Anda di halaman 1dari 6

Hasil Review Artikel Kelompok 1 2F

Nama Anggota Kelompok 1 :


1. Atisa Novramanda_G1D121008
2. Assa Maharani_G1D121026
3. Fitriani_G1D121052
4. Azzahra Syahfira_G1D121082

1. Penelitian menggunakan desain penelitian Case Report


Judul artikel Laporan Kasus COVID Peserta Vaksinasi di Kota
Semarang
Nama jurnal Jurnal Universitas Negeri Semarang
Volume dan halaman Volume 5 No.4 Hal 633 - 640
Tahun terbit 2021
Tujuan penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengidentifikasi efektifitas vaksinasi pada peserta
vaksin di Kota Semarang
Karakteristik desain Karakteristik Desain Penelitian Ini adalah Penelitian
penelitian yang merujuk pada desain penelitian Case Report
dengan pendekatan Metode Deskriptif Kuantitatif.
Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
atau analisa mengenai suatu kondisi atau keadaan yang
sedang terjadi dengan adanya pola persebaran kasus
Covid pasca vaksin pada beberapa jenis vaksin yang
digunakan di Kota Semarang
Hasil penelitian Dari Hasil Penelitian Pelaksanaan vaksinasi di Kota
Semarang hingga saat ini telah berjalan selama kurang
lebih 10 bulan terhitung semenjak bulan Januari 2021.
Berdasarkan data temuan kasus COVID telah
ditemukan sejumlah kasus yang telah melaksanakan
vaksinasi. Hal ini menjadi sangat penting untuk
ditindak lanjuti oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang
dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap
kemungkinan kemunculan kasus COVID-19
berikutnya.
Berbagai upaya harus dipersiapkan dalam rangka
menanggulangi lonjakan kasus COVID-19 agar bisa
terkendali seperti penyakit menular lainnya. Salah satu
upaya yang bisa dilakukan yakni mengidentifikasi
kasus setelah vaksinasi dan menemukan pola kasus
yang telah terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat 2 jenis
kelompok pada kasus COVID setelah vaksinasi yakni
kasus yang muncul untuk peserta dosis 1 dan peserta
dosis 2. Pada kedua kelompok tersebut juga terlihat
bahwa perbedaan signifikan jumlah kasus yang
muncul dipengaruhi jenis vaksin yang digunakan.
Vaksin CoronaVac memiliki jumlah kasus yang
signifikan paling besar dibandingkan jenis vaksin lain.
Rata-rata durasi terinfeksi dari dosis 1 pada vaksin
CoronaVac sebesar 43,7 hari dengan median 37 hari.
Sedangkan rata-rata durasi terinfeksi dari dosis 2 pada
vaksin CoronaVac sebesar 24 hari dengan median 19,5
hari.
Kesimpulan penelitian Kesimpulan dari penelitian ini bahwa telah ditemukan
beberapa pola atau trend untuk kemungkinan kasus
yang dapat muncul dari peserta vaksinasi di Kota
Semarang. Terdapat banyak variabel lain yang bisa
dianalisis pada penelitian berikutnya, seperti resiko
pekerjaan, wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, umur
hingga pelaksanaan protokol kesehatan pada masing-
masing individu.
Saran penelitian Saran pada penelitian selanjutny berharap mampu
memberikan analisis lebih dalam lagi terkait variable
atau faktor pemungkin lainnya. Sehingga hasil analisis
ini juga nantinya mampu digunakan sebagai dasar dan
rekomendasi maupun evaluasi pelaksanaan vaksinasi
di Kota Semarang. Sehingga efektifitas vaksinasi di
Kota Semarang dapat ditingkatkan dan dapat menjadi
solusi penanggulangan pandemic COVID-19.

2. Penelitian menggunakan desain penelitian Case Series


Judul artikel Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tuberkulosis
Paru Relaps pada pasien di Rumah Sakit khusus Paru
Provinsi Sumatra Selatan Tahun 2015-2016
Nama jurnal Jurnal Kesehatan Palembang
Volume dan halaman Volume 12 No 1 Hal 71-82
Tahun terbit 2017
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
factor risiko Tuberculosis Paru Relapsi Rumah Sakit
Khusus Paru Provinsi Sumatra Selatan tahun 2016
Karakteristik desain Karakteristik desain penelitian ini mengunakan
penelitian pendekatan Case Series. Penelitian ini dilaksanakan Di
instansi Rekam Medik Rumah Sakit Khusus Paru
Provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2015-2016.
Hasil penelitian Hasil penelitian dapat disimpulkan
1.tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian TB
paru Relaps(p:0,309; CI: 0,54-14,1; OR: 2,79),Sejalan
dengan penelitian oleh Aditama (2002)

2.tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan


kejadian TB paru Relaps (p:0,909;CI:0,308-
2,82;OR:0,933),Sejalan dengan penelitian oleh
Sianturi (2003).
3.ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian TB
paru Relaps(p:0,017; CI: 1,2-14,6; OR: 4,2),Sejalan
dengan penelitian oleh Aditama (2005).

4.tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan


kejadian TB paru Relaps(p:0,401; CI: 0,18-1,97;
OR: 0,6),Sejalan dengan penelitian oleh Wahyuni
(2013)

5.ada hubungan antara riwayat merokok dengan


kejadian TB paru Relaps(p:0,045;CI:1,0-
10,3;OR:3,2)Sejalan dengan penelitian oleh Triman
(2002).

6.tidak ada hubungan antara dengan kejadian TB paru


Relaps(p:0,309;CI:0,54-14,1;OR:2,79).sejalan dengan
penelitian oleh triman (2002).
Kesimpulan penelitian Kesimpulan dari pnelitian ini adalah tidak ada
hubungan antara usia dengan kejadian TB paru
Relaps(p:0,309; CI: 0,54-14,1; OR: 2,79), tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian TB
paru Relaps(p:0,909;CI:0,3082,82;OR:0,933), ada
hubungan antara pendidikan dengan kejadian TB paru
Relaps(p:0,017; CI: 1,2-14,6; OR: 4,2), tidak ada
hubungan antara pekerjaan dengan kejadian TB paru
Relaps(p:0,401; CI: 0,18-1,97; OR: 0,6), ada hubungan
antara riwayat merokok dengan kejadian TB paru
Relaps(p:0,045;CI:1,0-10,3;OR:3,2), tidak ada
hubungan antara dengan kejadian TB paru
Relaps(p:0,309;CI:0,54-14,1;OR:2,79).
Saran penelitian Setelah menganalisa secara keseluruhan, menurut saya
jurnal penelitian ini secara sistematika sudah bagus
karna penulis telah mengikuti aturan penulisan yang
benar dan teori di penelitian ini juga lengkap. Saran
saya untuk penelitian ini adalah peneliti harus
menuliskan kesimpulan dari penelitian secara jelas dan
tepat sehingga tidak terjadinnya miskomunikasi antara
pembaca dan penulis jurnal ini.

3. Penelitian menggunakan desain penelitian Studi Ekologi


Judul artikel Determinan yang Berkorelasi dengan Kejadian Malaria
di Indonesia.
Nama jurnal Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ).
Volume dan halaman - dan 13 halaman
Tahun terbit 2018
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
determinan yang berhubungan dengan kejadian
malaria.
Karakteristik desain Jenis penelitian yang digunakan adalah studi ekologi.
penelitian Studi ekologi merupakan suatu desain penelitian yang
berfokus mengamati kelompok populasi (aggregate),
bukan penelitian terhadap individu.
Hasil penelitian Hasil studi ini menunjukkan bahwa proporsi penduduk
miskin juga berkorelasi positif dengan kejadian
Malaria. Semakin banyak jumlah persentase penduduk
miskin di suatu wilayah, akan diikuti dengan
peningkatan angka kejadian Malaria. Hasil studi ini
sejalan dengan analisis data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013, dimana status ekonomi merupakan faktor
risiko yang berhubungan dengan kejadian Malaria,
status ekonomi masyarakat kuintil menengah ke bawah
lebih berisiko menderita Malaria dibandingkan kuintil
kaya.
Kesimpulan penelitian Ada korelasi positif antara proporsi penduduk
berpendidikan rendah, jumlah penduduk miskin, dan
persentase rumah tangga kumuh. Sedangkan
persentase Desa ber-sanitasi total berbasis masyarakat
(STBM), dan akses sanitasi layak menunjukkan
korelasi negatif dengan kejadian Malaria. Tidak ada
korelasi antara luas lahan kebun sawit, jumlah
perusahaan tambang, dan jumlah petani karet dengan
kejadian Malaria.
Saran penelitian Pemerintah diharapkan melakukan upaya-upaya
peningkatan ekonomi kerakyatan serta memberikan
edukasi kepada masyarakat secara intensif dan
berkesinambungan agar tingkat sosial ekonomi
masyarakat meningkat serta sanitasi dan kesehatan
lingkungan menjadi lebih baik. Petugas kesehatan
diharapkan lebih aktif dalam melakukan promosi
kesehatan terkait determinan kejadian Malaria yang
ditemukan seperti akses sanitasi layak, lingkungan
kumuh dan jumlah desa ber-STBM, dengan lebih
menekankan pada peningkatan pengetahuan secara
informal terhadap pencegahan dan penanggulangan
Malaria dikarenakan Pendidikan rendah berkorelasi
dengan angka kejadian Malaria. Masyarakat
diharapkan lebih memperhatikan lingkungan sekitar
yang dapat menjadi potensi penularan penyakit
Malaria agar menekan angka kejadian Malaria di
wilayahnya.

4. Penelitian menggunakan desain penelitian Cross Sectional


Judul artikel Hubungan antara golongan darah dan penyakit jantung
koroner
Nama jurnal Jurnal e-Biomedik (eBM)
Volume dan halaman Volume 1 no 1 Hal 656-661
Tahun terbit Maret 2013
Tujuan penelitian Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara golongan darah dan penyakit jantung
koroner
Karakteristik desain Karakteristik dari segi umur memperlihatkan, pada
penelitian kelompok umur 41-50 tahun jumlah responden yaitu
10 responden, kelompok umur 51-60 tahun yaitu 14
responden, kelompok umur 61-70 tahun yaitu 8
responden, dan kelompok umur >70 tahun sebanyak
10 responden.

Dari segi jenis kelamin memperlihatkan, jumlah


responden berjenis kelamin perempuan yaitu 15
responden sedangkan responden laki-laki berjumlah 27
responden.
Hasil penelitian Jumlah subjek pada penilitian ini adalah 42 orang,
sedangkan jumlah minimal yang dibutuhkan
berdasarkan cara pengambilan sampel adalah 20 orang.
Subjek penilitian adalah penderita penyakit jantung
kororner (PJK) yang memenuhi kriteria inklusi dari
penilitian ini.
Kesimpulan penelitian Kesimpulan nya yaitu tidak terdapat hubungan
bermakna antara golongan darah dan penyakit jantung
coroner (PJK) dengan menggunakan studi Cross
Sectional dengan uji Chi Squere karena uji ini berguna
untuk menilai/menguji hubungan atau pengaruh dua
buah variable nominal dan mengukur kuatnya
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
nominal yang lainnya. Namun masih bisa
diperhitungkan mengenai hubungan Golongan Darah
dan PJK melalui pertandingan persentase masing-
masing golongan darah penderita PJK dengan
persentase keseluruhan prbandingan golongan darah di
dunia.
Saran penelitian Studi yang digunakan dalam penilitian ini adalah studi
cross sectional atau potong lintang yang memberikan
keterbatasan dalam penilitian yaitu subjek penilitian
hanya diobservasi sekali saja sehingga hanya
memperoleh gambaran sesaat sehingga tidak dapat
menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel
independent dan dependen.
Penilitian ini menggunakan data primer dan sekunder
yaitu data yang diambil bersumber dari responden
secara langsung maupun melalui data Rekam Medis
periode November hingga Desember. Kendala dari
data primer adalah responden yang menolak untuk
diperiksa golongan darahnya atau memberikan
informasi mengenai golongan darahnya. Sedangkan
penilitian dalam menggunakan data sekunder
terkadamg kurang akurat, dan dalam pengambilan data
pada Rekam Medis tersebut terkadang memiliki data
yag kurang lengkap, sehingga data tersebut terkadang
memiliki data yang kurang lengkap, sehingga data
tersebut dianggap sebagai “missing cases” dan tidak
bisa diikutsertakan dalam penilitian.

Anda mungkin juga menyukai