Anda di halaman 1dari 18

ASSALAMMUALAIKUM

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH WR.


WB.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE
A SYSTEMATIC REVIEW

OLEH :
BAYU BAGUS BAGASKARA
NIM. 2017.001.060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJEKWESI
BOJONEGORO
LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular yang berakibat fatal. Dalam
waktu yang relatif singkat penyakit DBD dapat merenggut nyawa penderitanya jika
tidak ditangani secepatnya. Kejadian Demam Berdarah Dengue juga banyak terjadi
pada masyarakat di Kecamatan Tambakrejo, dimana penyebab terjadinya Demam
Berdarah Dengue yang paling sering adalah akibat kondisi lingkungan yang kurang
terjaga kebersihannya dan akibat perilaku masyarakat yang kurang menjaga
kebersihan lingkungannya.
ANGKA KEJADIAN

Kejadian Demam Berdarah Dengue


Berdasarkan data dari Puskesmas
di Kabupaten Bojonegoro hingga Tambakrejo, diketahui bahwa jumlah
Oktober 2019, kasus demam kejadian Demam Berdarah Dengue di
Wilayah Kerja Puskesmas Tambakrejo
berdarah sudah terjadi sebanyak 404 hingga November tahun 2019, yaitu
kasus dengan jumlah korban sebanyak 160 kasus. Dimana kejadian
DBD terbanyak yaitu Desa Bakalan
meninggal sebanyak 7 kasus. sebanyak 26 kasus, Desa Napis sebanyak
20 kasus, dan Desa Malingmati sebanyak
18 kasus.
KRONOLOGI

Faktor yang mendorong adanya kejadian Demam Berdarah Dengue, salah satunya adalah
faktor lingkungan yaitu kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk Aedes aegypti
hidup. Selain itu perilaku masyarakat juga dapat berpengaruh terhadap kejadian Demam
Berdarah Dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya semakin meningkat dan
penyebarannya semakin luas. Penyakit Demam Berdarah Dengue pada umumnya
menyerang pada anak-anak umur kurang dari 15 tahun dan juga bias menyerang pada
orang dewasa.
SOLUSI

Upaya yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah


kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu dengan
memberikan informasi atau pendidikan kesehatan tentang
pencegahan DBD dan memberikan obat pembunuh jentik
nyamuk (ABATE) pada masyarakat. Pencegahan DBD yang
paling efektif dan efisien adalah kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.
K
E
R
A
N
G
K
A

K
O
N
S
E
P
DESAIN PENELITIAN

• Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu


serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam
informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan
dokumen) (syaodih, 2018: 52).
TAHAPAN SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW

•Menurut okoli (2010) dalam penelitian yang menggunakan metode SLR, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
sehingga hasil dari studi literatur tersebut dapat diakui kredibilitasnya. Berikut beberapa tahapan yang dapat dilakukan
dalam SLR:
•Tujuan studi literatur
•Pencarian data
•Screening
•Penilaian kualitas
•Ekstraksi data
•Analisa data
•Penulisan hasil studi literatur
KERANGKA KERJA
Jurnal yang telah diseleksi karena memiliki judul yang sama

Screning jurnal yang diperoleh yaitu jurnal kesehatan dengan kata kunci lingkungan, perilaku dan demam
berdarah dengue, serta rentang tahun terbit jurnal mulai dari tahun 2015-2019

Jurnal yang dapat diakses penuh pada hasil penelitiannya sebanyak 2 jurnal

Jurnal dianalisa sesuai dengan rumusan masalah

Penyajian hasil analisa


Populasi

• Populasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah jurnal yang
telah melalui masa screening dan masuk dalam kriteria inklusi yang telah
ditetapkan yakni jurnal kesehatan yang berkaitan dengan kata kunci lingkungan,
perilaku dan demam berdarah dengue, serta rentang tahun terbit jurnal mulai dari
tahun 2010-2019.
Sampel

• Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 jurnal. Dalam pengambilan sampel digunakan beberapa kriteria
sebagai berikut:
1.Kriteria inklusi
• Jurnal kesehatan yang berkaitan dengan kata kunci lingkungan, perilaku dan demam berdarah dengue
• Rentang tahun terbit jurnal mulai dari tahun 2015-2019.
2 .Kriteria eksklusi
• Jurnal penelitian kesehatan dengan topik permasalahan tidak berhubungan dengan kejadian demam
berdarah dengue
• Jurnal penelitian yang terbitnya sebelum tahun 2015.
3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2016: 38).
1. Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016: 39). Variabel independen
penelitian ini yaitu faktor lingkungan dan perilaku.

2. Variabel Dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016: 39). Variabel independen penelitian ini yaitu kejadian demam berdarah
dengue.
Tabel 4.1 Ringkasan deskriptif karakteristik penelitian

Judul penelitian dan


No. Penulis Metode penelitian Hasil Penelitian
tahun
1. Hubungan antara faktor Luluk Lidya Ayun Jenis penelitian variabel yang berhubungan secara statistik
lingkungan fisik dan yang digunakan bermakna dengan kejadian DBD adalah
perilaku dengan adalah penelitian variabel keberadaan kawat kasa (p=0,024,
kejadian demam observasional OR=4,545), keberadaan tempat perindukan
berdarah dengue (dbd) dengan (p=0,012, OR=5,127), kebiasaan menguras
di wilayah kerja pendekatan kasus TPA (p=0,002, OR=8,800), kebiasaan
Puskesmas Sekaran kontrol. menggantung pakaian di kamar (p=0,002,
Kecamatan Gunungpati OR=7,933), kebiasaan memakai lotion anti
Kota semarang tahun nyamuk (p=0,041, OR=4,200), kebiasaan
2015 menyingkirkan barang bekas (p=0,026,
OR=4,250), dan variabel yang tidak
berhubungan dengan kejadian DBD antara
lain kebiasaan menggunakan kelambu
(p=0,164) dan kebiasaan tidur siang
(p=0,291).
2. Hubungan faktor Ulis Wahyu Jenis penelitian Variabel yang terbukti berhubungan dengan
lingkungan dan perilaku Purnama Sari yang digunakan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas
dengan kejadian demam adalah penelitian Klagenserut adalah keberadaan barang bekas
berdarah dengue di observasional p=0,002 (OR=6,417; 95%CI=2,084-19,755),
Wilayah Kerja dengan pencahayaan p=0,002 (OR=6,571;
Puskesmas Klagenserut pendekatan kasus 95%CI=2,109-20,479), kebiasaan
Kabupaten Madiun kontrol. menggantung pakaian p=0,003 (OR=6,538;
Tahun 2018 95%CI=1,967-21,739), dan kebiasaan
pengggunaan obat/ anti nyamuk p=0,02
(OR=4,030; 95%CI=1,372-11,839). Variabel
yang tidak berhubungan adalah angka bebas
jentik p=0,7 (OR=6,417; 95%CI=0,240-
2,206).
Kesimpulan

• Hubungan faktor lingkungan dengan kejadian demam berdarah dengue

• Berdasarkan hasil penelitian luluk lidya ayun (2015) menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan yang berhubungan
secara statistik bermakna dengan kejadian DBD adalah keberadaan kawat kasa (p=0,024, OR=4,545), dan keberadaan
tempat perindukan (p=0,012, OR=5,127).

• Berdasarkan hasil penelitian ulis wahyu purnama sari (2018) menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan yang
terbukti berhubungan dengan kejadian dbd adalah keberadaan barang bekas (p=0,002, or=6,417), dan pencahayaan
(p=0,002, or=6,571). Faktor lingkungan yang tidak berhubungan dengan kejadian DBD adalah angka bebas jentik (p=0,7,
OR=6,417).
• Hubungan perilaku dengan kejadian demam berdarah dengue
• Berdasarkan hasil penelitian luluk lidya ayun (2015) menunjukkan bahwa variabel perilaku yang berhubungan secara statistik
bermakna dengan kejadian DBD adalah kebiasaan menguras TPA (p=0,002, OR=8,800), kebiasaan menggantung pakaian di
kamar (p=0,002, OR=7,933), kebiasaan memakai lotion anti nyamuk (p=0,041, OR=4,200), kebiasaan menyingkirkan barang
bekas (p=0,026, OR=4,250), dan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian DBD adalah kebiasaan menggunakan
kelambu (p=0,164) dan kebiasaan tidur siang (p=0,291).
• Berdasarkan hasil penelitian ulis wahyu purnama sari (2018) menunjukkan bahwa variabel perilaku yang terbukti berhubungan
dengan kejadian dbd adalah kebiasaan menggantung pakaian (p=0,003, or=6,538), dan kebiasaan pengggunaan obat/anti nyamuk
(p=0,02, or=4,030).

• 3 dari hasil perbandingan 2 jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa ffaktor perilaku dan lingkungan fisik
terhadap kejadian demam berdarah
Saran
• Bagi institusi pelayanan kesehatan dan pemerintah

• Penyuluhan atau upaya promotif dari instansi sudah dilaksanakan, akan tetapi agar lebih ditingkatkan lagi dan diperjelas
dalam metode penyampaian serta meninjau kembali upaya penanggulangan dan pemberantasan DBD pada peningkatan
peran masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan.
• Bagi masyarakat

• Melakukan tindakan pencegahan terhadap DBD, baik pencegahan fisik seperti: memasang kawat kasa, mencegah
keberadaan tempat perindukan nyamuk, dll, maupun melakukan kebiasaan untuk mencegah agar tidak terkena DBD, yaitu
bagi masyarakat yang memiliki TPA hendaknya melakukan kebiasaan menguras TPA minimal seminggu sekali
• Bagi peneliti selanjutnya

• Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan faktor- faktor
yang berhubungan dengan kejadian DBD.
TERIMA KASIH
WASSALAMMUALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai