Anda di halaman 1dari 22

JENIS – JENIS

PADI
z
z

Padi adalah salah satu makanan pokok paling banyak dikonsumsi di


seluruh dunia. Makanan ini dikonsumsi terutama di Asia dan Amerika
Selatan.
Padi, dengan nama ilmiah Oryza sativa L. adalah tanaman yang
dibudidaya, meski ada juga yang merupakan padi liar. Padi sendiri
diduga dimulai dari India atau Indocina, namun dibudidayakan di
Indonesia sekitar 1500 SM.
Di negara agraris seperti Cina, India, Bangladesh, dan Indonesia, padi
merupakan tanaman utama. Padi jadi penghasil sebagian besar
makanan pokok konsumsi masyarakat.
PENGELOMPOKAN
z
PADI
BERDASARKAN VARIETAS
z JENIS-JENIS PADI: VARIETAS PADI
HIBRIDA
Varietas hibrida adalah varietas padi yang hanya sekali tanam. Kelebihan padi
varietas hibrida adalah potensi hasil panen yang maksimal. Hasil panen dapat
mencapai dua kali lipat dari padi lokal. Butiran padi yang dihasilkan lebih bagus,
dengan kualitas nasi yang lebih pulen dan wangi.
Namun varietas hibrida sendiri memiliki kelemahan, yaitu kualitas hasilnya akan
berkurang jauh apabila berasal dari tanaman turunannya. Artinya, padi harus
berasal dari bibit original, karena apabila hasil panen kemudian ditanam ulang, hasil
ini akan berbeda dengan bibit aslinya. Harga benih varietas hibrida ini termasuk
yang termahal.
Jenis varietas padi hibrida antara lain Intani 1 dan 2, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera
Anak, PP1, H1, Bernas Prima, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Long Ping (pusaka 1 dan
2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, Hipa4, Hipa 5
Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7-10 11, MIKI 1-3, SL 8 SHS, SL 11 HSS dan Maro.
z
JENIS-JENIS PADI: VARIETAS PADI UNGGUL
Varietas padi unggul berada satu tingkat di bawah varietas hibrida. Varietas ini
dapat ditanam berkali-kali dengan kualitas yang sama. Artinya, hasil panen dari
varietas padi unggul masih bisa dijadikan benih.

Harga benih padi unggul pun tidak semahal benih padi hibrida. Untuk hasil
produksi pun padi unggul dapat dikatakan baik, dapat mencapai 8-10 ton per
hektar.

Beberapa contoh varietas padi unggul antara lain adalah Inpara 1-8, Inpago 1-5,
Inpari 1-21, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34 Salin Agritan, dan Inpari 35 Salin Agritan.

Varietas padi unggul pun ada juga yang dikembangkan dan dirilis oleh
pemerintah, seperti Inpari 34 dan Inpari 35. Keunggulan varietas ini adalah
ketahanannya terhadap hama wereng cokelat.
JENIS-JENIS
z
PADI: VARIETAS PADI LOKAL

Varietas padi lokal adalah varietas padi yang khusus berada di daerah tertentu.
Varietas semacam ini hanya cocok ditanam di daerah tertentu saja, karena
membutuhkan spesifikasi khusus untuk tumbuh dan memproduksi padi.

Padi lokal biasanya menghasilkan produksi sekitar 7-8 ton per hektar. Rasa beras
dari padi lokal juga kurang enak.

Jenis jenis padi lokal antara lain : Gropak (Kulon Progo), Indramayu, Dharma Ayu,
Srimulih, Andel Jaran, Merong, Gundelan, Marong, Simenep, dan Ketan Lusi.
Contoh varietas lokal antara lain Varietas Kebo, Dharma Ayu, Pemuda Idaman (Indramayu),
Gropak, Ketan tawon, Gundelan ( Malang), Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel
Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), Angkong, Bengawan,
Engseng, Melati, Markoti, Longong, Rejung Kuning, Umbul-umbul, Tunjung, Rijal, Sri
Kuning, Untup, Tumpang Karyo, Rangka Madu, Sawah Kelai, Tembaga, Tjina, dll.
Padi varietas lokal Marong
PENGELOMPOKAN
z
PADI
BERDASARKAN TIPE BERAS yang
DIHASILKAN
z
PADI KETAN

Padi ketan lebih lengket dari padi


nasi, sehingga tidak dijadikan
makanan pokok. Padi ketan
biasanya dijadikan bahan
pembuatan tape ketan, bubur ketan,
dan macam-macam makanan khas
daerah.
Varian padi ketan antara lain adalah
varian padi ketan merah, putih, dan
hitam.
z
PADI WANGI

Sesuai namanya, padi wangi


memiliki karakteristik
beraroma wangi.
Padi seperti ini contohnya
adalah padi pandanwangi.
z
PADI PERA
Padi pera adalah padi yang apabila
berasnya dimasak, akan menghasilkan
nasi bertekstur pera. Pera adalah
tekstur nasi yang sedikit keras.

Tekstur ini berasal dari kadar amilosa


yang tinggi. Semakin tinggi kadar
amilosa, semakin terasa tekstur nasi
tersebut. Kadar amilosa yang
menghasilkan tesktur pera minimal
25%.

Padi pera diproduksi dan populer di daerah Sumatera Barat dan Riau. Padi dengan
kadar amilosa tinggi tak hanya dijadikan nasi, pun juga menjadi bahan utama
pembuatan bihun dan tepung beras.

Contoh padi pera adalah Inpari 12 (amilosa 26,4%), Inpara 1 (27,9%), Inpara 3, (28,6%),
Inpara 4 (29%), Inpari 17 (amilosa 26%), dan Hipa 4 (24,7%).
z
PADI PULEN
Padi pulen adalah
padi yang apabila
berasnya dimasak,
akan menghasilkan
karakteristik nasi yang
pulen. Sebagian orang
lebih menyukai nasi
yang pulen alias
sedikit lengket.

Pulen berasal dari amilopektin yang tinggi di dalam padi dan kadar amilosa di
bawah 25%. Apabila dimasak, nasi yang dihasilkan akan berasa sedikit
lengket.
Contoh padi dengan tekstur yang pulen adalah tekstur padi Inpari 13,
Ciherang, dan IR64.
PENGELOMPOKAN
z
PADI
BERDASARKAN BUDIDAYA
z
PADI GOGO
Padi gogo adalah jenis padi yang tidak ditanam di sawah seperti pada umumnya. Jenis padi
ini ditanam di kebun atau di ladang. Kelebihan padi gogo adalah tidak memerlukan irigasi
khusus. Daerah yang sering mengembangkan padi gogo adalah daerah tadah hujan,
contohnya di Lombok.
Di Lombok sendiri ada sistem yang disebut padi gogo rancah. Ia memberikan
penggenangan di selang waktu tertentu saja, sehingga hasil padinya meningkat.
Pada lahan-lahan yang mengembangkan padi gogo, biasanya diterapkan juga sistem
bercocok tanam tumpang sari. Artinya, petani tidak hanya menanam padi, namun juga
disandingkan dengan tanaman produksi lainnya, seperti jagung atau ketela/singkong.
Tiga varietas padi gogo, terdiri dari Inpago LIP Go 1, Inpago LIPI Go 2 dan Inpago LIPI Go 4.
Ketiga varietas ini memilki keunggulan toleran terhadap kekeringan, tahan penyakit blas
disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea dan memiliki produktivitas lebih tinggi
dibandingkan padi gogo pada umumnya dengan rerata produksi 4-5 ton/ha dengan
potensi produksi mencapai 7-8 ton/ha.
Komoditas : Padi Gogo
Rendemen beras giling :
Salah satu contoh Tahun : 2015 ± 67,9 %

Padi Gogo Anakan produktif : 11 batang / Rendemen beras pecah kulit : ± 75,8 %
rumpun SK Menteri Pertanian:
z
No. 715/Kpts/TP.030/12/15

Inpago 11
Asal : UPLRI/IRAT 13
Tektur Nasi : Sedang
Bentuk gabah : Bulat besar
Tinggi tanaman : ± 124 cm
Bentuk tanaman : Tegak Umur Tanaman :
± 111 hari setelah semai
Berat 1000 butir :± 25,0 gram
Warna batang : Hijau
Golongan : Cere/Indica
Warna beras pecah kulit : Putih bening
Jumlah gabah permalai :± 208 butir Warna daun : Hijau

Kadar amilosa : ± 21,3 % Warna gabah : Kuning kotor


Warna kaki : Hijau
Kerebahan : Tahan
Warna lidah daun :
Kerontokan : Sedang Tidak berwarna

Nomer seleksi : B12151D-MR-11 Warna telinga daun :


Tidak berwarna
Permukaan daun : Kasar
Ststus : komersial
Posisi daun : Tegak miring

Posisi daun bendera : Tegak miring

Potensi Hasil : 6,0 ton/ha

Rata-rata hasil : ± 4,1 ton/ha


z
PADI RAWA
Inbrida Padi Rawa atau varietas tanaman padi yang khusus ditanam untuk di daerah rawa.
varietas Inpara ini ditanam didaerah yang sering tergenangi air atau sering terendam air
karena varietas Inpara ini merupakan varietas padi yang Tahan terhadap genangan air.
Varietas padi Inpara sangat direkomendasi untuk lahan gambut, lahan bersifat asam sulfat
dan lahan yang sering terkena banjir ringan ataupun banjir sedang, karena varietas Inpara ini
mempunyai daya tahan mampu hidup bertahan walau dalam keadaan terendam dalam air.
Umur dari varietas padi Inpara rata-rata lebih lama jika dibandingkan dengan jenis padi dari
varietas Inpari ataupun varietas dari Inpago, namun hasil potensi hasil dari varietas padi
Inpara lebih rendah jika dibandingkan dengan varietas dari jienis padi Inpari.
Pihak pengembang telah merilis beberapa varietas dari jenis padi Inpara, adapun macam-
macam varietas dari Inpara adalah sebagai berikut : Varietas INPARA 1, 2, 3, 4 ,5, 6, 7, 8
Agritan, dan 9 Agritan
Tahun Dilepas : 2008 Rata Rata Hasil : 4,6 ton/ha
Salah satu contoh SK Menteri Pertanian :
Potensi Hasil : 5,6 ton/ha

Padi Rawa 960/Kpts/SR.120/7/2008


Hama
Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3
z Nomor Seleksi :
Penyakit

Inpara 3 IR70213-9-CPA-12-UBN-2-1-3-1

Asal Persilangan :
Tahan terhadap blas 101, 123, 141, dan 373
Rentan terhadap hawar dan bakteri
Cekaman Abiotik
IR69256/IR43524-55-1-3-2
Agak toleran terhadap rendaman selama 6 hari
Umur Tanaman :127 hari pada fase vegetatif

Bentuk Tanaman : Tegak Agak toleran terhadap keracunan Fe dan Al


Anjuran Tanam
Tinggi Tanaman : 108 cm
Baik ditanam di daerah rawa lebak, rawa pasang
Daun Bendera : Tegak surut potensial dan di sawah irigasi yang rawan

Bentuk Gabah : Sedang terhadap banjir

Warna Gabah : Kuning


Pemulia : Aris Harimansis
Kerontokan : Sedang B. Kustianto

Kerebahan : Sedang Suwarno


Supartopo
Tekstur : Nasi Pera
Izar Khairullah
Kadar Amilosa : 28,6 % S. Sarkarung (IRRI)
Indeks Glikemik : 59,2

Anda mungkin juga menyukai