Anda di halaman 1dari 36

Histologi

organ
Sistem
Fauzia Anastasya Masalisi
2320221004
Pendahuluan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Donec lobortis nisi eget
est rhoncus imperdiet. In risus arcu, consequat sit amet pharetra vitae, lobortis a
odio. Donec vehicula diam ultricies risus venenatis, sit amet sollicitudin augue
tristique. Donec velit diam, laoreet ut felis nec, eleifend feugiat nulla. Cras vel
placerat arcu, sit amet vulputate orci. In hac habitasse platea dictumst. Vestibulum
egestas ligula a metus molestie, nec viverra felis pellentesque. Nunc in rutrum
metus, facilisis sodales urna.
Epitel
Respirasi
Terdapat 6 macam epitel respirasi :
1. Sel sel epitel yang meliputi beberapa bentuk antara lain epitel silindris
berlapis semu dan bersilia, epitel kubus dan bersilia, epitel kubus dan epitel
gepeng
2. Sel goblet
3. sel brush dengan banyak mikrovilli (reseptor sensori
4. sel basal (merupakan sel-sel generatif)
5. sel granula
6. sel serosa dan mukosa pada kelenjar mukus dan seromukus
Histologi sistem
Respirasi
1.) RONGGA HIDUNG
Aliran udara yang berasal dari luar tubuh akan masuk ke dalam paru-paru melalui
rongga hidung .
Vestibulum
• Bagian ini dilapisi oleh epitel berlapis pipih yang mengalami keratinisasi, tidak bertanduk
• Terdapat rambut-rambut pendek dan tebal atau vibrissae dan terdapat banyak kelenjar minyak
(sebasea) dan kelenjar keringat.

Fossa nasalis
• masing-masing dinding lateral terdapat 3 penonjolan tulang yang dikenal sebagai concha, yaitu
concha superior, concha tengah dan concha inferior
• Dinding fossa nasalis terdiri dari sel epitel silindris berlapis semu bersilia, sel-sel goblet yang
menghasilkan mucus
• Pada lamina propria terdapat jaringan ikat dan kelenjar serous dan mukus yang mendukung
sekresi sel goblet, dan juga terdapat karena yang membentuk dinding tipis yang disebut cavernous
bodies.
Fossa nasalis

• Pada concha superior dan septum nasal membentuk daerah olfaktori dengan sel-sel khusus yang
meliputi sel-sel olfaktori, sel pendukung dan sel sel Basal.
• Sel olfaktori merupakan neuron bipolar sel neuroepitel, yang mempunyai akson pada lamina
propria dan silia pada permukaan epitel.
• Silianya mengandung reseptor olfaktori yang merespon bahan yang menghasilkan bau
• Pada laminar proprianya terdapat kelenjar Bowman, alveoli dan salurannya dilapisi oleh sel epitel
kubus
• Kelenjar ini menghasilkan sekresi serous yang berwarna kekuningan.
2.) TRAKEA
• Trakea adalah saluran pendek (10-12cm panjangnya) dengan diameter sekir 2 cm
• dilapisi oleh epitel respirasi.
• Sejumlah sel-sel goblet terdapat di antara sel-sel epitelnya, dan jumlah tergantung
ada tidaknya iritasi kimia atau fisika dari epitelium ( yang dapat meningkatkan
jumlah sel goblet
• Iritasi yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat mengubah tipe sel dari
tipe sel epitel berlapis pipih menjadi metaplasia
• Pada lapisan epitel terdapat sel brush, sel endokrin (sel granul keci) sel klara (sel
penghasil surfaktan) dan sel serous
TRAKE
A
• Lapisan-lapisan pada trakea meliputi lapisan mukosa, lapisan submukosa
dan lapisan tulang rawan trakeal dan lapisan adventitia.
• Lapisan mukosa meliputi lapisan sel-sel epitel respirasi dan lamina propria
• Lamina proprianya banyak mengandung jaringan ikat longgar dengan
banyak serabut elastik, yang selanjutnya membentuk membran elastik yang
menghubungkan lapisan mukosa dan submukosa.
• Pada submukosa terdapat kelenjar muko-serous yang mensekresikan
sekretnya menuju sel-sel epitel

TRAKE
• Tulang rawan pada trakea
A
berbentuk huruf C yang terdiri dari tulang
rawan hialin
• Ujung-ujung dorsal dari huruf C dihubungkan oleh otot polos dan
ligamentum fibroelastin
• Ligamentum mencegah peregangan lumen berlebihan dan kontraksi
otot polos menyebabkan tulang rawan saling berdekatan
• Hal ini digunakan untuk respon batuk
• Tulang rawan trakea dapat mengalami osifikasi dengan bertambahnya
umur
• Lapisan adventitia terdiri dari jaringan ikat fibrous
• Trakea bercabang dua yaitu dua bronkus utama
3.) Bronkus/Bronkiolus
•• Bronkus primer kiri dan kanan bercabang membentuk 3 bronkus pada paru-paru
kanan dan 2 bronkus pada paru-paru kiri
• Bronkus-bronkus ini bercabang berulang-ulang membentuk bronkus bronkus
yang lebih kecil, dan cabang- cabang terminalnya dinamakan bronkiolus.
• Masing-masing bronkiolus bercabang- cabang lagi membentuk 5 - 7 bronkiolus
terminalis
• Tiap-tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 Bronkiolus respiratorius atau
lebih
Bronkus/Bronkiolus
1. Histologi bronkus terdiri dari lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan
adventitia
2. Lapisan mukosa terdiri dari lapisan sel-sel epitel silindris berlapis semu
bersilia dengan lamina propria yang tipis dengan banyak serabut elastin
3. limfosit yang tersebar dan berkas otot polos yang silang menyilang
tersusun seperti spiral
4.Limfosit dapat berupa nodulus limfatikus terutama pada percabangan
bronkus
5. Lapisan submukosa terdiri dari alveoli dari kelenjar mukosa dan
seromukosa
6. Pada lapisan adventitia terdapat tulang rawan berupa lempeng-lempeng
tulang rawan dan jaringan ikat longgar dengan serabut elastin
Bronkus/Bronkiolus

• Bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel kubus bersilia, dan pada


tepinya terdapat lubang-lubang yang berhubungan dengan alveoli
• Pada bagian distal dari brionkiolus respiratorius, pada lapisan epitel
kubus tidak ada silianya
• Terdapat otot polos dan jaringan ikat elastin.
4.) PHARINX

•• Pharynx dibatasi oleh epitel respirasi Pharynx terdiri dari nasopharynx


dan oropharynx
• Nasopharynx dilapisi oleh epitel respirasi sedang oropharynx dilapisi
oleh epitel berlapis pipih
• Limfosit banyak dijumpai di marile b awah epitel dari pharynx
• Jaringan ikat adalah fibroelastik yang dikelilingi oleh otot lurik
5.) LHARINX
1.Larynx menghubungkan pharynx dengan trakea. Larynx mempunyai 4
komponen yaitu lapisan mukosa dengan epitel respirasi, otot ektrinsik
dan intrinsic, tulang rawan
2. Tulang rawannya meliputi tulang rawan tiroid, krikoid dan arytenoids
(merupakan tulang rawan hialin)
3. Otot intrinsik menentukan posisi, bentuk dan ketegangan dari pita
suara, otot ekstrinsik menghubungan tulang rawan dengan struktur lain
dari leher
4. Pita suara terdiri dari epitel berlapis pipih yang tidak kornifikasi,
lamina propria dengan jaringan ikat padat yang tipis, jaringan limfatik
dan pembuluh darah
6. ALVEOLARIS DAN
1. Saluran alveolaris dibatasi oleh lapisan epitel gepeng yang sangat tipis
2. Dalam lamina propria ALVEOLUS
terdapat jala jala sel-sel otot polos yang saling
menjalin Jaringan ikatnya berupa serabut elastin alveoli b ranchiole
Pulmonary Vein pulmonary Artery dan kolagen.
3. Serabut elastin memungkinkan alveoli mengembang waktu inspirasi
dan sebut kolagen berperan sebagai penyokong yang mencegah
peregangan berlebihan dan kerusakan kapiler-kapiler halus dan septa
alveoli yang tipis.
4. Saluran alveolaris bermuara pada atria (suatu ruang yang terdiri dari
dua atau lebih sakus alveolaris.
ALVEOLARIS DAN
1. Alveolus merupakanALVEOLUS
suatu kantung kecil yang terbuka pada salah
satu sisinya pada sakus alveolaris
2. Pada kantung kecil ini 02 dan CO2 mengadakan pertukaran antara
udara dan darah
3. Alveolus dibatasi oleh sel epitel gepeng yang tipis dengan lamina
propria yang berisi kapiler dan jaringan ikat elastin.
Penutup
Simpulan Saran

Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit. Donec consectetur adipiscing elit. Donec
lobortis nisi eget est rhoncus lobortis nisi eget est rhoncus
imperdiet. In risus arcu, consequat sit imperdiet. In risus arcu, consequat sit
amet pharetra vitae, lobortis a odio. amet pharetra vitae, lobortis a odio.
Donec vehicula diam ultricies risus Donec vehicula diam ultricies risus
venenatis, sit amet sollicitudin augue venenatis, sit amet sollicitudin augue
tristique. tristique.
DAFTAR PUSTAKA

Keterangan Gambar
Item 1

Item 2
⚬Uraikan yang ingin dibahas
⚬Uraikan yang ingin dibahas
Item 3
⚬Uraikan yang ingin dibahas
⚬Uraikan yang ingin dibahas
⚬Uraikan yang ingin dibahas
Item 4

0 20 40 60
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai