Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan Wawasan Kebangsaan

melalui Penguatan Nilai Budaya


Bangsa Dalam Memperkuat Jati Diri
Bangsa Indonesia
Dr. H. Firman Yudhanegara, S.Sos., M.Si.
Sudah siap mengikuti
pelajaran saya, kalau
sudah mari kita bahas
!!!… materinya
R E N U N G K A N L A H !!!

AYAT-AYAT AL-QUR’AN BERIKUT INI


“Apakah kamu tidak
memperhatikan bagaimana
Surat, Ibrahim :24-26 Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang
baik bagaikan pohon yang baik,
akarnya kuat menghunjam ke
bumi, (ranting) dan dahannya
menjulang ke angkasa; pohon
itu terus berbuah setiap saat
(tiada henti) atas izin
Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan seperti itu agar
manusia memperoleh
peringatan (perilaku)
Q.S. An-Nahl:
112
“Allah membuat perumpamaan
sebuah negeri yang dahulunya
aman dan tenteram, rezeki
datang kepadanya melimpah
ruah di semua penjuru, lalu
penduduknya mengingkari
nikmat Allah, karena itu lalu
Allah membiarkan mereka
merasakan pakaian kelaparan
dan ketakutan, disebabkan apa
yang mereka perbuat” (Q.S. An-
Nahl:112).
Maka datanglah sesudah
mereka, generasi yang
jelek, menyia-nyiakan
shalat dan
memperturutkan hawa
nafsunya, mereka itulah
yang jelas akan sesat. QS
Maryam 59)
Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan didefinisikan sebagai
sudut pandang atau cara memandang yang
mengandung kemampuan seseorang atau
kelompok orang untuk memahami
keberadaan jati dirinya sebagai suatu
bangsa, juga dalam memandang dirinya dan
tingkah laku sesuai falsafah hidup
bangsanya dalam lingkungan internal dan
lingkungan eksternalnya.
URGENSI
1. Wawasan kebangsaan saat ini terjadi erosi akibat dari
pengaruh lingkungan strategis yang sudah berkembang
pesat. Hal ini terlihat dengan adanya berbagai kasus
seperti banyaknya remaja yang sudah menggunakan
obat-obatan terlarang, kasus-kasus korupsi,
kolusi, nepotisme serta pelanggaran hukum
lainnya yang setiap hari terlihat di media cetak
maupun elektronik.
2. Untuk itu perlu kiranya segera dilaksanakan
pendidikan wawasan kebangsaan masyarakat guna
meningkatkan wawasan kebangsaannya sehingga dapat
mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
yaitu “Pancasila” dan mampu bertahan walaupun
terjadi dampak yang hebat dari pengaruh globalisasi.
URGENSI
3. Pendidikan wawasan kebangsaan
menggunakan sentra pendidikan yaitu
keluarga, masyarakat dan sekolah
(peran serta) secara sinergis. Adapun
metode yang digunakan adalah metode
pendidikan, penataran dan pelatihan
di masyarakat baik di lingkungan
pendidikan, di lingkungan kerja, maupun
lingkungan pemukiman.
4. SEHINGGA DIPERLUKAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN!!!
“Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20
Tahun 2003:

“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk


membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air”
Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati
dan tertanam dalam suatu masyarakat, yang mengakar pada
suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol,
dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan
lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai budaya yaitu :
1. Simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata .
2. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan,
moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar
dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan
berperilaku (tidak terlihat).
FUNGSI Nilai Budaya
 Nilai Budayalah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit
sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali
martabatnya di dunia internasional.
 Nilai Budayalah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa
ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara
teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan
Amerika.
 Kekuatan Nilai Budayalah yang membuat Korea Selatan sekarang
jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962
keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama.
 Kekuatan Nilai Budayalah yang membuat para pejuang
kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang
kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
BANGSA INDONESIA
MENGALAMI KRISIS AKHLAQ

Dan perumpamaan kalimat


(kebijakan) yang buruk
bagaikan pohon yang buruk,
yang telah dicabut akar-
akarnya dari permukaan
bumi; tidak dapat tegak
sedikitpun. (Ibrahim:26)

Timbulkan
TimbulkanAkibat
AkibatBuruk:
Buruk:
-- Nilai
NilaiBudaya
BudayaBangsa
BangsaLuntur
Luntur
-- Bencana
BencanaMeluas
MeluasDi
DiBidang:
Bidang:
-- Politik
Politik--Ekonomi
Ekonomi--Moneter
Moneter--
Kepercayaan
Kepercayaan thd
thdHukum
Hukum--Dll
Dll
Masyarakat Indonesia
Indonesia adalah negara Multibudaya, sejak dahulu
masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa yang
beragam budaya, bahasa dan agama.
Sejalan dengan arus globalisasi berbagai budaya asing
yang ditopang oleh teknologi informasi masuk ke alam
pengetahuan masyarakat Indonesia.
Budaya asing itu lambat laun mendominasi tata hidup
masyarakat indonesia, mengalahkan budaya lokal,
sehingga bangsa Indonesia dikhawatirkan kehilangan jati
dirinya.
Indonesia setelah merdeka lebih 60 tahun telah banyak
meraih kemajuan di bidang politik, ekonomi, sosial-
budaya, dan keagamaan.
Kemajuan tersebut juga ditandai oleh pengakuan
internasional. Stamina spiritual dan intelektual bangsa
ini tidaklah kalah bila dibandingkan dengan bangsa-
bangsa lain.
Namun energi yang positif itu sampai batas tertentu
terbuang sia-sia karena ketidak sungguhan dan
berbagai kesalahan kolektif, yang terkait dengan
melemahnya visi dan Nilai Budaya bangsa.
lanjutan
kelemahan Nilai Budaya bangsa menjadi beban
nasional yang berat ketika berakumulasi dengan
berbagai persoalan internal yang kompleks, seperti
kemiskinan, pengangguran, kebodohan,
keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan,
utang luar negeri, dan perilaku elite yang tidak
menunjukkan keteladanan.
Nilai Budaya bangsa semakin menurun dengan
adanya faktor eksternal seperti intervensi kepentingan
asing dan dampak krisis global dalam berbagai aspek
kehidupan
SEKIAN
TERIMA KASIH
Indonesia Tercinta

Anda mungkin juga menyukai