Anda di halaman 1dari 35

HOEGENG

POLISI DAN MENTERI TELADAN

IDENTITAS BUKU

Judul : Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan

Penulis : Suhartono

Penerbit :Penerbit Buku Kompas, PT Kompas

Media Nusantara

Alamat Penerbit : Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270

Tahun Terbit : 2013

ISBN : 978-979-709-769-1
JENDERAL
HOEGENG
“Hanya ada 3 polisi jujur di Indonesia,
Patung Polisi, Polisi Tidur, dan
Jenderal Hoegeng”

- Gus Dur -
H O EG ENG DI K ANTO R

PEMIMPIN YANG AWAL WAKTU

Hoegeng selalu masuk kantor pada Selama di kantor (dari jam 07.00 –
pukul 05.30 WIB, padahal jam kerja 14.00 WIB), Hoegeng tidak pernah
Sekretariat Negara (Setneg) dimulai makan siang dan hanya minum teh
pada jam 07.00 WIB, dan selalu hangat yang disediakan petugas
menyapa pegawai-pegawainya. bagian rumah tangga Setneg.
H O EG ENG DI K ANTO R

PEMIMPIN YANG MENGHARGAI

Sebelum meninggalkan kantor Saat Hoegeng mengunjungi rumah

(ketika jam pulang), Hoegeng sepupu, beliau diberitahu kalau di

selalu memberi hormat kepada sebelah rumah sepupu itu adalah

Dharto (Saat itu menjabat sebagai rumah Dharto. Jadi Hoegeng bertamu

Sekretaris Hoegeng). dan tentunya disambut secara senang


oleh Dharto dan dikenalkan kepada
istri serta ibu Dharto.
Saat menerima tamu, Hoegeng selalu
menyambutnya di ruang kerja, tidak pernah di
PEMIMPIN YANG JUJUR
luar kantor. Isi pembicaraan pun, Dharto
sering ikut mendengarkannya,

Dalam hal surat-menyurat yang ditujukan ke Sehari-hari Hoegeng adalah sosok yang

pejabat tertentu, Hoegeng selalu meminta orang terbuka. Tidak ada dokumen atau kegiatan

kepercayaannya untuk langsung menyampaikan yang ditutup-tutupi tanpa sepengetahuan

kepada yang bersangkutan. Dharto selaku sekretarisnya.

Ketika ada dokumen rahasia, apapun itu,


Ruangan kerja Hoegeng sama sekali tidak memiliki
Dharto wajib diminta Hoegeng untuk membaca
sekat atau pembatas ruangan sehingga Dharto bisa
dan mengetahui isinya agar dapat memahami
melihat dan mendengar segala aktivitas Hoegeng
apa saja yang dikerjakan.
bekerja setiap saat.
H O EG ENG DI K ANTO R
PEMIMPIN YANG RAPI

Untuk surat rahasia, sebelum


Surat dinas yang akan dikirimkan
dikirimkan, beliau memasukkannya
selalu ditulis tangan dengan pulpen
kedalam 3 amplop berbeda, dan
warna warni sesuai selera dan
kemudian dijadikan satu ke dalam
mood beliau pada saat itu yang
amplop lain, baru di lem dan
menurutnya cukup indah.
dikirimkan.
TOLAK
Penga
wal
Setelah diangkat sebagai sekretaris Menteri, Hoegeng
berhak menerima pengawalan pribadi, uang operasional,
beras satu karung atau 100 kg, gula pasir 50 kg dan minyak
goreng satu kaleng. Hoegeng menolak tawaran untuk
mendapatkan pengawal, katanya “ Hidup Hoegeng berserah
saja tak perlu dikawal-kawal “
TOLAK
Mobil
Sebagai Menteri/Sekretaris presidium cabinet, hoegeng akan
mendapat jatah dua mobil, satu mobil dinas untuk Menteri dan
satu lagi untuk keluarga. Hoegeng sudah menerima satu mobil
dinas, tapi mobil untuk keluarganya, Hoegeng belum menerima.

Hoegeng ditawarkan mobil jenis Holden terbaru 1965 yang


diperuntukkan untuk keluarganya, namun hoegeng menolak,

Dinas
alasannya hoegeng sudah punya dua mobil dinas, satu jeep dari
korps di kepolisian

Beberapa minggu menjadi Menteri, Hoegeng mendapat hadiah


mobil baru dari Dasaad Musin Concern, perusahana milik
pengusuha local yang memegang lisensi beberapa merek mobil
eropa dan jepang . Hoegeng memberikannya kepada orang lain.
PINJA
Mobil
M Pada saat Hoegeng menjadi Wakil Menteri/Wapangak,
Hoegeng ingin meminjam mobil dinas Menteri yang sudah
dikembalikan karena mobil dinasnya belum ada. Bapak
Buang, yang sat itu bertugas untuk mengurus mobil dinas
para Menteri menyampaikan agar Pak Hoegeng membeli
saja mobil dinasnya seharga 150.000, sebab mobil dinas itu
sudah ada yang mau membeli seharga 630.000. Namun
tawaran tersebut ditolak Pak Hoegeng katanya beliau hanya
mau meminjam saja.
TOLAK
Rumah Ketika Hoegeng diangkat menjadi Kapolri,
mendapatkan hak untuk tanah kavling seluas 2.000 meter
Hoegeng

persegi. Saat menjadi Menteri Iuran Negara, Hoegeng juga

Dinas
sebenarnya berhak tinggal di rumah dinas Menteri dengan
segala fasilitasnya, namun Hoegeng menolak dan lebih memilih
tinggal di rumah sewanya.

Alasan Hoegeng menolak adalah ekonomi negara lagi morat-


marit, katanya “Kalau tinggal di rumah dinas, kita malah ikut-
ikutan mengeluarkan banyak anggaran negara. Kita tetap
tinggal di rumah sendiri saja.
HOEGENG
DI MEDAN
Sekitar tahun 1956, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Direktorat
Reserse dan Kriminal (Ditserse dan Kriminal) Kantor Kepolisian
Provinsi Sumatera Utara. Pada saat itu Medan dikenal bukan
sebagai wilayah kerja yang enteng, apalagi bagi polisi jujur yang tak
mau kompromi. Medan Marak dengan berbagai kasus kejahatan.
Mulai dari smokel (penyelundupan), perjudian, perampokan, suap
menyuap. Kejahatan tersebut banyak di backing oleh oknum-
oknum aparat penegak hukum.

Pada saat Hoegeng Bersama keluarga tiba di Pelabuhan Belawan,


Medan, Hoegeng disambut oleh seorang pengusaha China yang
mengaku sebagai Panitia selamat datang. Panitia itu
memberitahukan bahwa mereka sudah menyediakan rumah dan
kendaraan untuk Hoegeng dan keluarganya, bahkan Hoegeng
sudah siap untuk diantarkan ke Hotel. Namun Hoegeng
menolaknya secara halus, pengusaha tersebutpun memberikan
kartu Namanya kepada Hoegeng.
BUANG
P E R A B O TA N
Di rumah dinasnya, Hoegeng pernah mendapat
kiriman sejumlah perabotan rumah tangga berupa
mesin cuci, tv, kulkas, mesin jahit dan perabotan
lainnya dari para pengusaha Medan. Awalnya
Hoegeng menolak secara halus dan meminta
pengirim barang mengambilnya kembali, barangnya,
namun karena tak diambil juga akhirnya hoegeng
mengeluarkan barang-barang tersebut di depan
rumahnya hingga akhirnya rusak terkena hujan dan
panas karena tidak ada yang mengambilnya.
SASARAN
PENEMBAK
JITU
Karena tak mau kompromi, Hoegeng tak jarang mendapat
ancaman pembunuhan. Salah satunya saat Hoegeng dijadikan
sasaran penembak jitu (sniper) Ketika bertugas di Kawasan
pinggiran hutan di Kota Medan, untungnya tak mengenai
sasaran. Menurut Hoegeng kalua ada apparat penegak hukum
yang bertugas di Medan tak mau kongkalikong, biasnaya
penugasannya memang tak mulus dan berlangsung lama.

Pada akhirnya, pada tahun 1960, Hoegeng ditarik Kembali ke


Jakarta, selesai diberhentikan sebagai Kapolri, Hoegeng juga
pernah menghadapi ancaman pembunuhan.
L o n t a n g - L a n t u n g
Sepulang bertugas dari Medan pada tahun 1960, Hoegeng sempat
Lontang-lantung alias tidak punya pekerjaan di Jakarta, sebab untuk
beberapa saat ia tidak diberikan pekerjaan apalagi jabatan. Sebagai
pengangguran, meskipun lontang-lantung di Jakarta, Hoegeng tetap
menjalani hidupnya dengan santai, beliau banyak mengisi harinya
Bersama keluarga, bermain music, atau melukis dan berjalan-jalan
dengan sepeda ontelnya.

Suatu pagi saat berjalan-jalan dengan sepeda ontelnya, Hoegeng bertemu


dengan Jenderal AH Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Koordinator dan Kemanan Nasional/Panglima Angkatan Bersenjata.
Hoegeng ditanya apa pekerjaannya saat ini, dan Hoegeng pun menjawab “
Ya polisi pak, tetapi sekarang lontang-lantung belum ada job”

Nasution-pun terkejut dan langsung melapor pada Presiden Soekarno,


sehingga akhirnya Hoegeng diusulkan menjadi Kepala Jawatan Imigrasi
Indonesia.
PEGANGAN
HIDUP:
Memilih KEBENARAN daripada

KEBENERAN
Kebenaran merupakan suatu yang mutlak tentang sebuah kebaiakan atau sebuah
kebenaran itu sendiri. Kebeneran merupakan sesuatu yang sifatnya situasional
atau sesaat, yang belum tentu sebuah kebenaran, seperti hadiah atau kode
buntut.

“Janganlah menjadi orang yang selalu kebeneran atau kebetulan, tetapi jadilah
orang yang benar. Karena, selain kebeneran itu hanya sesaat, juga adakalanya
berdampak negative di kemudian hari. Kebeneran itu belum tentu sebuah
kebenaran” Jelas Hoegeng
MENTERI
IURAN
NEGARA
Pengalaman Hoegeng selama menjadi Kepala
Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Negara yang
menangani banyak kasus penyelundupan barang dan
manusia membawa Hoegeng menjadi Menteri Iuran
Negara.
Pada tanggal 27 Agustus 1964, Hoegeng dilantik
Soekarno sebagai Menteri Iuran Negara.
BUKU BESAR
Hoegeng selalu mencatat secara rapi dan berurutan tamu yang
datang menemuinya, mulai dari nomor tamu, tanggal, nama tamu,
maksud kedatangan hingga isi pembicaraan.

Buku tersebut pernah menyelamatkan Hoegeng saat Presiden


Soekarno bertanya kepada Hoegeng apakah ia akan ikut
mendongkel Menteri/Pangak Jenderal Soetjipto Joedodihardho,
informasi tersebut dikatakan oleh seseorang. Lalu Hoegeng
membawa buku besarnya dan memperlihatkan bahwa benar
pada hari dan tanggal tersebut ada seseorang yang mendatangi
Hoegeng, namun Hoegeng menolak tawaran tersebut.
A R R U M A H
B A Y
W E S E L
DENGAN

Ketika Hoegeng diangkat menjadi Kapolri, Hoegeng menolak tinggal di rumah


dinas kapolri, Hoegeng lebih memilih untuk tinggal di rumah sewanya.

Namun, Ketika Hoegeng menjadi kapolri, pemilik rumah tidak mau menerima
uang sewa, setiap Hoegeng bayarkan pasti dikembalikan,. Akhirnya Hoegeng
membayarnya dengan Wesel Pos, sehingga walaupun pemilik rumah
menolaknya, Hoegeng sudah memegang bukti pengiriman Wesel Pos sebagai
bukti pembayaran.
ROBBY
TJAHJADI
DI CENDANA
Saat Hoegeng menjabat sebagai kapolri, marak terjadi
penyelundupan mobil-mobil mewah yang tidak sesuai prosedur
agar tak membayar bea masuk, salah satu pelakunya adalah
Robby Tjahjadi yang banyak di backing oleh apparat polisi dan TNI.

Tercatat 3.000 mobil mewah berhasil masuk tanpa membayar bea


masuk, Robby sendiri akhirnya dikenakan hukuman 10 tahun
penjara, Pada ksus sebelumnya, banyak kasus yang sudah
dibongkar oleh polisi namun tidak masuk ke pengadilan.
ROBBY
TJAHJADI
DI CENDANA
Suatu saat Hoegeng pernah dipanggil untuk menghadap Presiden
Soeharto di rumahnya di jalan Cendana, Hoegeng sekalian akan
melaporkan kasuas penyelundupan mobil mewah yang salah
satunya dilakukan oleh Robby Tjahjadi di backing oknum pejabat,
namun setelah sampai di rumah presiden Soeharto, Hoegeng
terkejut karena orang yang akan dilaporkannya sudah lebih dulu
berada di Jalan Cendana untuk menghadap Presiden Soeharto.
Akhirnya Hoegeng berbalik dan langsung pulang ke kantornya
KELUARGA
HOEGENG
Hoegeng adalah seseorang yang sangat sayang kepada
keluarga dan istrinya, Meriyati Roeslani. Saat istrinya sakit,
Hoegeng sangat menunjukkan kesedihannya. Beliau
sering menelpon kerabat dan teman-temannya untuk
memohon doa kesembuhan. Hoegeng selalu bergegas
pulang dari kantor dan menemani istrinya di rumah sakit.
Hoegeng juga sangat bertanggung jawab dan disiplin
dalam mendidik anak-anaknya.
ISTRI
HOEGENG
Meriyati
Hoegeng
Meri rela mengorbankan kepentingannya untuk kelancaran tugas
suaminya, Hoegeng, dan ikut menopang prinsip suaminya yang
sederhana, jujur, dan tak mudah berkompromi (suap dan
korupsi).

Saat Hoegeng dilantik menjadi Kapolri, Meri tidak diizinkan untuk


menjabat Ketua Umum Bhayangkari yang biasanya diisi oleh istri
Kapolri. "Hoegeng ini komandan polisi Indonesia, tetapi Meri
bukan komandan dari istri-istri para polisi“
ISTRI
HOEGENG
Meriyati
Hoegeng
Hoegeng selalu ingin berdua bersama istrinya baik
dalam kehidupan maupun di pemakaman. Beliau ingin
dikuburkan dimakamkan disamping istrinya dan bukan
di Taman Makan Pahlawan.

Untuk tambahan, Ibu Meriyati Hoegeng membuka toko


kembang di garasi rumahnya, namun sehari sebelum
pengangkatan menjadi kepala imigrasi, Hoegeng menutup
toko bunga istrinya karena khawatir koleganya akan
memborong bunga untuk mendapatkan fasilitas tertentu
Anak-anak
Hoegeng
Salah satu anak Hoegeng, Didit, pernah dituduh membeli ganja dan
dipanggil Polda Metro Jaya. Hoegeng tidak membela anaknya dan malah
menyuruhnya untuk menghadap dan diperiksa. Di kemudian hari
terungkap bahwa Didit tidak bersalah dan pelakunya adalah salah satu
anak pejabat tinggi lain yang memang sering memakai narkotika.

Didit pernah meminjam mobil dinas ayahnya untuk berlajar kelompok


dengan perjanjian kembali sebelum pukul 24.00. Pada kenyataanya Didit
kembali pukul 02.00 dini hari. Hoegeng menyuruh mencatat nama-
nama murid dan orang tua temannya untuk disuruh menghadap beliau
keesokan harinya. Orang tua temannya tidak bersalah apa-apa tetapi
harus menanggung kesalahan mereka sehingga membuat Didit tidak
enak. Didit lalu mengaku salah dan meminta maaf kepada ayahnya serta
siap menerima konsekuensi hukuman.

Hoegeng mengajarkan anak-anaknya kemandirian dengan mengizinkan


anak-anaknya untuk berjualan koran dan kue agar mereka tahu
bagaimana mendapatkan uang dan menggunakannya dengan baik. Jadi,
mereka harus bekerja dulu sebelum memiliki uang
POLISI
HOEGENG
Hoegeng pernah ikut membantu mengatur lalu
lintas saat terjadi kemacetan di jalan raya walau saat
itu beliau sudah menjabat sebagai Kapolri.

Hoegeng dan keluarganya pernah menghabiskan


waktu 8 jam ke Bandung, yang seharusnya dapat
ditempuh 4 jam karena Hoegeng sibuk
memberhentikan bus yang melewati kapasitas
penumpang. Mereka juga ikut menunggu
penumpang yang diturunkan sampai dapat naik ke
bus yang sebelumnya.

Hoegeng tidak pernah lagi mau makan di restoran


saat dalam perjalanan untuk mencegah ada orang-
orang yang diam-diam membayar makannya.
P R E S TA S I
HOEGENG
 Salah satu capaian Hoegeng saat menjabat Kapolri
adalah berhasil memaksakan aturan kewajiban
menggunakan helm bagi pengguna sepeda motor,
yang pada saat itu banyak penentangan dari
masyarakat.

 Hoegeng jujur dan transparan dalam mengungkapkan


banyak kasus kejahatan dan tindak pidana seperti
kasus pemerkosaan Sam Kuning di Yogyakarta,
Penembakan mahasiswa ITB Rene Conrad serta
penyelundupan mobil Robby Tjahjadi.
HOBI
HOEGENG
 Hoegeng adalah orang yang serba bisa, pintar bermain drama, pantai melukis,
membuat karikatur seseorang, memainkan alat musik ukulele, dan membawakan
lagu-lagu bertema Hawaiian.
 Hoegeng pernah membuat karikatur di majalah Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian
Jakarta yang bercerita tengang kondisi kepolisian, kritik sosial, dan harapan
kedepannya.
 Hoegeng merupakan pelukis aliran naturalis, beliau pernah melukis orang tuanya
sendiri dan pemandangan serta bunga.
 Hoegeng tidak pernah memanfaatkan jabatannya dalam melakukan hobi
melukisnya. Salah satu peralatan melukis kesukaannya adalah pewarna cat yang
sangat mahal bermerk Rembrandt. Cat tersebut tidak pernah dipakai, hanya
dicium-cium lalu disimpan lagi.
 Grup musik Petisi 50 yang diikuti Hoegeng dilarang tampil di satu-satunya stasiun
televisi pada saat itu, TVRI, karena grup band mereka kerap mengkritik
pemerintahan Orde Baru dan kepemimpinan Presiden Soeharto.
 Hoegeng sebenarnya campuran Pekalongan dan Tegal, walaupun mirip orang
China. Tak lama setelah G30SPKI, Hoegeng pernah diberhentikan dan dibentak
oleh tentara saat beliau mengendarai mobilnya.
 Hoegeng punya kegemaran memelihara binatang, bahkan beliau pernah meniru
gaya dan suara monyet untuk memanggil orang utan peliharaannya yang kabur.
Ketika pemerintah mengeluarkan undang-undang yang melarang hewan-hewan
langka, Hoegeng merelakannya diserahkan kepada petugas perlindungan hewan.
Riwayat
Hoegeng


Hoegeng menyatakan berhenti dari Kapolri pada saat ia di panggil ke
rumah Soeharto untuk ditawari menjadi Dubes lagi. Saat akan beranjak
pergi, banyak pers yang menunggu diluar rumah. Hoegeng merasa
kasihan pada wartawan karena sudah menunggu lama dan menjawab
secara normatif tanpa menjatuhkan martabat Soeharto.

Hoegeng mengembalikan semua barang yang pernah digunakannya


selama menjabat sebagai Kapolri.
Riwayat
Hoegeng
Hoegeng diangkat menjadi Menteri/Pangak dengan pangkat Komisaris

Jenderal setelah menteri sebelumnya, Soetjipto, mengundurkan diri
yang kemudian Menteri/Pangak diubah namanya menjadi Kapolri pada
1 Juli 1069.

 Hoegeng diberhentikan dari jabatan Kapolri pada 2 Oktober 1971


karena alasan sudah tua. Hoegeng beberapa kali diusulkan menjadi
Dubes Swedia dan Benelux tetapi beliau menolak. Ini dinilai sebagai
cara Presiden Soeharto "membuang" Hoegeng dari Indonesia.
Silaturahmi
 Dharto, mantan sekretaris Hoegeng saat dulu menjadi Menteri, menjalin silaturahmi
dengan Hoegeng saat Hoegeng masih menjabat Kapolri, seperti saat melakukan
kunjungan ke Istana Negara dan saat menghadiri undangan ulang tahun Kaisar Jepang di
Kedubes Jepang.

 Hubungan Hoegeng dan Dharto terputus saat Hoegeng memutuskan masuk ke dalam
Petisi 50 yang sering mengkritisi pemerintahan Soeharto. Dharto yang menjabat sebagai
kepala Biro Umum di Kantor Menko Polkam sudah tidak melakukan hubungan apapun
dengan Hoegeng karena seluruh anggota Petisi 50 dimasukkan ke dalam Blacklist
pemerintahan. Seluruh anggota Petisi 50 dan keluarganya dipersulit dalam hal pengurusan
yang berhubungan dengan izin pemerintahan.
Pens
iun
Hoegeng hidup dalam kesederhanaan semasa pensiunnya dan
sedikit kesulitan dalam mendapatkan uang. Hoegeng bahkan
menjual rumahnya di Menteng dan membagi hasilnya sama rata
kepada ketiga anaknya. Uang pension Hoegeng sejak berhenti
menjadi Kapolri hingga pada tahun 2001 hanya Rp 10.000 per
bulan, dan keluarganya hanya menerima Rp. 7500 setelah
potongan ini dan itu. Baru pada Tahun 2021 ada perubahan surat
keputusan pension hingga pension Hoegeng naik menjadi Rp
1.170.000
Iman
Santoso
Nama pemberian orang tua Hoegeng memang Hoegeng Iman Santoso. Namun, bagi Hoegeng nama Hoegeng saja
sudah cukup. Nama Hoegeng Iman Santoso cukup berat di sandangnya.

“Memangnya Hoegeng sudah memiliki Iman yang Santoso (Teguh)?”. Bagi Hoegeng berat menggunakan nama Iman
Santoso itu, jadi Hoegeng cukup pakai nama Hoegeng Saja.”
“Nama Hoegeng akan tetap Hoegeng sampai kapanpun. Kecuali, sampai akhir hayat jika Hoegeng tetap bisa
menjaga iman yang sentoso”
Iman
Santoso
Hoegeng meninggal dunia pada 14 Juli 2004 dengan usia 83 tahun setelah menderita stroke, dan dimakamkan di
TPU Giritama, Bogor sesuai amanat sebelumnya

Didit, anak Hoegeng memberikan sepatah kalimat pada saat pemakaman Hoegeng,

“Kini setelah ayah saya mampu menjaga imannya tetap teguh sampai akhir hayatnya, saya nyatakan bahwa nama
lengkap ayah saya adalah,
HOEGENG IMAN SANTOSO”
JENDERAL
HOEGENG
IMAN SANTOSO

Anda mungkin juga menyukai