Anda di halaman 1dari 36

Pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara

yang dimampatkan (compressed air). Udara yang


dimampatkan akan didistribusikan pada sistem yang ada
sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhan udara yang dimampatkan kita memerlukan
Compressor (pembangkit udara bertekanan). Komponen
pneumatik beroperasi pada tekanan 8 s.d. 10 bar, tetapi
dalam praktik dianjurkan beroperasi pada tekanan 5 s.d. 6
bar untuk penggunaan yang ekonomis.
Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan
media pneumatik dalam hal penangan material adalah
sebagai berikut :
a. Pencekaman benda kerja
b. Penggeseran benda kerja
c. Pengaturan posisi benda kerja
d. Pengaturan arah benda kerja
Penerapan pneumatik secara umum :
a. Pengemasan (packaging)
b. Pemakanan (feeding)
c. Pengukuran (metering)
d. Pengaturan buka dan tutup (door or chute control)
e. Pemindahan material (transfer of materials)
f. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning and
inverting of parts)
g. Pemilahan bahan (sorting of parts)
h. Penyusunan benda kerja (stacking of components)
i. Pencetakan benda kerja (stamping and embosing of
components)
Katup kontrol arah atau biasa disingkat KKA adalah alat atau
instrumentasi pneumatik yang berfungsi sebagai switch/saklar aliran
udara. Pensaklaran yang diaplikasikan memiliki banyak sistem
diantaranya memakai coil selenoid, penggerak tangan atau mekanik
lain. KKA juga difungsikan sebagai serangkaian fungsi logika atau
timer pneumatik. Penggambaran simbol KKA pada sistem peumatik.
A, B, C : Garis kerja
P : Persediaan udara, hubungan dengan udara
kompresi (udara yang dimampat-kan)
R, S, T : Saluran, titik pembuangan
L : Garis kebocoran
Z, Y, X : Garis-garis pengontrol
Metode pengaktifan KKA bergantung pada tugas yang
diperlukan. Jenis pengaktifan bervariasi seperti secara
mekanis, pneumatis, elektris dan kombinasi dari semuanya.
Simbol metode pengaktifan diuraikan dalam standar DIN
1219 berikut ini :
 Katup penghambat dengan pembatas tetap
Katup tersebut berfungsi untuk membatasi laju aliran
fluida yang masuk ke dalam silinder sehingga gerakan
piston dalam silinder bisa diperlambat.
 Katup pengontrol arus searah dapat distel
Katup tersebut berfungsi untuk membatasi atau mengontrol
laju aliran fluida tetapi hanya satu arah saja,
• Katup pembatas tekanan dapat distel
Katup tersebut berfungsi untuk membatasi tekanan dengan
cara mengatur laju udara pembuangan.
• Katup pembatas tekanan dapat distel tanpa pembuangan
Katup tersebut berfungsi untuk membatasi tekanan dengan
cara mengatur laju udara yang mengalir ke system
pneumatik.
Flow control Katup 5/2 Cylinder single action

Cylinder double action Push Button mekanik


Air filter, Regulator ,
and Lubricator
Kompressor Kabel sambungan

selang Limit switch


Limit switch cylinder single action Cylinder double action
with proximity switch with proximity switch

Katup 5/2 solenoid ganda Katup 5/2 solenoid tunggal Katup 3/2 solenoid tunggal
Struktur sistem kontrol Pneumatik
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan
ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar penuh dan
tekanan pada tombol dilepas.
Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata letak
gambar diagram berikut ini.
Elemen-elemen pada 3 saluran penghubung yang
mempunyai sifat satu arah dapat dipasang sebagai elemen
penghubung sesuai arah aliran udara. Dua katup yang
ditandai sebagai elemen penghubung mempunyai
karakteristik logika yang ditentukan melalui dua sinyal
masukan dan satu keluaran. Salah satu katup yang
membutuhkan dua sinyal masukan untuk menghasilkan sinyal
keluaran adalah katup dua tekanan (Two Pressure Valves)
atau katup fungsi “DAN”.
Udara bertekanan hanya mengalir jika ke dua
lubang masukan diberi sinyal. Satu sinyal masukan
memblokir aliran. Jika sinyal diberikan ke dua sisi
masukan ( X dan Y ), sinyal akan lewat ke luar. Jika
sinyal masukan berbeda tekanannya, maka sinyal
dengan tekanan yang lebih besar memblokir katup dan
sinyal dengan tekanan yang lebih kecil yang mengalir ke
luar sebagai sinyal keluaran. Katup dua tekanan pada
umumnya digunakan untuk kontrol pengunci, kontrol
pengaman, fungsi cek dan fungsi logika.
Katup ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Jika
udara dialirkan melalui lubang pertama (Y), maka
kedudukan seal katup menutup lubang masukan yang lain
sehingga sinyal dilewatkan ke lubang keluaran (A). Ketika
arah aliran udara dibalik (dari A ke Y), silinder atau katup
terhubung ke pembuangan. Kedudukan seal tetap pada
posisi sebelumnya karena kondisi tekanan.
Katup ini disebut komponen fungsi “ATAU”. Jika silinder
atau katup kontrol dioperasikan dari dua tempat atau
lebih, katup ganti bisa digunakan. Pada contoh berikut
menunjukkan sebuah silinder yang diaktifkan dengan
menggunakan sebuah katup yang dioperasikan dengan
tangan dan lainnya dipasang pada posisi yang berjauhan.
Pada prinsipnya hal yang membedakan elektro pneumatik
dan pneumatik murni yaitu terletak dari pengontrolan dan
pengoprasianya. Bila pengoprasian dan pengontrolan
pneumatik murni dilakukan langsung ke katup dengan
cara kerja mekanik, maka pengontrolan dan pengoprasian
elektro penumatik dilakukan melalui relay dan solenoid
dengan cara kerja elektronik.
Pada sistem elektro pneumatik terdapat 4 kelompok dasar yaitu :
1. Power Supply (Pasokan energi) Arus listrik Udara bertekanan
2. Elemen-elemen masukan (Sensor) Limit switch Tombol tekan Proximity
sensor
3. Elemen pemroses (Prosessor) Switching logic Katup solenoid Converter
Pneumatik ke Elektrik
4. Aktuator dan elemen kontrol akhir Silinder Motor Katup kontrol akhir
SIRKIT pneumatik yang digunakan untuk memindahkan suatu benda kerja
dari satu posisi ke posisi yang lain . Lihat Sket posisi.

Urutan kerja dari actuator 1.0 (A) dan 2.0 (B) adalah: A+, B+, A-, B- .
Urutan kerja ini dapat dilihat pada diagram step pemindahan
(desplacement step diagram) gambar berikut.
Cara kerja rangkaian :

Pada saat PB start ditekan maka


valve solenoid Y1 aktif dan
menggerakkan silinder A dan
menyentuh S2 sebagai limit switch
kemudian mengaktifkan valve
solenoid Y3 dan menggerakkan
silinder B dan menyentuh limit
switch S4 kemudian mengaktifkan
valve solenoid Y2 sehingga silinder
1 bergerak kembali ke posisi
semuala dan menyentuh limit
switch S1 lalu mengaktifan valve
solenoid Y4 dan silinder 2 bergerak
kembali ke posisi semula.
Mesin stemping yang dilengkapi dengan tiga
buah silinder pneumatik diharapkan cara
kerjanya adalah sebagai berikut. Benda
kerja yang akan distemping telah disusun
pada tempatnya (perhatikan gambar
disamping) dan dapat turun oleh beratnya
sendiri. Silinder A mendorong benda kerja
dan sekali gus menjepit (clamping). Pada
saat itu silinder B melakukan stemping.
Selesai stemping silinder A mundur dan
kemudian silinder C mendorong benda kerja
keluar.

Gambar mesin stemping

Diagram step pemindahan


Solenoid valve adalah sebuah katup yang menggunakan sistem
elektromagnetik yang akan menggerakkan spool sehingga katup
pengarah bekerja dan mempunyai koil / kumparan sebagai
penggeraknya.

Solenoid mengaktuasikan katup kontrol arah dan relay bisa sebagai


pemroses atau fungsi kontrol aktuator. Sebagai contoh: jika katup
kontrol arah digunakan untuk mengontrol silinder, maka katup
kontrol arah adalah elemen kontrol untuk kelompok aktuator. Jika
elemen tersebut didefinisikan sebagai sinyal prosesor, maka harus
ditempatkan pada kelompok prosesor.
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuator nya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang
berfungsi untuk mengontakkan atau sebagai pengontak.
Cara Kerja:
Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari samping
kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat ( tergantung
dari jenis dan type limit switch ) maka, actuator akan bergerak dan
diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro
switch dan menghubungkan kontak-kontaknya, pada micro switch
terdapat kontak jenis NO dan NC seperti juga sensor lainnya, kemudian
kontaknya mempunyai beban kerja sekitar 5 A, limit switch juga
mempunyai head atau kepala tempat dudukan actuator pada bagian
atas dari limit switch
Sensor atau saklar otomatis yang mendeteksi logam berdasarkan jarak
yang diperolehnya, artinya sejauhmana kedekatan objek yang
dideteksinya dengan sensor, sebab karakter dari sensor ini, mendeteksi
objek yang cukup dekat dengan satuan mili meter, umumnya sensor ini
mempunyai jarak deteksi yang bermacam-macam seperti 5,7,10,12, dan
20 mm tergantung dari type sensor yang digunakan, semakin besar
angka yang tercantum pada typenya,maka semakin besar pula jarak
deteksinya.

Cara kerja Proximity Switch


Sensor ini bekerja berdasarkan jarak objek terhadap sensor, ketika ada
objek logam yang mendekat maka sensor akan bekerja dan
menghubungkan kontaknya, kemudian melalui kabel yang tersedia bisa
dihubungkan ke perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay dll.
Pada saat sensor ini sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam
(besi) maka akan ditandai dengan lampu kecil berwarna merah atau
hijau yang ada dibagian atas sensor, sehingga memudahkan kita dalam
memonitor kerja sensor.

Anda mungkin juga menyukai