Anda di halaman 1dari 85

POTENSI OBAT BAHAN ALAM

METABOLIT SEKUNDER
(FENOLIK, FLAVONOID, TANIN)

Tim Dosen Farmakognosi


Kurikulum 2021

28/10/2023 1
METABOLIT SEKUNDER
FENOLIK

28/10/2023 2
Capaian • Menjelaskan tentang obat bahan alam dari
golongan fenol
Pembelajaran

• Menjelaskan karakteristik, sumber, cara


Capaian memperoleh, cara identifikasi, penggolongan
sumber simplisia penghasil serta kegunaannya
Pembelajaran dalam pengobatan

28/10/2023 3
FENOL
 Senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil
(-OH) yang terikat pada cincin benzena
 Sebagian besar sifat fenol menyerupai sifat alkohol
 Dapat membentuk ikatan hidrogen  titik didih dan
titik leburnya lebih tinggi dibanding senyawa aromatik
yang Mr-nya sebanding
 Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air 
kelarutan dalam airnya tinggi
Gugus
fenol karboksilat
fenolat

Asam Asam
OH
salisilat gentisat
Fenol tidak dapat dioksidasi yamenjadi
aldehid atau keton ng jumlah atom C-nya
sama , karena gugus OH-nya terikat pada
suatu atom C yang tidak mengikat atom H lagi

Jika direaksikan dengan


Larutan fenol dalam air bersifat H2SO4 pekat tidak
sebagai asam lemah jadi membentuk ester
mengion sbb :Karena itu fenol Sifat melainkan membentuk
dapat bereaksi dengan basa dan kimia asam fenolsulfonat
(o atau p).
membentuk garam fenolat fenol

Dengan HNO3 pekat dihasilkan


nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya
terbentuk 2,4,6 trinitrofenol atau asam
pikrat.
1.Fenol murni
berbentuk Kristal
yang tak berwarna 3. sifat-sifat
2.sangat antiseptik
berbau

Sifat fisika
4b. Larutan fenol
5. Agak larut dalam air dan fenol dalam air disebut air
sebaliknya sedikit air dapat
karbol atau asam
juga larut dalam fenol cair
karbol.
4c.sifat-sifat antiseptik
4a.campuran fenol dengan 5-6%
air telah terbentuk cair pada
temperature biasa
Biosintesis
Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang
terpenting dari pada biosintesis fenol
(jalur yang paling banyak digunakan).

Jalur asam asetat-malonat, pola ini


dipergunakan untuk sintesis cincin A aromatik
dari turunan flavonoid

Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini


relatif kurang penting dalam tubuh
tanaman tingkat tinggi
PENGGOLONGAN FENOL
 Senyawa fenol sederhana
 Lignan, neolignan, lignin
Stilbena
Naftokinon
Antrakinon
Flavonoid
Antosian
Tannin
Kumarin
Kromon dan xanton
STRUKTUR FENOL
Senyawa fenol mempunyai struktur yang khas, yaitu
memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat
pada satu atau lebih cincin aromatik benzena.

Ribuan senyawa fenolik di alam telah diketahui


strukturnya, antara lain fenolik sederhana, fenil
propanoid.
 Fenolik Sederhana
Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik
sederhana antara lain meliputi guaiakol, vanilli dan
kresol.
 Fenil propanoid
merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai cincin
aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon.
Golongan fenil propanoid yang paling tersebar luas adalah asam
hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan bangunan
dasar lignin . Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat
dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat,
sinapat, kafeat dan p-kumarat.
IDENTIFIKASI

1. Reaksi Warna:
cara klasik untuk mendeteksi fenol---penambahan larutan Besi III
1% dalam air atau etanol----hijau, merah ungu, biru atau hitam
yang kuat.
Larutan Brom (9,6 ml brom + 30 ml kalium bromida hingga 100
ml air)----terbentuk endapan putih segara larut dan akan terjadi
endapan kembali bila ditambahkan pereaksi berlebih
Pereaksi yang umum : Folin Ciocalteu, vanilin asam klorida
pekat, vanilin asam sulfat pekat dan Gibbs (2,6-diklorokuinon-
klorimida 2% dalam kloroform).
IDENTIFIKASI
2. Kromatografi Kertas
Fase gerak yang banyak digunakan:
Hasil kurang memuaskan
Butanol:asam asetat:air
Butanol:amoniak 2M (1:1, lapisan atas)
Hasil lebih memuaskan
Kromatografi dua arah dengan benzena:asam asetat;air (6:7:3)
dan natrium format:asam format:air (10:1:200)
 Fase gerak lain yang banyak digunakan campuran asam asetat:asam
klorida:air (30:3:10).
IDENTIFIKASI
3. Kromatografi Lapis Tipis
Untuk fenol hasil sangat baik
 Fase diam : Selulose MN 300 (yang sering digunakan selulose atau poliamid)
Fase gerak : benzena : metanol : asam asetat
asam asetat:air
pengamatan di daerah UV pendek , karena fenol menyerap pada daerah 254 nm
 Fase diam : silika gel yang mengandung indikator flouresensi (bercak gelap, latar belakang
berflouresensi)
Pereaksi spesifik : Folin Ciocalteu
Hasil : Biru kelompok hidrokuinon/katekol
Biru hingga kelabu setelah diberi uap amonia
Pereaksi semprot diazinium, vanilin asam kloridsa pekat, vanilin asam sulfat pekat dan pereaksi
Gibbs.
IDENTIFIKASI

4. Spektrofotometer
Umumnya memiliki absobsi pada daerah uV dibawah
300 nm.
senyawa fenol memiliki inti aromatik sehingga
memilki serapan di daerah uv.
Apabila ditambah dengan larutan basa akan terjadi
pergeseran batokrom.
IDENTIFIKASI

5. Kromatografi Gas
untuk senyawa fenol yang perlu diubah menjadi senyawa turunannya
(trimetisilil atau setat) yang mudah menguap pada suhu kromatografi.
Cukup berhasil untuk pemisahan 38 senyawa fenol pada tanaman
tembakau
Jenis kolom yang digunakan : OV (OV-1, OV-17, dan OV-25), eter
polifenil OS 124 (PPE), trisenil fosfat (TXP) dan dietilena glikol suksinat
(DEGS).
IDENTIFIKASI

6. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi


 campuran asam fenolat dan aldehid fenolik
dapat dipisahkan dengan KCKT menggunakan
kolom µBondapak C18 dan Spherirorb C18,
Fase gerak : air:metanol:asam asetat (12:6:1)
dan air:asam asetat:n_butanol (342:1:14)
PENETAPAN KADAR FENOL TOTAL
 Pereaksi : Folin Ciocalteu
pembanding : Asam galat
absorbsi pada panjang gelombang 765 nm.

 metode lain yang dapat dilakukan dengan


pembentukan senyawa kompleks dengan natrium
nitrit:natrium molibdat yang memiliki absorbsi max
505 nm.
PERSEBARAN PADA SIMPLISIA
• Beberapa asam fenolat (protokatekuler, vanilat dan siringat)
umumnya tersebar luas dalam tumbuhan Angiospermae

• Asam salisilat lebih terbatas pada suku Ericaceae

• Beberapa senyawa Fenol yang merupakan komponen minyak atsiri,


contohnya timol dan karvakol dalam minyak atsiri Thymus vulgaris,
katekol (o-dihidroksibenzena) dalam bentuk bebas terdapat dalam
biji kola dan asam salisilat dalamn daun Gaultheria spp.
 Nama simplisia : Kaempheria Galangae Rhizoma(rimpang kencur)
 Tanaman asal : Kaempheria galanga
 Suku : Zingiberaceae
 Kandungan kimia : Minyak atsiri, etil sinamat, borneol kamfena, karvon,
sineol, eukaliptol
 Identifikasi:
1. Reaksi warna
Simplisia 2 g + 10 ml HCl dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit
kemudian saring,filtrate dimasukkan dalam corong pisah. Ampas disaring lagi
dengan metoda dan pelarut yang sama. Filtrat dicampur + 20 ml eter,dikocok dan
biarkan larutan terpisah. Larutan eter diuapkan hingga sekitar 5 ml untuk uji
warna dan klt.
Larutan uji 1 ml + pereaksi folin ciocalteu dipanaskan = biru
2. Uji KLT
Sebagai larutan uji adalah filtrate yang diperoleh padabutir 1.
bahan yang digunakan dalam uji klt :
a. Fase diam : lemepeng silica gel 60 F254
b. Fase gerak : toluene – etil asetat (95:5)
c. Larutan pembanding :larutan methanol
d. Dilihat pada sinar uv 254nm =(noda berwarna gelap dihitung
nilai Rf nya)
Penetapan kadar
Menggunakan KLT densitometry
Timbang 2 g sampel+ 20 ml etanol 70% ditempatkan pada alat
vortex selama 30 menit,diamkan 2 jam, saring masukkan dalam
labu takar 25 ml,cukupkan hingga batas tanda.
Nama simplisia : Merremiae Mammosae Tuber (umbi bidara upas)
 Tanaman asal : Merremiae mammosae
 Suku : Convolvulaceae
 Kandungan kimia : resin, tanin, meremosida
 Identifikasi
1. Reaksi warna
Simplisia 2g+10 ml HCL 2M dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit kemudian saring,filtrate
dimasukkan dalam corong pisah. Ampas disaring lagi dengan metoda dan pelarut yang sama. Filtrat
dicampur + 20 ml eter,dikocok dan biarkan larutan terpisah. Larutan eter diuapkan hingga sekitar 5 ml
untuk uji warna dan klt.
a. Larutan uji 1 ml + pereaksi folin ciocalteu dipanaskan = biru
b. Larutan uji 1 ml + vanillin asam klroida pekat akan timbul warna.
2. Uji KLT
Sebagai larutan uji adalah filtrate yang diperoleh pada butir 1.
bahan yang digunakan dalam uji klt :
a. Fase diam : lemepng silica gel 60 F254
b. Fase gerak : isopropanol-etil asetat(7;2;1)
c. Larutan deteksi : anisaldehid asam sulfat pekat
d. Dilihat pada sinar uv 366nm =(noda yang timbuldihitung nilai
Rf nya)

28/10/2023 25
Penetapan kadar
Kadar senyawa fenol total dilakukan menggunakan metode folin
Ciocalteu. Pembuatan laturan uji dilakukan sama pada saat rekais
warna dengan catatan larutan eter diuapkan dalam air dan
dimasukkan kedalam labu takar 10 ml,ditambahakan air hingga
batas tnada. Larutan standar atau baku asam galat dibuat dalam
berbagai konsentrasi yang diperoleh dengan cara pengenceran.
Nama simplisia : punicae Granati pericarpium (kulit buah delima)
Tanaman asal : Punica granatum
Suku :punicaceae
Kandungan kimia : punicalin, asam elagat,
elagitanin,galotanin,antosianin, protoantosianidin
Identifikasi
1. Reaksi warna
Simplisia 2g+10 ml HCL 2M dipanaskan dalam penangas air selama 30
menit kemudian saring,filtrate dimasukkan dalam corong pisah. Ampas
disaring lagi dengan metoda dan pelarut yang sama. Filtrat dicampur +
20 ml eter,dikocok dan biarkan larutan terpisah. Larutan eter diuapkan
hingga sekitar 5 ml untuk uji warna dan klt.
a. Larutan uji 1 ml + pereaksi folin ciocalteu dipanaskan = biru
b. Larutan uji 1 ml + vanillin asam klorida pekat akan timbul warna.
2. Uji KLT
Sebagai larutan uji adalah filtrate yang diperoleh padabutir 1.
bahan yang digunakan dalam uji klt :
a. Fase diam : lemepng silica gel 60 F254
b. Fase gerak : Toluen-aseton-asam formiat (6:6:1)
c. Larutan deteksi : larutan FeCl3 5% dalam metanol
d. Dilihat pada sinar uv 366nm =(noda yang timbuldihitung nilai Rf nya)

28/10/2023 28
 Penetapan kadar

Kadar senyawa fenol total dilakukan menggunakan metode folin


Ciocalteu. Pembuatan laturan uji dilakukan sama pada saat rekais
warna dengan catatan larutan eter diuapkan dalam air dan dimasukkan
kedalam labu takar 10 ml,ditambahakan air hingga batas tnada. Larutan
standar atau baku asam galat dibuat dalam berbagai konsentrasi yang
diperoleh dengan cara pengenceran.
METABOLIT SEKUNDER
FLAVONOID

28/10/2023 30
Capaian pembelajaran

• Menjelaskan tentang obat bahan alam dari golongan flavanoid


dan antosianin

Capaian pembelajaran

• Menjelaskan karakteristik, sumber, cara memperoleh, cara


identifikasi, penggolongan sumber simplisia penghasil serta
kegunaannya dalam pengobatan
 Flavonoid merupakan salah satu kelompok produk
alami tanaman yang terbesar, terutama sebagai fenol,
baik dalam kondisi bebas maupun sebagai glikosida
yang berkaitan.
 Senyawa flavonoida pertama kali diperkenalkan oleh
seorang Amerika bernama Gyorgy (1936).
 Flavonoid biasanya berupa senyawa berwarna kuning
(flavous adalah kata latin untuk warna kuning). Hal
yang menarik, lebih dari 2000 senyawa kimia berbeda
telah diisolasi,dindentifikasi dan dilaporkan dari
sumber tanaman.
STRUKTUR FLAVONOID
 Struktur kimia hanya berdasarkan pada rangka karbon
C6-C3-C6 yang artinya kerangka karbonnya terdairi atas
dua gugus C6 disambungkan oleh rantai alifatik karbon
KLASIFIKASI
FLAVONOID
Flavonoida
(1,3-diarilpropana)

Berdasarkan Isoflavonoida
Strukturnya (1,2-diarilpropana)

Neoflavonoida
(1,1-diarilpropana)
KLASIFIKASI
FLAVONOID
• Flavonoid
• Isoflavonoid
• Neoflavonoid
ANTOSIANIN

FLAVONOL

FLAVONON

Beberapa Senyawa KHALKON


Flavonoida

AURON

DEHIDROKHALKON

FLAVON
ISOFLAVON

(SALAH SATU JENIS SENYAWA METABOLIT


SEKUNDER
YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK SENYAWA
FLAVANOID)
Beberapa
Senyawa ROTENOID
Isoflavonoid
(TUMBUHAN YANG MENGANDUNG RETENOID
BERMANFAAT SEBAGAI PESTISIDA DAN
INSEKTISIDA)

KUMESTAN

(BANYAK TERDAPAT PADA KACANG-KACANGAN DAN


BIJI BUNGA MATAHARI.)
Flavonoid O-Glikosida
Pada senyawa ini gugus hidroksil flavonoid terikat
pada satu gula atau lebih dengan ikatan hemiasetal
yang tidak tahan asam, pengaruh glikosida ini
nenyebabkan flavonoid kurang reaktif dan lebih
mudah larut dalam air.
Flavonoid C-Glikosida
Gugus gula terikat langsung pada inti benzen
Beberapa dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam.
Senyawa Jenis gula yang terlibat lebih sedikit dibandingkan
Neoflavonoida dengan O-glikosida
Flavonoid Sulfat
Senyawa flavonoid yang mengandung satu ion
sulfat atau lebih yang terikat pada OH fenol atau
gula,
Biflavonoid
merupakan dimer flavonoid yang dibentuk dari dua unit
flavon atau dimer campuran antara flavon dengan
flavanon dan atau auron.
Flavonoid dikelompokkan Berdasarkan Keseragaman pada
Rantai C3
CONTOH SENYAWA

Flavonoll flavanol
Isoflavonoid
Contoh senyawa
isoflavon pterokarpan

HO O MeO O

R O O
OH
R=H daidzein O
R = OH genistein pterokarpin

rotenoid
kumestan
R

R2 O O O O
O
R3

R1 O R O
OH OMe
OMe
R1=R3=H R2=OH kumestrol R=H rotenon
R1=R3=OH R2=OMe medelolakton R = OH amorfigenin
NEOFLAVONOID
Contoh senyawa
BIOSINTESIS
Subtitusi Flavonoid
• Bentuk Glikosida : 1) O-glikosida umumnya pada posisi 3,5
dan 7, 2) C-glikosida umumnya pada posisi 6 dan 8
• Subtitusi pada flavonoid
– Ring B: terutama 4’ selalu ada OH, Posisi 3’ dan 5’ opsional
tersubtitusi OH (merupakan posisi subtitusi lanjutan, metilasi,
esterifikasi)
– Ring A: OH pada posisi 5 dan 7 yang selanjutnya dapat mengalami
subtitusi Metil atau glikosida (O-glikosida). Posisi 6 dan 8 dapat
mengalami subtitusi gula (C-glikosida)
– Ring C: Posisi 3 merupakan posisi yang sering mengalami subtitusi
baik metil, ester maupun gula.
IDENTIFIKASI FLAVONOID

• Sifat Kimia flavonoid : bau sangat tajam,sebagian


besar pigmen berwarna kuning,mudah terurai pada
temperatur tinggi, dapat larut dalam air dan pelarut
organik
• Beberapa reagen spesifik :
AlCl3 (kuning)
Sitroborat (berpendar pada UV 366)
FeCl3 (fenolik) (hijau-biru)

• FeCl + 6ArOH 6H + 3Cl + Fe (OAr)

• Biasanya membentuk kompleks dengan logam ex :


seng (Zn), magnesium (Mg), aluminium klorida
(ALCL3), asam borat (HBO3)
METABOLIT SEKUNDER
TANIN

28/10/2023 54
• Menjelaskan tentang obat
bahan alam dari golongan
Capaian tanin, karakteristik,
Pembelajaran sumber, cara
memperoleh dan , cara
identifikasi.

• Menjelaskan
penggolongan sumber
Capaian simplisia penghasil serta
Pembelajaran kegunaannya dalam
pengobatan.
TANIN Defenisi

Tannin merupakan senyawa kimia yang


kompleks terdiri dari senyawa polifenol yang
tersebar luas pada daun dan buah yang belum
masak. Senyawa tanin ini banyak di jumpai
pada tumbuhan.
Tanin secara umum didefinisikan sebagai
senyawa polifenol yang memiliki berat molekul
cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat
membentuk kompleks dengan protein.
1. Umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah
dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin bentuknya
amorf dan tidak mempunyai titik leleh
2. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat terang,
tergantung dari sumber tanin tersebut
3. Tanin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau
khas dan mempunyai rasa sepat (astrigent)
4. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau
dibiarkan di udara terbuka
5. Tanin mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik dan
merupakan racun
Sifat Fisika dan Kimia Tanin

Sifat Fisika
a. Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk
koloid dan memiliki rasa asam dan sepat.
b. Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan
terjadi endapan
c. Mengendapkan protein dari larutannya dan
bersenyawa dengan protein tersebut sehingga
tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Sifat Kimia

a. Merupakan senyawa kompleks dalam


bentuk campuran polifenol yang sukar
dipisahkan sehingga sukar mengkristal.
b. Tanin dapat diidentifikasikan dengan
kromotografi.
c. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi
adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.
Sifat Kimia

d. Tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus fenol dan


bersifat koloid.
e. Semua jenis tanin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar,
dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air
panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik
seperti metanol, etanol, aseton danpelarut organik lainnya
f. Dengan garam besi memberikan reaksi warna. Reaksi ini
digunakan untuk menguji klasifikasi tanin, karena tanin
dengan garam besi memberikan warna hijau dan biru
kehitaman.
g. Tanin dapat dihidrolisa oleh asam, basa dan enzim
Klasifikasi Tanin
Hydrlisable Tannins
Gallotanin dan Ellagitanin
• Tanin ini dapat dihidrolisis oleh enzim atau asam
Precusors :
Asam Fenolik (Gallic acid, Ellagic acid)
Glucose residue
Antara asam fenilik dan gula glukosa, there is ester linkage
Tanin Terhidrolisis

Tanin ini biasanya berikatan dengan


karbohidrat dengan membentuk jembatan
oksigen, maka dari itu tanin ini dapat
dihidrolisis dengan menggunakan asam
sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh
jenis tanin ini adalah gallotanin yang
merupakan senyawa gabungan dari
karbohidrat dengan asam galat
Selain membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin
terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins. Ellagitanin sederhana disebut juga ester
asam hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic
jika dilarutkan dalam air
Tanin Terkondensasi

Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi


dapat terkondensasi meghasilkan asam klorida.
Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin.
Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang
dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya
adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer
yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.
Salah satu contohnya adalah Sorghum
procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang
tersusun dari epiccatechin dan catechin.

Sorghum procyanidin
Senyawa ini jika dikondensasi maka akan
menghasilkan flavonoid jenis flavan dengan
bantuan nukleofil berupa floroglusinol.
Identifikasi Senyawa Tanin

Untuk analisis secara kualitatif dapat dilakukan dengan mengunakan metode :


a. Larutan FeCl3 : berwarna biru tua-kehitaman (Gallotanin dan ellagitanin)
: berwarna hijau kecoklatan (Tanin terkondensasi)
b. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat
berwarna coklat.
c. Dengan menggunakan larutan gelatin. Sedikit sampel ditambahkan beberapa
tetes larutan gelatin, reaksi positif bila terbentuk endapan.
d. Dengan menggunakan air brom. Sedikit sampel ditambahkan beberapa tetes
air brom, reaksi positif bila terbentuk endapan.
Sedangkan untuk menganalisis secara kuantitatif dapat
dilakukan dengan mengunakan metode :
a. Metode analisis umum phenolik, karena tanin merupakan
senyawa phenolik (Metode blue prussian dan Metode Folin).
b. Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya
c. Dengan menggunakan HPLC, dan UV-Vis
d. Metode presipitasi menggunakan protein
BIOSISTESIS
• Jalur biosintesis tanin melalui jalur asam sikimat, yang diawali
dengan pembentukan asam galat.

• Asam galat merupakan suatu senyawa yang sering menjadi


pembentuk berbagai jenis tanin lain : katekin, asam elagat,
prosianidin, epikatekin dan pentagaloilglukosa ( galotanin yag
digunakan untuk penyamakan kulit hewan).
PENETAPAN KADAR TANIN
Perlu diperhatikan adanya senyawa fenol lain yang dapat
mengganggu penetapan.

Cara TITRIMETRI dapat digunakan untuk menetapkan


kadar tanin total pada simplisia dan menggunakan
spektrofotometer.

Ekstraksi dilakukan dengan metanol, etanol, air serta


campuran dari keduanya.
PENETAPAN KADAR TANIN
Kadar Eligitanin

Pengukuran warna biru yang terjadi(setelah 15 menit)


pada penambahan larutan asam nitrit ke dalam larutan
tanin. Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 600 nm.
PENETAPAN KADAR TANIN
Kadar Protocianidin (tanin terkondensasi)

Warna yang terbentuk dengan penambahan asam


klorida pekat diekstraksi menggunakan butanol. Pemanasan
dengan asam akan membebaskan bentuk monomernya, yaitu
antosianidin atau sianidin. Serapan diukur pada panjang
gelombang 545 nm untuk sianidin. Apabila monomer yang
dihasilkan sianidin dan delfinidin, pengukuran juga dilakukan
pada panjang gelombang560 nm untuk delfinidin.
PENETAPAN KADAR TANIN
Dihitung sebagai katekin

Ekstrak air tanin 10 ml dimasukkan kedalam labu tentukur


100 ml, lalu volume dicukupkan hingga tanda batas. Larutran
dipipet 1 ml, selanjutnya dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,
kemudian ditambahkan 1 ml pereaksi vanilin 10% dalam asam,
95% etanol, dan 1 ml asam klorida pekat, lalu dihangatkan dalam
penangas air. Selanjutnya, larutan ditambahkan etanol 95% hingga
batas tanda. Serapan diukur pada panjang gelombang 530 nm,
dengan pembanding katekin.
PENETAPAN KADAR TANIN
Titrimetri

metode ini lebih sederhana, yaitu titrasi terhadap sari air


tanin menggunakan larutan KMnO4 dan indikator larutan
indigosulfonat dengan perubahan warna dari biru menjadi
kuning terang.
Persebaran pada
Simplisia
Gallotanin (tanin terhidrolisis) terdapat pada :
• Rhubarb (Rheum sp.)
• Cengkeh
• Hammamelis sp.
• Chesnut (Anacardsium occidentale)
• Turkis galls (jenis Quercus)
Elagitanin terdapat pada :
• Delima
• Eukaliptus
• Castanea sp.
Tanin Terkondensasi
• Tanin terkondensasi menyebar pada seluruh bagian
tumbuhan seperti akar, rimpang, kulit kayu, daun dan
bunga.
Daun Teh
Nama Simplisia : Theae Folium
Nama Lain : Daun teh
Tanaman Asal : Camellia sinensis (L) O.K yang disebut juga Thea sinensis
Family : Theaceae
Manfaat : Antidotum, Keracunan alkaloida dan logam-logam
berat, Analeptika, Stimulansia
Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.)
• Suku Myrtaceae
• Ekstrak tanin(Polifenol) dari daun jambu biji sebagai inhibitor
enzim xantin oksidase untuk menurunkan kadar asam
urat.Hasil penelitian dari perpustakaan UI 2015 , ekstrak
aquades memiliki persentase inhibisi tertinggi yaitu sebesar
58,2%.
• Pemanfaatan empiris Antidiare dan adstringen
Klika Batang Jambu Mete
(Anacardium occidentale L.)
• Suku Anacardiaceae
• Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanolik kulit
batang jambu mete mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus
(harsini, 2017)
• Kulit batang: sering digunakan untuk penanggulangan disentri, diabetes,
radang pada mulut, sakit gigi, pencahar, sariawan.
Kayu Secang
Caesalpinia sappan
• Suku Caesalpiniaceae
• Pemanfaatan empiris sebagai astringensia dan obat penyakit dalam
• Ekstrak kayu secang juga ditengarai berkhasiat anti-tumor, anti-
virus, immunostimulant
Klika Jamblang
Zyzygium cumini
• Suku Myrtaceae
• Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan
sebagai obat kencing manis, murus (diare), dan beberapa
penyakit lain.
• Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan kejadian
kanker lambung hingga 80%. Sebagian wilayah di Asia Tenggara
menggunakan akar jamblang untuk mengobati epilepsi
• Kulit kayu jamblang menghasilkan zat penyamak (tanin) dan
dimanfaatkan untuk pewarna(ubar) jala.
28/10/2023 85

Anda mungkin juga menyukai