Hak Kekayaan: Intelektual
Hak Kekayaan: Intelektual
Kekayaan
Intelektual
Hukum Kekayaan Intelektual
Hukum Kekayaan Intelektual merupakan bagian dari hukum yang berlaku dan mempunya fungsi yang
umum dan spesifik.
Hukum selain berfungsi sebagai menentukan norma, sanksi, dan penyelesaian sengketa, hukum berfungsi
untuk mendorong masyarakat utnuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama berkenan dengan
perubahan yang terjadi. (Dodel, dalam Anthon Susanto, 2010).
HKI juga mempunyai fungsi yang sama, yakni mendorong masyarakat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual, imajinasinya untuk menciptakan, mewujudkan imajinasinya untuk memecahkan persoalan yang
ada. Kreativitas itu dinilai sebagai cara untuk memecahkan masalah sekaligus bernilai ekonomi. HKI
kemudian dirumuskan sebagai perangkat perlindungan atas hak yang eksklusif. Kekayaan inteletual
diwujudkan dengan berbagai upaya sehingga mewujudkan karya yang bermamfaat bagi kehidupan
masyarakat yang selalu berubah.
Hukum Kekayaan Intelektual
Hukum Kekayaan Intelektual merupakan anak kandung teknologi yang kemudian
bersama sama untuk mewujudkan sebagai kerangka keyakinan dan komitmen untuk
menjawab persoalan yang sedang dihadapi (paradigma, Liek Wilardjo). Masa depan
masyarakat diletakkan kepada kemapuan imajinatif, kreativitas dari mereka yang
bergelut di bidang kekayaan intelektual. Tanpa merendahkan ilmu pengetahuan,
imajinasi jauh lebih penting, kata Einstein.
Pemahaman Filosofis
Suatu Kekayaan berasal dari olah pikir intelektual/otak manusia bersifat
sebagai benda tidak berwujud yang dilindungi hukum sebagai suatu hak bagi
subjek-subjek hukum yang memilikinya seperti: Hak Cipta, Hak Paten, Hak
Merek, Hak Desain Industri, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Hak
Rahasia Dagang dan Hak Varietas Tanaman.
SYARAT DAN
HAKI PENGERTIAN PROSEDUR MASA BELAKU JENIS KETERANGAN
PERMOHONAN
Informasi yang tidak Tidak memiliki batas UNDANG – UNDANG NO 30
diketahui oleh umum di waktu perlindungan TAHUN 2000 TENTANG
bidang teknologi dan/atau RAHASIA DAGANG
Rahasia bisnis, mempunyai nilai
Dagang ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang.
Eksplanasi Reflektif
1. HKI dalam perubahan masyarakat dan merubah masyarakat, kasus China, Amerika dan
India
2. HKI sebagai bagian ekonomi kreatif yang memberikan sumbangan besar bagi
perekonomian, kasus kuliner
3. HKI sebagai solusi yang selalu dinantikan, kasus vaksin
4. HKI yang selalu diabaikan dan tidak dilindungi, kasus pembajakan lagu dan atau musik
5. HKI dan dunia digital, kasus platform digital, youtubers
6. HKI sebagai bagian diplomasi dunia, kasus paten dalam Omnibus Law
7. HKI sebagai intangible assets, kasus merk terkenal
8. HKI bukan budaya Indonesia, kasus pencipta Indonesia yang selalu miskin
9. HKI dalam paradigma hukum Indonesia, kasus batik, herbal dan obat tradisional
10. HKI dan masa depan dunia, kasus film Amerika, teknologi Jepang, Korea dan China.
ISU-ISU TERKINI
MENGENAI
KEKAYAAN
INTELEKTUAL
DEFINISI “SDGPTEBT”
Pengetahuan Tradisional
Ke
pe
Ko mili Indikasi Geografis/Indikasi Asal
mu kan
nal
KEKAYAAN Kepemilikan
Hak Cipta
INTELEKTUAL Personal
23
Beberapa Perbedaan yang Mendasar Pengetahuan dan
Ekspresi Budaya Tradisional dengan Kekayaan Intelektual
KESEHATAN WHO
SOSIAL
UNESCO, FAO
BUDAYA
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN REZIM
PERLINDUNGAN PTEBT
Pemanfaatan PTEBT pada Kekayaan Intelektual Personal dapat di wujudkan dalam objek perlindungan
Kekayaan Intelektual Namun pada umumnya diwujudkan dalam perlindungan Hak Cipta dan Desain Industri
BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA
TRADISIONAL
Berkaitan dengan batik terdapat dua hal penting yaitu Cara Pembuatan batik dan Motif batik,
kedua hal tersebut merupakan warisan budaya yang sudah turun temurun diketahui oleh
masyarakat Indonesia.
Yang dimaksud dengan “karya seni batik” adalah motif batik kontemporer yang bersifat
inovatif, masa kini, dan bukan tradisional. Karya tersebut dilindungi karena mempunyai
nilai seni, baik dalam kaitannya dengan gambar, corak, maupun komposisi warna.
Yang dimaksud dengan “karya seni motif lain” adalah motif yang merupakan kekayaan
bangsa Indonesia yang terdapat di berbagai daerah, seperti seni songket, motif tenun ikat,
motif tapis, motif ulos, dan seni motif lain yang bersifat kontemporer, inovatif, dan terus
dikembangkan.
Terhadap motif-motif batik yang bersifat kontemporer atau merupakan motif-motif
sebagai kreasi baru, diberikan perlindungan sebagai suatu Ciptaan, hal ini diatur
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 40 huruf J UU No.28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta, dengan demikian pencipta atas suatu seni batik kontemporer
mempunyai hak eksklusif untuk mengumumkan dan memperbanyak atas
ciptaannya sendiri atau memberikan izin kepada pihak lain.
Berdasarkan ketentuan tersebut apabila ada pihak-pihak yang akan menggunakan
hak cipta atas seni batik dengan motif kontemporer tersebut harus meminta ijin
kepada Penciptanya
MANFAAT PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN EKSPRESI
BUDAYA TRADISIONAL, KAITANNYA DENGAN INDUSTRI
KREATIF
Sumber: Miranda Risang Ayu dalam buku: Idris dkk, Penemuan Hukum Nasional dan
Internasional, Fikahati Aneska dan Bagian Hukum Internasional Universitas Padjadjaran
Bandung, 2012, hlm. 401-405
PENEGAKAN HUKUM DALAM HAL PENGAKUAN
KEBUDAYAAN BANGSA OLEH BANGSA ASING
45
TRIPS (1)
✓ Tidak membedakan invensi yang dipatenkan apakah terkait SDG atau bukan
✓ Merupakan standar minimal perlindungan HKI
✓ Tidak adanya diskriminasi
Article Contents
27(1) patents shall be available for any inventions, whether products or
processes, in all fields of technology, provided that they are new, involve an
inventive step and are capable of industrial application
27(1) enjoyable without discrimination as to the place of invention, the field of
technology and whether products are imported or locally produced
29(1) Members shall require that an applicant for a patent shall disclose the
invention in a manner sufficiently clear and complete for the invention to be
carried out by a person skilled in the art and may require the applicant to
indicate the best mode for carrying out the invention known to the inventor
Convention on Biodiversity CBD (1)
48
Convention on Biodiversity CBD (2)
Article Title Contents
16(2) Access to and ...such access and transfer shall be provided on terms which
Transfer of recognize and are consistent with the adequate and effective
Technology protection of IPR
16(3) Access to and ..., on mutually agreed terms, including technology protected
Transfer of by patents and other IPR,...
Technology
16(5) Access to and ...recognizing that patents and other IPR may have an
Transfer of influence on the implementation of this Convention ensure
Technology that such rights are supportive and do not run counter to its
objectives
8(j) In situ Each contracting parties shall...respect, preserve and
conservation maintain knowledge, innovation and practices of indigenous
and local communities... and encourage the equitable
sharing of the beneftis arising from utilization of such
knowledge innovations and practices
Convention on Biodiversity CBD (3)
▰ In Uganda, for example, national parks share benefits with local people
through community conservation and collaborative forest management.
The benefits include revenue sharing, use of park resources such as
medicinal plants, and support for community development projects.
▰ In Zambia, sharing of benefits from wildlife is usually not part of the
Mutually Agreed Terms (MAT) in the agreements with users, but is
rather included in a separate process in agreements with communities.
There are monetary benefits from revenues and license fees, a few joint
ventures, and non-monetary benefits through education and training
projects
Upaya-upaya Di Tingkat
Nasional
BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN HKI
KONVENSIONAL TERHADAP SDG/PT/EBT
40
RUU PT-EBT
Landasan FIlosofis, Sosiologis dan Yuridis:
✓ Indonesia adalah negara hukum yang mengedepankan supremasi hukum dalam segala tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar
✓ Indonesia memiliki keanekaragaman etnik atau suku bangsa, dan karya intelektual yang merupakan
kekayaan warisan budaya yang perlu dilindungi dan dilestarikan
✓ keanekaragaman etnik atau suku bangsa, dan karya intelektual yang merupakan kekayaan warisan
budaya yang bernilai tinggi tersebut, dalam kenyataannya telah menjadi daya tarik untuk
dimanfaatkan secara komersial sehingga pemanfaatan tersebut perlu diatur untuk kemaslahatan
masyarakat
✓ penegakan dan penghormatan terhadap supremasi hukum menjadi landasan utama bagi stabilitas
nasional dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang merata, adil, dan makmur
✓ oleh karena itu perlu dibentuk Undang-Undang tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
Budaya Tradisional.
SISTEMATIKA RUU PTEBT0
▪ Bab I: Ketentuan Umum
▪ Bab II: Ruang Lingkup Perlindungan
▪ Bab III: Bentuk Pemanfaatan
▪ Bab IV: Basis Data
▪ Bab V: Izin Akses Pemanfaatan
▪ Bab VI: Tim Ahli PTEBT
▪ Bab VII: Perjanjian Pemanfaatan
▪ Bab VIII: Pembatalan Izin Akses Pemanfaatan
▪ Bab IX: Pembagian Hasil Pemanfaatan
▪ Bab X: Pengecualian
▪ Bab XI: Penyelesaian Sengketa
▪ Bab XII: Ketentuan Pidana
▪ Bab XIII: Ketentuan Peralihan
▪ Bab XIV: Penutup
BEBERAPA DEFINISI DALAM RUU PTEBT
(KETENTUAN UMUM – PASAL 1) (1)
▪ Pengetahuan Tradisional adalah karya intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi
yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan,
dan dipelihara oleh kustodiannya.
▪ Ekspresi Budaya Tradisional adalah karya intelektual dalam bidang seni, termasuk
ekspresi sastra yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan,
dikembangkan, dan dipelihara oleh kustodiannya.
▪ Kustodian Pengetahuan Tradisional dan/atau Ekspresi Budaya Tradisional adalah
komunitas masyarakat lokal atau masyarakat adat yang tinggal dalam suatu teritorial
tertentu, yang memiliki persamaan nilai dan kohesi sosial, dan menjaga, memelihara serta
mengembangkan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional secara
tradisional dan komunal.
BEBERAPA DEFINISI DALAM RUU PTEBT
(KETENTUAN UMUM – PASAL 1) (2)
▪ Tradisi adalah warisan budaya masyarakat yang dipelihara dan/atau dikembangkan
secara berkelanjutan lintas generasi oleh suatu komunitas masyarakat lokal atau
masyarakat adat.
▪ Perlindungan adalah segala bentuk upaya melindungi Pengetahuan Tradisional
terhadap pemanfaatan secara komersial yang dilakukan tanpa izin oleh orang asing
atau badan hukum asing atau badan hukum Indonesia penanaman modal asing.
▪ Pelestarian adalah segala bentuk pendayagunaan Ekspresi Budaya Tradisional yang
dilakukan oleh setiap orang atau badan hukum, baik Indonesia maupun asing, dalam
rangka melindungi, memelihara, menjaga dan mempertahankan kualitas nilai Ekspresi
Budaya Tradisional.
BEBERAPA DEFINISI DALAM RUU PTEBT
(KETENTUAN UMUM – PASAL 1) (3)
▪ Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional oleh orang asing atau badan hukum asing atau
badan hukum indonesia penanaman modal asing harus melalui mekanisme Izin Akses
Pemanfaatan dan Perjanjian Pemanfaatan.
▪ Pemanfaatan Ekspresi Budaya Tradisional, tidak memerlukan Izin Akses
Pemanfaatan dan Perjanjian Pemanfaatan.
▪ Tim Ahli Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional adalah tim khusus
independen yang diangkat oleh Menteri yang membidangi Pengetahuan Tradisional dan
Ekspresi Budaya Tradisional.
▪ Basis Data adalah pusat/kumpulan pendokumentasian data mengenai Pengetahuan
Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang ada di seluruh Indonesia.
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PTEBT
PTEBT yang dilindungi mencakup unsur budaya yang:
memiliki karakteristik khusus yang terintegrasi dengan identitas budaya
masyarakat tertentu yang melestarikannya;
disusun, dikembangkan, dipelihara, dan ditransmisikan dalam lingkup tradisi
BENTUK PERLINDUNGAN PTEBT
Meliputi pencegahan dan pelarangan atas:
Pemanfaatan PT yang dilakukan oleh orang asing atau badan hukum asing atau
badan hukum Indonesia penanaman modal asing, tanpa Izin Akses Pemanfaatan
dan Perjanjian
Pemanfaatan PTEBT yang dilakukan oleh setiap orang atau badan hukum, baik
asing maupun Indonesia yang dalam pelaksanaan pemanfaatannya tidak
menyebutkan dengan jelas asal wilayah Pengetahuan Tradisional dan/atau Ekspresi
Budaya Tradisional serta Kustodiannya, yang menjadi sumber dan pemilik
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional tersebut; dan/atau
Pemanfaatan PTEBT yang dilakukan oleh setiap orang atau badan hukum, baik
asing maupun Indonesia, yang dilakukan secara tidak patut, menyimpang dan
menimbulkan kesan tidak benar terhadap masyarakat terkait, atau yang membuat
masyarakat tersebut merasa tersinggung, terhina, tercela, dan/atau tercemar.
63
+ KULINER
KEBIJAKAN EKONOMI KREATIF
▰ Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif
▰ Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan
Ekonomi
▰ Kreatif Indonesia 2009-2015 yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan
Republik Indonesia Tahun 2008
▰ Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025:
Rencana Pengembangan 14 subsektor Industri Kreatif Indonesia Periode 2009-
2015 yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia Tahun
2008
▰ Rencana Strategis 2012-2014 Kemenparekraf.
▰ Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019 Ekonomi Kreatif: Menuju
Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Republik Indonesia 2014.
▰ Pebentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Februari 2015
DAMPAK POSITIF INDUSTRI KREATIF
▰ Kontribusi ekonomi (PDB, menciptakan lapangan kerja, ekspor)
▰ Iklim bisnis (penciptaan lapangan usaha, dampak bagi sektor lain, pemasaran)
▰ Citra dan identitas bangsa (turisme, ikon internasional, membangun budaya, warisan
budaya, budaya lokal)
▰ Sumber daya terbarukan (berbasis pengetahuan kreativitas, green community)
▰ Inovasi dan kreativitas (ide dan gagasan, penciptaan nilai)
▰ Dampak sosial (kualitas hidup, peningkatan toleransi sosial)
BADAN EKONOMI KREATIF
Yang di harapkan melalui Bekraf: kreativitas desain baik pada pelaku UMKM dan
▰ Peningkatan kontribusi Produk Domestik Bruto sektor Koperasi
Ekonomi Kreatif ▰ Pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi
▰ Peningkatan transaksi bisnis dari pameran dan UMKM
DN/LNUKM ▰ Penyediaan sistem insentif bagi UMKM berorientasi
▰ Peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitasi fungsi ekspor
bisnis pelaku usaha sektor ekonomi kreatif (pemasaran ▰ Penyelenggaraan event penghargaan insan kreatif dan
dan promosi, kemitraan, akses pembiayaan) pelaku usaha skala UMKM berprestasi dalam
▰ Peningkatan pengelolaan kualitas data dan informasi peningkatan lapangan pekerjaan.
ekonomi kreatif
▰ Peningkatan jumlah brand produk ekonomi kreatif
yang mampu menembus pasar nasional dan
internasional
▰ Pengembangan klaster industrikreatif
▰ Peningkatan kompetensi manajerial dan inovasi serta
GLOBAL DIGITAL
MARKET
Global Digital Market :
1. Music-from vynil to streaming
2. Film-sustaining the film industry in the digital environment
3. Broadcasting-new models for connection with the audience
4. Publishing-the codex in the digital age
5. Digital architechture-the soft infrastructure of the global market
Music-from vynil to streaming
▰ Inter-Governmental Committee
▰ IGC ke-26 (3-7 Februari 2014)
╺ GR text
╺ Consolidated document relating to IP and GR
▰ IGC ke-27 (24 Maret-4 April 2014)
╺ TK & TCE text
╺ Cross-cutting TK/TCE issues
▰ IGC ke-28 (7-9 Juli 2014)
╺ Cross-cutting elements GR, TK & TCE
▰ Tahun 2015 tidak ada mandat WIPO untuk IGC
SCCR
AEC
ASEAN Economic Community
PROFIL WILAYAH NEGARA ASEAN
Indonesia
• Populasi: 250 juta jiwa
• Luas Wilayah: 1.990.250 km2
• Jumlah Pulau: 13.466
• Populasi ASEAN: 633 juta jiwa
• Market Share Indonesia di ASEAN:
39.5%
AEC/MEA
KOMITMEN 10 NEGARA ASEAN
GDP Indonesia
➲ sekitar 40% dari GDP ASEAN
DTLST
• Animation contest
• Pembentukan collective management societies di negara ASEAN
HAK CIPTA • Public Awareness Hak Cipta
• Menjadi anggota WIPO Copyright Treaty (WCT), WIPO Performers and
Phonograms Treaty (WPPT), Beijing Treaty, dan Marrakesh treaty
UPAYA KEMUDAHAN PENDAFTARAN HKI DI ASEAN
PATEN COOPERATION
TREATY (PATEN)
Anggota 148 negara
• Pembentukan Badan
Ekonomi Kreatif
• Target 15% pada tahun
2025 diharapkan
kontribusi ekonomi
kreatif untuk
perekonomian
Indonesia
Sumber: http://www.tempokini.com/2014/11/5078/
PELUANG MEA TERKAIT PRODUK KI
Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),
terdapat 18.182 unit usaha industri musik di Indonesia per tahun 2013. Jumlah
INDUSTRI
usaha itu sama dengan 0,3 persen dari keseluruhan jumlah usaha di ekonomi
MUSIK DAN kreatif. Industri musik juga menyerap 55.968 tenaga kerja atau 0,4 persen dari
LAGU keseluruhan tenaga kerja yang diserap ekonomi kreatif.
sumber: http://www.varia.id/2015/01/21/lmkn-ingin-amankan-rp-3-triliun-royalti-lagu/
• Musik Indonesia
didengar di mana-mana
terutama di negara
ASEAN seperti
Malaysia,Brunei, dan
Singapura.
• Pembentukan Lembaga
Manajemen Kolektif
Nasional (LMKN) di
bidang musik dan lagu
akan mendukung
pemungutan royalti
dalam dan luar negeri
PELUANG MEA TERKAIT PRODUK KI 104
Saat ini, Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk potensi indikasi
geografisnya seperti Ubi Cilembu, Kopi Gayo, Kopi Kintamani Bali, Lada Hitam
PRODUK
Lampung, Lada Putih Muntok, Kopi Toraja, Apel Batu Malang, Keramik Dinoyo,
INDIKASI Gerabah Kasongan dan lain-lain. Potensi indikasi geografis ini menjadi anugerah
GEOGRAFIS bagi bangsa Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi dan dapat digunakan sebagai
aset perdagangan.
• IG Terdaftar di Indonesia
saat ini ada 30 IG di mana
27 IG berasal dari dalam
negeri
• Jenis produk IG Indonesia:
kopi, teh, beras, madu, ubi,
lada, gula, salak, dll
• Produk IG didasarkan pada
potensi geografis wilayah
tertentu dan berpotensi
sebagai produk ekspor
AWGIPC
AWGIPC
▰ The sectoral group responsible for IP issues in the region. It is composed of
the IP offices of the ASEAN Member States.
▰ The AWGIPC was established in 1996, pursuant to the ASEAN Framework
Agreement on Intellectual Property Cooperation, which was signed by
ASEAN Member States in Bangkok, Thailand in 1995.
▰ The target for the AWGIPC is to transform ASEAN into an innovative and
competitive region through the use of IP for their nationals and ensuring that
the region remains an active player in the international IP community.
▰ Recent Issues:
╺ the ASEAN IPR Action Plan 2011-2015
╺ In process to endorse ASEAN IPR Action Plan 2016-2020 (Assisted by
WIPO)
THE ASEAN IPR ACTION
PLAN 2011-2015
▰ To meet the goals of the AEC by transforming ASEAN into an innovative and
competitive region through the use of IP for their nationals and ensuring that the
region remains an active player in the international IP community.
▰ ASPEC Patent Searching and Examination sharing among ASEAN IP Offices.
▰ TMView Searching on Trademark in ASEAN Countries
▰ DesignView Searching on Industrial Design in ASEAN Countries
▰ TMClass Kelas merek dalam bahasa negara-negara ASEAN
▰ Patent Library IP Database searching untuk unversitas dan lembaga riset
▰ ASEAN IP Portal merupakan database IP ASEAN.
▰ Menjadi anggota international IP treaties, al.: PCT, Madrid Protocol, dan Hague
Agreement (Geneva Act 1999)
THE ASEAN IPR ACTION PLAN
2016-2020
▰ Strategic Goal
1. A more robust ASEAN IP System is developed by strengthening IP
Offices and building IP Infrastructures in the region
2. Development of Regional IP platforms and Infrastructures to contribute to
enhancing the AEC
3. Develop an expanded and inclusive ASEAN IP ecosystem
4. Regional mechanisms to promote asset creation and commercialization,
particularly geographical indications and traditional knowledge are
enhanced
RCEP
▰ Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) is a proposed free trade
agreement (FTA) between the ten member states of the Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) (Brunei, Burma (Myanmar), Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia,
the Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam) and the six states with which ASEAN
has existing FTAs (Australia, China, India, Japan,South Korea and New Zealand).
RCEP negotiations were formally launched in November 2012 at the ASEAN Summit
in Cambodia.
▰ RCEP will cover trade in goods, trade in services, investment, economic and technical
co-operation, intellectual property, competition, dispute settlement and other issues
▰ RCEP ke-1 (9-13 Mei 2013 di Brunei) untuk WGIP dimulai pada pertemuan RCEP ke-
4 tgl 31 Maret – 4 April 2014)
WTO
(TRIPS COUNCIL
111
APEC
▰ One Village One Brand: Bajawa Coffee Flores. (Sponsor Korea)
▰ Korea dan Meksiko mengajukan proposal untuk menstimulasi dan
mempromosikan inovasi dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan
memfasilitasi kreasi hak kekayaan intelektual untuk pengembangan di
kawasan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
▰ Amerika Serikat mengajukan proposal tentang Best Practices in Trade
Secret Protection and Enforcement Against Misappropriation
▰ Korea mengajukan proposal tentang sosialisasi kekayaan intelektual
melalui pengembangan aplikasi selular (mobile application). Aplikasi
yang dibuat dan/atau dikembangkan adalah melalui program pembelajaran
kekayaan intelektual berbasis permainan (IP Game-based Learning)
APEC
APEC
01
Paris Convention for
02
TRIPs : Section 7 Art
03
the Protection 39 UU Rahasia Dagang
Industrial Property No. 30 Tahun 2000
(1967) Art 10 bis
DASAR PERLINDUNGAN
Rahasia Dagang
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaanya oleh pemilik
Rahasia Dagang.
• Memenuhi kriteria :
Informasi dibidang bisnis dan atau teknologi,
Bersifat rahasia,
Memiliki nilai ekonomis,
Dijaga kerahasiaannya
PERLINDUNGAN RAHASIA
DAGANG
Concept
Technology
Secret Information
Trade
Secrets Non Technologi
New Invention
KEWAJIBAN KARYAWAN
• Pengertian Lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik rahasia dagang kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati
manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu.
• Perjanjian Lisensi
Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada DJKI dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam
Undang-undang. Yang “wajib dicatatkan” pada DJKI hanyalah mengenai data yang bersifat
administratif dari perjanjian lisensi dan tidak mencakup substansi rahasia dagang yang
diperjanjikan.
PELANGGARAN RAHASIA DAGANG
Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang,
mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia
Dagang yang bersangkutan. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia
Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
PERMOHONAN PENCATATAN RAHASIA DAGANG
Ada atau tidaknya tuntutan terhadap delik ini tergantung persetujuan dari yang
dirugikan/korban/orang yang ditentukan oleh undang-undang. Delik ini membicarakan mengenai
kepentingan korban. Dalam ilmu hukum pidana delik aduan ini ada dua macam, yaitu :
1. Delik Aduan Absolute (Absolute Klacht Delict)
2. Delik Aduan Relative (Relatieve Klacht Delict).
1. DELIK ADUAN ABSOLUT
Delik Aduan Absolute (Absolute Klacht Delict)
Merupakan suatu delik yang baru ada penuntutan apabila ada pengaduan dari pihak yang
dirugikan. Dan yang diadukan sifatnya hanyalah perbuatannya saja atau kejahatannya saja.
Dalam hal ini bahwa perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu dianggap satu kesatuan
yang tetap bermuara pada kejahatan yang dilakukan. Oleh karena itu delik aduan absolute ini
mempunyai akibat hukum dalam masalah penuntutan tidak boleh dipisah-pisahkan/onsplitbaar.
Bermula di negara-negara common law system terutama Misalnya, kasus Newberry Vs James (1817)
di Inggris timbul pelanggaran yang berupa mengenai penyalahgunaan atas kerahasiaan
penyalahgunaan rahasia dagang dari terdapatnya formula obat-obatan untuk mengobati encok.
hubungan para pihak yang melibatkan kewajiban- (Cita Citrawinda Priapantja, ”Budaya hukum
kewajiban berdasarkaan perjanjian untuk menjaga Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindungan
kerahasiaan tidak mengungkapkan atau menggunakan Rahasia Dagang di Bidang Farmasi”, (Jakarta :
rahasia dagang. Chandra Pratama, cet. ketiga, 2005) hal 39
Latar Belakang Perlindungan Rahasia
Dagang di Indonesia
❖ Pemberian jaminan perlindungan bagi inventor atas know-how invensinya
yang tidak diungkapkan (undisclosed);
❖ Pemberian jaminan perlindungan terhadap informasi bisnis yang bersifat
rahasia dalam kegiatan usaha/perusahaan;
❖ Penciptaan iklim yang mendorong kreasi dan inovesi masyarakat;
❖ Memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan
nasional maupun internasional
Ketentuan TRIPs tentang Rahasia Dagang :
• Ketentuan Article 39 ayat (1) menghendaki setiap negara anggota memberikan perlindungan kepada
pemilik informasi yang bersifat rahasia(undisclosed information) dengan syarat bahwa informasi
bersifat rahasia, mempunyai nilai komersial, dan upaya-upaya untuk mempertahankan
kerahasiaannya telah ditempuh, kemudian perbuatan yang merupakan penyalahgunaan rahasia
dagang dan perolehan informasi yang bersifat rahasia oleh pihak ketiga merupakan pelanggaran.
Pengertian Rahasia Dagang
• Metode produksi,
• Metode pengolahan,
Otomatis
• Hak timbul secara otomatis setelah suatu informasi bersifat
rahasia, bernilai ekonomi, dan juga dijaga kerahasiaannya;
• Tidak ada pendaftaran rahasia dagang;
• Upaya menjaga kerahasiaan dilakukan dengan semestinya secara
layak dan patut.
Perlindungannya tanpa batas waktu sepanjang masih dijaga
kerahasiaannya
HAK PEMILIK RAHASIA
DAGANG
1. Menggunakan sendiri
2. Memberikan lisensi
3. Mengalihkan kepada pihak lain
LISENSI RAHASIA DAGANG
Ijin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu
Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain atau
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 atau pasal 14 diancam hukuman
Penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau Denda paling banyak Rp.300.000.000,-
Sanksi Perdata Dan Pidana Akibat
Membocorkan Rahasia Dagang
1. Ketentuan TRIPs
2. Ps. 1365 KUHPerdata (Perbuatan Melawan
Hukum), tidak diperhatikannya kewajiban
merahasiakan
3. Ps. 322 KUHPidana
4. Ps. 323 KUHPidana
5. Ps. 382 bis
KETENTUAN PIDANA DAN PERDATA
(UMUM)
• Ps . 1365 KUHPerdata :
“Tiap perbuatan melanggar hukum,yang membawa kerugian kepada
orang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu,mengganti kerugian tersebut”.
OBJEK LINGKUP RAHASIA DAGANG