Anda di halaman 1dari 164

Hak

Kekayaan
Intelektual
Hukum Kekayaan Intelektual
Hukum Kekayaan Intelektual merupakan bagian dari hukum yang berlaku dan mempunya fungsi yang
umum dan spesifik.
Hukum selain berfungsi sebagai menentukan norma, sanksi, dan penyelesaian sengketa, hukum berfungsi
untuk mendorong masyarakat utnuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama berkenan dengan
perubahan yang terjadi. (Dodel, dalam Anthon Susanto, 2010).
HKI juga mempunyai fungsi yang sama, yakni mendorong masyarakat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual, imajinasinya untuk menciptakan, mewujudkan imajinasinya untuk memecahkan persoalan yang
ada. Kreativitas itu dinilai sebagai cara untuk memecahkan masalah sekaligus bernilai ekonomi. HKI
kemudian dirumuskan sebagai perangkat perlindungan atas hak yang eksklusif. Kekayaan inteletual
diwujudkan dengan berbagai upaya sehingga mewujudkan karya yang bermamfaat bagi kehidupan
masyarakat yang selalu berubah.
Hukum Kekayaan Intelektual
Hukum Kekayaan Intelektual merupakan anak kandung teknologi yang kemudian
bersama sama untuk mewujudkan sebagai kerangka keyakinan dan komitmen untuk
menjawab persoalan yang sedang dihadapi (paradigma, Liek Wilardjo). Masa depan
masyarakat diletakkan kepada kemapuan imajinatif, kreativitas dari mereka yang
bergelut di bidang kekayaan intelektual. Tanpa merendahkan ilmu pengetahuan,
imajinasi jauh lebih penting, kata Einstein.
Pemahaman Filosofis
Suatu Kekayaan berasal dari olah pikir intelektual/otak manusia bersifat
sebagai benda tidak berwujud yang dilindungi hukum sebagai suatu hak bagi
subjek-subjek hukum yang memilikinya seperti: Hak Cipta, Hak Paten, Hak
Merek, Hak Desain Industri, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Hak
Rahasia Dagang dan Hak Varietas Tanaman.

Hukum Kekayaan Intelektual mengatur kreasi, penggunaan dan eksploitasi


mental atau karya kreatif seorang manusia.
Pemahaman Filosofis
▰ Pemikiran filosofis tentang Kekayaan Intelektual. Secara teoritis dalam
abad modern berlatar belakang pada pemikiran. (Albert Einstein 1879 –
1955)
▰ Imagination is more important than knowledge. (Einstein)
▰ Tanpa mengurangi arti dari “segala sesuatu yang diketahui”
(knowledge/pengetahuan).
▰ Imajinasi para Kreator Dunia telah membawa umat manusia kepada
kemajuan teknologi.
Pemahaman Filosofis
▰ Imajinasi adalah sumber kemajuan seni dan Ilmu Pengetahuan.
▰ Musik, lukisan, pahatan, karya arsitektur, novel dan ciptaan-ciptaan seni
lainnya merupakan karya seseorang individu yang merasa tidak puas
dengan ciptaan lama, mewujudkan ciptaan baru berdasarkan ide/gagasan
baru.

Kekayaan Intelektual adalah suatu istilah berawal dari imajinasi seseorang


dalam bentuk suatu ide/gagasan tentang seni, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemahaman Filosofis
Kekayaan Intelektual adalah suatu istilah berawal dari imajinasi seseorang
dalam bentuk suatu ide/gagasan tentang seni, ilmu pengetahuan dan teknologi.
▰ Seperti: musik, karya arsitektur, program komputer dan lain-lain, yang
semula berupa tanpa bentuk berwujud atau intangible pada awal mulanya.
▰ Sebagai suatu produk yang merupakan benda berwujud ide/gagasan
mempunyai nilai keekonomian.
▰ Istilah kekayaan dalam kata-kata kekayaan intelektual menjelaskan nilai
keekonomian dari suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk invensi
(penemuan), ciptaan seni yang kepemilikannya menjadi hak eksklusif
pribadi seseorang.
▰ Pada abad digital dewasa ini masyarakat bangsa-bangsa telah mempunyai
perspektif pasti bahwa Kekayaan Intelektual bermanfaat bagi umat manusia.
▰ Kekayaan Intelektual dipahami sebagai
Sarana Pertumbuhan Ekonomi
Power Tool Of Economic Growth
▰ Dengan dijadikannya Kekayaan Intelektual sebagai
Sarana (Tool)
▰ Bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara,
▰ Pemanfaatan Kekayaan Intelektual mengabaikan prinsip
Zero Sum Game
(bila salah satu pihak menang, pihak yang lain kalah)
Prinsip Pemanfaatan Kekayaan Intelektual
◈ Sebagai sarana pertumbuhan ekonomi, menghasilkan lebih banyak
inovasi yang berdampak pada tumbuh berkembangnya kreatifitas, dan
pertumbuhan ekonomi.
◈ Kekayaan intelektual merupakan elemen esensial dan penting dari
sebuah industri, dimana pelaku usaha dapat menciptakan sebuah
competitive advantage dalam pasar.
◈ Keunggulan inilah yang dapat menjadikan sebuah perusahaan dapat
memimpin pasar, keunggulan yang lahir dari ide-ide dan inovasi
cemerlang hasil olah fikir serta kreasi dari sumber daya yang dimiliki
oleh masing-masing pelaku usaha inilah yang menjadi objek
pelindungan kekayaan intelektual.
• Istilah K.I. Telah dikenal semenjak
sekitar 150 tahun yang lalu.
• 1883 diatur Konvensi Paris – 1886
Konvensi Bern.
Pemahaman Yuridis
SYARAT DAN PROSEDUR
HAKI PENGERTIAN MASA BELAKU JENIS KETERANGAN
PERMOHONAN
Anda yang dapat 1. Registrasi Akun 10 (sepuluh) tahun 43 klasifikasi merek UNDANG - UNDANG REPUBLIK
ditampilkan secara (merek.dgip.go.id) sejak tanggal Contoh : INDONESIA NOMOR 20 TAHUN
grafis berupa gambar, 2. Isi permohonan baru penerimaan Kelas 1 2016
logo, nama, kata, 3. Pesan kode billing dengan permohonan Bahan kimia yang TENTANG MEREK DAN INDIKASI
GEOGRAFI
huruf, angka, susunan mengisi tipe, jenis dan pendaftaran dan digunakan dalam
warna, dalam bentuk 2 pilihan kelas dapat diperpanjang. industri, dsb
(dua) dimensi dan/atau 4. Lakukan pembayaran Kelas 2 Perubahan Undang – Undang
3 (tiga) dimensi, suara, sesuai tagihan pada aplikasi Cat, pernis, lak; Merek dan Indikasi Geografis
hologram, atau SIMPAKI bahan pencegah terdapat pada Undang – Undang
kombinasi dari 2 (dua) 5. Jika permohonan sudah karatan dan Cipta Kerja yakni:
atau lebih unsur diterima dan semua data kelapukan kayu; 1. Pasal 20
tersebut untuk sudah diisi dengan benar, Kelas 3
Merek membedakan barang unggah data pendukung dan Sediaan-sediaan
2. Pasal 23
3. Pasal 25
dan/atau jasa yang isi semua formulir yang untuk memutihkan
diproduksi oleh orang tersedia dan mencuci;
atau badan hukum Data pendukung yang Dst..
dalam kegiatan diunggah :
perdagangan barang 6. Label merek
dan/atau jasa. 7. Tanda tangan pemohon
8. Surat keterangan UMK (jika
pemohon merupakan usaha
mikro atau usaha kecil)
Pemahaman Yuridis
HAKI PENGERTIAN SYARAT DAN PROSEDUR PERMOHONAN MASA BELAKU JENIS KETERANGAN
Hak eksklusif 1. Registrasi Akun (paten.dgip.go.id) 1. Paten diberikan untuk 1. Paten UNDANG-UNDANG
inventor atas 2. Isi permohonan baru jangka waktu selama 2. Paten REPUBLIK INDONESIA
invensi di bidang 3. Unggah data pendukung, isi seluruh 20 (dua puluh) tahun sederhana NOMOR 13 TAHUN 2016
teknologi untuk formulir yang tersedia. sejak tanggal TENTANG PATEN
selama waktu 4. Lakukan pembayaran dengan klik penerimaan
tertentu pemesanan kode billing paten. permohonan Paten. Perubahan Undang –
melaksanakan 2. Paten sederhana Undang PATEN terdapat
sendiri atau Data pendukung yang diunggah : diberikan untuk jangka pada Undang – Undang
memberikan waktu 10 (sepuluh) Cipta Kerja yakni
persetujuan 5. Deskripsi Permohonan Paten dalam tahun sejak tanggal 1. Pasal 3
kepada pihak lain Bahasa Indonesia; penerimaan 2. Pasal 20
untuk 6. Klaim; permohonan Paten 3. Pasal 82
melaksanakan 7. Abstrak; sederhana. 4. Pasal 122
invensinya. 8. Gambar Invensi (PDF) dan Gambar untuk 5. Pasal 123
Paten Publikasi (JPG); 6. Pasal 124
9. Surat Pernyataan Kepemilikan Invensi oleh
Inventor;
10.Surat Pengalihan Hak (jika inventor dan
pemohon berbeda atau pemohon
merupakan badan hukum);
11.Surat Kuasa (jika diajukan melalui
konsultan);
12.Surat Keterangan UMK (jika pemohon
merupakan usaha mikro atau usaha kecil);
13.SK Akta Pendirian (jika pemohon
merupakan lembaga pendidikan atau
litbang pemerintah);
Pemahaman Yuridis
SYARAT DAN PROSEDUR MASA
HAKI PENGERTIAN JENIS KETERANGAN
PERMOHONAN BELAKU
Desain Industri adalah 1. Registrasi akun 10 (sepuluh) 1. Perlindungan Hak UU NO. 31 TAHUN 2001
suatu kreasi tentang (desainindustri.dgip.go.id) tahun terhitung Cipta : Seumur Hidup TENTANG DESAIN INDUSTRI
bentuk, konfigurasi atau 2. Buat permohonan sejak Tanggal Pencipta + 70 (tujuh
komposisi garis atau 3. Isi formulir dan unggah data Penerimaan. puluh) Tahun. Desain Industri yang memiliki
warna, atau garis dan pendukung 2. Program Komputer : kebaruan (novelty) dengan
warna, atau gabungan 4. Pemesanan kode billing, 50 (lima puluh) tahun catatan jika pada tanggal
daripadanya yang lakukan pembayaran Sejak pertama kali penerimaan permohonan
berbentuk tiga dimensi dipublikasikan. pendaftaran Desain Industri
atau dua dimensi yang Data Dukung yang Diunggah : 3. Pelaku : 50 (lima tersebut tidak sama dengan
memberikan kesan estetis 5. Gambar Desain Industri; puluh) tahun sejak pengungkapan Desain Industri
dan dapat diwujudkan 6. Uraian Desain Industri; pertama kali di yang telah ada sebelumnya
dalam pola tiga dimensi 7. Surat Pernyataan Kepemilikan pertunjukkan.
atau dua dimensi serta Desain Industri; 4. Produser Rekaman :
Desain dapat dipakai untuk 8. Surat Kuasa (jika diajukan 50 (lima puluh) tahun
Industri menghasilkan suatu melalui konsultan); sejak Ciptaan di
produk, barang, 9. Surat Pernyataan Pengalihan fiksasikan.
komoditas industri atau Hak (jika pemohon dan 5. Lembaga Penyiaran :
kerajinan tangan. pendesain berbeda); 20 (dua puluh) tahun
10.Surat Keterangan UMK (jika sejak pertama kali di
pemohon merupakan usaha siarkan.
mikro atau usaha kecil);
11.SK Akta Pendirian (jika
pemohon merupakan lembaga
pendidikan atau litbang
pemerintah);
Pemahaman Yuridis
SYARAT DAN
MASA
HAKI PENGERTIAN PROSEDUR JENIS KETERANGAN
BELAKU
PERMOHONAN
Hak Cipta : 1. Registrasi akun Berlaku selama 1. Buku, program komputer, pamflet, UNDANG-UNDANG
(hakcipta.dgip.go.id) hidup pencipta perwajahan (layout) karya tulis yang NOMOR 28 TAHUN 2014
Hak eksklusif pencipta 2. Pilih pengajuan dan terus diterbitkan, dan semua hasil karya HAK CIPTA
yang timbul secara pencatatan digital, isi berlangsung tulis lain;
otomatis berdasarkan seluruh formulir, dan selama 70 2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan
prinsip deklaratif setelah unggah data (tujuh puluh) lain yang sejenis dengan itu;
suatu ciptaan diwujudkan Undang-Undang Hak
pendukung tahun setelah 3. Alat peraga yang dibuat untuk Cipta yang memenuhi
dalam bentuk nyata tanpa kemudian lakukan pencipta kepentingan pendidikan dan ilmu
mengurangi pembatasan unsur pelindungan dan
pembayaran meninggal. pengetahuan; pengembangan ekonomi
sesuai dengan ketentuan 4. Lagu atau musik dengan atau tanpa
peraturan perundang- kreatif maka diharapkan
teks; kontribusi sektor Hak
undangan. Syarat : 5. Drama atau drama musikal, tari, Cipta dan Hak Terkait bagi
3. KTP koreografi, pewayangan, dan perekonomian negara
4. Surat Kuasa pantomim; dapat lebih optimal
Hak Terkait : (apabila melalui 6. Seni rupa dalam segala bentuk
Hak kuasa) seperti seni lukis, gambar, seni ukir,
Hak yang berkaitan seni kaligrafi, seni pahat, seni
Cipta dengan Hak Cipta yang 5. Akta Perusahaan
(apabila melalui patung, kolase, dan seni terapan;
merupakan hak eksklusif 7. Arsitektur;
bagi pelaku pertunjukan, badan hukum)
8. Peta;
produser fonogram, atau 9. Seni Batik;
lembaga penyiaran 10. Fotografi;
11. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga
rampai, dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.
Pemahaman Yuridis
SYARAT DAN PROSEDUR
HAKI PENGERTIAN MASA BELAKU JENIS KETERANGAN
PERMOHONAN
Suatu tanda yang 1. Registrasi Akun : Indikasi Geografis 1. Sumber daya UNDANG - UNDANG
menunjukkan daerah (ig.dgip.go.id) dilindungi selama alam REPUBLIK INDONESIA
asal suatu barang 2. Permohonan diajukan terjaganya reputasi, 2. Barang kerajinan NOMOR 20 TAHUN 2016
dan/atau produk yang secara tertulis dalam kualitas, dan tangan TENTANG MEREK DAN
karena faktor bahasa Indonesia oleh karakteristik yang 3. Hasil industri INDIKASI GEOGRAFI
lingkungan geografis Pemohon atau melalui menjadi dasar
termasuk faktor alam, Kuasanya dengan diberikannya
faktor manusia atau mengisi formulir dalam pelindungan Indikasi
kombinasi dari kedua rangkap 3 (tiga) kepada Geografis pada suatu
faktor tersebut Direktorat Jenderal barang.
3. Surat kuasa khusus,
memberikan reputasi,
Indikasi kualitas, apabila Permohonan
dan
Geografis karakteristik diajukan melalui Kuasa;
tertentu
4. Bukti pembayaran biaya
pada barang dan/atau
5. 10 lembar etiket Indikasi
produk yang
Geografis (ukuran
dihasilkan. maksimal 9x9 cm,
minimal 5x5 cm);
Pemahaman Yuridis
SYARAT DAN PROSEDUR
HAKI PENGERTIAN MASA BELAKU JENIS KETERANGAN
PERMOHONAN
Kreasi berupa 1. Registrasi Akun : 10 (sepuluh) tahun, UNDANG-UNDANG NOMOR
rancangan peletakan (loketvirtual.dgip.go.id) yang dihitung sejak 32 TAHUN 2000 TENTANG
tiga dimensi dari 2. Hasil scan Formulir Permohonan Tanggal Penerimaan DTLST (DESAIN TATA LETAK
berbagai elemen, Desain Tata Letak Sirkuit atau sejak tanggal SIRKUIT TERPADU)
sekurang-kurangnya Terpadu yang sudah diisi secara Desain Tata Letak
satu dari elemen lengkap Sirkuit Terpadu
tersebut adalah 3. Gambar atau foto serta uraian tersebut pertama kali
elemen aktif, serta dari Desain Tata Letak Sirkuit dieksploitasi secara
sebagian atau semua Terpadu komersial dan tidak
4. Surat Kuasa Konsultan KI
interkoneksi dalam dapat diperpanjang.
Desain Bermaterai (jika menggunakan
suatu sirkuit terpadu
Tata Letak dan peletakan tiga Konsultan)
Sirkuit 5. Surat Pernyataan Kepemilikan
dimensi tersebut
Terpadu dimaksudkan untuk DTLST
persiapan pembuatan
sirkuit terpadu.
Pemahaman Yuridis

SYARAT DAN
HAKI PENGERTIAN PROSEDUR MASA BELAKU JENIS KETERANGAN
PERMOHONAN
Informasi yang tidak Tidak memiliki batas UNDANG – UNDANG NO 30
diketahui oleh umum di waktu perlindungan TAHUN 2000 TENTANG
bidang teknologi dan/atau RAHASIA DAGANG
Rahasia bisnis, mempunyai nilai
Dagang ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang.
Eksplanasi Reflektif
1. HKI dalam perubahan masyarakat dan merubah masyarakat, kasus China, Amerika dan
India
2. HKI sebagai bagian ekonomi kreatif yang memberikan sumbangan besar bagi
perekonomian, kasus kuliner
3. HKI sebagai solusi yang selalu dinantikan, kasus vaksin
4. HKI yang selalu diabaikan dan tidak dilindungi, kasus pembajakan lagu dan atau musik
5. HKI dan dunia digital, kasus platform digital, youtubers
6. HKI sebagai bagian diplomasi dunia, kasus paten dalam Omnibus Law
7. HKI sebagai intangible assets, kasus merk terkenal
8. HKI bukan budaya Indonesia, kasus pencipta Indonesia yang selalu miskin
9. HKI dalam paradigma hukum Indonesia, kasus batik, herbal dan obat tradisional
10. HKI dan masa depan dunia, kasus film Amerika, teknologi Jepang, Korea dan China.
ISU-ISU TERKINI
MENGENAI
KEKAYAAN
INTELEKTUAL
DEFINISI “SDGPTEBT”

Sumber Daya Genetik, Pengetahuan Tradisional, dan Ekspresi Budaya Tradisional


▰ SDG adalah bahan genetik yang memiliki nilai guna, baik secara nyata maupun yang masih
berpotensi. Bahan genetik = unit fungsional hereditas yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
dan mikrobiologi. Contoh: Tumbuhan tapak dara (Ps.2 CBD)
▰ PT adalah karya intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang mengandung unsur
karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan, dan dipelihara oleh
kustodiannya. Contoh: Tumbuhan Tapak Dara sebagai Obat Kanker (Ps. 1.1 RUU PTEBT)
▰ EBT adalah karya intelektual dalam bidang seni, termasuk ekspresi sastra yang mengandung
unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan, dan dipelihara oleh
kustodiannya. Tari Pendet, Wayang, Reog, Motif Batik Parang (Ps. 1.2 RUU PTEBT)
PENGELOMPOKAN KI BERDASARKAN
KEPEMILIKAN
Sumber Daya Genetik

Ekspresi Budaya Tradisional

Pengetahuan Tradisional
Ke
pe
Ko mili Indikasi Geografis/Indikasi Asal
mu kan
nal

KEKAYAAN Kepemilikan
Hak Cipta
INTELEKTUAL Personal

Hak Milik Industri


Perbedaan
Bentuk Desain
Paten Merek
Kepemilikan Industri

Rahasia Desain Tata Varietas


Kekayaan Dagang Letak Sirkuit Terpadu Tanaman
21
Intelektual
Prinsip Dasar Sistem HKI Secara Umum
Berdasarkan Perjanjian TRIPs, Perlindungan
Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan:
 Private Right,
 Dilindungi dalam jangka waktu
tertentu/sepanjang memenuhi persyaratan
tertentu
 Adanya kebaruan atau orisinalitas
PT, EBT : FAKTA DAN KONDISI

▰ Kepemilikan cenderung Komunal.


▰ Biasanya anonim (meskipun beberapa
diketahui)
▰ Telah dikenal, digunakan untuk jangka
waktu yang sangat lama (tidak ada
kebaruan atau orisinalitas)
▰ Harus dilindungi dengan waktu yang tidak
terbatas

23
Beberapa Perbedaan yang Mendasar Pengetahuan dan
Ekspresi Budaya Tradisional dengan Kekayaan Intelektual

Pengetahuan & Ekspresi Budaya Karya Intelektual (KI) Modern


Tradisional
Produk/karya: Produk/karya:
merupakan pewarisan antar generasi (turun- merupakan hasil/kreasi individu/badan hukum
temurun)
Pencipta/kreator: Pencipta/kreator:
pada umumnya tidak dikenal diketahui
Pemanfaatan/pendayagunaannya: Pemanfaatan/pendayagunaannya:
utamanya ditujukan untuk pelaksanaan terkait dengan kepentingan komersial
prosesi adat/keyakinan
Kepemilikan: Kepemilikan:
bersifat komunal bersifat individual dan eksklusif
Batas waktu perlindungan: Batas waktu perlindungan:
tidak dikenal bervariasi, tergantung jenis karya intelektual
(filosofi: pelestarian) (filosofi: pembatasan hak monopoli,
keseimbangan)
PENGERTIAN PENGETAHUAN & EKSPRESI
BUDAYA TRADISIONAL
Pengetahuan Tradisional
adalah karya intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang
mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan,
dikembangkan, dan dipelihara oleh kustodiannya.
Ekspresi Budaya Tradisional
adalah karya intelektual dalam bidang seni, termasuk ekspresi sastra yang
mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan,
dikembangkan, dan dipelihara oleh kustodiannya.
Pengetahuan Tradisional yang dilindungi mencakup

Kecakapan teknik (know how), keterampilan, inovasi, konsep,


pembelajaran dan praktik kebiasaan lainnya yang membentuk gaya
hidup masyarakat tradisional termasuk di antaranya pengetahuan
pertanian, pengetahuan teknis, pengetahuan ekologis, pengetahuan
pengobatan termasuk obat terkait dan tata cara penyembuhan, serta
pengetahuan yang terkait dengan sumber daya genetik.
SUMBER DAYA GENETIK, PENGETAHUAN
TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA
TRADISONAL (SDGPTEBT/GRTKF)
 Indonesia adalah negara besar yang memiliki 17 ribu pulau dan luas daratan
kurang lebih 735.355 km2 dengan kekayaan alam dan sumber daya genetik
terbesar kedua di dunia (mega biodiversity country) dan kaya akan
keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisonal dan ekspresi budaya tradisional.
 Indonesia memiliki 300 kelompok etnik dan 1.340 suku bangsa (hasil sensus BPS
tahun 2010) dengan percampuran etnis Melayu, Arab, dan Tionghoa. Hal ini
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya budaya dan tradisi di Indonesia
GRTKF DAN KETERKAITAN ISU

KI WIPO, WTO, TRIPS

LINGKUNGAN CBD, PROTOKOL


NAGOYA

GRTKF HAM INDIGENOUS PEOPLE REZIM


PERLINDUNGAN

KESEHATAN WHO

SOSIAL
UNESCO, FAO
BUDAYA
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN REZIM
PERLINDUNGAN PTEBT

▰ Ketidakadilan negara-negara maju memonopoli teknologi dan mengeksploitasi sumber


daya alam negara-negara berkembang
▰ Kasus-kasus pelanggaran PTEBT. Kasus desain industri perak Bali oleh John Hardy, kasus
motif tradisional yang didaftar sebagai hak cipta oleh Amerika Serikat, dll
▰ Sistem HKI konvensional tidak dapat mengakomodir perlindungan PTEBT, karena PTEBT
bersifat komunal dan sosial
▰ Kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya perlindungan PTEBT. Timbulnya
reaksi masyarakat akan pentingnya PTEBT. Contoh: Klaim kebudayaan Malaysia vs
Indonesia. Kasus Tari Pendet dan reog Ponorogo, tari tor-tor, lagu rasa sayange
▰ Belum ada rezim perlindungan internasional /nasional
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PTEBT

PTEBT yang dilindungi mencakup unsur yang:


 memiliki karakteristik khusus yang terintegrasi dengan identitas
budaya masyarakat tertentu yang melestarikannya;
 disusun, dikembangkan, dipelihara, dan ditransmisikan dalam
lingkup tradisi
PEMANFAATAN PTEBT
• pengumuman;
• penggunaan;
• pembuatan; • pengadaptasian;
EBT perlu di
Pemanfaatan atas PT • perbanyakan;
ntang bentuk • pendistribusian;
rumuskan rincian te • penyebarluasan; • penyewaan;
pemanfaatan :
• penyiaran; • penjualan;
• pengubahan; • ekspor dan impor;
• pengalihwujudan; • penyediaan untuk
• pengutipan; umum; dan
• penyaduran; • komunikasi kepada
publik.

Pemanfaatan PTEBT pada Kekayaan Intelektual Personal dapat di wujudkan dalam objek perlindungan
Kekayaan Intelektual Namun pada umumnya diwujudkan dalam perlindungan Hak Cipta dan Desain Industri
BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA
TRADISIONAL
Berkaitan dengan batik terdapat dua hal penting yaitu Cara Pembuatan batik dan Motif batik,
kedua hal tersebut merupakan warisan budaya yang sudah turun temurun diketahui oleh
masyarakat Indonesia.
 Yang dimaksud dengan “karya seni batik” adalah motif batik kontemporer yang bersifat
inovatif, masa kini, dan bukan tradisional. Karya tersebut dilindungi karena mempunyai
nilai seni, baik dalam kaitannya dengan gambar, corak, maupun komposisi warna.
 Yang dimaksud dengan “karya seni motif lain” adalah motif yang merupakan kekayaan
bangsa Indonesia yang terdapat di berbagai daerah, seperti seni songket, motif tenun ikat,
motif tapis, motif ulos, dan seni motif lain yang bersifat kontemporer, inovatif, dan terus
dikembangkan.
 Terhadap motif-motif batik yang bersifat kontemporer atau merupakan motif-motif
sebagai kreasi baru, diberikan perlindungan sebagai suatu Ciptaan, hal ini diatur
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 40 huruf J UU No.28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta, dengan demikian pencipta atas suatu seni batik kontemporer
mempunyai hak eksklusif untuk mengumumkan dan memperbanyak atas
ciptaannya sendiri atau memberikan izin kepada pihak lain.
 Berdasarkan ketentuan tersebut apabila ada pihak-pihak yang akan menggunakan
hak cipta atas seni batik dengan motif kontemporer tersebut harus meminta ijin
kepada Penciptanya
MANFAAT PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN EKSPRESI
BUDAYA TRADISIONAL, KAITANNYA DENGAN INDUSTRI
KREATIF

▰ Membuka event budaya


▰ Potensi sektor pariwisata
▰ Memberi masukan devisa pada negara
▰ Memberi kontribusi pendapatan asli
daerah
▰ Meningkatkan produk domestik bruto
Contoh: Kabupaten Jember mendapat PAD
nasional 2.9 T dari sektor industri kreatif Jember
Fashion Carnival
PEMANFAATAN SDG PT
 Secara umum, pemanfaatan Sumber Daya Genetik (SDG) sebagian besar terkait
dengan Pengetahuan Tradisional (PT) tertentu, misalnya penggunaan tumbuhan
tertentu (atau bagian tanaman) secara tradisional sebagai obat,
 PT penting bagi pengembangan produk berbasis SDG dalam hal efisiensi
identifikasi potensi SDG
 Pengelolaan SDG dimaksudkan untuk melindungi kelestarian dan mengatur
pemanfaatan SDG secara berkelanjutan
 Keanekaragaman SDG, PT dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah bagi
aset nasional yang bernilai KI, salah satunya potensi indikasi geografis
37

PELESTARIAN BUDAYA VS PERLINDUNGAN HUKUM


▰ Dalam konteks pelestarian budaya, siapa saja boleh melestarikan produk budaya tradisional
PTEBT. Baik penduduk asli/lokal maupun imigran atau orang asing yang tertarik dapat
memakai/menggunakan/mempelajari dan mempertahankan keberadaannya agar tetap ada
▰ Sedangkan dalam konteks perlindungan hukum, hanya orang yang berhak atau yang mendapat
ijin yang dapat memakai/ menggunakan/mempelajari serta mengembangkan suatu produk budaya
tradisional tersebut. Dengan demikian, akan ada pihak-pihak yang dilarang/ dibatasi dalam
menggunakan/ pengeksploitasiannya.
▰ Penyelarasankedua kepentingan tersebut perlu diupayakan secara maksimal dengan tetap
memperhatikan dan memungkinkan tetap terpelihara, tumbuh, dan berkembanganya budaya asli
▰ Pengaruhbudaya luar yang sering kali dianggap lebih sesuai dengan tuntutan zaman dapat
memusnahkan atau menghilangkan keaslian PTEBT
▰ Sampai saat ini belum ada konvensi/perjanjian internasional mengenai PTEBT yang telah
disepakati dan mengikat setiap negara anggotanya
▰ Perlindungan bagi PTEBT melalui sistem sui generis
HAK MORAL VS HAK EKONOMI
▰ Hak moral
╺ Atribusi: penyebutan nama
╺ Integritas: distorsi atau perubahan dikaitkan dengan reputasi pencipta
▰ Hak ekonomi
╺ Hak untuk mendapat keuntungan ekonomi dari hak eksklusif yang dimiliki
▰ Pengakuan hak milik kebudayaan  hak moral
PENDEKATAN DALAM PERLINDUNGAN
PTEBT

▰ Defensif: basis data


▰ Positif: hukum positif (sui generis)
▰ Negatif: sistem perlindungan hukum yang sudah ada
▰ Proaktif: peran pro aktif instansi publik terhadap pengguna
▰ Sistemik Progresif: perlindungan terintegrasi

Sumber: Miranda Risang Ayu dalam buku: Idris dkk, Penemuan Hukum Nasional dan
Internasional, Fikahati Aneska dan Bagian Hukum Internasional Universitas Padjadjaran
Bandung, 2012, hlm. 401-405
PENEGAKAN HUKUM DALAM HAL PENGAKUAN
KEBUDAYAAN BANGSA OLEH BANGSA ASING

▰ Pengakuan budaya tradisional bangsa secara internasional melalui UNESCO  hak


moral  pelestarian, misalnya: Indonesia untuk keris dan wayang
▰ Belum adanya perjanjian internasional terkait perlindungan PTEBT  Access and
Benefit Sharing (ABS)
▰ Penyelesaian sengketa  jalur diplomatik
▰ Jika diketahui penciptanya  dimungkinkan jalur hukum perdata internasional, selama
masa perlindungan HC masih berlaku.
▰ Contoh kasus: Reog, Tari Pendet, Basmati Rice (india), pendaftaran tanaman obat dan
rempah Indonesia (kayu legi, kelabet, lempuyang, remujung, dan brotowali oleh
perusahaan kosmetik Shiseido di Jepang yang akhirnya ditarik kembali)
SDG, PT, EBT, KAITAN DENGAN SISTEM HKI

▰ SDG, PT yang dikembangkan lebih lanjut dapat menjadi suatu


produk/proses/metode yang lebih bernilai ekonomi yang dapat kemudian
dilindungi dengan sistem paten
▰ Pengembangan, pengalihwujudan, modifikasi EBT memenuhi persyaratan
untuk dapat dilindungi dengan hak cipta,
▰ Desain kreasi dengan basis EBT juga dapat kemudian dilindungi dengan hak
desain industri dan produk yang dihasilkan tersebut dapat ditandai dengan
suatu merek tertentu
 Keanekaragaman SDG, PT, EBT dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah
bagi aset nasional yang bernilai HKI
Di sisi lain SDG, PT, EBT.....
Pemanfaatannya melalui sistem HKI, dengan perkembangan teknologi yang
pesat dan semakin terbukanya arus informasi :
- mendorong eksploitasi Sumber Daya Genetik dan TK oleh negara
berteknologi maju
- Terjadinya peningkatan pemanfaatan EBT sekaligus mempermudah
penyebaran informasi/publikasi EBT oleh pihak lain
Dan di sisi lain :
− Adanya ancaman kepunahan SDG, PT, EBT, jika tidak dikendalikan,
dilestarikan, dijaga, dimanfaatkan
▰ SDG/PT/EBT mempunyai nilai potensi ekonomi yang besar (khususnya yang
berkaitan dengan pengembangan SDG dan bioprospecting dari SDG), namun
Indonesia belum mendapatkan manfaat optimal dari sumber daya genetik yang
dimiliki.
▰ Contoh: Permohonan paten dalam kaitannya dengan Obat tradisional Indonesia dan
Herbal di Jepang JP10316541 untuk kayu rapet (Palameria laevigata), Kemukus
(pipercubeca), Tempuyung (Sonchus arvensis), belantas (Pluchea indica L), mesoyi
(Massoia aromatica Becc), pule (Alstonia scholaris ), pulowaris (Alycia reinrwartii
BI) dan sintok (Cinnaminmumsintoc Bl), bukan didaftarkan oleh orang Indonesia
Karenanya, SDG, PT, EBT perlu dilindungi
melalui:

▰ Perlindungan SDG/PT/EBT itu sendiri untuk pelestariannya


▰ Perlindungan untuk pengembangan SDG/PT/EBT agar lebih bernilai
ekonomi
▰ Perlindungan terhadap pemanfaatan/eksploitasi yang tidak tepat
Perjanjian Internasional yang terkait
perlindungan HKI dalam konteks
SDG/PT/EBT

45
TRIPS (1)
✓ Tidak membedakan invensi yang dipatenkan apakah terkait SDG atau bukan
✓ Merupakan standar minimal perlindungan HKI
✓ Tidak adanya diskriminasi

Article Contents
27(1) patents shall be available for any inventions, whether products or
processes, in all fields of technology, provided that they are new, involve an
inventive step and are capable of industrial application
27(1) enjoyable without discrimination as to the place of invention, the field of
technology and whether products are imported or locally produced

27(2) Exception allowed to protect ordre public or morality, including to protect


human, animal or plant life or health or to avoid serious prejudice to the
environment
TRIPS (2)
Article Contents
27(3) Members may also exclude from patentability:
(a) diagnostic, therapeutic and surgical methods for the treatment of
humans or animals;
(b) plants and animals other than micro-organisms, and essentially
biological processes for the production of plants or animals other than non-
biological and microbiological processes.
27(3) Members shall provide for the protection of plant varieties either by patents
or by an effective sui generis system or by any combination thereof.

29(1) Members shall require that an applicant for a patent shall disclose the
invention in a manner sufficiently clear and complete for the invention to be
carried out by a person skilled in the art and may require the applicant to
indicate the best mode for carrying out the invention known to the inventor
Convention on Biodiversity CBD (1)

Tujuan dari CBD:


╺ Konservasi
╺ Pemanfaatan berkelanjutan
╺ Pembagian keuntungan yang adil yang dihasilkan dari
pemanfaatan sumber daya genetik

48
Convention on Biodiversity CBD (2)
Article Title Contents
16(2) Access to and ...such access and transfer shall be provided on terms which
Transfer of recognize and are consistent with the adequate and effective
Technology protection of IPR
16(3) Access to and ..., on mutually agreed terms, including technology protected
Transfer of by patents and other IPR,...
Technology
16(5) Access to and ...recognizing that patents and other IPR may have an
Transfer of influence on the implementation of this Convention  ensure
Technology that such rights are supportive and do not run counter to its
objectives
8(j) In situ Each contracting parties shall...respect, preserve and
conservation maintain knowledge, innovation and practices of indigenous
and local communities... and encourage the equitable
sharing of the beneftis arising from utilization of such
knowledge innovations and practices
Convention on Biodiversity CBD (3)

Article Title Contents


18(4) Technical and Scientific The Contracting shall...encourage and develop
Cooperation methods of cooperation for the development and
use of technologies, including indigenous and
traditional knowledge
17(2) Exchange of ...exchange of information shall include.. specialized
Information knowledge, indigenous and traditional knowledge
Nagoya Protokol

▰ Protokol Nagoya berlaku untuk sumber daya genetik dan pengetahuan


tradisional yang terkait dengan sumber daya genetik, dan keuntungan yang
dihasilkan dari pemanfaatannya.
▰ Dalam kaitannya dengan HKI (paten)  Tidak disebutkan secara khusus
persyaratan kewajiban pengungkapan (disclosure requirement) dalam suatu
permohonan paten. Titik pengungkapan (check point) meliputi cakupan
yang luas yaitu dapat pada tahap riset, pengembangan, pre-komersialisasi
dan komersialisasi
RATIFIKASI NAGOYA PROTOCOL
(SDG & TK)
▰Indonesia telah meratifikasi Nagoya Protocol pada tanggal 8 Mei 2013 –
Pelaksanaannya melalui UU No. 11 Tahun 2013 Tentang Pengesahan Protocol
Nagoya.
▰Dalam RUU Paten dimasukkan ketentuan mengenai kewajiban untuk
menyebutkan asal dari SDG dan PT yang terkait dengan suatu permohonan
paten. Ketidakpatuhan terhadap hal tersebut bisa dijadikan sebagai dasar
dalam pembatalan hak paten yang sudah diberikan. Namun sampai saat ini
RUU Paten tersebut masih belum dibahas di DPR.
Contoh Benefit Sharing GR

▰ In Uganda, for example, national parks share benefits with local people
through community conservation and collaborative forest management.
The benefits include revenue sharing, use of park resources such as
medicinal plants, and support for community development projects.
▰ In Zambia, sharing of benefits from wildlife is usually not part of the
Mutually Agreed Terms (MAT) in the agreements with users, but is
rather included in a separate process in agreements with communities.
There are monetary benefits from revenues and license fees, a few joint
ventures, and non-monetary benefits through education and training
projects
Upaya-upaya Di Tingkat
Nasional
BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN HKI
KONVENSIONAL TERHADAP SDG/PT/EBT

Karya Derivatif, Kontemporer,


Adaptasi - melalui HC &/ DI
Karya yg tdk diketahui penciptanya -
melalui HC
Perlindungan terhadap Pemanfaatan PTEBT
melalui HKI konvensional dinilai tidak memadai
(Perlu diatur secara Karya Pertunjukan -melalui HC & Hak2
tersendiri/ Sui Generis System) Terkait

Karya inovatif - melalui Paten Kata, gambar, atau tanda bernuansa


tradisional - melalui Merek/Indikasi
Geografis
Informasi tertentu yg tdk dipublikasikan -
melalui RD/ Persaingan Usaha Tdk Sehat

40
RUU PT-EBT
Landasan FIlosofis, Sosiologis dan Yuridis:
✓ Indonesia adalah negara hukum yang mengedepankan supremasi hukum dalam segala tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar
✓ Indonesia memiliki keanekaragaman etnik atau suku bangsa, dan karya intelektual yang merupakan
kekayaan warisan budaya yang perlu dilindungi dan dilestarikan
✓ keanekaragaman etnik atau suku bangsa, dan karya intelektual yang merupakan kekayaan warisan
budaya yang bernilai tinggi tersebut, dalam kenyataannya telah menjadi daya tarik untuk
dimanfaatkan secara komersial sehingga pemanfaatan tersebut perlu diatur untuk kemaslahatan
masyarakat
✓ penegakan dan penghormatan terhadap supremasi hukum menjadi landasan utama bagi stabilitas
nasional dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang merata, adil, dan makmur
✓ oleh karena itu perlu dibentuk Undang-Undang tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
Budaya Tradisional.
SISTEMATIKA RUU PTEBT0
▪ Bab I: Ketentuan Umum
▪ Bab II: Ruang Lingkup Perlindungan
▪ Bab III: Bentuk Pemanfaatan
▪ Bab IV: Basis Data
▪ Bab V: Izin Akses Pemanfaatan
▪ Bab VI: Tim Ahli PTEBT
▪ Bab VII: Perjanjian Pemanfaatan
▪ Bab VIII: Pembatalan Izin Akses Pemanfaatan
▪ Bab IX: Pembagian Hasil Pemanfaatan
▪ Bab X: Pengecualian
▪ Bab XI: Penyelesaian Sengketa
▪ Bab XII: Ketentuan Pidana
▪ Bab XIII: Ketentuan Peralihan
▪ Bab XIV: Penutup
BEBERAPA DEFINISI DALAM RUU PTEBT
(KETENTUAN UMUM – PASAL 1) (1)
▪ Pengetahuan Tradisional adalah karya intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi
yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan,
dan dipelihara oleh kustodiannya.
▪ Ekspresi Budaya Tradisional adalah karya intelektual dalam bidang seni, termasuk
ekspresi sastra yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan,
dikembangkan, dan dipelihara oleh kustodiannya.
▪ Kustodian Pengetahuan Tradisional dan/atau Ekspresi Budaya Tradisional adalah
komunitas masyarakat lokal atau masyarakat adat yang tinggal dalam suatu teritorial
tertentu, yang memiliki persamaan nilai dan kohesi sosial, dan menjaga, memelihara serta
mengembangkan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional secara
tradisional dan komunal.
BEBERAPA DEFINISI DALAM RUU PTEBT
(KETENTUAN UMUM – PASAL 1) (2)
▪ Tradisi adalah warisan budaya masyarakat yang dipelihara dan/atau dikembangkan
secara berkelanjutan lintas generasi oleh suatu komunitas masyarakat lokal atau
masyarakat adat.
▪ Perlindungan adalah segala bentuk upaya melindungi Pengetahuan Tradisional
terhadap pemanfaatan secara komersial yang dilakukan tanpa izin oleh orang asing
atau badan hukum asing atau badan hukum Indonesia penanaman modal asing.
▪ Pelestarian adalah segala bentuk pendayagunaan Ekspresi Budaya Tradisional yang
dilakukan oleh setiap orang atau badan hukum, baik Indonesia maupun asing, dalam
rangka melindungi, memelihara, menjaga dan mempertahankan kualitas nilai Ekspresi
Budaya Tradisional.
BEBERAPA DEFINISI DALAM RUU PTEBT
(KETENTUAN UMUM – PASAL 1) (3)
▪ Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional oleh orang asing atau badan hukum asing atau
badan hukum indonesia penanaman modal asing harus melalui mekanisme Izin Akses
Pemanfaatan dan Perjanjian Pemanfaatan.
▪ Pemanfaatan Ekspresi Budaya Tradisional, tidak memerlukan Izin Akses
Pemanfaatan dan Perjanjian Pemanfaatan.
▪ Tim Ahli Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional adalah tim khusus
independen yang diangkat oleh Menteri yang membidangi Pengetahuan Tradisional dan
Ekspresi Budaya Tradisional.
▪ Basis Data adalah pusat/kumpulan pendokumentasian data mengenai Pengetahuan
Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang ada di seluruh Indonesia.
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PTEBT
PTEBT yang dilindungi mencakup unsur budaya yang:
 memiliki karakteristik khusus yang terintegrasi dengan identitas budaya
masyarakat tertentu yang melestarikannya;
 disusun, dikembangkan, dipelihara, dan ditransmisikan dalam lingkup tradisi
BENTUK PERLINDUNGAN PTEBT
Meliputi pencegahan dan pelarangan atas:
 Pemanfaatan PT yang dilakukan oleh orang asing atau badan hukum asing atau
badan hukum Indonesia penanaman modal asing, tanpa Izin Akses Pemanfaatan
dan Perjanjian
 Pemanfaatan PTEBT yang dilakukan oleh setiap orang atau badan hukum, baik
asing maupun Indonesia yang dalam pelaksanaan pemanfaatannya tidak
menyebutkan dengan jelas asal wilayah Pengetahuan Tradisional dan/atau Ekspresi
Budaya Tradisional serta Kustodiannya, yang menjadi sumber dan pemilik
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional tersebut; dan/atau
 Pemanfaatan PTEBT yang dilakukan oleh setiap orang atau badan hukum, baik
asing maupun Indonesia, yang dilakukan secara tidak patut, menyimpang dan
menimbulkan kesan tidak benar terhadap masyarakat terkait, atau yang membuat
masyarakat tersebut merasa tersinggung, terhina, tercela, dan/atau tercemar.
63

JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN PTEBT


Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya
Tradisional dilindungi selama masih dipelihara oleh
Kustodiannya
BASIS DATA PTEBT
 Basis Data PTEBT dibentuk guna menyediakan informasi tentang PTEBT,
sekaligus sebagai alat bukti kepemilikan PTEBT Indonesia
 Menteri wajib melakukan pendataan dan pendokumentasian mengenai PTEBT
di seluruh Indonesia ke dalam suatu basis data.
 Pendataan dan pendokumentasian PTEBT sebagaimana dapat juga
diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, dan pihak lain
yang berkepentingan.
 Untuk kepentingan inventarisasi data PTEBT nasional, pihak yang melakukan
pendokumentasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memberikan hasil
pendokumentasian kepada Menteri
PEMBAGIAN HASIL PEMANFAATAN
 Pihak yang melakukan pemanfaatan wajib melakukan pembagian hasil pemanfaatan
kepada Kustodian PT sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam Perjanjian
Pemanfaatan
 Pembagian hasil pemanfaatan dimaksud ditentukan berdasarkan kesepakatan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

 Kustodian PT berhak menerima pembagian hasil pemanfaatan dari Pemegang Izin


Akses Pemanfaatan
 Kustodian PT sebagaimana dimaksud wajib memanfaatkan pembagian hasil
pemanfaatan guna pelestarian dan pengembangan PT
PENGUATAN DATABASE
▰ Semata-mata sebagai bentuk pendokumentasian
▰ Sebagai sarana penelusuran yang dimanfaatkan untuk pemeriksaan substantif
Paten
▰ Di tingkat kerja sama multilateral, regional dan bilateral:
╺ Kerja sama DJKI – WIPO untuk pengembangan TKDL
╺ Kerja sama ASEAN – CHINA: pengembangan database Obat
Tradisional sebagaimana digunakan Cina dalam Traditional Chinese
Medicine (TCM) database
• Kerja sama pengembangan ini bertujuan untuk membentuk database
yang akan digunakan sebagai sarana penelusuran paten
• Beberapa paten terkait obat tradisional ditolak di EPO berdasarkan
informasi yang tersedia database TKDL (tidak memenuhi kriteria
kebaruan/langkah inventif)
INDUSTRI KEATIF
INDUSTRI KREATIF
(John Howkins)
▰ Kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan.
▰ Esensi dari kreatifitas adalah gagasan.
▰ Hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh
penghasilan yang sangat layak.
▰ Gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI. Contohnya adalah
penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau peneliti mikro-biologi.
INDUSTRI KREATIF
(Kemendag)

Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta


bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut.

+ KULINER
KEBIJAKAN EKONOMI KREATIF
▰ Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif
▰ Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan
Ekonomi
▰ Kreatif Indonesia 2009-2015 yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan
Republik Indonesia Tahun 2008
▰ Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025:
Rencana Pengembangan 14 subsektor Industri Kreatif Indonesia Periode 2009-
2015 yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia Tahun
2008
▰ Rencana Strategis 2012-2014 Kemenparekraf.
▰ Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019 Ekonomi Kreatif: Menuju
Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Republik Indonesia 2014.
▰ Pebentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Februari 2015
DAMPAK POSITIF INDUSTRI KREATIF
▰ Kontribusi ekonomi (PDB, menciptakan lapangan kerja, ekspor)
▰ Iklim bisnis (penciptaan lapangan usaha, dampak bagi sektor lain, pemasaran)
▰ Citra dan identitas bangsa (turisme, ikon internasional, membangun budaya, warisan
budaya, budaya lokal)
▰ Sumber daya terbarukan (berbasis pengetahuan kreativitas, green community)
▰ Inovasi dan kreativitas (ide dan gagasan, penciptaan nilai)
▰ Dampak sosial (kualitas hidup, peningkatan toleransi sosial)
BADAN EKONOMI KREATIF
Yang di harapkan melalui Bekraf: kreativitas desain baik pada pelaku UMKM dan
▰ Peningkatan kontribusi Produk Domestik Bruto sektor Koperasi
Ekonomi Kreatif ▰ Pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi
▰ Peningkatan transaksi bisnis dari pameran dan UMKM
DN/LNUKM ▰ Penyediaan sistem insentif bagi UMKM berorientasi
▰ Peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitasi fungsi ekspor
bisnis pelaku usaha sektor ekonomi kreatif (pemasaran ▰ Penyelenggaraan event penghargaan insan kreatif dan
dan promosi, kemitraan, akses pembiayaan) pelaku usaha skala UMKM berprestasi dalam
▰ Peningkatan pengelolaan kualitas data dan informasi peningkatan lapangan pekerjaan.
ekonomi kreatif
▰ Peningkatan jumlah brand produk ekonomi kreatif
yang mampu menembus pasar nasional dan
internasional
▰ Pengembangan klaster industrikreatif
▰ Peningkatan kompetensi manajerial dan inovasi serta
GLOBAL DIGITAL
MARKET
Global Digital Market :
1. Music-from vynil to streaming
2. Film-sustaining the film industry in the digital environment
3. Broadcasting-new models for connection with the audience
4. Publishing-the codex in the digital age
5. Digital architechture-the soft infrastructure of the global market
Music-from vynil to streaming

▰ Perubahan industri musik dari fisik ke digital serta dampaknya


terhadap artis, pencipta lagu dan konsumen. Panelis pada sesi ini
terdiri dari musisi, penyanyi dan produser rekaman.
▰ Industri musik merupakan salah satu industri yang dinilai dinamis dan
adaptif dengan dunia digital dimana penjualan produk-produk musik
dalam bentuk fisik (Compact Disc) kemudian berubah menjadi digital
(streaming atau download). Perkembangan tersebut menimbulkan
perubahan rangkaian aktivitas dalam industri musik dari proses
produksi hingga distribusi yang mendorong munculnya pelaku industri
musik baru (value chain);
Music-from vynil to streaming (2)

▰ Perubahan value chain industri musik tersebut memerlukan kerangka


hukum yang adaptif guna melindungi hak kekayaan intelektual para
kreator dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat
industri kreatif.
▰ Pentingnya platform baru yang dapat memastikan pembagian
keuntungan yang adil bagi musisi, penyanyi dan produser rekaman
Film-sustaining the film industry in the digital
environment
▰ Transformasi industri film global dari distribusi tradisional ke digital (streaming) yang
dinilai mengguncang strategi bisnis tradisional dalam distribusi film, namun juga
memberikan kesempatan baru bagi pelaku industri digital;
▰ Merujuk pada pengalaman India, diperlukan adanya kebijakan payung hukum progresif
dan dinamis untuk dapat melindungi dan menciptakan iklim yang kondusif bagi para
kreator guna mengembangkan high-speed content;
▰ Pentingnya mengoptimalkan media digital dalam industri film, meskipun tantangan
pembajakan tetap menjadi perhatian. Dalam hal ini, pengembangan public relations
campaign yang baik merupakan kunci untuk mengoptimalkan pasar digital;
▰ Perlunya saling berbagi pengalaman dan best practice di antara negara-negara berkembang
dalam hal pengembangan industri film di tengah digital environment.
Broadcasting-new models for connection with the
audience
▰ Perubahan industri televisi dan radio yang sangat pesat di tengah perkembangan dunia
yang bersifat multi-devices.
▰ Plagiarisme melalui sistem streaming menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh
industri TV dan radio pada saat ini. Untuk itu, perlindungan terhadap “original content”
merupakan hal yang sangat penting;
▰ Pentingnya “self-regulation” dan “honest journalism” dalam dunia penyiaran mengingat
mekanisme untuk melacak “original content” sangat terbatas meskipun teknologinya
memungkinkan; dan
▰ Perlunya perlindungan hak kekayaan intelektual yang lebih mudah diterapkan dalam dunia
penyiaran guna melindungi “original content
Publishing-the codex in the digital age
▰ Perubahan model konsumsi dan produksi industri penerbitan. Panelis
berasal dari industri penerbitan terkemuka.
▰ Produk penerbitan memiliki tantangan untuk memuat data-data yang
jauh lebih akurat dan lebih baik dari pada data-data yang dengan
mudah ditelusuri melalui internet;
▰ Industri penerbitan harus tetap dapat mempertahankan kekuatan
content yang dimiliki seraya terus menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi yang ada.
Digital architechture-the soft infrastructure
of the global market

▰ Collective management organizations (CMOs) dituntut untuk dapat


menghasilkan produk-produk digital baru agar tetap relevan dan
mempertahankan economic value chain;
▰ Mengingat prinsip dunia digital adalah mengurangi biaya transaksi, maka
copyrights harus lebih mudah dan lebih cepat diperoleh
WIPO
(IGC, SCCR, SCT, SCP)
IGC

▰ Inter-Governmental Committee
▰ IGC ke-26 (3-7 Februari 2014)
╺ GR text
╺ Consolidated document relating to IP and GR
▰ IGC ke-27 (24 Maret-4 April 2014)
╺ TK & TCE text
╺ Cross-cutting TK/TCE issues
▰ IGC ke-28 (7-9 Juli 2014)
╺ Cross-cutting elements  GR, TK & TCE
▰ Tahun 2015 tidak ada mandat WIPO untuk IGC
SCCR

▰ Standing Committee on Copyright and Related Rights


▰ Sejak tahun 1998.
▰ To examine  substantive law or harmonization in the field of
copyright and related rights.
▰ Isu terkini:
╺ limitations and exceptions: archive & library
╺ Broadcasting organizations
SCT
▰ Standing Committee on the Law of Trademarks, Industrial Designs, and Geographical
Indications.
▰ Sejak tahun 1998
▰ Forum untuk diskusi, fasilitasi koordinasi dan menyediakan pedoman mengenai
pembangunan progresif hukum internasional terkait merek, DI, GI termasuk
mengharmonisasi undang-undang dan prosedur
▰ Isu terkini:
╺ Protection of Well-Known Marks
╺ Trademark licenses
╺ Protection marks and other Industrial Property rights in signs, on internet.
╺ Non Traditional Mark
╺ Industrial Design Law and Practices
╺ Trademark Law and Practices
╺ Registration of Certification and Collective Marks
SCP
▰ Standing Committee on the Law of Patents
▰ Sejak tahun 1998
▰ Forum diskusi terkait isu-isu, fasilitasi koordinasi dan menyediakan pedoman
terkait pembangunan progresif internasional undang-undang paten.
▰ Pengelompokan isu-isu  untuk memberikan negara anggota mekanisme
yang efektif dalam menentukan prioritas dan alokasi sumber daya, dan
menjamin koordinasi dan kontinuitas yang saling terkait terhadap kegiatan yang
sedang berjalan.
▰ Isu terkini:
╺ Exceptions and limitations to patent rights
╺ Technology transfer
╺ Quality of Patents, including opposition systems
╺ Confidentiality of communications between patent advisors and their clients
╺ Patent and health
ASEAN
(AWGIPC, AEC, RCEP)
87

AEC
ASEAN Economic Community
PROFIL WILAYAH NEGARA ASEAN

Indonesia
• Populasi: 250 juta jiwa
• Luas Wilayah: 1.990.250 km2
• Jumlah Pulau: 13.466
• Populasi ASEAN: 633 juta jiwa
• Market Share Indonesia di ASEAN:
39.5%
AEC/MEA
KOMITMEN 10 NEGARA ASEAN

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KAWASAN

tercipta pertumbuhan ekonomi


yang merata
Daya saing perdagangan
peningkatan taraf hidup
dan investasi kawasan
masyarakat
ASEAN di pasar global

penurunan angka kemiskinan


90
ASEAN GDP & GROWTH RATES

GDP Indonesia
➲ sekitar 40% dari GDP ASEAN

Tingkat Pertumbuhan Indonesia


➲ 6.1 (2012)
➲14.5 (2012-2016)
92
4 PILAR MEA
Kawasan
Pasar Tunggal Integrasi
Kawasan dengan
dan Basis dengan
Berdaya-saing Pembangunan
Produksi Perekonomian
Tinggi Ekonomi yang
Regional Dunia
Merata
• arus barang,
jasa,dan investasi • kebijakan
• pendekatan
yang bebas persaingan
• perlindungan koheren terhadap
• tenaga kerja yang
konsumen hubungan
lebih bebas • pengembangan
• HKI ekonomi eksternal
• arus modal yang UKM
• • partisipasi yang
lebih bebas pembangunan • prakarsa bagi
infrastruktur semakin
• Priority Integration integrasi ASEAN
• kerja sama energi meningkat dalam
Sectors (PIS)
• perpajakan jaringan suplai
• pengembangan
• e-Commerce global
sektor food-
agriculture-forestry

HKI termasuk pilar Kawasan Berdaya-saing Tinggi


JENIS PERLINDUNGAN HKI
HKI
Personal Komunal

Hak Kekayaan Industri


Hak Kekayaan Industri
? SDGPTEBT
Paten Merek ? SDGPTEBT
Hak Cipta dan Hak Indikasi
Desain Industri Terkait Geografis

DTLST

Rahasia Dagang Indikasi Asal


PENERAPAN HKI PADA PRODUK
(Satu Produk Bisa Lebih Dari Satu HKI)
MEREK
“acer”sebagai
simbol dagang DESAIN INDUSTRI
Desain penampilan
PC atau desain
Penampakkan Luar
dari PC
PATEN Penemuan
teknologi berupa komputer
dalam ukuran kecil yang
lebih tipis
HAK CIPTA
DESAIN TATA LETAK SIRKUIT
Program
TERPADU
Komputer yang
dipakai pada PC Desain tata letak IC pada rangkaian
elektronik di dalam PC
PROGRAM HKI ASEAN MENGHADAPI MEA 2015
• Menjadi anggota Patent Cooperation Treaty (PCT) - Pendaftaran paten
internasional
PATEN • ASEAN Patent Search and Examination Cooperation (ASPEC)
• Menjadi anggota WIPO-CASE (Searching on Patent)
• Patent Libraries di negara ASEAN

• Menjadi anggota Madrid Protocol - Pendaftaran internasional merek


MEREK & INDIKASI • TM View - Sarana searching untuk Merek di negara ASEAN.
GEOGRAFIS • Menjadi anggota Global Brand Database
• Pameran Indikasi Geografis negara ASEAN

• Menjadi anggota Hague Agreement (Geneva Act 1999)-Pendaftaran


internasional desain industri
DESAIN INDUSTRI • Design Contest
• Bangkok Gems and Jewellery Fair

• Animation contest
• Pembentukan collective management societies di negara ASEAN
HAK CIPTA • Public Awareness Hak Cipta
• Menjadi anggota WIPO Copyright Treaty (WCT), WIPO Performers and
Phonograms Treaty (WPPT), Beijing Treaty, dan Marrakesh treaty
UPAYA KEMUDAHAN PENDAFTARAN HKI DI ASEAN

PATEN COOPERATION
TREATY (PATEN)
Anggota 148 negara

Sistem pendaftaran HKI


MENJADI ANGGOTA dengan satu dokumen dapat
SISTEM MADRID PROTOCOL diajukan ke beberapa
PENDAFTARAN (MEREK) negara tujuan yang
INTERNASIONAL Anggota 94 negara
merupakan anggota
HKI perjanjian melalui Biro
Internasional (WIPO)
GENEVA ACT 1999-HAGUE
AGREEMENT (DESAIN
INDUSTRI)
Anggota 64 negara
TARGET STRATEGIS HKI
ASEAN MENGHADAPI MEA
(1) KANTOR HKI DIPERKUAT DAN
2016-2025
INFRASTRUKTUR DIBANGUN

(3) EKOSISTEM HKI ASEAN DIPERLUAS

(2) PLATFORM HKI REGIONAL


DIBANGUN (4) MEKANISME REGIONAL
UNTUK MEMPROMOSIKAN SEBAGAI SET
KREASI DAN KOMERSIALISASI, KHUSUSNYA
INDIKASI GEOGRAFIS DAN PENGETAHUAN
TRADISIONAL DITINGKATKAN
PERKEMBANGAN TERKINI PATEN DI INDONESIA

1. Revisi UU Paten (2015)


 Lisensi wajib
 Penggunaan paten oleh pemerintah
 Disclosure requirement terkait sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional
2. Pengembangan sistem penelusuran dan pemeriksaan
 Penerapan sistem IPAS
 Kerja sama dengan kantor paten negara lain (share searching system)
 Mencapai standar manajemen untuk menjadi International Searching Authority/International
Patent Examination Authority di masa yang akan datang
PERKEMBANGAN TERKINI MEREK DI INDONESIA
1. Revisi UU Merek (2015)
 Non traditional marks (3D dan sound )
 Penyesuaian pengaturan dengan Madrid Protocol
2. Aksesi Madrid Protocol (2015)
 Penyiapan Keppres aksesi
 Pelatihan SDM
 Penyiapan infrastruktur (IPAS, online system, etc)
 Koordinasi dengan instansi terkait (Kementerian Keuangan, Kemdag, dll)
3. Geographical Indication Development
 Promosi IG ke pemda
 Mendukung dan membantu produser dan komunitas dalam pendaftaran IG
 Pelatihan IG bagi produser, komunitas, ahli IG dan administrator
 Kerja sama dengan negara lain, misalnya dengan negara-negara yang menjadi pasar potensial
bagi produk IG Indonesia.
TANTANGAN DI BIDANG HKI MENGHADAPI MEA
PELUANG MEA TERKAIT PRODUK KI
+ Kuliner
EKONOMI
KREATIF

• Pembentukan Badan
Ekonomi Kreatif
• Target 15% pada tahun
2025 diharapkan
kontribusi ekonomi
kreatif untuk
perekonomian
Indonesia

Sumber: http://www.tempokini.com/2014/11/5078/
PELUANG MEA TERKAIT PRODUK KI
Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),
terdapat 18.182 unit usaha industri musik di Indonesia per tahun 2013. Jumlah
INDUSTRI
usaha itu sama dengan 0,3 persen dari keseluruhan jumlah usaha di ekonomi
MUSIK DAN kreatif. Industri musik juga menyerap 55.968 tenaga kerja atau 0,4 persen dari
LAGU keseluruhan tenaga kerja yang diserap ekonomi kreatif.

sumber: http://www.varia.id/2015/01/21/lmkn-ingin-amankan-rp-3-triliun-royalti-lagu/
• Musik Indonesia
didengar di mana-mana
terutama di negara
ASEAN seperti
Malaysia,Brunei, dan
Singapura.
• Pembentukan Lembaga
Manajemen Kolektif
Nasional (LMKN) di
bidang musik dan lagu
akan mendukung
pemungutan royalti
dalam dan luar negeri
PELUANG MEA TERKAIT PRODUK KI 104

Saat ini, Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk potensi indikasi
geografisnya seperti Ubi Cilembu, Kopi Gayo, Kopi Kintamani Bali, Lada Hitam
PRODUK
Lampung, Lada Putih Muntok, Kopi Toraja, Apel Batu Malang, Keramik Dinoyo,
INDIKASI Gerabah Kasongan dan lain-lain. Potensi indikasi geografis ini menjadi anugerah
GEOGRAFIS bagi bangsa Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi dan dapat digunakan sebagai
aset perdagangan.

• IG Terdaftar di Indonesia
saat ini ada 30 IG di mana
27 IG berasal dari dalam
negeri
• Jenis produk IG Indonesia:
kopi, teh, beras, madu, ubi,
lada, gula, salak, dll
• Produk IG didasarkan pada
potensi geografis wilayah
tertentu dan berpotensi
sebagai produk ekspor
AWGIPC
AWGIPC
▰ The sectoral group responsible for IP issues in the region. It is composed of
the IP offices of the ASEAN Member States.
▰ The AWGIPC was established in 1996, pursuant to the ASEAN Framework
Agreement on Intellectual Property Cooperation, which was signed by
ASEAN Member States in Bangkok, Thailand in 1995.
▰ The target for the AWGIPC is to transform ASEAN into an innovative and
competitive region through the use of IP for their nationals and ensuring that
the region remains an active player in the international IP community.
▰ Recent Issues:
╺ the ASEAN IPR Action Plan 2011-2015
╺ In process to endorse ASEAN IPR Action Plan 2016-2020 (Assisted by
WIPO)
THE ASEAN IPR ACTION
PLAN 2011-2015
▰ To meet the goals of the AEC by transforming ASEAN into an innovative and
competitive region through the use of IP for their nationals and ensuring that the
region remains an active player in the international IP community.
▰ ASPEC Patent Searching and Examination sharing among ASEAN IP Offices.
▰ TMView Searching on Trademark in ASEAN Countries
▰ DesignView  Searching on Industrial Design in ASEAN Countries
▰ TMClass  Kelas merek dalam bahasa negara-negara ASEAN
▰ Patent Library  IP Database searching untuk unversitas dan lembaga riset
▰ ASEAN IP Portal  merupakan database IP ASEAN.
▰ Menjadi anggota international IP treaties, al.: PCT, Madrid Protocol, dan Hague
Agreement (Geneva Act 1999)
THE ASEAN IPR ACTION PLAN
2016-2020
▰ Strategic Goal
1. A more robust ASEAN IP System is developed by strengthening IP
Offices and building IP Infrastructures in the region
2. Development of Regional IP platforms and Infrastructures to contribute to
enhancing the AEC
3. Develop an expanded and inclusive ASEAN IP ecosystem
4. Regional mechanisms to promote asset creation and commercialization,
particularly geographical indications and traditional knowledge are
enhanced
RCEP
▰ Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) is a proposed free trade
agreement (FTA) between the ten member states of the Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) (Brunei, Burma (Myanmar), Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia,
the Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam) and the six states with which ASEAN
has existing FTAs (Australia, China, India, Japan,South Korea and New Zealand).
RCEP negotiations were formally launched in November 2012 at the ASEAN Summit
in Cambodia.
▰ RCEP will cover trade in goods, trade in services, investment, economic and technical
co-operation, intellectual property, competition, dispute settlement and other issues
▰ RCEP ke-1 (9-13 Mei 2013 di Brunei) untuk WGIP dimulai pada pertemuan RCEP ke-
4 tgl 31 Maret – 4 April 2014)
WTO
(TRIPS COUNCIL
111

APEC
▰ One Village One Brand: Bajawa Coffee Flores. (Sponsor Korea)
▰ Korea dan Meksiko mengajukan proposal untuk menstimulasi dan
mempromosikan inovasi dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan
memfasilitasi kreasi hak kekayaan intelektual untuk pengembangan di
kawasan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
▰ Amerika Serikat mengajukan proposal tentang Best Practices in Trade
Secret Protection and Enforcement Against Misappropriation
▰ Korea mengajukan proposal tentang sosialisasi kekayaan intelektual
melalui pengembangan aplikasi selular (mobile application). Aplikasi
yang dibuat dan/atau dikembangkan adalah melalui program pembelajaran
kekayaan intelektual berbasis permainan (IP Game-based Learning)
APEC
APEC

▰ One Village One Brand: Bajawa Coffee Flores. (Sponsor Korea)


▰ Korea dan Meksiko mengajukan proposal untuk menstimulasi dan
mempromosikan inovasi dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan
memfasilitasi kreasi hak kekayaan intelektual untuk pengembangan di
kawasan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
▰ Amerika Serikat mengajukan proposal tentang Best Practices in Trade
Secret Protection and Enforcement Against Misappropriation
▰ Korea mengajukan proposal tentang sosialisasi kekayaan intelektual
melalui pengembangan aplikasi selular (mobile application). Aplikasi
yang dibuat dan/atau dikembangkan adalah melalui program
pembelajaran kekayaan intelektual berbasis permainan (IP Game-based
Learning)
SPECIAL 301 REPORT
SPECIAL 301 REPORT
 Gaps in Indonesia’s laws relating to the protection and enforcement of IPR and urges
Indonesia to address these issues.
 The United States is concerned about rampant piracy and counterfeiting in Indonesia,
particularly with respect to the lack of enforcement against dangerous products
 Indonesian National Police (INP) only investigated 97 criminal IPR cases and the Attorney
General’s Office (AGO) only brought twelve IPR cases to trial. It is essential that Indonesia
fully fund and support a robust IPR enforcement effort.
 Need greater coordination between the National Inter-Ministerial IPR Task Force and Creative
Economy Agency to create a specialized IPR unit under the INP to focus on investigating the
Indonesian criminal syndicates behind counterfeiting and piracy, and initiate larger and more
significant cases.
 Enforcement cooperation among relevant agencies is essential, including with the DGIP and
BPOM,
 Increased coordination between the INP and the AGO so that specialized IPR inspectors and
prosecutors can enhance the effectiveness and efficiency of their investigations.
 Encourages deterrent-level penalties for IPR infringement in physical markets and on the
Internet.
 Encourage Indonesia to provide an effective system for protecting against the
unfair commercial use, as well as unauthorized disclosure, of undisclosed test or
other data generated to obtain marketing approval for pharmaceutical and
agricultural chemical products.
 Concerned about market access barriers in Indonesia, including measures that
appear to condition permissions to import medicines on at least some local
manufacturing or technology transfer requirements. Other measures that could
restrict market access relate to the importation of motion pictures.
 Concerned about the lack of clarity surrounding legal procedures under the
Indonesian patent law in connection with the grant of compulsory licenses.
 Indonesia to provide for judicial or other independent review of any compulsory
license authorizations.
 The United States welcomes increased engagement with the Government of
Indonesia, including through the IPR Working Group of the United States-
Indonesia Trade and Investment Framework, to substantively resolve these
important issues.
117
RAHASIA DAGANG
(TRADE SECRET)
DASAR HUKUM

01
Paris Convention for
02
TRIPs : Section 7 Art
03
the Protection 39 UU Rahasia Dagang
Industrial Property No. 30 Tahun 2000
(1967) Art 10 bis
DASAR PERLINDUNGAN

Dasar Perlindungan Rahasia Dagang


1. Lisensi
2. Pengalihan Lingkup Rahasia Dagang
3. Subjek (Pemegang) Hak Atas Rahasia Dagang
4. Perlindungan Rahasia Dagang
5. Hak Pemilik (Pemegang) Rahasia Dagang
6. Pelanggaran dan Sanksi Permohonan Pencatatan Rahasia Dagang
PENGERTIAN RAHASIA DAGANG

Rahasia Dagang
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaanya oleh pemilik
Rahasia Dagang.

Perlindungan atas Rahasia Dagang diatur dalam Undang-undang Nomor


30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai berlaku sejak
tanggal 20 Desember 2000
RUANG LINGKUP
Lingkup Perlindungan Rahasia Dagang
Meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan,
atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat
umum.
SUBJEK (PEMEGANG) HAK ATAS
RAHASIA DAGANG

Dalam UURD tidak ada ketentuan yang menjelaskan secara rinci


tentang istilah pemegang hak. Namun, jika dianalogikan dengan
hak-hak kekayaan intelektual lainnya, pemegang hak atas rahasia
dagang diartikan sebagai pemilik rahasia dagang atau pihak lain
yang menerima hak dari pemilik.
OBYEK YANG DILINDUNGI
● Informasi dibidang bisnis dan atau teknologi
● Tidak diketahui oleh umum
● Memiliki nilai ekonomi
● Dijaga kerahasiaannya
● Ex : Daftar pelanggan, resep masakan, cara untuk
mengubah atau menghasilkan produk dengan kimia atau
mesin, dsb.
BENTUK INFORMASI

• Informasi yang bersifat teknis :


Contoh : Formula
• Informasi Non Teknis
Data keuangan, Customer List
• Syarat : Memiliki nilai ekonomis dan potensial digunakan sebagai
alat persaingan
KONDISI & SYARAT
PERLINDUNGAN

• Tidak perlu didaftarkan

• Memenuhi kriteria :
 Informasi dibidang bisnis dan atau teknologi,
 Bersifat rahasia,
 Memiliki nilai ekonomis,
 Dijaga kerahasiaannya
PERLINDUNGAN RAHASIA
DAGANG

Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi


tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga
kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya infomasi
dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya
diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum
oleh masyarakat.
TRADE SECRET & PATENT
Idea

Concept
Technology

Secret Information
Trade
Secrets Non Technologi

Method and Process


Paten
(Technologi)

New Invention
KEWAJIBAN KARYAWAN

● Menjaga kerahasiaan data-data rahasia dagang perusahaan

● Perlindungan Rahasia Dagang berdasarkan perjanjian


HAK-HAK YANG DIBERIKAN

● Menggunakan sendiri untuk menghasilkan produk; atau

● Memberikan lisensi kepada orang lain untuk menghasilkan produk


HAK PEMILIK (PEMEGANG) RAHASIA DAGANG

Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk:


1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
2. Memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk
menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia
Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat
komersial.
PENGALIHAN HAK RAHASIA DAGANG
• Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan:
1. Pewarisan;
2. Hibah;
3. Wasiat;
4. Perjanjian tertulis; atau
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan Perundang-undangan.
• Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan
dokumen tentang pengalihan hak. Segala bentuk pengalihan Hak Rahasia Dagang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan
membayar biaya sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.Pengalihan Hak Rahasia
Dagang yang tidak dicatatkan pada Direktorat Jenderal tidak berakibat hukum pada pihak
ketiga. Pengalihan Hak Rahasia Dagang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diumumkan
dalam Berita Resmi Rahasia Dagang.
LISENSI

• Pengertian Lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik rahasia dagang kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati
manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu.
• Perjanjian Lisensi
Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada DJKI dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam
Undang-undang. Yang “wajib dicatatkan” pada DJKI hanyalah mengenai data yang bersifat
administratif dari perjanjian lisensi dan tidak mencakup substansi rahasia dagang yang
diperjanjikan.
PELANGGARAN RAHASIA DAGANG

• Mengungkapkan Rahasia Dagang


• Mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia
Dagang yang bersangkutan
• Memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan

PELANGGARAN DAN SANKSI

Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang,
mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia
Dagang yang bersangkutan. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia
Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
PERMOHONAN PENCATATAN RAHASIA DAGANG

• Yang “wajib dicatatkan” pada DJKI hanyalah mengenai


data yang bersifat administratif dari dokumen pengalihan
hak dan tidak mencakup substansi rahasia dagang yang
diperjanjikan.
AKTIFITAS YANG DIKECUALIKAN

• Penggunaan informasi untuk kepentingan keamanan, kesehatan, atau


keselamatan masyarakat
• Reverse engineering untuk penyempurnaan produk tersebut : rekayasa
ulang produk dengan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi
tentang suatu teknologi yang sudah ada.
TINDAK PIDANA
● Delik Aduan

● Melanggar Pasal 13 atau Pasal 14, penjara maksimal 2 tahun dan/atau


denda maksimal Rp. 300.000.000
DELIK ADUAN
• Delik aduan adalah delik yang hanya dapat dituntut, jika diadukan oleh orang yang merasa
dirugikan.
• Delik aduan sifatnya pribadi/private, yang memiliki syarat yaitu harus ada aduan dari pihak
yang dirugikan. Selain itu, yang dimaksud dengan delik aduan/klacht delict merupakan
pembatasan inisiatif jaksa untuk melakukan penuntutan.

MACAM-MACAM DELIK ADUAN

Ada atau tidaknya tuntutan terhadap delik ini tergantung persetujuan dari yang
dirugikan/korban/orang yang ditentukan oleh undang-undang. Delik ini membicarakan mengenai
kepentingan korban. Dalam ilmu hukum pidana delik aduan ini ada dua macam, yaitu :
1. Delik Aduan Absolute (Absolute Klacht Delict)
2. Delik Aduan Relative (Relatieve Klacht Delict).
1. DELIK ADUAN ABSOLUT
Delik Aduan Absolute (Absolute Klacht Delict)
Merupakan suatu delik yang baru ada penuntutan apabila ada pengaduan dari pihak yang
dirugikan. Dan yang diadukan sifatnya hanyalah perbuatannya saja atau kejahatannya saja.
Dalam hal ini bahwa perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu dianggap satu kesatuan
yang tetap bermuara pada kejahatan yang dilakukan. Oleh karena itu delik aduan absolute ini
mempunyai akibat hukum dalam masalah penuntutan tidak boleh dipisah-pisahkan/onsplitbaar.

2. DELIK ADUAN RELATIF


Delik Aduan Relative (Relatieve Klacht Delict)
Merupakan suatu delik yang awalnya adalah delik biasa, namun karena ada hubungan
istimewa/keluarga yang dekat sekali antara si korban dan si pelaku atau si pembantu kejahatan
itu, maka sifatnya berubah menjadi delik aduan atau hanya dapat dituntut jika diadukan oleh
pihak korban.
RAHASIA DAGANG VS PATEN
Perlindungan melalu Rahasia Dagang atau Trade Secret menjadi alternatif manakala sebuah
penemuan tidak dapat diberi paten karena tidak memenuhi persyaratan paten. Namun
mekanisme perlindungan rahasia dagang banyak juga dipilih untuk penemuan-penemuan
yang sesungguhnya dapat diberi paten, dengan alasan sebagai berikut:
• Perlindungan rahasia dagang tidak memiliki batas waktu perlindungan sebagaimana paten.
Jangka waktu perlindungan paten dibatasi, hanya diberikan selama 20 tahun dan setelah
masa perlindungan lewat, penemuan menjadi milik umum (public domain). Sebaliknya,
sebuah rahasia dagang tidak ada batas waktu perlindungan. Selama pemiliknya menjaga
rahasia dagangnya dari akses publik, selama itu pula rahasia dagangnya terlindungi;
• Rahasia Dagang tidak mensyaratkan pendaftaran di institusi pemerintah tertentu
sebagaimana paten sehingga perlindungan hukum dapat diperoleh segera, berbeda dengan
rahasia dagang, pemohon paten diwajibkan untuk mengungkapkan penemuannya secara
detail kepada publik dalam permohonan patennya.
BAGAIMANA MEMPEROLEH
PERLINDUNGAN RAHASIA
DAGANG?

Untuk memperoleh perlindungan sebagai Rahasia Dagang, beberapa standar atau


persyaratan umum yang harus di penuhi diantaranya adalah:
• Informasi tersebut harus merupakan informasi yang dirahasiakan (tidak dapat
diakses oleh pihak lain selain pemiliknya atau pihak-pihak tertentu yang diberi
izin oleh pemiliknya)
• Informasi rahasia tersebut memiliki nilai komersial
• Ada upaya-upaya dari pemiliknya untuk menjaga kerahasiaan (misalnya
dengan membuat perjanjian kerahasiaan dengan pihak-pihak yang diberi akses
kepada informasi rahasia tersebut)
BAGAIMANA RAHASIA DAGANG
MELINDUNGI FORMULA RESEP
PADA INDUSTRI MAKANAN?
• Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya dan
memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial (Pasal 4
UURD).
• Apabila upaya-upaya menjaga kerahasiaan telah dilakukan sesuai UU Rahasia Dagang, maka jika terjadi
penggunaan atau pengungkapan informasi rahasia tersebut kepada pihak ketiga untuk kepentingan komersial,
dapat diduga telah terjadi pelanggaran rahasia dagang.
• Pemegang Hak Rahasia Dagang atau penerima Lisensi dapat mengambil tindakan hukum baik secara perdata
(Pasal 11 UURD) atau pidana (Pasal 17 UURD) terhadap siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran rahasia dagang dengan cara mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari
kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan secara
sengaaja.
• Pelanggaran juga dianggap terjadi pada saat seseorang memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut
dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ADVICE/DOKTRIN

Untuk memperoleh perlindungan merek, pencipta makanan/minuman perlu menciptakan nama


yang unik untuk produk inovatifnya. Hindari pemberian nama yang sifatnya menerangkan
produk atau “descriptive” atau nama yang umum atau “generic”. Merek “Martabak” untuk
martabak, tentu saja tidak akan mendapat perlindungan hukum dan tidak dapat didaftarkan
sebagai merek. Namun, nama-nama unik seperti “Rainbow” untuk cake atau “Crepes” untuk
martabak tipis, misalnya, dapat didaftarkan sebagai merek. Melakukan search atau penelusuran
baik di internet maupun di Ditjen HKI juga disarankan sebelum memutuskan memakai dan
mendaftarkan sebuah nama untuk produk Anda, untuk menghindari konflik atau sengketa
dengan pemilik merek yang terdaftar lebih dahulu, yang justru dapat merugikan Anda di
kemudian hari.
SEJARAH, PRINSIP-
PRINSIP DASAR
PERLINDUNGAN DAN
LINGKUP SERTA
PENEGAKAN HUKUM
RAHASIA DAGANG
Dasar Hukum

01 UU Nomor 7 Tahun 1974 tentang


Pengesahan Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement
02 UU Nomor 30the
Estabilishing Tahun
World2000 tentang
Trade Rahasia
Organization)
Dagang
Sejarah Perlindungan Rahasia Dagang

Bermula di negara-negara common law system terutama Misalnya, kasus Newberry Vs James (1817)
di Inggris timbul pelanggaran yang berupa mengenai penyalahgunaan atas kerahasiaan
penyalahgunaan rahasia dagang dari terdapatnya formula obat-obatan untuk mengobati encok.
hubungan para pihak yang melibatkan kewajiban- (Cita Citrawinda Priapantja, ”Budaya hukum
kewajiban berdasarkaan perjanjian untuk menjaga Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan
kerahasiaan tidak mengungkapkan atau menggunakan Rahasia Dagang di Bidang Farmasi”, (Jakarta :
rahasia dagang. Chandra Pratama, cet. ketiga, 2005) hal 39
Latar Belakang Perlindungan Rahasia
Dagang di Indonesia
❖ Pemberian jaminan perlindungan bagi inventor atas know-how invensinya
yang tidak diungkapkan (undisclosed);
❖ Pemberian jaminan perlindungan terhadap informasi bisnis yang bersifat
rahasia dalam kegiatan usaha/perusahaan;
❖ Penciptaan iklim yang mendorong kreasi dan inovesi masyarakat;
❖ Memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan
nasional maupun internasional
Ketentuan TRIPs tentang Rahasia Dagang :

• Indonesia harus mengakomodasi perlindungan undisclosed information sesuai Article 39 TRIPs,


untuk menjamin adanya perlindungan yang efektif terhadap persaingan tidak jujur sebagaimana
diatur dalam Article 10 bis Konvensi Paris 1967;

• Ketentuan Article 39 ayat (1) menghendaki setiap negara anggota memberikan perlindungan kepada
pemilik informasi yang bersifat rahasia(undisclosed information) dengan syarat bahwa informasi
bersifat rahasia, mempunyai nilai komersial, dan upaya-upaya untuk mempertahankan
kerahasiaannya telah ditempuh, kemudian perbuatan yang merupakan penyalahgunaan rahasia
dagang dan perolehan informasi yang bersifat rahasia oleh pihak ketiga merupakan pelanggaran.
Pengertian Rahasia Dagang

Informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi


dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha,dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia
Dagang (Pasal 1 angka 1 UU Rahasia Dagang)
Prinsip Dasar Perlindungan :

• Objek perlindungan Rahasia Dagang :

Informasi rahasia di bidang teknologi dan/atau bisnis berupa :

• Metode produksi,

• Metode pengolahan,

• Metode penjualan, atau

• Informasi lain di bidang tersebut


INFORMASI YANG DILINDUNGI
DALAM RAHASIA DAGANG
Apabila :
✓ Bersifat rahasia
✓ Mempunyai nilai ekonomi
✓ Dijaga kerahasiaanya melalui upaya
sebagaimana mestinya
Sistem Perlindungan Rahasia Dagang

 Otomatis
• Hak timbul secara otomatis setelah suatu informasi bersifat
rahasia, bernilai ekonomi, dan juga dijaga kerahasiaannya;
• Tidak ada pendaftaran rahasia dagang;
• Upaya menjaga kerahasiaan dilakukan dengan semestinya secara
layak dan patut.
 Perlindungannya tanpa batas waktu sepanjang masih dijaga
kerahasiaannya
HAK PEMILIK RAHASIA
DAGANG
1. Menggunakan sendiri
2. Memberikan lisensi
3. Mengalihkan kepada pihak lain
LISENSI RAHASIA DAGANG
Ijin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu
Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu

PENCATATAN LISENSI RAHASIA


DAGANG
• Pencatatan lisensi Rahasia Dagang pada Ditjen HKI dengan syarat dan biaya tertentu
• Perjanjian lisensi Rahasia Dagang yang tidak dicatatkan pada Ditjen HKI tidak mempunyai akibat
hukum terhadap pihak ketiga
• Pencatatan tersebut akan diumumkan pada Berita Resmi Rahasia Dagang
PELANGGARAN TIDAK DIANGGAP
RAHASIA DAGANG PELANGGARAN RAHASIA
DAGANG
1. Dengan sengaja mengungkapkan Rahasia • Untuk kepentingan Pertahanan dan
Dagang Keamanan
2. Mengingkari kesepakatan • Kesehatan atau keselamatan masyarakat
3. Mengingkari kewajiban tertulis atau tidak • Rekayasa ulang
tertulis untuk menjaga kerahasiaan • Untuk kepentingan Pengembangan Lanjut
4. Memperoleh atau menguasai Rahasia Produk Rahasia Dagang
Dagang yang bukan miliknya
KETENTUAN PIDANA TERHADAP PELANGGARAN HAK
RAHASIA DAGANG

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain atau
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 atau pasal 14 diancam hukuman

Penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau Denda paling banyak Rp.300.000.000,-
Sanksi Perdata Dan Pidana Akibat
Membocorkan Rahasia Dagang

1. Ketentuan TRIPs
2. Ps. 1365 KUHPerdata (Perbuatan Melawan
Hukum), tidak diperhatikannya kewajiban
merahasiakan
3. Ps. 322 KUHPidana
4. Ps. 323 KUHPidana
5. Ps. 382 bis
KETENTUAN PIDANA DAN PERDATA
(UMUM)

• Ps. 323 KUHP :


”(1) Barang siapa dengan sengaja memberitahukan hal-hal khusus tentang suatu
perusahaan dagang,kerajinan,atau pertanian,dimana ia bekerja atau dahulu bekerja
yang harus dirahasiakannya,maka dipidana dengan pidana penjara paling lama 9
bulan/pidana denda paling banyak Rp.9.000,-
(2) Kejahatan ini hanya dapat dituntut atas pengaduan pengurus perusahaan itu”
• Ps. 382 bis :
”Barang siapa untuk mendapatkan, melangsungkan,atau memperluas hasil
perdagangan atau perusahaan milik sendiri/orang lain melakukan perbuatan curang
untuk menyesatkan khalayak umum/seorang tertentu dipidana jika perbuatan itu
dapat menimbulkan kerugian bagi konkuren-konkuren orang lain karena
persaingan curang dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan/pidana
denda paling banyak Rp.13.500,-
PERDATA

• Ps . 1365 KUHPerdata :
“Tiap perbuatan melanggar hukum,yang membawa kerugian kepada
orang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu,mengganti kerugian tersebut”.
OBJEK LINGKUP RAHASIA DAGANG

• Ps. 2 : Objek Rahasia Dagang --- informasi metode produksi,metode


engolahan,metode penjualan,atau informasi lain dibidang teknologi dan/atau
bisnis yang memiliki nilai ekonomi yang tidak diketahui masyarakat umum
• Ps. 3 : mencantumkan tentang syarat-syarat agar rahasia dapat disebut rahasia
dagang yang mendapat perlindungan hukum hak rahasia dagang, apabila
informasi tersebut bersifat rahasia,mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga
kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya
URAIAN PASAL 3
• Bersifat rahasia :
Apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu/tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat
• Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi :
Apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk
menjalankan kegiatan/usaha yang bersifat komersial/dapat meningkatkan
keuntungan secara ekonomi
• Informasi dijaga kerahasiaannya :
Apabila pemilik/para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-
langkah yang layak & patut
• Upaya-upaya sebagaimana mestinya :
Semua langkah yang memuat ukuran kewajaran, kelayakan dan kepatutan
yang harus dilakukan
HAK PEMEGANG RAHASIA DAGANG

• Secara Perdata (Ps.11)


• Secara perdata ditegaskan hak menggugat kepada pihak-pihak yang melanggar hak
rahasia dagang
• Ps.11 UURD
 Pemegang Hak Rahasia Dagang/Penerima Lisensi dapat menggugat siapapun
yang dengan sengaja & tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Ps 4, berupa :
 gugatan ganti rugi,dan/atau
 penghentian semua perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Ps 4
 Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri
• Segi hukum pidana dimuat dalam Ps. 16 & 17
• Ps 17 :
1. Barang siapa dengan sengaja & tanpa hak menggunakan rahasia dagang pihak
lain/melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Ps. 13, Ps.14 dipidana
dengan pidana penjara palinglama 2 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.300.000.000,-
2. Tindak pidana merupakan delik aduan
RANGKUMAN
• Perlindungan Rahasia Dagang di Indonesia telah diatur dalam Hukum
Nasional;
• Sistem perlindungan Rahasia Dagang yang kuat akan mendorong
untuk menghasilkan produk inovasi yang kompetitif;
• Diperlukan tindakan edukatif dan pemahaman budaya bangsa untuk
menghormati Hak Kekayaan Intelektual orang lain, termasuk Rahasia
Dagang;
• Upaya menjaga kerahasiaan suatu rahasia dagang sangat penting bagi
pemilik rahasia dagang;
• Lisensi Rahasia Dagang merupakan solusi eksploitasi secara wajar
dan adil.

Anda mungkin juga menyukai