Anda di halaman 1dari 10

Berpura-pura dalam

bermain
(Pretending)
Selamat Belajar
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang
menghasilkan informasi, memberi kesenangan, maupun berhuna untuk
mengembangkan imajinasi anak (Sudono, 2000). Ketika sedang bermain, mak
pada saat itu ia sedang menjalankan sesuatu yang “kemungkinan besar” tida
dijalankannya.
Anak yang sedang bermain dan juga terkait dengan perkembangan
imajinasinya, anak akan menghadirkan situasi dan alat yang tidak seperti
seharusnya. Anak itu tidak akan memainkan penggorengan dengan yang asli.
Dengan situasi seperti ini memungkinkan anak terlihat dan tampak “seolah-
olah” melakukan hal yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam bermain akan
ada unsur pura-pura.
RASA PERCAYA DIRI DALAM BERMAIN
Menyatakan bahwa dalam bermain dengan anak maka hal
Dr. Spock (dalam cohen
itu berarti mengajak anak untuk tumbuh dan menjadi lebih
1993)
matang
Akan mempengaruhi bagaimana anak berada dalam situasi
Ketidak hadiran ayah dan
bermain anak karena anak mengalami ketiadaan orang tua
ibu
sebagian objek peniruan.
Menunjukkan Data menunjukkan bahwa 44 anak yang
mengalami ketidakdewasaan adalah anak yang merasakan
ketidakhadiran ibunya dalam waktu yang lama. Lebih lanjut
Henderson dalam buku yang sama menyatakan bahwa
Hasil penelitian Melanie Klein kehadiran orang tua saat anak bermain akan membuat
(dalam Cohem 1993) anak lebih percaya diri untuk mengeksplorasi diri dan lebih
tenang dalam bermain. Ketika seorang anak sedang
bermain yang di dalamnya terdapat unsur pura-pura, maka
dasar bermain itu membutuhkan rasa percaya diri anak
tersebut
Peran Ayah dan Ibu dalam bermain Pura-Pura
Hughes (1995 dalam Sudono 2000) menjelaskan bahwa dalam bermain terdapat beberapa
peran yang dimainkan oleh orang tua yang dijelaskan sebagai berikut.

01 02
Prtisipasi Sebagai
aktif fasilitator
Orang tua terlibat dalam bermain Saat anak bermain, orang tua hanya
bersama dengan anak-anak. Misalnya melontarkan pertanyaan agar anak
bermain minum teh, menjadi tamu toko mengembangkan imajinasinya. Misalnya
dalam permainan penjual dan pembeli. sebagai pembeli tanyakan apa yang laku,
berapa harganya, dan sebagainya. Pada
kondisi ini orang tua hanya memotivasi anak
untuk bermain tetapi tidak dilibatkan
didalamnya untuk bermain.
Dalam pelaksanaannya orang tya harus
memperhatikan beberapa hal di bawah ini
Jangan menggunakan suara tinggi dan dampingi anak dengan lemah
lembut agar anak senang bertanya dan mengoreksi sikapnya jika sikapnya
dirasa salah.
Komunikasikan dengan bahasa tubuh yang sesuai agar anak mengetahui
kata-kata yang dikeluarkan dalam bermain itu salah atau tidak. Anak
sedang belajar berbicara, sehingga dalam bermain game yang ada unsur
pura-pura, anak akan banyak mengucapkan kata-kata. Dalam hal ini,
mengoreksi kata-kata yang diucapkan anak saat bermain akan lebih efektif.
Memahami keunikan anak. Anak akan mengeksplorasi diri dengan
kelebihan dan keterbatasan yang ada. Saat bermain anak akan muncul
keunikan masing-masing anak, sehingga perlu memahami potensi yang
ada.
Permainan
“Pura-Pura”
Permainan pura-pura adalah salah satu bentuk
permainan yang mengandung unsur pura-pura.
Permainan pura-pura tidak sama dengan permainan
peran. Fungsi permainan “pura-pura” adalah untuk
mempercepat perkembangan rasa percaya diri dan
kemampuan mengatur diri sendiri, serta menghilangkan
kebosanan.
Pengelompokan permainan Pura-Pura

Menurut Hendrick (1991) setting dalam permainan pura-


pura telah dikelompokkan ke dalam kelompok
permainan tertentu, yaitu permainan rumah, permainan
pasar, permainan berkemah, permainan rumah sakit,
permainan kantor, memandikan bayi, permainan pesta
ulang tahun, dan perjalanan permainan.
Tahapan Perkembangan
Permainan Pura-Pura
Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2
Pola Pra simbolis Pola simbolis untuk diri Permainan simbolis berpola
tunggal
Tidak melakukan Dalam melakukan permainan
permainan pura-pura. Pura-pura anak sudah dapat Anak mengembangkan
Anak-anak melihat ketertarikan permainan dalam kondisi di
menunjukkan langsung anatara mainan luar aktivitasnya sendiri, yaitu
pemahaman dengan dirinya. Anak siap anak mulai memerankan
terhadap untuk bermain dan peran atau aktivitas orang
penggunaan objek menampakkan kesadaran
ataupun objek lain
dan bentuk objek bahwa permainan itu hanya
pura pura
Tahapan Perkembangan
Permainan Pura-Pura
Tahap 3 Tahap 2
Permainan Simblois Permaian Simbolis
Kombinasi Terencana

Anak dapat Anak menunjukkan pola


melakukan kombinasi perilaku secara verbal dan
tunggal yaitu non verbal , berinteraksi
memainkan satu dengan peran dan aktivitas
permianan pura-pura anak lain secara baik
yang berhubungan
dengan beberapa
aktor
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai