Materi Kuliah
Pengkajian Stok Ikan
SG
NG NG
FG FG
FG
SEDIAAN (STOCK)
Pengurangan
Alamiah
LINGKUNGAN
PERAIRAN
PENGELOLAAN
Hasil tangkap
SOSEKBUD
11 Wilayah Pengelolaan Penangkapan Ikan
(Permen KP No. 1 Tahun 2009)
WPP 571
WPP 716
WPP 711
WPP 717
WPP 715
WPP 572
WPP 712
WPP 714
WPP 713
WPP 718
WPP 573
LINGKUNGAN
PERAIRAN
SOSEKBUD
Tingkat biomasa tangkapan dan stok dapat diprediksi dengan
menggunakan Model Matematik yang serupa dengan Model
Analisis Kohort.
N(t)
Mt
N t e 2
Jumlah
lolos C(t, t ) Mt
hidup
N t e 2
C
Mt
Mt
N t t N t e 2 C e 2
t t+ t/2 Umur
t+ t
Bentuk dasar Model Prediksi dikembangkan oleh antara lain Baranov
(1914), Thomson dan Bell (1934) serta Beverton dan Holt (1956).
• Jika terlalu sedikit ikan berumur tua dalam suatu stok, berarti telah
terjadi tangkap lebih pada stok tersebut dan tekanan penangkapan
hendaklah dikurangi.
• Jika amat banyak ikan berumur tua dalam suatu stok, berarti telah
terjadi tangkap kurang pada stok tersebut dan hendaklah dilakukan
penangkapan ikan lebih banyak untuk memaksimumkan hasil
tangkapan.
Model prediksi adalah model berstruktur umur yang dikaitkan dengan
konsep laju mortalitas dan laju pertumbuhan individu. Konsep dasar
dalam model berstruktur umur adalah suatu kohot yaitu sekelompok
ikan berumur sama yang berasal dari satu stok.
Bobot
K t t 0
15 Lt L 1 e
10
100 Wt qL3t
L∞ = 284 cm; K = 0.37/thn;
q = 0.0125 g/cm3;
5 to = -0.2 bulan;
0
0
Um ur Um ur
100000.0 2500000
C D
80000.0 Mt 2000000
N t N 0 e
Lolos hidup
Bt = Nt W t
Biomasa
60000.0 No = 100000; M =0.5/thn 1500000
1000000
40000.0
500000
20000.0 t1 t2
0
0.0
Um ur Um ur
Karena kita tidak bisa memanen semua ikan pada saat yang sama,
grafik hasil tangkapan berdasarkan waktu akan tergantung pada waktu
(umur) saat dimulai penangkapan. Jika penangkapan dimulai sejak
umur t1, kita akan memperoleh kurva yang berbeda seandainya kita
tangkap mulai dari umur t2. Hal lain yang akan mempengaruhi grafik
hasil tangkapan berdasarkan waktu adalah tingkat intensitas
penangkapan. Hasil tangkapan akan merupakan fungsi dari laju
seketika mortalitas tangkap F.
Fase dalam kehidupan suatu kohot
tr adalah umur pada saat rekrut. Pada umur ini ikan berada di daerah
penangkapan dan berpotensi untuk tertangkap. Ikan yang lebih muda
dari umur ini tidak akan tertangkap dan tidak diperhitungkan dalam
model ini.
tadalah umur ikan tertua yang tertangkap dalam fase eksploitasi. Ikan
yang lebih tua dari umur ini tak akan tertangkap dan juga tidak
diperhitungkan dalam model ini.
0 tr te t
Asumsi yang melatarbelakangi pendekatan Model
Tangkapan per Rekrut Beverton dan Holt ini adalah:
1. Rekrutmen konstan
2. Semua ikan dalam satu kohot lahir pada saat
yang sama
3. Rekrutmen dan seleksi berbentuk ”mata pisau”
4. Mortalitas alami dan mortalitas tangkap konstan
sejak
kohot tersebut masuk ke fase ekploitasi
5. Terjadi pencampuran sempurna dalam stok
6. Hubungan panjang-bobot berpangkat 3, yaitu
W=qL3
Kurva A memiliki
Wilayah Seleksi 4 cm,
Seleksi Mata pisau B Kurva B memiliki
Wilayah Seleksi 0 cm
a A Kurva B disebut Seleksi
Mata Pisau (model
hipotetis), sering
digunakan sebagai
pendekatan terhadap
L 50% kurva seleksi. Luas
juring a=luas juring b,
b tapi bobot ikan di juring
L 25%
L 75% a lebih berat dari bobot
ikan di juring b
Wilayah Seleksi menghasilkan bias
positif.
Um ur (thn)
Bobot pada umur tertentu dari suatu individu dalam kohot adalah :
Bobot tangkapan dari suatu kohot selama masa hidup kohot tersebut adalah:
=
dimana U0= 1 , U1= -3 , U2= 3 , U3= -1.
Jika tak ada batas maksimum umur ikan yang bisa dieksploitasi ( t => ),
maka akan diperoleh rumus yang lebih sederhana untuk Y/R sebab
Untuk U0= 1 , U1= -3 , U2= 3 , U3= -1.
2 3
3 e
K t c t0
3 e
K tc t 0
e
K tc t0
Y 1
W
M te tr
Fe
R Z Z K Z 2K Z 3K
K te t0
Jika S e
maka persamaan Y/R dapat ditulis sesuai dengan saran Gulland (1969) sbb:
Y M te tr 1 3S 3S 2 S3
Fe W
R Z Z K Z 2 K Z 3K
Beberapa yang menentukan hasil tangkap per rekrut, yaitu parameter K,
W∞ and M. dikendalikan secara biologi, sedangkan parameter F dan te
(pada dasarnya dapat dikendalikan oleh otoritas pengelolaan perikanan.