Simbol Valve
Simbol Valve
Katup 5/2 solenoid ganda Katup 5/2 solenoid tunggal Katup 3/2 solenoid tunggal
Struktur sistem kontrol Pneumatik
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan
ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar penuh dan
tekanan pada tombol dilepas.
Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata letak
gambar diagram berikut ini.
Elemen-elemen pada 3 saluran penghubung yang
mempunyai sifat satu arah dapat dipasang sebagai elemen
penghubung sesuai arah aliran udara. Dua katup yang
ditandai sebagai elemen penghubung mempunyai
karakteristik logika yang ditentukan melalui dua sinyal
masukan dan satu keluaran. Salah satu katup yang
membutuhkan dua sinyal masukan untuk menghasilkan sinyal
keluaran adalah katup dua tekanan (Two Pressure Valves)
atau katup fungsi “DAN”.
Udara bertekanan hanya mengalir jika ke dua
lubang masukan diberi sinyal. Satu sinyal masukan
memblokir aliran. Jika sinyal diberikan ke dua sisi
masukan ( X dan Y ), sinyal akan lewat ke luar. Jika
sinyal masukan berbeda tekanannya, maka sinyal
dengan tekanan yang lebih besar memblokir katup dan
sinyal dengan tekanan yang lebih kecil yang mengalir ke
luar sebagai sinyal keluaran. Katup dua tekanan pada
umumnya digunakan untuk kontrol pengunci, kontrol
pengaman, fungsi cek dan fungsi logika.
Katup ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Jika
udara dialirkan melalui lubang pertama (Y), maka
kedudukan seal katup menutup lubang masukan yang lain
sehingga sinyal dilewatkan ke lubang keluaran (A). Ketika
arah aliran udara dibalik (dari A ke Y), silinder atau katup
terhubung ke pembuangan. Kedudukan seal tetap pada
posisi sebelumnya karena kondisi tekanan.
Katup ini disebut komponen fungsi “ATAU”. Jika silinder
atau katup kontrol dioperasikan dari dua tempat atau
lebih, katup ganti bisa digunakan. Pada contoh berikut
menunjukkan sebuah silinder yang diaktifkan dengan
menggunakan sebuah katup yang dioperasikan dengan
tangan dan lainnya dipasang pada posisi yang berjauhan.
Pada prinsipnya hal yang membedakan elektro pneumatik
dan pneumatik murni yaitu terletak dari pengontrolan dan
pengoprasianya. Bila pengoprasian dan pengontrolan
pneumatik murni dilakukan langsung ke katup dengan
cara kerja mekanik, maka pengontrolan dan pengoprasian
elektro penumatik dilakukan melalui relay dan solenoid
dengan cara kerja elektronik.
Pada sistem elektro pneumatik terdapat 4 kelompok dasar yaitu :
1. Power Supply (Pasokan energi) Arus listrik Udara bertekanan
2. Elemen-elemen masukan (Sensor) Limit switch Tombol tekan Proximity
sensor
3. Elemen pemroses (Prosessor) Switching logic Katup solenoid Converter
Pneumatik ke Elektrik
4. Aktuator dan elemen kontrol akhir Silinder Motor Katup kontrol akhir
SIRKIT pneumatik yang digunakan untuk memindahkan suatu benda kerja
dari satu posisi ke posisi yang lain . Lihat Sket posisi.
Urutan kerja dari actuator 1.0 (A) dan 2.0 (B) adalah: A+, B+, A-, B- .
Urutan kerja ini dapat dilihat pada diagram step pemindahan
(desplacement step diagram) gambar berikut.
Cara kerja rangkaian :