Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM PERADILAN SEMU

HUKUM ACARA PIDANA

Oleh: AL IKHWAN, S.H.,M.H.


A. Pendahuluan

Praktikum Peradilan Semu adalah salah satu kegiatan praktik bagi


seluruh mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Palopo yang WAJIB
diikuti TANPA KECUALI

Tujuan diadakannya praktikum ini tiada lain untuk memberikan


bekal pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang bagaimana
BERACARA di Pengadilan (litigasi).
Praktikum Peradilan Semu penting bagi mahasiswa untuk
memeroleh pemahaman tentang hukum acara sebagai hukum
formil yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam sistem
hukum nasional.
B. Lingkup Praktikum

Praktik Peradilan Semu meliputi:


1. Praktik beracara pada lingkungan Peradilan Umum (pidana
dan perdata);
2. Praktik beracara pada lingkungan Peradilan Agama;
3. Praktik beracara pada lingkungan PTUN.
C. Praktik Peradilan dlm Lingkungan Peradilan Umum
(Pidana)

Untuk mata kuliah Hukum Acara Pidana, praktik peradilan


dilakukan dengan cara melakukan simulasi peradilan semu
dalam lingkungan Peradilan Pidana

D. Pelaksanaan Praktikum Peradilan Pidana


Seluruh mahasiswa hukum peserta praktikum akan
dikelompokkan ke dalam 2 (dua) majelis sidang dengan
seluruh kelengkapan pendukungnya.
1. Majelis Praktik Hukum I: BISMAR SIREGAR;
2. Majelis Praktik Hukum II: BAHARUDDIN LOPA.
E. Kelengkapan Majelis Praktik Hukum (MPH)

MPH terdiri atas:


1. 3 org Majelis Hakim (1 Ketua dan 2 anggota);
2. Penuntut Umum;
3. Penasihat;
4. 1 org Panitera sidang;
5. 2 org atau lebih Saksi;
6. 1 atau lebih Terdakwa.
Selain personil di atas, juga ada petugas lain seperti: Juru sumpah
dan petugas pengawalan dan keamanan sidang.
Toga Majelis Hakim Peradilan Umum
Majelis Praktik Hukum I (Majelis BISMAR
SIREGAR)

Majelis Hakim:
1.
2.
3.
Panitera:
Penuntut Umum:
1.
2.
3.
Penasihat Hukum:
1.
2.
3.
Saksi-saksi
1.
2.
Ahli:AL IKHWAN, S.H.,M.H
Terdakwa:
1.
Majelis Praktik Hukum II (Majelis BAHARUDDIN
LOPA)

Majelis Hakim:
1.
2.
3.
PU:
1
2.
3.
Penasihat Hukum:
1.
2.
3.
Saksi-saksi
1.
2.
Ahli: AL IKHWAN, S.H.,M.H
Terdakwa:
1.
Majelis Praktik Hukum I (Majelis YM BISMAR
SIREGAR)

Majelis Hakim:
1 (Hakim Ketua)
2. ( Hakim anggota)
3. (Hakim anggota) Perkara:
Panitera:
Penuntut Umum: Dugaan
1. Penyalahgunaan
2.
3. Narkotika.
Penasihat Hukum: Pelanggaran atas
1.
2. UURI No. 35
Saksi-saksi:
1.
Tahun 2009
2. tentang Narkotika
Ahli: AL IKHWAN, S.H.,M.H
Terdakwa:
1. 2.
Majelis Praktik Hukum II (Majelis BAHARUDDIN
LOPA)

Majelis Hakim:
1. (Hakim Ketua)
2. ( Hakim Anggota) Perkara:
3. (anggota)
Panitera: 1. Dugaan Kekerasan
Penuntut Umum:
1.
dalam Rumah
2. Tangga (KDRT).
Penasihat Hukum:
1.
UURI No. 23 Thn
2. 2004 tentang
Saksi-saksi
1. (Saksi korban/pelapor) Penghapusan
2. KDRT
Ahli:AL IKHWAN, S.H.,M.H
Terdakwa:
F. Ketentuan Praktikum

1. Pada saat majelis I bersidang, maka anggota majelis II akan menjadi


pengunjung yg menyaksikan jalannya persidangan;
2. Seluruh mahasiswa TANPA KECUALI wajib mengikuti kegiatan praktik
sidang baik sebagai peserta praktik maupun pengunjung sidang;
3. Kewajiban hadir pada mata kuliah Hukum Acara Pidana adalah minimal
80 % (delapan puluh persen);
4. Bilamana kehadiran mahasiswa tidak mencapai 80 %, maka mahaiswa
ybs dinyatakan TIDAK LULUS mata kuliah Hukum Acara Pidana pd
semseter ini dan wajib untuk memprogram ulang mata kuliah yang sama
tahun berikutnya.
G. Laporan Hasil Praktikum (LHP)

1. Mahasiswa diwajibkan untuk membuat laporan hasil praktikum kelompok


sesuai dgn kelompok majelisnya;

2. LHP kelompok yg dibuat terdiri atas:


A. Sampul, Kata Pengantar, dan Daftar Isi.
B. Isi Laporan:
(1) Surat Dakwaan;
(2) Eksepsi;
(3) Putusan Sela;
(4) Deskripsi pemeriksaan saksi-saksi;
(5) Deskripsi pemeriksaan terdakwa;
(6) Tuntutan JPU (requisitoir);
(7) Pembelaan (pledooi);
(8) Putusan Hakim.
C. Penutup : Tanda tangan seluruh anggota majelis dan foto-foto praktikum.
Format Surat Dakwaan, dll

Untuk format Surat Dakwaan, Eksepsi, Tuntutan, Pembelaan,


dll lihat contoh surat sejenis dengan mengganti Kop Surat:
I. Surat Dakwaan:
Kejaksaan Negeri Praktik IAIN Palopo

II. Putusan Pengadilan:


Pengadilan Negeri Praktik IAIN Palopo
Tata Urutan dan Tahap-tahap Sidang Perkara Pidana di
Pengadilan Negeri

1. Panitera Pengganti bertindak selaku protokol mengumumkan: Majelis


Hakim akan memasuki ruangan, hadirin dimohon berdiri;
2. Majelis Hakim memasuki ruang sidang dengan melalui pintu
khusus, yang terdepan Hakim ketua dan diikuti Hakim anggota I
(senior) dan Hakim anggota II (yunior);
3. Majelis Hakim duduk di tempatnya masing-masing degan posisi :
Hakim ketua di tengah dan Hakim anggota I berada di sebelah kanan
dan Hakim anggota II di sebelah kiri, hadirin dipersilahkan duduk
kembali oleh protocol;
4. Hakim ketua membuka sidang dengan kata-kata “sidang pengadilan
negeri……..yang memeriksa perkara pidana nomor……..atas nama
terdakwa…….pada hari…tanggal….dinyatakan dibuka dan terbuka
untuk umum”, sambil mengetuk palu sebanyak 3x
 Hakim ketua bertanya ke JPU :”apakah terdakwa siap untuk dihadirkan pada sidang hari
ini ?”. jika JPU tidak bisa menghadirkan terdakwa maka Hakim harus menunda persidangan
pada waktu yang ditentukandengan perintah kepada JPU untuk menghadirkan terdkakwa
pada sidang berikutnya;
 2. Jika JPU siap untuk menghadirkan terdakwa, maka Hakim ketua memerintahkan
supaya terdakwa dipanggil masukke ruang sidang;
 3. JPU memerintahkan pada petugas agar terdakwa dibawa masuk ke ruang sidang;
 4. Petugas membawa terdakwa masuk ke ruang sidang dan mempersilahkan duduk di
kursi pemeriksaan. Jika terdakwa tersebut ditahan , biasanya dari ruang tahanan pengadilan
hingga keruang sidang terdakwa dikawal oleh beberapa petugas . sekalipun
demeikian ,terdakwa harus diperhadapkan dalam keadaan bebas, artinya tidak perlu diborgol;
 5. Setelah terdakwa duduk di kursi pemeriksaan, Hakim ketua mengajukan pertanyaan
sebagai berikut:
 a. Apakah terdakwa dalam keadaan sehat dan siap untuk diperiksa ?
 b. Menanyakan identitas terdakwa: nama, umur, alamat,dll.
 6 Hakim Ketua mempersilahkan JPU untuk membacakan Surat Dakwaan
 7. dst..dst…
Deskripsi Kasus Majelis I

Rudolf, Benny dan David adalah tiga org yg


berteman cukup akrab, di tengah pertemanan
mereka tersebut David memperkenalkan temannya,
Fernando kepada dua org temannya tersebut.
Meskipun mereka berteman, tetapi mereka tidak
pernah saling mengetahui apa pekerjaan temannya
masing-masing. Mereka hny mengetahui bhw
teman-teman mereka adalah org baik-baik dan tidak
pernah terlibat suatu perkara kriminal.
Suatu ketika Fernando mengajak ketiga org
temannya tsb unt “berpesta” yg akan membuat
mereka “fly” dan “happy” yg ternyata a/ pesta
konsumsi sabu-sabu. Di tengah pesta narkoba yg
mereka lakukan tersebut tiba-tiba aparat BNN dtg
menggerebek dan menangkap mereka. Setelah
melalui proses test urine, 2 org dari mereka positif
mengkonsumsi narkoba dan 2 org lainnya negatif.
Deskripsi Kasus Majelis II:

Didi dan Yani adalah pasangan suami istri yg


telah setahun berumah tangga. Mulanya rumah
tangga mereka berlangsung harmonis dan
berbahagia. Beberapa thn kemudian rumah
tangga mereka mulai kurang harmonis dan sering
terjadi pertengkaran. Puncaknya, suatu hari Didi
melakukan penganiayan kepada Yani. Didi
memukul wajah Yani hingga terjatuh. Didi
kemudian mengangkat Yani dan membenturkan
tubuhnya di tembok lalu memukul perut Yani
berkali-kali hingga kemudian Yani pingsan.
Akibat perbuatannya itu Yani harus dirawat di
rumah sakit selama beberapa hari. Selanjutnya
korban yg keberatan atas perbuatan Didi melapor
ke polisi karena telah melakukan penganiayaan
terhadap dirinya.
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang
Foto2 Praktikum Sidang

Anda mungkin juga menyukai