Abstrak
Latar belakang : Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di
seluruh dunia termasuk Indonesia yang jumlah penderitanya semakin meningkat dan penyebarannya
semakin luas. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kecamatan Puuwatu
merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Kendari yang termasuk dalam kategori endemis DBD
dan merupakan kecamatan dengan kasus tertinggi di Kota Kendari pada tahun 2020 dengan jumlah 70
kasus.
Tujuan penelitian : Mengetahui hubungan antara perilaku menggantung pakaian, kebiasaan tidur pagi/sore
hari, dan frekuensi pengurasan TPA dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari tahun 2020.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu observasional analitik, dengan pendekatan
Cross Sectional Study. Populasi berjumlah 7.541 orang dan sampel 136 orang dengan teknik pengambilan
sampel proportional stratified random sampling, menggunakan analisis statistik uji Chi-Square. Instrumen
yang digunakan yaitu kuesioner.
Hasil : Tidak ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dan kebiasaan tidur pagi/sore hari
dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2020, dengan masing-
masing p value p=0,855 (p>0,05), p=1,000 (p>0,05). Ada hubungan antara frekuensi pengurasan TPA
dengan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2020, p value
p=0,011 (p<0,05).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dan kebiasaan tidur pagi/sore
hari dengan kejadian DBD, sedangkan ada hubungan antara frekuensi pengurasan TPA dengan dengan
kejadian DBD.
Abstract
Background : Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in Indonesia, where the number
of sufferers is increasing and its spread is increasingly widespread. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a
contagious disease caused by the dengue virus which is transmitted to humans through the bite of the Aedes
aegypti mosquito. Puuwatu District is one of the sub-districts in Kendari City which is included in the DHF
endemic category and is the sub-district with the highest cases in Kendari City in 2020 with 70 cases.
Objective : Knowing the relationship between the behavior of hanging clothes, sleeping habits in the
morning / evening, and the frequency of landfill drainage with the incidence of dengue fever in the working
area of Public Health Center Puuwatu, Kendari City in 2020.
Methods : This study uses a quantitative method, namely analytic observational, with a cross sectional study
approach. The population amounted to 7,541 people and a sample of 136 people with a proportional stratified
random sampling technique, using the Chi-Square test. The instrument used was a questionnaire.
Results : There is no relationship between the habit of hanging clothes and sleeping habits in the morning /
evening with the incidence of dengue fever in the working area of Puskesmas Puuwatu, Kendari City in 2020,
with each p value p = 0.855 (p> 0.05), p = 1,000 (p> 0.05). There is a relationship between the frequency of
landfill drainage and the incidence of dengue fever in the Puuwatu Public Health Center, Kendari City in
2020, p value p = 0.011 (p <0.05).
1
Conclussion : There is no relationship between the habit of hanging clothes and sleeping habits in the
morning / evening with the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), while there is a relationship
between the frequency of landfill drainage and the incidence of DHF.
Keywords : DHF, Dengue Virus, Infectious Diseases
*Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas halu Oleo
2
perilaku menggantung pakaian, kebiasaan penelitian ini adalah seluruh jumlah rumah
tidur pagi/sore hari, dan frekuensi pengurasan tangga di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu,
TPA dengan kejadian DBD di wilayah kerja dengan jumlah 7.541 orang. Sampel dalam
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun penelitian ini berjumlah 136 orang dengan
2020. Selanjutnya untuk hubungan antar teknik pengambilan sampel proportional
variabel digunakan uji Chi-Square dan uji stratified random sampling. Analisis bivariat
Fisher Exact Test sebagai uji alternatif dilakukan menggunakan uji Chi-Square dan
dengan instrumen yang digunakan yaitu uji Fisher Exact Test sebagai uji alternatif
kuesioner. dengan dasar pengambilan keputusan
berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p),
Bahan dan Metode yaitu Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian penelitian ditolak, jika nilai p ≤ 0,05 maka
yang menggunakan metode kuantitatif yaitu hipotesis penelitian diterima. Instrumen yang
observasional analitik, dengan pendekatan digunakan yaitu kuesioner.
Cross Sectional Study, yaitu pengumpulan
data yang dilakukan sekaligus pada suatu
saat (point time approach). Populasi dalam
Hasil
Analis Univariat
3
Analisis Bivariat
4
Kebiasaan DBD Tidak DBD Jumlah
Tidur p
Pagi/Sore n % n % N % Value
hari
Ya 8 11,8 60 88,2 68 100
Tidak 20 29,4 48 70,6 68 100 0,011
Total 28 20,6 108 79,4 136 100
Sumber :Data Primer 2021
5
ini disebabkan oleh masyarakat jarang yang Penelitian ini sejalan dengan
memeliki kebiasaan tidur pagi/sore hari penelitian yang dilakukan oleh (Amrieds et.,
karena sebagian besar masyarakat al, 2016) dengan hasil penelitian p=0,008
Kecamatan Puuwatu bermata pencaharian (p<0,05) yang berarti ada hubungan antara
wiraswasta dimana pada pagi hari telah frekuensi pengurasan kontainer dengan
meninggalkan rumah dan akan kembali pada kejadian DBD8. Namun tidak sejalan dengan
sore hari, sehingga tidak memeliki waktu penelitian yang dilakukan oleh (Jihaan et., all
untuk tidur pagi/sore hari. Adapun yang tidur 2017) dengan hasil penelitian p=0,379
pada pagi/sore hari sebagian besar adalah (p>0,05) yang artinya tidak ada hubungan
anak bayi dan balita, namun saat tidur yang bermakna antara frekuensi TPA
menggunakan kelambu atau obat anti terhadap kejadian DBD10.
nyamuk sehingga tidak digigit oleh nyamuk.
Penelitian ini sejalan dengan Kesimpulan
penelitian yang dilakukan oleh (Sandra et., al,
2019) dengan hasil penelitian tidak terdapat 1. Tidak ada hubungan antara kebiasaan
hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan dengan
tidur pagi/sore hari dengan kasus DBD kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
(p=0,231)9. di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari tahun 2020.
Hubungan Frekuensi Pengurasan TPA 2. Tidak ada hubungan antara kebiasaan
dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue tidur pagi/sore hari dengan kejadian
(DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Kota Kendari tahun 2020 wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Hasil analisis bivariat mengenai Kendari tahun 2020.
hubungan frekuensi pengurasan TPA dengan 3. Ada hubungan antara frekuensi
kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas pengurasan TPA dengan dengan kejadian
Puuwatu Kota Kendari tahun 2020 Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun
frekuensi pengurasan TPA dengan kejadian 2020.
DBD di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari tahun 2020 yang dibuktikan Saran
dengan hasil uji statistik Chi Square yang Peneliti berharap agar masyarakat
menunjukkan bahwa p=0,001 (p<0,05). Hal lebih memperhatikan perilaku pencegahan
ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya
air di beberapa wilayah di Kecamatan kebersihan lingkungan dan pemberantasan
Puuwatu sehingga banyak masyarakat yang sarang nyamuk (PNS) untuk mencagah
sumber airnya harus dibeli untuk mengisi terjadinya penularan penyakit Demam
tempat penampungan air, yang menyebabkan Berdarah Dengue (DBD).
masyarakat tidak dapat menguras TPA Daftar Pustaka
minimal seminggu sekali karena harus
mengisi TPA sebelum airnya habis. Selain 1. WHO. (2020). Dengue and severe
ada beberapa masyarakat yang sumber Dengue. Retrieved from
airnya adalah PDAM yang hanya mengalir 2 https://www.who.int/news-room/fact-
kali dalam sebulan atau bahkan sebulan sheets/detail/Dengue-and-severe-Dengue.
sekali, sehingga masyarakat tidak dapat 2. Dinas Kesehatan Kota Kendari. (2020).
menguras TPA minimal seminggu sekali. Profil Kesehatan 2019. Kendari.
6
3. Ayun, L. L. (2015). Hubungan Antara
Faktor Lingkungan Fisik Dan Perilaku
Dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sekaran, Kecamatan
Gunungpati, Kota Semarang Tahun 2015.
Universitas Negeri Semarang.
4. Sinaga, P., & Hartono. (2019). Determinan
Kejadian Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Johor. Jurnal
Kesehatan Global, 2(3), 110.
https://doi.org/10.33085/jkg.v2i3.4411
5. Ardianti, W., Lapau, B., dan Dewi, O.
(2018). Determinan Kejadian Demam
Bredarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja
Puskesmas Harapan Raya. Photon, 9(1),
1–8.
6. Marali, R. (2018). Hubungan Tindakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS)
dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD di Wilayah Puskesmas
Sudiang. Universitas Hasanuddin.
7. Andriani, R. (2017). Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian DBD di
Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi.
Universitas Halu Oleo.
8. Amrieds, E. T., Asfian, P., dan Ainurafiq.
(2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue ( DBD ) Di Kelurahan 19
November Kecamatan Wundulako.
9. Sandra, T., Sofro, M. A., Suhartono, S.,
Martini, M., dan Hadisaputro, S. (2019).
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada
Anak Usia 6-12 Tahun. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal,
9(1), 28–35.
10. Jihaan, S., Chairani, A., dan Mashoedojo,
M. (2017). Hubungan Antara Perilaku
Keluarga Terhadap Kejadian Demam
Berdarah Dengue Di Kelurahan Pancoran
Mas. Jurnal Profesi Medika : Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan, 11(1), 41–47.
https://doi.org/10.33533/jpm.v11i1.211