Anda di halaman 1dari 16

Kasus Rumah

Sakit Adi H
 Khuriyatun Nadhifah (C2C022062)
 Amalia Putri Hesantera (C2C022048)
KASUS
 Pada tahun 2004 Yohan Candra masuk sebagai pasien rawat inap di Rumah Sakit Adi H. setelah melakukan
perjanjian/persetujuan terhadap biaya yang harus dibayar dan memilih Dokter Djoko, salah satu ahli tulang yang
disediakan oleh Rumah Sakit tersebut, kala itu untuk menangani patah tulang;
 Sudah 3 hari ditunggu tidak dilakukan tindak lanjut operasi, keluhan disampaikan kepada staf Rumah Sakit
tersebut sementara dirasakan Yohan Candra yang mengalami patah tulang di pinggul kiri dan bahu kiri,
membengkak, linu, cekot-cekot, kemeng sangat sakit sekali; (Waktu tunggu pelayanan operasi lama)
 Hari ke-4 diluar dugaan ternyata Dr. Djoko berhalangan, kemudian Pasien minta diganti dokter ahli tulang lain,
yaitu Dr. Satrio pun tidak dikabulkan oleh rumah sakit dan staf tidak mau memberi kejelasan. Pasien kemudian
meminta uang dikembalikan saja dan minta surat rujukan ke Rumah Sakit “R.K.Z” pun tidak disetujui dengan
alasan sulit untuk meminta uang kembalian yang sudah disetor sebelumnya lewat computer. Pasien dipaksa
untuk menuruti kehendak staf rumah sakit untuk menerima operasi yang dilakukan kepadanya oleh Dr. Heri
Suroto; (Permintaan pasien untuk ganti dokter dan permintaan dirujuk ke RS lain tidak dikabulkan. Pasien tidak
diberikan hak untuk memilih dan ada unsur paksaan)
KASUS
 Saat sebelum di operasi, Pasien sudah berusaha meminta kejelasan tindakan dokter dalam melakukan operasi,
apakah terhadap tulang pinggul yang patah itu akan diganti dengan tulang pinggul palsu ataukah cukup disekrup
saja? dan resiko pasca operasi, semuanya tidak terjawab oleh Pihak Rumah Sakit Adi H. dan Dr. Heri Suroto,
yang sebenarnya menjadi hak bagi Pasien untuk mendapatkan penjelasan secara lisan atau tertulis. Namun yang
terjadi langsung saja Pasien di operasi tanpa persetujuan sebelumnya;(Rumah sakit dan dokter tidak melakukan
informed consent)
 Pasien merasa mendapatkan pelayanan medis yang serba amburadul dan sangat tidak profesional ditambah hari
itu Pasien disuruh 2 kali tanda tangan di atas 2 lembar semacam formulir yang masih kosong (belum ditulis)
dengan alasan bila setelah diketik, tembusan surat akan diserahkan ke pembantunya dalam surat tertutup, yang
hingga kini surat tersebut belum diterima, baik oleh pembantu ataupun Pasien sendiri; (Pasien menandatangani
berkas persetujuan yang masih kosong dan tanpa penjelasan)
KASUS
 Kira-kira 3 hari pasca operasi terjadi pembengkakan di bagian jahitan operasi pinggul kiri keluar cairan nanah,
rasa linu, kemeng, cekot-cekot terulang kembali menyebabkan Pasien minta didatangkan dokter atau staf
Rumah Sakit tersebut untuk menanganinya namun tidak ada yang mengatasi, tidak ada yang peduli terhadap
hasil dari kinerja penanganan medis yang dilakukan dan semakin lebih parah sampai hari ke-23; (Tidak adanya
respon dari Rumah sakit dan Dokter atas keluhan pasien)
 Pasien merasa diperlakukan tidak manusiawi hingga kaki kiri tidak dapat diangkat dan ditekuk dan
memutuskan tidak akan membayar harga tulang pinggul palsu yang dibebankan sebesar Rp 10 jutaan itu,
apabila keluhan yang ia rasakan tidak ditangani dan tidak membaik. Namun, Rumah Sakit merespon hal
tersebut dengan mengusir/harus meninggalkan Rumah Sakit tsb. (Rumah Sakit mengusir pasien)
KASUS
 Sebelum Pasien meninggalkan Rumah Sakit tsb dan berpindah ke RS “R.K.Z”, Pasien
meminta Rekam medis dan 2 lembar formuli yang pernah ditanda tangani, tetapi rekam

medis maupun formulis tidak diberikan oleh R.S.Adi H. (Pasien tidak diberikan isi rekam
medis/resume pulang)
 Sejak keluar dari RS.Adi H, Pasien mencari upaya penyembuhan kepada dr. Ahli tulang (23
doker) yg dikunjungi, rata-rata doker tsb berpendapat simpulannya sebaiknya kembali kepada
dokter yang pertama mengoperasinya, karena timbulnya bakteri di dalam tulang akibat
operasi yang kurang steril. Pasien merasa dirugikan oleh dokter dan rumah sakit Adi H.
Permasalahan
 Waktu tunggu
pelayanan operasi
 Permintaan pasien lama  Tidak adanya respon
untuk ganti dokter dan dari Rumah sakit dan
permintaan dirujuk ke Dokter atas keluhan
RS lain tidak pasien
dikabulkan. Pasien tidak
diberikan hak untuk
memilih dan ada unsur  Rumah Sakit
 Rumahpaksaan)
sakit dan mengusir pasien
dokter tidak melakukan
informed consent.  Pasien tidak
 Pasien diberikan isi
menandatangani rekam
berkas persetujuan medis/resume
yang masih kosong dan pulang
tanpa penjelasan
Question
Q
Apakah RS Adi dan dokter
yang mengoperasinya dalam
Apakah RS Adi dan dokter yang
melakukan bisnis dan
mengoperasinya dalam
profesinya dalam kasus tsb
melakukan bisnis dan profesinya
sudah sesuai dengan prinsip
dalam kasus tsb sudah sesuai
etika profesi dokter dan etika
dengan prinsip etika profesi
bisnis Indonesia.?
dokter dan etika bisnis Indonesia.?

Q
Disscussion
1. Tidak memberikan perawatan medis yang sesuai: Pasien mengalami penundaan dalam perawatan, kurangnya
komunikasi, dan tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan yang memadai, yang semuanya merupakan
pelanggaran etika profesi medis.
2. Tidak menghormati hak pasien: Pasien memiliki hak untuk memilih dokter, mendapatkan informasi yang
memadai, serta memberikan persetujuan sebelum tindakan medis dilakukan. Semua hak ini tampaknya
diabaikan.
3. Kekacauan administratif: Meminta pasien untuk menandatangani formulir yang kosong dan menolak
memberikan rekam medis adalah tindakan yang tidak etis dan dapat membahayakan pasien.
4. Tidak merespon komplikasi pasca operasi: Setelah operasi, pasien mengalami komplikasi serius yang tidak
ditangani dengan baik oleh rumah sakit. Ini juga merupakan pelanggaran etika profesi medis.
5. Perlakuan tidak manusiawi: Mengusir pasien dari rumah sakit tanpa penanganan yang memadai untuk kondisi
medisnya merupakan perlakuan yang tidak manusiawi.
Based On
Solution
 Memberikan perawatan medis yang sesuai: Pasien harus segera mendapatkan perawatan medis yang sesuai dengan
kondisinya. Penanganan harus dilakukan oleh dokter yang kompeten.
Solution
 Menghormati hak pasien: Hak-hak pasien, termasuk hak untuk memilih dokter, mendapatkan informasi
yang memadai, dan memberikan persetujuan, harus dihormati dan diberlakukan.
Solution
 Mematuhi standar administratif: Semua prosedur administratif harus dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pasien harus diberikan akses ke rekam medis mereka dan diberikan informasi yang jelas tentang biaya dan pembayaran.
Solution
 Merespons komplikasi medis: Jika pasien mengalami komplikasi pasca operasi, rumah sakit harus segera
meresponsnya dan memberikan perawatan yang diperlukan.
Solution
 Berkomunikasi dengan baik: Dokter dan rumah sakit harus menjalankan komunikasi yang baik
dengan pasien, memberikan penjelasan yang memadai tentang tindakan medis yang akan
dilakukan, risiko, dan alternatif yang mungkin ada.
Solution
 Mempertimbangkan konsultasi kedua: Jika ada keraguan atau masalah dengan tindakan medis yang diambil,
dokter seharusnya memberikan kesempatan bagi pasien untuk mendapatkan konsultasi kedua dari dokter lain.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai