MUFTI F. 1. SIFAT HAKIKAT NEGARA DAN KEDAULATAN NEGARA
A. SIFAT HAKIKAT NEGARA
Menrut Prof. Meriam Budiardjo, negara memiliki sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimiliki negara. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat bagi setiap warga negara tersebut yang mencakup sifat memaksa, sifat monopoli dan sifat mencakup semua. 1. SIFAT MEMAKSA Negara memiliki kekuatan untuk memakai kekuatan fisik secara legal agar peraturan perundang-undangan ditaati sehingga ketertiban dapat dicapai dan anarki dapat dicegah. Dalam masyarakat homogen dan yang memiliki konsesus nasional yang kuat, pada umumnya sifat memaksan ini tidak terlalu menonjol. Akan tetapi, dinegara-negara baru pada umumnya belum bersifat homogeny dan konsesus nasionalnya belum kuat, sifat paksaan ini cenderung tampak dengan jelas. 2. SIFAT MONOPOLI Sifat monopoli adalaj negara mempunyai hak tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Dengan sifat ini, negara dapat melakukan sesuatu yang dapat menjaga persatuan dan kesatuan negara. 3. SIFAT MENCAKUP SEMUA Sifat mencakup semua adalah semua peraturan perundang-undangan yang berlaku diperuntukkan bagi semua orang tanpa terkecuali. Sifat ini diperlukan untuk menjaga kedaulatan rakyat maupun negara. B. PENGERTIAN KEDAULATAN Kedaulatan berasal dari kata “daulat” yang berarti kekuasaan tertinggi. Jadi, kedaulatan dapat diartikan sebagai kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara. Menurut Jean Bodin, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hokum dalam suatu negara. Kedaulatan ini dianggap sebagai hadiah istimewa bagi sebuah bangsa dalam mendapatkan kedudukan sejajar dan pengakuan di mata dunia. Dalam buku karangan Jean Bodin yang berjudul Les Six Leveres de La Republique, kedaulatan dibagi dalam dua bagian: 1. Kedaulatan ke dalam, yaitu kekuasaan tertinggi dalam negara untuk melaksanakan fungsi negara dalam urusan nasional atau dalam negeri. 2. Kedaulatan ke luar, yaitu kekuasaan tertinggi bagi suatu negara untuk melaksanakan fungsi negara dalam urusan internasional atau luar negeri. J.W. Garner dalam A.C Kapur (1997) menyatakan bahwa kedaulatan dibagi dalam beberapa sifat, yaitu: 1. Eksklusivitas yang berarti tidak ada kekuasaan lain yang menyaingi. 2. Permanen yang berarti kekuasaan itu tetap ada selama negara berdiri sekalipun mengalami pergantian kekuasaan. 3. Tunggal atau tidak terbagi yang berarti kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak diserahkan atau dibagi- bagikan kepada badan-badan lain. 4. Tidak terbatas yang berarti kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain. C. MACAM-MACAM KEDAULATAN NEGARA 1. Teori Kedaulatan Tuhan Teori ini merupakan teori kedaulatan yang pertama dalam sejarah yang mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapatkan kekuasaan tertinggi dari Tuhan sebagai asal segala sesuatu (Causa Prima). Pelopor teori ini antara lain Agustinus, Thomas Aquinas, F. Hegel dan F.J. Stahl. Menurut teori ini kedaulatan negara bersifat mutlak dan suci. 2. Teori Kedaulatan Raja Teori kedaulatan Tuhan berkembang menjadi teori kedaulatan raja, karena raja dianggap bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Teori ini dikembangkan oleh Nicolo Machiavelli dan Thomas Hobbes 3. Teori Kedaulatan Negara Teori ini menyatakan bahwa sumber kedaulatan adalah negara, yang merupakan lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa. Kedaulatan timbul bersamaan tertinggi kehidupan suatu bangsa. Teori ini di kemukakan oleh Jean Bodin, F. Hegel, G. Jellinek dan Paul Laband. 4. Teori Kedaulatan Hukum Teori ini menyatakan bahwa kekuasaan pemerintah berasal dari hokum yang berlaku. Teori ini dikemukakan oleh Hugo de Groot, Hugi Krabbe, Immanuel Kant dan Leon Duguit. 5. Teori Kedaultan Rakyat (Teori Demokrasi) Teori ini menyatakan bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat sehingga pemerintah harus menjalankan kehendak rakyat. Ciri-cirinya adalah kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan konstitusi harus menjamin hak asasi manusia. Berikut beberapa pandangan pelopor teori kedaulatan rakyat. 1. J.J. Rousseau yang menyatakan bahwa kedaulatan itu perwujudan dari kehendak umum dari suatu bangsa yang merdeka. 2. John Locke yang menyatakan bahwa kekuasaan negara berasal dari rakyat, bukan dari raja. 3. Montesquieu yang menyatakan bahwa kekuasaan negara menjadi kekuasaan legislated, eksekutif dan yudikatif. D. KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Syarat berdirinya suatu negara secara konstitusional adalah adanya wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat dan pengakuan kedaulatan oleh negara lain. Pengakuan kedaulatan dari negara dibagi dalam dua bagian yaitu: 1. De facto, yaitu pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara. Sifat pengakuan ini dibagi menjadi dua, yait tetap dan sementara 2. De jure, yaitu pengakuan resmi berdasarkan hokum oleh negara lain dengan segala konsekuensinya. Bentuk pengakuan ini juga dibagi menjadi dua sifat yaitu tetap dan sementara. Dalam kenyataannya, tiap negara mempunyai pandangan yang berbeda mengenai pengakuan de facto dan de jure. Contohnya Republik Indonesia tetap memandang pengakuan kedaulatan dari negara lain hanya sebagai unsur deklaratif.