kelola organisasi dan tata kelola klinis yang baik; dan
3. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia di
fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas pelayanan
kesehatan sebagai institusi, dan masyarakat.
STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR INPUT
LISENSI AKREDITASI

STANDAR PROSES

REGISTRASI MANAJEMEN RISIKO, AUDIT


DAN PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN INTERNAL LAIN
Continuous
Quality
Improvement

PENGUKURAN DAN PENANGANAN DAN


PELAPORAN INDIKATOR PELAPORAN IKP
MUTU STANDAR OUTPUT
STANDAR OUTCOME

PENINGKATAN STATUS
PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN &
YANG BERMUTU KEPUASAN PASIEN
6
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DALAM UU KESEHATAN
UNDANG UNDANG NO.17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN

Mendorong peningkatan
pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan
terjangkau bagi masyarakat
untuk meningkatkan kualitas
hidup
PERATURAN PERATURAN

AMANAH UU
KESEHATAN
PEMERINTAH MENTERI
Pasal 178 ayat (6) Ketentuan KESEHATAN
lebih lanjut mengenaI Pasal 176 ayat (3) Ketentuan lebih
peningkatan mutu Pelayanan lanjut mengenai standar
Kesehatan secara internal dan keselamatan Pasien diatur dengan
eksternal diatur dengan Peraturan Peraturan Menteri
Pemerintah
.
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 178 INTERNAL EKSTERNAL

Setiap fasilitas pelayanan Pengukuran dan Pelaporan


kesehatan wajib melakukan LISENSI
Indikator Mutu
peningkatan mutu pelayanan
kesehatan secara internal dan LAIN LAIN
eksternal secara terus menerus dan
berkesinambungan AUDIT
Pelaporan Insiden
REGISTRASI
Akreditasi Fasilitas Pelayanan Keselamatan Pasien PRA
Kesehatan diselenggarakan oleh
Menteri atau lembaga PPI
penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri
MANAJEMEN RESIKO AKREDITASI
Ketentuan lebih lanjut mengenai
peningkatan mutu Pelayanan
Kesehatan secara internal dan
eksternal diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU

Indikator mutu merupakan tolak ukur yang digunakan

01
Pengukuran dan pelaporan indikator

02
mutu
diselenggarakan untuk menilai keberhasilan Fasyankes untuk mencapai target mutu tertentu yang
pelayanan kesehatan secara kuantitas dan kualitas, telah ditetapkan, terdiri atas:
melalui penetapan indikator mutu tertentu untuk a. Indikator Mutu fasilitas pelayanan kesehatan,
menc apai hasil yang diharapkan b. Indikator Mutu Nasional,

03 Pengukuran Indikator Mutu dilakukan melalui


tahapan kegiatan pengumpulan, validasi, dan
analisis
ditetapkan
data berdasarkan indikator yang 04 Pelaporan indikator mutu dilakukan setelah pengukuran
indikator mutu dan harus disampaikan kepada pimpinan
fasyankes, sedangkan untuk pelaporan indikator mutu
nasional harus disampaikan kepada Menteri dengan
menggunakan sistem informasi kesehatan nasional
PERMENKES 30 TH 2022
Tujuan Pengukuran INM
Indikator Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Kepentingan
Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat
Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan, dan Unit
Menilai apakah
upaya yang telah
A transparansi
publik
dilakukan dapat
Transfusi Darah meningkatkan
keluaran B
INM
pelayanan
kesehatan Memberikan

Tolok ukur yang digunakan untuk


C umpan balik
kepada fasyankes
.
Pembelajaran
menilai tingkat keberhasilan mutu
D
menggunakan
pelayanan kesehatan di fasilitas praktik terbaik
yang diperoleh
pelayanan kesehatan melalui proses kaji
banding

10
INM TPMD, KLINIK, PUSKESMAS,
RS, LABKES, DAN UTD

• Untuk mempertahankan dan meningkatkan


mutu harus melakukan pengukuran dan PUSKESMAS • 6 INDIKATOR
evaluasi mutu pelayanan Kesehatan
RS • 13 INDIKATOR
• Pengukuran Indikator Mutu dilakukan dengan
menggunakan profil Indikator Mutu melalui KLINIK • 4 INDIKATOR
tahapan kegiatan: 
• pengumpulan data 
• validasi data 
LABKES • 7 INDIKATOR
• analisis data
• pelaporan dan komunikasi  UTD • 7 INDIKATOR

• Pengukuran Indikator Mutu tersebut TPMD/DG • 4 INDIKATOR


dilakukan melalui sistem informasi yang
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan
11
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Pelaporan insiden keselamatan pasien diselenggarakan untuk menentukan
evaluasi program dan pelayanan kesehatan selanjutnya setelah fasilitas
pelayanan kesehatan melakukan penanganan insiden, agar insiden
keselamatan pasien serupa tidak berulang kembali

1 Insiden keselamatan pasien, terdiri atas:


Selain dilaporkan kepada a. kejadian yang tidak
pimpinan fasyankes, untuk insiden menimbulkan
keselamatan pasien berupa KTD cedera;
dan sentinel harus dilaporkan secara
berjenjang kepada Menteri melalui
5 2 b. kejadian yang menimbulkan cedera,
berupa Kejadian
sistem informasi kesehatan nasional. c. Tidak Diharapkan/KTD
kejadian yang ,menimbulkan
dan/atau
kematian atau c ac at
yang
permanen, berupa sentinel

Setiap insiden keselamatan pasien


yang terjadi di fasilitas pelayanan
kesehatan harus dilaporkan kepada
4 3 Penanganan insiden dilaksanakan melalui
kegiatan verifikasi, investigasi, dan
pimpinan fasilitas analisis penyebab Insiden.
pelayanan
kesehatan.
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan :
• untuk mengetahui data IKP berdasarkan laporan dan
pembelajaran keselamatan pasien di tingkat nasional
• Insiden yang dilaporkan ke SP2KN untuk mendukung
pembelajaran dan perbaikan secara Nasional
• Hasil kajian insiden akan memberikan informasi prioritas
nasional untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Pelaporan IKP melalui
Apa yang dilaporkan ? aplikasi mutu playanan
kesehatan
Internal : semua kejadian Sentinel dan KTD, KNC, KTC, KPCS 
dianalisis dan ditindaklanjuti oleh Puskesmas
Eksternal : ke KNKP : Sentinel dan KTD
MANAJEMEN RISIKO

01
Manajemen risiko dilakukan melalui pendekatan
secara proaktif terhadap kemungkinan peristiwa
yang dapat terjadi dan berdampak negatif
pada fasilitas pelayanan kesehatan, terdiri atas
manajemen risiko klinis, dan manajemen risiko
non klinis,

M anajemen risiko dilakukan melalui


kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi,
pengendalian, pemantauan, serta pelaporan
risiko dan potensinya
02
Manajemen risiko harus diselenggarakan oleh
seluruh penanggungjawab unit pelayanan di

03
fasilitas pelayanan kesehatan untuk
menghindari atau meminimalisir risiko yang tidak
diinginkan, dan dilaporkan kepada pimpinan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
LISENSI/PERIZINAN
Lisensi merupakan perizinan yang diberikan kepada
fasilitas pelayanan kesehatan, terdiri atas lisensi untuk
operasionalisasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan lisensi
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan tertentu.

Lisensi untuk operasionalisasi fasyankes berlaku selama 5


tahun, sedangkan lisensi untuk penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tertentu berlaku sepanjang fasyankes memberikan
pelayanan kesehatan tersebut. .

Lisensi diberikan oleh Pemerintah Pusat dan/atau


Pemerintah Daerah sesuai kewenangan yang
diatur dalam peraturan bidang perizinan.
REGISTRASI
REGISTRASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Registrasi merupakan kegiatan pendaftaran yang dilakukan melalui sistem informasi kesehatan
nasional untuk mendapatkan nomor identitas fasyankes, dan dilakukan setelah fasyankes
memiliki lisensi.
AKREDITASI
Akreditasi merupakan pengakuan terhadap
peningkatan mutu pelayanan difasilitas

A pelayanan kesehatan, berdasarkan standar


akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri.
.

B Akreditasi diselenggarakan oleh Menteri


atau lembaga penyelenggara akreditasi
yang ditetapkan oleh Menteri, melalui
sistem informasi kesehatan nasional.

C
Tahapan akreditasi terdiri atas kegiatan
persiapan, penilaian, dan paska akreditasi,
yang penyelenggaraannya dapat
dilakukan sec ara online.
TARGET RPJMN 2020-2024
Target Dan Capaian
2020 2021 2022 2023 2024
Indikator Definisi Operasional Baseline Data
Capai Capai Capai Capai Capai
Target Target Target Target Target
an an an an an
Persentase % Puskesmas dan Klinik Puskesmas : 9993 65 56.4 70 56.4 80 56.4 90 100
FKTP Pratama yang terakreditasi oleh Klinik Pratama : 6543
terakreditasi lembaga penyelenggara Total : 16.536
akreditasi yang ditetepkan oleh Sumber : Pusdatin 31
Menteri Kesehatan Desember 2018
Perubahan 19.636
Puskesmas : 10.374
Klinik Pratama : 11.444
Total : 21.818
Sumber : Pusdatin,
Desember 2022

19.636 FKTP terdiri dari :


• 9.337 puskesmas
• 10.299 Klinik Pratama
AKREDITASI DALAM MASA PANDEMI

Sblm Pandemi TH 2020-2021 TH 2022-FEB 2023 TH 2022-2023


Covid th 2019

SURAT EDARAN SURAT EDARAN MENKES


PERMENKES SE Menteri
MENKES 133/2022 652 /2022
71 TAHUN 2013 Kesehatan No 455
Tahun 2020 • Segera melakukan Sertifikat akreditasi yang sudah habis
SERTIFIKAT
SURAT PENYATAAN persiapan & survei masa berlakunya diperpanjang
AKREDITASI
KOMITMEN + akreditasi pemberlakuannya sampai dengan 31
SERTIFIKAT • Akreditasi Fasilitas Desember 2023
DIPERPANJANG Pelayanan Kesehatan
masih tetap berlaku
paling lama 6 (enam)
bulan sejak SE
ditetapkan

19
TRANSFORMASI AKREDITASI
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

PENERBITAN PERMENKES NO. 34 TAHUN 2022


PENERBITAN KEPMENKES NOMOR 32 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK,
TAHUN 2023 TENTANG LEMBAGA LABOARTORIUM, UTD, TPMD & TPDG

PENERBITAN KMK No.


HK.01.07/Menkes/165/2023 TENTANG
STANDAR AKREDITASI PUSAT KESEHATAN
PENETAPAN KURIKULUM & MASYARAKAT
MODUL PELATIHAN BAGI
PELATIH CALON SURVEIOR
AKREDITASI & CALON
SURVEIOR AKREDITASI
PENETAPAN BIAYA SURVEI
AKREDITASI FKTP OLEH MENKES
MELALUI KEPUTUSAN MENTERI
NOMOR HK.01.07/MENKES/110/2023

PENYELENGGARAAN SURVEI AKREDITASI PENERBITAN JUKNIS SURVEI


MELALUI APLIKASI SINAF DAN DFO AKREDITASI MELALUI KEPDIRJEN
(SISTEM INFORMASI) NOMOR 3991 TAHUN 2022
.

20
Permenkes 34/2022 (6 BAB, 37 Pasal)
I. Ketentuan Umum 1. Definisi Operasional
2. Tujuan Akreditasi

II. Penyelenggaraan Akreditasi 1. Umum


2. Penyelenggara akreditasi (lembaga dan surveyor)
3. Kegiatan akreditasi (persiapan, survei, paska)

III. Pendanaan Sumber dana untuk survei dan binwas

IV. Pembinaan & Pengawasan 1. Pembinaan & Pengawasan terhadap kegiatan


akreditasi
2. Pembinaan & Pengawasan terhadap
penyelenggara survei

V. Ketentuan Peralihan

VI. Ketentuan Penutup


21
21
PENYELENGGARAAN
AKREDITASI
Jangka Waktu Akreditasi
Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kewajiban Faskes Terakreditasi Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG wajib
dilakukan Akreditasi kembali secara berkala
• Puskesmas, Klinik, Laboratorium setiap 5 (lima) tahun. 
Kesehatan, UTD, TPMD, dan
TPMDG wajib Akreditasi
• Akreditasi dilakukan paling lambat
setelah beroperasi 2 (dua) tahun
sejak memperoleh perizinan
berusaha untuk pertama kali. 
Standar Akreditasi
• Akreditasi dilakukan sesuai dengan Standar
Akreditasi.
• Standar Akreditasi ditetapkan oleh Menteri.

22
KOMPOSISI STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
KMK No.HK.01.07/Menkes/165/2023 TENTANG STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS

BAB JUMLAH JUMLAH JUMLAH


STANDAR KRITERIA ELEMEN
PENILAIAN
I 7 26 102
II 8 20 94
III 10 11 42
IV 5 5 34
V 5 20 56
5 35 82 328

23
STANDAR AKREDITASI KLINIK
BAB JUMLAH JUMLAH
STANDAR ELEMEN
PENILAIAN
I 4 19
II 3 18
III 15 67
22 104

I. TATA KELOLA KLINIK II. PENINGKATAN MUTU III.


(TKK) DAN KESELAMATAN PENYELENGGARAAN
PASIEN (PMKP) KESEHATAN
PERSEORANGAN (PKP)
PENYELENGGARA AKREDITASI
Masa Tugas Lembaga

Masa tugas lembaga penyelenggara


Penyelenggara Akreditasi ditetapkan oleh Menteri.

• Menteri menyelenggarakan Akreditasi dengan


melibatkan Pemerintah Daerah dan pemangku
kepentingan terkait. Kewajiban Lembaga
• Menteri menetapkan lembaga penyelenggara
Akreditasi yang telah memenuhi persyaratan. • Melaksanakan survei Akreditasi
• Lembaga penyelenggara Akreditasi bertugas • Melaporkan kepada Direktur Jenderal mengenai: 
membantu Menteri dalam melaksanakan • hasil pelaksanaan survei Akreditasi
• rekomendasi status Akreditasi; 
survei Akreditasi.
• Melaporkan kepada Menteri atas
• Dalam melaksanakan tugas bersifat mandiri penyelenggaraan Akreditasi secara berkala
• Lembaga penyelenggara Akreditasi harus • Terakreditasi oleh lembaga pengakreditasi
mampu mengakreditasi Puskesmas, Klinik, lembaga penyelenggara Akreditasi nasional
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan dan/atau internasional paling lambat 5 (lima)
TPMDG. tahun sejak ditetapkan,

25
SURVEYOR
Tim Surveior Puskesmas & Klinik terdiri atas :
1. bidang tata kelola sumber daya dan upaya
kesehatan masyarakat; dan
2. bidang tata kelola pelayanan dan
• Lembaga Penyelenggara Akreditasi penunjang.
harus memiliki surveior
Tim Surveior Labkes & UTD terdiri atas :
• Surveyor terdiri dari: 1. bidang manajemen pelayanan kesehatan;
• Surveior Puskesmas & Klinik dan
• Surveior Labkes & UTD 2. bidang teknis pelayanan Laboratorium
Kesehatan dan UTD.
• Surveior TPMD & TPMDG

Tim Surveior TPMD & TPMDG terdiri atas :


1. bidang tata kelola ; dan
2. bidang teknis pelayanan klinis

26
KEGIATAN AKREDITASI

Persiapan Pelaksanaan Pasca


Akreditasi Akreditasi Akreditasi

Dilakukan upaya pemenuhan Pelaksanaan Kegiatan Perbaikan Setelah


SPA, SDM, proses pelayanan Assesment Eksternal Dilaksanakan Survei
sesuai standar oleh Surveior Akreditasi

• Self Assesment • Pelaksanaan Survei • Membuat perencanaan


• Penyusunan program • Penetapan status perbaikan strategis
peningkatan mutu akreditasi • Melaksanakan perencanaan
• Penetapan dan pengukuran perbaikan strategis yang telah
indiikator mutu disusun
• Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien

27
MEKANISME PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI

Validator
Validator

Validasi Rutin Validasi 1. Terjadi tindakan yang


Sewaktu-waktu membahayakan di
Surveior Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan,
UTD, TPMD, dan TPMDG;
dan/atau
2. Adanya hasil penilaian
yang memiliki karakteristik
yang berbeda secara
signifikan dari hasil
penilaian yang lainnya.
Fasyankes Verifikasi E- Sertifikat Fasyankes
Registrasi Survei Rekomendasi Penetapan
Mengusulkan Hasil Terakreditasi
Fasyankes Akreditasi Status
Survei Akreditasi Survei
Akreditasi

Binwas
masa pasca survei  keluar sertifikat : 14 hari
Dasar Hukum

1 Tarif survei akreditasi tersebut belum


termasuk :
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau
pajak lainnya sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan.
2. Transportasi dan akomodasi

2 Dalam hal pembiayaan tarif survei


menggunakan dana alokasi khusus
nonfisik, pembiayaan tarif survei
akreditasi sesuai dengan petunjuk teknis
dana alokasi khusus nonfisik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

29
VALIDASI
• Ditujukan untuk menjaga
RUTIN
mutu dan menjamin
pelaksanaan akreditasi Dilakukan terhadap beberapa hasil
secara objektif dan bebas penetapan Akreditasi secara acak 
dari konflik kepentingan
• Dilaksanakan oleh Direktur
SEWATU WAKTU
Jenderal
Dilakukan jika :
• terjadi tindakan yang membahayakan 
• adanya hasil penilaian yang memiliki
karakteristik yang berbeda secara
signifikan. 

30
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Tujuan Binwas

Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan


pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan peningkatan mutu pelayanan agar
fasilitas pelayanan kesehatan dapat mempertahankan
dan/atau meningkatkan mutu pelayanannya.

Sanksi Administratif
Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
pemerintah dapat mengenakan sanksi administratif berupa:
Teguran..
Penyesuaian status akreditasi; dan/atau

Penc abutan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan.


.
Laporan
Sanksi administratif dilakukan berdasarkan laporan adanya
dugaan pelanggaran pelayanan yang membahayakan
keselamatan pasien yang berasal dari:
Hasil monitoring dan evaluasi pada saat
pengawasan.. Pengaduan; dan/atau

Pemberitaan media elektronik/media cetak.


BIMBINGAN DAN PENGAWASAN
PASAL 30

MENTERI DAN GUBERNUR


• Menteri, Gubernur, dan • Supervisi
Bupati/Walikota melakukan • Pemberian konsultasi dan bimbingan teknis
pembinaan dan pengawasan • Fasilitasi pendidikan dan pelatihan
terhadap kegiatan Akreditasi • Pemantauan; dan/atau
berdasarkan kewenangan masing- • evaluasi.
masing
• Menteri, Gubernur, dan
Bupati/Walikota dalam melakukan BUPATI/WALIKOTA
pembinaan dan pengawasan • Fasilitasi pemahaman Standar Akreditasi
kegiatan Akreditasi dapat • Pembinaan penyusunan PPS
melibatkan asosiasi /perhimpunan • Pembinaan dalam penyelenggaraan
fasilitas pelayanan kesehatan, peningkatan mutu
organisasi profesi, akademisi • Pembinaan dalam penetapan dan pengukuran
dan/atau masyarakat yang memiliki indikator mutu
kemampuan dan keahlian di bidang • Pembinaan dalam pelaporan insiden
pelayanan kesehatan.  keselamatan pasien.
32
Wewenang Kemenkes
A. Pengawasan TUSI Lembaga B. Mencabut dan menurunkan akreditasi
Penyelenggara Akreditasi
Pembinaan dan Pengawasan Sanksi: Kegiatan Monitoring dan Sanksi:
Evaluasi

1. Monitoring dan evaluasi Pencabutan 1. Validasi • Penyesuaian


persyaratan lembaga Penetapan a. Validasi Rutin atau
penyelenggara akreditasi Lembaga b. Validasi Sewaktu pencabutan
2. Monitoring dan evaluasi > Penyelenggara 2. Pembinaan dan > penetapan
kinerja lembaga Akreditasi Pengawasan status
Jika terdapat Jika terdapat
penyelenggara akreditasi akreditasi
temuan temuan
3. Menjaga kredibilitas
pelanggaran pelanggaran
lembaga penyelenggara • Rekomendasi
akreditasi dalam kepada
pelaksanaan akreditasi Lembaga
Penyelenggara
Akreditasi untuk
melaksanakan
survei ulang

33
PROGRESS
AKREDITASI
PUSKESMAS DAN
KLINIK

​AGUSTUS 2023
PROGRES AKREDITASI PUSKESMAS
SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2023

% PUSKESMAS YANG SUDAH SEBARAN JML PUSKESMAS YANG SUDAH


MENDAFTAR DI PROPINSI BANTEN MENDAFTAR PER KAB/KOTA DI PROPINSI BANTEN
50

45 44
43 43

40 38
36 36
35 35
35
31
32% 30

25
22
20
16 16
68% 15
11
10 9
8

0
0
Kota Cilegon Kota Serang Kota Kota Lebak Pandeglang Serang Tangerang
Tangerang Tangerang
Selatan

Daftar Belum Daftar jml pkm daftar

35
PROGRES AKREDITASI KLINIK

PROPORSI KLINIK BERDASARKAN JENIS 15.398 Klinik telah teregistrasi di


(KEMAMPUAN PELAYANAN) KLINIK
Kementerian Kesehatan
233
3 Sumber: Aplikasi Registrasi Fasyankes, per 20 Agustus
(15
%) 2023

130
65
7.690 Klinik bekerja sama dengan BPJS
(85 Kesehatan:
%)
Klinik Pratama : 7.290
Klinik Utama : 400
Sumber: Website BPJS Kesehatan, per 1 Agustus 2023

KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA

Sumber: Aplikasi Registrasi Fasyankes, per 20 Agustus


2023
USULAN SURVEI AKREDITASI KLINIK KE LPA

DISTRIBUSI JUMLAH USULAN SURVEI KE LPA


BERDASARKAN PROVINSI 507

410 410

130 138
95 105
84 88
66
25 27 27 29 30 34 37
10 12 14 18 20 21
0 1 3 3 4 4 5 6 7 7 8

2.385 usulan survei Klinik telah


diterima oleh LPA selama bulan Mei – Sumber: SINAF, per 20 Agustus 2023
20 Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai